Anda di halaman 1dari 32

1

Kebijakan
j
Pembangunandan
g
Rencana Investasi
Infrastruktur Bidang Permukiman
Bernadi Haryawan, ST, MT
Di kt t Bina
Direktorat
Bi Program,
P
Ditj Cipta
Ditjen
Ci t Karya
K
Disampaikan pada acara Sosialisasi Kegiatan RP2KP/SPPIP TA 2014
Balikpapan, 19 Mei 2014

Kerangka Penyajian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
8.
9.

Isu Strategis dan Tantangan Pembangunan


Arahan Kebijakan Bidang CK
Evaluasi Pendanaan Bidang CK
Proyeksi Kebutuhan Pendanaan 2015-2019
Konsep Keterpaduan
d
Bidang
d
C
Cipta
Karya
Kabupaten/Kota Strategis Nasional
Contoh Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
RPI2 JM Bidang
RPI2-JM
Bid
Ci t Karya
Cipta
K
Penutup

Percen
ntage (%)

1.Isu Strategis dan Tantangan


100
80
60
40
20
0

Perkotaan
Perdesaan

1960

1980

2000

2010

2025

2050

14
86

22
78

42
58

54
46

68
32

85
15

Pulau Jawa dihuni oleh


lebih dari 140 juta
jiwa, sehingga kawasan
perkotaan di Jawa
g
memiliki tingkat
kepadatan yang
sangat tinggi.

Populasi Indonesia berjumlah 247


juta jiwa, dimana lebih dari separuh
penduduknya tinggal di kawasan
perkota-an. Urbanisasi diperkirakan
terus berlanjut hingga 85% pada
tahun 2050.

1.Isu Strategis dan Tantangan


Indonesia
d
terletak
l k di
d kawasan
k
ring of fire sehingga memilik
banyak gunung api yang aktif
hingga
gg mencapai
p 130 g
gunung.
g
Indonesia juga terletak pada titik
pertemuan empat lempeng
tektonik dunia yang menyebabkan
ti
tingginya
i
ti k t kejadian
tingkat
k j di gempa
bumi, pada tahun 2012 terjadi
363 gempa di atas 5 skala richter.

1.Isu Strategis dan Tantangan

"Dampak negatif perubahan


iklim terhadap ketersediaan
dan kualitas sumber daya air
yang terjadi karena dinamika
masyarakat harus dikelola
dengan baik melalui upaya
mitigasi dan adaptasi.
-- Djoko Kirmanto, Air Untuk Rakyat:
Orasi Ilmiah UGM (2014)

Perubahan iklim global yang disebabkan emisi gas rumah kaca telah
mengubah
laut
b h pola
l dan
d intensitas
i
i hujan
h j dan
d menaikan
ik permukaan
k
l
sehingga meningkatkan kerawanan kekeringan dan banjir.

70% emisi gas rumah kaca berasal dari kawasan perkotaan, salah
satunya berasal TPA Open Dumping yang menghasilkan gas metana
(CH4). Bangunan gedung juga turut berkontribusi terhadap emisi GRK
karena menggunakan 40% dari energi global, dan menghasilkan
emisi pada tahap konstruksi dan operasi.

1.Isu Strategis dan Tantangan


2011

Saat ini
(2013)

Target
MDGs
2015

53,26%

55,04%

61,83%

68,87%

55,53%

55,60%

58,60%

62,41%

Acuan
Dasar
(1993)

2009

2010

Proporsi penduduk
terhadap air minum
layak

37,73%

47,71 %

Proporsi penduduk
terhadap sanitasi
layak

24,81%

51,18 %

Indikator

Goal 7:
Memastikan Kelestarian
Lingkungan Hidup

KUMUH EKSISTING

Target 7c :
Menurunkan hingga
gg separuh
p
proporsi
p
p
rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan
sanitasi layak pada tahun 2015
Target 7d:
Mencapai peningkatan yang signifikan
dalam kehidupan penduduk miskin di
permukiman kumuh pada tahun 2020

Target RPJPN
Kota Tanpa Kumuh
2014 DATA DASAR

MDGs (2009) = 12.57% Rumah Tangga Kumuh


RPJMN 2009-2014 = 57.800 Ha

2019

1 Isu Strategis dan Tantangan


1.Isu
Negara
g
ASEAN

Air Minum

Sanitasi

1990

2000

2011

1990

2000

2011

Singapura

100

100

100

99

100

100

Malaysia

88

96

100

84

92

96

Thailand

86

92

96

82

91

93

Myanmar

56

67

84

n/a

62

77

Vi t
Vietnam

58

77

96

37

55

75

Filipina

85

89

92

57

65

74

Laos

n/a

45

70

n/a

28

69

I d
Indonesia
i

70

78

84

35

47

59

Timor Leste

n/a

54

69

n/a

37

39

Kamboja

31

44

67

18

33

S b WHO,
Sumber:
WHO World
W ld H
Health
lth St
Statistic
ti ti 2013

Dibandingkan negara ASEAN lainnya, cakupan sanitasi di Indonesia berada di


bawah negara yang lebih miskin seperti Myanmar, Vietnam, Filipina, dan Laos

2 Arahan Kebijakan Bidang CK


2.Arahan

2 Arahan Kebijakan Bidang CK


2.Arahan
Arahan RPJPN untuk RPJMN 3 bidang Cipta Karya
Tema besar RPJMN 3 adalah daya saing (competitiveness), dengan demikian
selayaknya ketersediaan layanan infrastruktur, khususnya infrastruktur dasar
(jalan, air dan listrik) sudah terpenuhi terlebih dahulu;
Beberapa arahan dalam bidang Cipta Karya adalah:
x Terpenuhinya penyediaan air minum & sanitasi untuk memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat 100% akses air minum dan sanitasi
Dengan Indikator Meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi
100% dan sanitasi layak menjadi 100%

x Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan


sarana pendukung, didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka
panjang dan berkelanjutan,
berkelanjutan efisien,
efisien dan akuntabel kota tanpa
permukiman kumuh
Dengan Indikator Berkurangnya Proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan
permukiman tidak layak menjadi 0 %.

x Pengembangan infrastruktur perdesaan,


perdesaan terutama untuk mendukung
pembangunan pertanian.

10

3 Evaluasi Pendanaan Bidang CK


3.Evaluasi
Realisasi Investasi Infrastruktur Sub Bidang Cipta Karya Tahun 2010 - 2014
Tahun
2010
No
No.

A.
I

SUMBER PENDANAAN

Satuan

INFRASTRUKTUR BID. CIPTA KARYA


APBN
Akses Air Minum

Realisasi Dana
(Rp. x 1.000)

III

Akses Sanitasi

b. PISEW/RISE
IV

V.

Realisasi Dana
(Rp. x 1.000)

2012
RRealisasi
li i
Output/
Outcome

Realisasi Dana
(Rp. x 1.000)

12,481,656,826.00
3,020,996,377.00
2,934
53.26%
53
26%
1,173,600
2,807

1,382,759,796.00

% cakupan
a. Drainase + TPA
Kabupaten
b. Air Limbah + 3R+ SANIMAS (termasuk USRI) Kawasan
Jiwa
Penanganan Kumuh dan Pembedayaan
Masyarakat Miskin Perdesaan
a. Infrastruktur kawasan permukiman perkotaan Kawasan
Terbangunnya RUSUNAWA & infrastruktur
b.
Twin Block
pendukungnya
Infrastruktur kawasan permukiman
c.
perdesaan
Pemberdayaan Masyarakat Miskin Perdesaan
a. PPIP

RRealisasi
li i
Output/
Outcome

7,931,215,109.00
1,695,777,221.00
liter/detik
% cakupan
jiwa
Desa

II

2011

2,304,882,791.00

1,290,617,443.00

RRealisasi
li i
Output/
Outcome

12,710,911,569.00
3,442,014,283.00
6,164
55.04%
55
04%
2,465,600
1,811

55.53%
87
93
2,069,450

2013
RRealisasi
li i
Output/
Outcome

20,890,695,803.00
6,846,719,939.00
6,898
58,05%
58
05%
3,170,000
2,312

2,043,588,855.00
55.60%
156
270
2,668,300

3,984,846,474.00

Realisasi Dana
(Rp. x 1.000)

RRencana
Output/
Outcome

16,983,284.00
5,790,900.00

2,998,044,685.00

3,917,164,039.00

Rencana Dana
(Rp. x 1.000)

9,264
61.80%
61
80%
4,724,000
2,494

57.35%
138
818
3,451,750

Total

2014

Output/
Outcome

54,031,462,591.00
15,011,298,720.00
8,179
65.61%
65
61%
2,870,891
1,622

2,970,970.00
58.60%
129
1,299
5,231,500

7,604,877,238.00

Dana (Rp. x 1.000)

33,439
17.90%
17
90%
14,404,091
11,046
8,732,247,097.00

61.00%
148
1,599
3,901,650
4,308,367.00

9.10%
658
2,866
17,322,650
16,801,813,561.00

242

398

245

304

500

1,689

40

70

48

67

25

250

Kawasan

153

203

197

308

178

1,039

D
Desa

3 900
3,900

5 862
5,862

5 592
5,592

16 503
16,503

4 650
4,650

36 507
36,507

Kecamatan

237

237

237

237

237

237

Meningkatnya Tertib Penyelenggaraan


Bangunan Gedung, Penataan Lingkungan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Tertib Bangunan Gedung
PembinaanTeknisBangunanGedung,
NSPK
PenataanBangunandanLingkungan
Penataan Lingkungan
Sarana dan prasarana lingkungan
Kawasan
permukiman
Pemberdayaan Masyarakat Perkotaan
P2KP
Kelurahan
Setditjen + Bina Program + BP2SPAM

2,081,622,103.00

2,786,670,374.00

3,165,229,184.00

3,313,037.00

10,743,961,894.00

44

134

44

130

40

392

137

322

411

437

55

1,362

10,948
1,480,438,546.00

2,707,127,196.00

10,930
384,260,810.00

10,925
601,017,196.00

11,066
247,347,660.00

11,041
600,010.00

11,066
2,713,664,222.00

11

3 Evaluasi Pendanaan Bidang CK


3.Evaluasi
Sumber Pembiayaan Infrastruktur Cipta Karya Tahun 2010-2014
SUMBER PEMBIAYAAN
PHLN

DANA (Rp.)

Persentase

41,481,940,455,479

38.04%

608,614,843,488

0.56%

KPS

1,708,100,000,000
,
,
,
,

1.57%

CSR

106,729,000,000

0.10%

11,106,941,808,000

10.19%

GRANT/HIBAH

PEMDA

38%
49%

10%
NON APBN

55,012,326,106,966.60

50.45%

APBN

54,031,462,591,000.00

49.55%

TOTAL SUMBER DANA

109,043,788,697,967.00

0%

1%

PHLN

GRANT/HIBAH

KPS

CSR

PEMDA

APBN

2%

Trend pembiayaan infrastruktur sub bidang Cipta Karya masih di dominasi oleh APBN
(49,55%), sedangkan dari Pemda (DDUB) proporsinya mencapai 10,19% dan PHLN sebesar
38,04% dengan nilai total keseluruhan mencapai Rp 109,04 Triliun selama 2010-1014.

Pemenuhan target output Renstra 2010-2014 hampir semua telah memenuhi target bahkan
beberapa sudah melebihi, meskipun demikian masih perlu upaya mendorong pencapaian pada
target Bangunan Gedung dan Fasilitasnya serta Sarana dan Prasarana Lingkungan di Kab/Kota.

12

4.Proyeksi
4.
Proyeksi Kebutuhan Pendanaan
20152019

Konsep RPJMN 2015 2019 Bidang Cipta Karya


Indikator Outcome
2015 - 2019

Output Prioritas Nasional

Perkiraan
Capaian 2014

Target
2019

Kebutuhan
Pendanaan

12%
(7,2 juta KK)

0%

Rp. 22,2
Triliun

Proporsi rumah tangga yang


menempati hunian dan
permukiman tidak layak

- Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman


(Perbaikan Kampung/KIP)
- Pembangunan Rusunawa (Urban Renewal)

Capaian pelayanan akses air


minum

SPAM Regional
Penyehatan PDAM
SPAM Kab/Kota
SPAM MBR (di Rusunawa, Kws Kumuh &Nelayan)
SPAM di Kws KAPET/MP3EI/KEK
SPAM IKK
SPAM di Pel. Perikanan
SPAM di Kws Perbatasan
/
/ Terpencil
p
SPAM Desa Rawan Air/Pesisir/
PAMSIMAS

65%

100%

Rp. 90,7
Triliun *)

Capaian
p
pelayanan
p y
akses
sanitasi

TPA Regional
Infrastruktur Air Limbah terpusat
Infrastruktur Drainase Perkotaan
I f t kt TPA SSampahh Sk
Infrastruktur
Skala
l Kab/Kota
K b/K t
Infrastruktur Air Limbah Komunal
Infrastruktur TPST/3R
Sanimas

60%

100%

R 94 Triliun
Rp.
T ili

* Termasuk untuk kebutuhan Air Baku Rp. 11,4 Triliun

13

5.Konsep
5.
Konsep Keterpaduan Bidang
Cipta Karya
Kluster A (139 Kab/Kota):
Kab/Kota Strategis Nasional
(PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI)
yyang
g memiliki Perda RTRW
W
dan Perda BG, Ibukota Propinsi
yang telah memiliki Perda
RTRW; serta Kab/kota Prioritas
Pusat
Kluster B (114 Kab/Kota):
Kab/Kota Strategis Nasional
(PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI)
yang hanya memiliki Perda
RTRW

Prioritas
Kab./Kota
Strategis
Nasional

Prioritas
K b /K
Kab./Kota
Responsif
Pemenuhan
SPM
Pemberdayaan
Masyarakat
Program
Kreatif

Kluster E :
Program inovasi baru di bidang Cipta Karya;
Diusulkan oleh daerah/stakeholder secara kompetitif dan selektif;
Ditujukan termasuk untuk memfasilitasi daerah berprestasi;

Kluster C (Kab/Kota Lainnya):


Memiliki pedoman rencana
dan program yang berkualitas
untuk pemenuhan SPM Bidang
Cipta Karya di Daerah;
Karakteristik daerah: rawan
bencana alam, cakupan air
minum/sanitasi
rendah, permukiman
k
kumuh,
h daerah
d
h kritis
k
(miskin);
( k )
Memiliki komitmen tinggi dan
program yang responsif
Kluster D :
Kegiatan pemberdayaan
masyarakat di bidang Cipta
Karya;
Bertujuan
j
untuk p
penangg
gulangan kemiskinan di
perkotaan dan perdesaan.

14

5.Konsep
5.
Konsep Keterpaduan Bidang
Cipta Karya
ENTITAS

SOFTWARE

Regional

Masterplan
Feasibility Study

Kab/ Kota

Sektor AM
RISPAM
Sektor PPLP
SSK

Kawasan

RTBL
Desain Kawasan

Lingkungan

Rencana Kerja Masyarakat/


Community Action Plan

Sektor Bangkim
RPPKP/SPPIP
Sektor PBL
Perda BG

BENTUK DUKUNGAN/KEGIATAN
PEMBANGUNAN FISIK
Sektor AM
Sektor PPLP
SPAM Regional
TPA Regional
IPAL Regional
Sektor AM
Sektor PPLP
Penyehatan
P
h t PDAM
Infrastruktur
I f t kt Air
Ai Li
Limbah
b h terpusat
t
t
SPAM Kab/Kota
Infrastruktur Drainase Perkotaan
Infrastruktur TPA Sampah
Sektor AM
Sektor Bangkim
SPAM MBR (di Rusunawa, Kws Kumuh dan Rusunawa
Kws Nelayan)
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
SPAM di Kws KAPET/MP3EI/KEK
PSD Kws Rawan Bencana, Kws Perbatasan,
SPAM IKK
Pulau Kecil Terluar, & Kws Perdesaan
Potensial (agro/minapolitan & KTM)
SPAM di Pel. Perikanan
SPAM di Kws Perbatasan
Sektor PPLP
Infrastruktur Air Limbah Komunal
Infrastruktur TPST/3R
Sektor AM
Sektor Bangkim
SPAM Desa Rawan Air/Pesisir/ Terpencil PPIP
PAMSIMAS
Peningkatan Kualitas Lingkungan
Permukiman (Perbaikan Kampung/KIP)
Sektor PPLP
Sektor PBL
Sanimas
PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP)
Revitalisasi Kawasan, Penataan
permukiman tradisional/ bersejarah

15

5.Konsep
5.
Konsep Keterpaduan Bidang
Cipta Karya

RISPAM

RP2KP
RTBL

SSK

RTBL KSK

RPI2-JM
MP&
CK
Penganggaran
Tahunan

16

6. Kabupaten/Kota Strategis Nasional


6.Kabupaten/KotaStrategis
Untuk TA 2014, terdapat 176 Kabupaten/Kota prioritas keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya,
yang dasar pemilihannya adalah amanat kebijakan strategis nasional, yaitu:
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi. Daftar PKN tercantum dalam PP No. 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk
mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara.
negara Daftar PKSN tercantum dalam PP No.
No 26
Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritas-kan karena
mempunyai pengaruh penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan
negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai
warisan dunia. Daftar KSN tercantum dalam PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik
p
Indonesia yyang
g ditetapkan
p
untuk menyelenggarakan
y
gg
fungsi
g p
perekonomian dan
memperoleh fasilitas tertentu. Dasarnya adalah UU 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus.
Kawasan Perhatian Investasi (KPI) MP3EI diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomi
atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM
IPTEK. KPI ini merupakan bagian implementasi dari Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025.
Kabupaten/kota dengan fungsi strategis nasional yang memiliki Perda RTRW dan Perda BG dikelompokan
dalam Klaster A, sedangkan yang hanya memiliki Perda RTRW masuk dalam Klaster B.

17

6. Kabupaten/Kota Strategis Nasional


6.Kabupaten/KotaStrategis
Daftar 139 Kabupaten/Kota Klaster A (Prioritas Nasional)
Koridor Sumatera
1.Provinsi Nanggroe Aceh
D
Darussalam
l
Kota Banda Aceh
Kabupaten Aceh Barat
Aceh Besar **
2. Provinsi Sumatera Utara
Kota Medan
3. Provinsi Sumatera Barat
Kota Padang
Kabupaten Agam
4. Provinsi Riau
Kota Pekanbaru
5. Provinsi Jambi
Kabupaten Batang Hari
6. Provinsi Sumatera Selatan
Kota Palembangg
Kabupaten Ogan Komering
Ilir
7. Provinsi Bengkulu
Kabupaten Rejang Lebong
g
Kota Bengkulu
8. Provinsi Lampung
Kota Bandar Lampung

Kabupaten Tanggamus
Kabupaten Lampung Timur
K t Metro
Kota
M t **
Kabupaten Piringsewu **
Kabupaten Lampung
Tengah **
9. Provinsi Bangka Belitung
Kota Pangkal Pinang
10. Provinsi Kepulauan Riau
Kabupaten Bintan
Koridor Jawa
11. Provinsi DKI Jakarta
Kabupaten Kepulauan
Seribu
Kota Jakarta Selatan
Kota Jakarta Timur
Kota Jakarta Barat
Kota Jakarta Utara
Kota Jakarta Pusat
12. Provinsi Jawa Barat
Kabupaten
p
Bogor
g
Kabupaten Bandung
Kota Bandung

Keterangan :
* : Kabupaten/Kota yang naik kelas dari Klaster B pada 2014 menjadi Klaster A pada 2015
** : Kabupaten/Kota yang sebelumnya Klaster C pada 2014 menjadi Klaster A/Klaster B pada 2015

Kota Bogor
Kabupaten Banyumas **
Kota Cirebon
14. Provinsi DI Yogyakarta
K t Sukabumi
Kota
S k b i
Kota
K t Yogyakarta
Y
k t
Kota Tasikmalaya
Kabupaten Sleman
Kabupaten Cianjur *
Kabupaten Kulon Progo
Kabupaten Purwakarta ** 15. Provinsi Jawa Timur
Kabupaten Bandung Barat
Kabupaten Gresik
**
Kota Malang
Kabupaten Sumedang **
Kabupaten Lamongan
Kabupaten Indramayu **
Kabupaten Bangkalan
13. Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Jombang
Kabupaten Cilacap
Kota Blitar
Kabupaten Pacitan
Kota Semarang
Kabupaten Kendal
Kabupaten Sumenep
Kabupaten Bondowoso
Kota Surakarta
Kabupaten Purworejo
Kota Pasuruan
y
Kabupaten Sidoarjo
j *
Kabupaten Boyolali
Kabupaten Magelang
16. Provinsi Banten
Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Pandeglang
Kabupaten Pati
Kota Serang
Kabupaten Klaten
Kota Cilegon *
p
Karanganyar
g y
g
g*
Kabupaten
Kota Tangerang
Kota Salatiga *
Kota Tanggerang Selatan *
Kabupaten Grobongan *
Kabupaten Serang *

18

6. Kabupaten/Kota Strategis Nasional


6.Kabupaten/KotaStrategis
Daftar 139 Kabupaten/Kota Klaster A (Prioritas Nasional)
Koridor Bali Nusa Tenggara
Kota Pontianak
Kota Palu
Kabupaten Kolaka Utara **
17. Provinsi Bali
Kota Singkawang
g
g **
Kabupaten
p
Parigi
g Moutong
g
Kabupaten
p
Wakatobi **
Kota Denpasar
21. Provinsi Kalimantan Tengah
Kabupaten Toli-Toli
Koridor Maluku Papua
Kabupaten Gianyar *
22. Provinsi Kalimantan Selatan
Kabupaten Sigi *
31. Provinsi Maluku
Kabupaten Tabanan *
Kota Banjarmasin
28. Provinsi Sulawesi Barat
Kota Ambon
Kabupaten Jembrana **
Kabupaten Kotabaru
Kabupaten Mamuju
Kabupaten Maluku Tengah
18. Provinsi Nusa Tenggara Barat
Kabupaten Barito Kuala
29. Provinsi Sulawesi Selatan
32. Provinsi Maluku Utara
Kabupaten Lombok Timur
Kabupaten Banjar
Kabupaten Wajo
Kota Ternate
Kabupaten Lombok Tengah
Kabupaten Hulu Sungai
Kabupaten Barru
Kabupaten Halmahera
Kota Mataram
Utara
Kabupaten Maros
Tengah *
Kabupaten Sumbawa Barat 23. Provinsi Kalimantan Timur
Kabupaten Tana Toraja
33. Provinsi Papua Barat
Kabupaten Toraja Utara
Kabupaten Sumbawa **
Kota Bontang **
Kabupaten Sorong
Kabupaten Takalar
19. Provinsi Nusa Tenggara Timur 24. Provinsi Kalimantan Utara
Kabupaten Manokwari **
Kota Kupang
Kota Tarakan
Kabupaten Luwu Timur **
Kabupaten Teluk Wondama
Kabupaten Manggarai Barat Kabupaten Bulungan
Kabupaten Enrekang **
**
Kabupaten Alor
Kabupaten Pinrang **
Koridor Sulawesi
34. Provinsi Papua
Kabupaten Belu
Kota Palopo **
25. Provinsi Sulawesi Utara
Kabupaten Mimika
Kabupaten Sumba Timur 26. Provinsi Gorontalo
30. Provinsi Sulawesi Tenggara
Kabupaten Nabire
Kabupaten Ngada *
Kota Kendari
Kota Gorontalo
p
Kepulauan
p
Kabupaten
Kabupaten Ende **
Kabupaten Kolaka
27 Provinsi Sulawesi Tengah
27.
Yapen **
Koridor Kalimantan
Kabupaten Konawe Utara
Kabupaten Poso
Kabupaten Jayawijaya **
**
20. Provinsi Kalimantan Barat
Kabupaten Tojo Una-Una
Kabupaten Supiori **
Keterangan :
* : Kabupaten/Kota yang naik kelas dari Klaster B pada 2014 menjadi Klaster A pada 2015
** : Kabupaten/Kota yang sebelumnya Klaster C pada 2014 menjadi Klaster A/Klaster B pada 2015

19

6. Kabupaten/Kota Strategis Nasional


6.Kabupaten/KotaStrategis
Daftar 114 Kabupaten/Kota Klaster B (Prioritas Provinsi)
Koridor Sumatera
Barat **
Kabupaten Bekasi
11. Provinsi Nanggroe Aceh
Kabupaten Sarolangun **
Kota Bekasi
Darussalam
Kabupaten Tebo **
Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Aceh Tenggara 6. Provinsi Sumatera Selatan
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Aceh Timur **
Kota Lubuk Linggau
Kabupaten Majalengka
Kabupaten Aceh Tamiang ** Kabupaten Empat Lawang
Kabupaten Karawang
Kabupaten Bener Meriah **
Kabupaten Muara Enim
Kota Cimahi
Kabupaten Biruen **
Kabupaten Banyu Asin **
Kabupaten Ciamis **
Kota Langsa **
7. Provinsi Bengkulu
13. Provinsi Jawa Tengah
2. Provinsi Sumatera Utara
8. Provinsi Lampung
Kabupaten Semarang
Kabupaten Simalungun
Kabupaten Lampung
Kabupaten Demak
Kota Binjai
Selatan **
Kabupaten Brebes
Kabupaten
K b t Langkat
L k t **
Kabupaten
K b t Pesawaran
P
**
Kabupaten
K b t Wonogiri
W
i i **
Kabupaten Serdang Bedagai 9. Provinsi Bangka Belitung
14. Provinsi DI Yogyakarta
**
Kabupaten Bangka Barat ** 15. Provinsi Jawa Timur
Kabupaten Batu Bara **
10. Provinsi Kepulauan Riau
Kabupaten Pasuruan
Kota Tanjung Balai **
Kabupaten Natuna
Kota Mojokerto
3. Provinsi Sumatera Barat
Kabupaten Karimun
Kabupaten Malang
Kabupaten Solok Selatan
Kabupaten Lingga **
Kota Kediri
Kabupaten Pasaman Barat
Kabupaten Kepulauan
Kota Batu
4. Provinsi Riau
Anambas **
Kabupaten Mojokerto
5. Provinsi Jambi
Koridor Jawa
Kabupaten Tuban **
Kota Jambi **
11. Provinsi DKI Jakarta
Kabupaten Bojonegoro **
Kabupaten Tanjung Jabung 12. Provinsi Jawa Barat
Kabupaten Probolinggo **

Keterangan :
* : Kabupaten/Kota yang naik kelas dari Klaster B pada 2014 menjadi Klaster A pada 2015
** : Kabupaten/Kota yang sebelumnya Klaster C pada 2014 menjadi Klaster A/Klaster B pada 2015

Kabupaten Lumajang **
16 Provinsi Banten
16.
Kabupaten Tangerang
Kabupaten Lebak
Koridor Bali Nusa Tenggara
17. Provinsi Bali
Kabupaten Badung **
Kabupaten Bangli **
Kabupaten Buleleng **
Kabupaten Klungkung **
18. Provinsi Nusa Tenggara Barat
Kabupaten
K b t L
Lombok
b k Utara
Ut
Kabupaten Bima
Kabupaten Dompu
19. Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kabupaten Timor Tengah
Utara
Kabupaten Sikka **
Kabupaten Flores Timur **
Kabupaten Lembata **
Kabupaten Timor Tengah
Selatan **

20

6. Kabupaten/Kota Strategis Nasional


6.Kabupaten/KotaStrategis
Daftar 114 Kabupaten/Kota Klaster B (Prioritas Provinsi)
Koridor Kalimantan
Kabupaten Minahasa ** 30. Provinsi Sulawesi Tenggara
Timur
20. Provinsi Kalimantan Barat
20
Kabupaten Buton **
Kabupaten Halmahera
21. Provinsi Kalimantan Tengah 26. Provinsi Gorontalo
Koridor Maluku Papua
Barat
Kabupaten Pohuwato
33. Provinsi Papua Barat
Kabupaten Sukamara
31. Provinsi Maluku
Kabupaten Boalemo
Kabupaten Teluk Bintuni
22. Provinsi Kalimantan Selatan
Kabupaten Maluku
Kabupaten Balangan **
Kabupaten Gorontalo Utara
Tenggara
Kabupaten Raja Ampat
23. Provinsi Kalimantan Timur
**
Kabupaten Kepulauan Aru
Kabupaten Tambrauw **
Kota Balikpapan
Kabupaten Gorontalo **
Kabupaten Maluku
34. Provinsi Papua
Kabupaten Kutai
27. Provinsi Sulawesi Tengah
Tenggara Barat
Kabupaten Merauke
Kertanegara **
Kabupaten Banggai
Kabupaten Maluku Barat
Kabupaten Biak Numfor
23. Provinsi Kalimantan Utara
Kabupaten Donggala
Daya
Kabupaten Yakuhimo
Kabupaten Malinau
Kabupaten Buol
Kota Tual
Kabupaten Pegunungan
Kabupaten
K b t N
Nunukan
k **
Kabupaten
K b t Morowali
M
li
Kabupaten
K b t Seram
S
B
Bagian
i
Bi t
Bintang
Timur **
Kabupaten Boven Digoel
28. Provinsi Sulawesi Barat
Koridor Sulawesi
Kabupaten Majene **
32. Provinsi Maluku Utara
Kabupaten Lanny Jaya
25. Provinsi Sulawesi Utara
Kabupaten Pulau Morotai
Kabupaten Jayapura
29. Provinsi Sulawesi Selatan
Kabupaten Halmahera
Kabupaten Asmat **
Kabupaten Bolaang
Kota Pare-Pare
Mongondow Utara
Selatan
Kabupaten Keerom **
Kabupaten Luwu
Kabupaten Waropen **
Kota Tomohon **
Kabupaten Gowa
Kabupaten Halmahera
Kabupaten Minahasa Utara
Kabupaten Sidenreng
Utara
Kabupaten Mappi **
**
Rappang **
Kabupaten Halmahera

Keterangan :
* : Kabupaten/Kota yang naik kelas dari Klaster B pada 2014 menjadi Klaster A pada 2015
** : Kabupaten/Kota yang sebelumnya Klaster C pada 2014 menjadi Klaster A/Klaster B pada 2015

21

7.Contoh
7.
Contoh Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota
Arahan Perda No.12
No. 12 Tahun 2012tentang
2012 tentang RTRWKota
RTRW Kota
Balikpapan:
(1) Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan
ekonomi terdiri dari:
a. Kawasan KotaBaru Karangjoang;
a.Kawasan
Karangjoang;
b.Kawasan Industri Kariangau;
c.Kawasan Minapolitan;
d.Kawasan Zona I/Kawasan CoastalRoad;dan
e.Kawasan KotaBaru Teritip.
(2) Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya
terdiri dari kawasan permukiman nelayan Margasari di
kelurahan Margasari,Kecamatan BalikpapanBarat
(3) Kawasan strategis dari sudut daya dukung lingkungan
terdiri atas:
a. kawasan Hutan Lindung SungaiWain di kelurahan
Kariangau,Kecamatan BalikpapanBaratdan Kelurahan
Karangjoang,Kecamatan BalikpapanUtara;dan
b. kawasan hutan lindung SungaiManggar di kelurahan
Karangjoang,Kecamatan
gj
g,
BalikpapanUtaradan
p p
Kelurahan Manggar,Kecamatan BalikpapanTimur.

22

7.Contoh
7.
Contoh Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota

Arahan PerdaNo.4 Tahun 2012tentang RTRWKota


Tarakan 20122032:
1. Kawasan strategis kota dari aspek pertahanan dan
keamanan terdiri atas:
atas
a. kawasan yangdiperuntukkan bagi kepentingan
pemeliharaan pertahanan dan keamanan negara
berdasarkan geostrategis nasional;
b. kawasan yangdiperuntukkan bagi basismiliter,
daerah latihan militer,daerah
militer, daerah pembuangan amunisi
dan peralatan pertahanan lainnya,gudang amunisi,
daerah ujicoba sistem persenjataan,dan/atau
kawasan industri sistem pertahanan;
c. kawasan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal)
diKelurahan Mamburungan dan Kel.Mamburungan
Timur Kec.Tarakan Timur;
d. kawasan Satuan Radar(Satradar)Angkatan Udara
Republik Indonesia(AURI)di Kelurahan
Mamburungan Timur Kecamatan Tarakan Timur.
e. kawasan pengembangan Polisi Air(POLAIR)di
Kelurahan Juata Laut Kecamatan Tarakan Utara;
f. kawasan Batalion Infanteri (Yonif)613di Kelurahan
Juata Kerikil Kecamatan Tarakan Utara;
g. kawasan pengembangan Komando Distrik Militer
(Kodim)di Kelurahan Kampung Satu /Skip
g ;
Kecamatan Tarakan Tengah;
h. kawasanpangkalanAngkatanUdaradiKelurahan
KarangAnyarPantaiKecamatanTarakanBarat;dan
i. KawasanMakoLanaldiKelurahanSebengkok
KecamatanTarakanTengah.

23

7.Contoh
7.
Contoh Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota

2. Kawasanstrategiskotadarisudutkepentinganekonomi
a. kawasanpemerintahandanpermukimandi
KelurahanJuataPermaidanJuataLaut;;
b. kawasanpelabuhandiKel. LingkasUjung,Kel.
Sebengkok,Kel. KarangRejodanKel. JuataLaut;
c. kawasanindustridanpergudangandiKel. JuataLaut,
Kel. JuataPermai,Kel. KarangHarapan,Kel.
Mamburungan,GunungLingkasdanLingkasUjung;
d kawasan
d.
k
pariwisata
i i
pantaii diKel.Pantai
di l
i amal;l
e. Kawasan minapolitan diKelurahan Karang Harapan
dan Kelurahan Karang rejo,Kec.Tarakan Barat.
f. kawasan permukiman berkepadatan tinggi meliputi
Kel.Krg Anyar Pantai,Kel.Krg Rejo,Kel.Selumit
Pantai Kel Sebengkok dan Kel.Lingkas
Pantai,Kel.Sebengkok,dan
Kel Lingkas Ujung.
Ujung
3. Kawasanstrategiskotadarisudutkepentingandaya
dukunglingkunganmeliputikawasanyangmemiliki
fungsilindung :
a. hutanlindungdiKec. TarakanBarat,Kec. Tarakan
Tengah,Kec. TarakanTimur,danKec. TarakanUtara
b. hutanmangroveyangterletakdi:
1) Kel. KarangRejo,Kel. KarangAnyarPantai,Kel.
KarangHarapandiKecamatanTarakanBarat,
2) KelurahanPamusiandanKelurahanKampung
Satu/SkipdiKecamatanTarakanTengah,
3) KelurahanLingkasUjung,KelurahanMamburungan
3)
K l h Li k Uj
K l h M b
danKelurahanPantaiAmaldiKec. TarakanTimur,
4) KelurahanJuataLautdanKelurahanJuataPermai
diKecamatanTarakanUtara.

24

7.Contoh
7.
Contoh Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota
Arahan Perda No. 4Tahun
4 Tahun 2013tentang
2013 tentang RTRW
RTRW
Kab.Bulungan 20132033:
(1) Kawasanstrategisdarisudutkepentinganekonomi
berupaKawasanfoodestate,meliputi:
a.KecamatanTanjungPalasUtara;
j g
;
b.KecamatanTanjungPalasTengah;
c.KecamatanTanjungSelor;dan
d.KecamatanTanjungPalas
(2) Kawasanstrategisdarisudutkepentingansosial
Budayameliputi:
a.DesaTerasBarudiKecamatanTanjungPalas
di
j
l
b.DesaJelaraidiKecamatanTanjungSelor.
(3) Kawasanstrategisdarisudutkepentingan
pendayagunaansumberdayaalamdan/atau
teknologitinggimeliputi:
a Kecamatan Bunyu;
a.KecamatanBunyu;
b.KecamatanTanjungPalastengah;dan
c.KecamatanTanjungPalasTimur
(4) Kawasanstrategisdarisudutkepentinganfungsi
dandayadukunglingkunganhidupterdiriatas:
a.KecamatanPeso
b.KecamatanPesoHilir

25

8 RPI2 JM Bidang Cipta Karya


8.RPI2JMBidang
Dokumen
D
k
perencanaan dan
d
pemrograman jangka
menengah (5 tahun)

Rencana Terpadu
p
dan
Program Investasi
Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya
Ditetapkan melalui Surat Edaran
Dirjen Cipta Karya No 6/SE/DC/2014

Disusun Pemerintah
Kabupaten// Kota, dan
difasilitasi Pemerintah
Provinsi, dengan pembinaan
oleh Pemerintah Pusat
Multi-Stakeholder, multisumber pendanaan, multisektor

Berbasis tata ruang dan


kebijakan pembangunan

Bertujuan mewujudkan
keterpaduan pembangunan
layak huni dan berkelanjutan

26

8 RPI2 JM Bidang Cipta Karya


8.RPI2JMBidang

RPI2-JM sebagai Sistem


Delivery Peningkatan
Kualitas Pelaksanaan
Bidang Cipta Karya

27

8. Pedoman RPI2
8.Pedoman
RPI2JM
JMBidang
Bidang Cipta Karya
Sambutan Direktur Jenderal Cipta Karya
Kata Pengantar Direktur Bina Program
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
1 3 Keterkaitan RPI2
1.3
RPI2-JM
JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM
Bidang PU
1.4 Maksud dan Tujuan
1.5 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
1.6 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya
1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta
Karya
1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
1.7.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
1.7.3 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
BAB II KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA
2.1Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Ditjen CK
2.2 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya
2.2.1 RPJP Nasional 2005-2025
2.2.2 RPJM Nasional 2010-2014
2.2.3 MP3EI
2.2.4 MP3KI
2.2.5 KEK
2.2.6 Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan
2.3 Peraturan Perundangan Terkait Bidang PU/CK
2.3.1 UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman

2.3.2 UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung


2.3.3 UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
2.3.4 UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan
2.3.5 UU No.20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
2.4 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya
2.4.1 Agenda Habitat
2.4.2 Konferensi Rio+20
2.4.3 Millenium Development Goals
2 4 4 Agenda Pembangunan Pasca 2015
2.4.4
BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2- JM
3.1 RTRW Nasional
3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional
3.3 RTRW Pulau
3 4 RTRW P
3.4
Provinsi
i i
3.5 RTRW Kab/Kota
BAB IV ARAHAN STRATEGIS NASIONAL
4.1 Kawasan Strategis Nasional (KSN)
4.2 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
4.3 Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
4.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
4.5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
BAB V PRIORITAS KABUPATEN/KOTA BIDANG CIPTA KARYA
5.1 Kab/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A
5.2 Kab/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster B
5.2 Kab/Kota Klaster C dalam rangka Pemenuhan SPM
5.3 Pemberdayaan Masyarakat (Klaster D)
5.3 Kab/Kota Klaster E bagi daerah dengan Program dan Inovasi yang Kreatif

28

BAB VI PROFIL KABUPATEN/KOTA


6.1 Geografi dan Administratif Wilayah
6.2 Demografi
6 3 Topografi
6.3
6.4 Geohidrologi
6.5 Geologi
6.6 Klimatologi
6.7 Sosial dan Ekonomi

8.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman


8.1.5 Usulan Program dan Kegiatan
8.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan
821A
8.2.1
Arahan
h K
Kebijakan
bij k ddan Li
Lingkup
k K
Kegiatan
i t
8.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
8.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
8.2.4 Program dan Kriteria KesiapanPengembangan PBL
8.2.5 Usulan Program dan Kegiatan

BAB VII KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN


KABUPATEN/KOTA
7.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
7.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD)
7 3 Arahan Perda Bangunan Gedung
7.3
7.4Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM)
7.5Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
7.6Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
7.7Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman ((RP2KP)) Kabupaten/Kota
p
7.8 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan
Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK)
7.9Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan Sektor

8.3 Sistem Penyediaan Air Minum


8.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
8.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,dan Tantangan
8.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum
8.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan
Pengembangan SPAM
8.3.5 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM

BAB VIII ASPEK TEKNIS PER SEKTOR


8.1 Pengembangan Permukiman
8.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
8.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
8.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

8.4 Penyehatan Lingkungan Permukiman


8.4.1 Air Limbah
8.4.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
8 4 1 2 IIsu strategis,
8.4.1.2
t t i K
Kondisi
di i Ek
Eksisting,
i ti P
Permasalahan
l h ddan TTantangan
t
8.4.1.3 Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah
8.4.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah
8.4.2Persampahan
8.4.2.1Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
8 4 2 2Isu strategis,
8.4.2.2Isu
strategis Kondisi Eksisting,
Eksisting Permasalahan dan Tantangan
8.4.2.3Analisis Kebutuhan Persampahan
8.4.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengelolaan Persampahan

29

8 RPI2 JM Bidang Cipta Karya


8.RPI2JMBidang

8.4.3 Drainase
8.4.3.1Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
8.4.3.2Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan
8.4.3.3Analisis Kebutuhan Drainase
8 4 3 4P
8.4.3.4Program
ddan Kriteria
K it i Kesiapan
K i
P
PengembanganDrainase
b
D i
8.4.4Usulan Program dan Kegiatan serta Pembiayaan Proyek
8.4.4.1Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitasi
8.4.4.2Usulan Pembiayaan Pengembangan Sanitasi
BAB IX KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS
9 1 Usulan Program di Entitas Regional
9.1
9.2 Usulan Program di Entitas Kabupaten/Kota
9.3 Usulan Program di Entitas Kawasan
9.4 Usulan Program di Entitas Lingkungan/Komunitas

11.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya


11.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan
11.4.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah
11.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5
Tahun ke Depan
11.5 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan
Bidang Cipta Karya
11.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
11.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

BAB XII ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN/KOTA


12.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
12.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini
12.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
12.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
BAB X ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN
12.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA
10.1 Aspek Lingkungan
12.3 Analisis Kelembagaan
10.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
12.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
10.1.2 AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH
12.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
10.2 Aspek Sosial
12.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
10.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
12.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan
10.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
12.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan
10.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya 12.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian
12.4.2 Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan
BAB XI ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DI
12.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
KABUPATEN/KOTA
11.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
BAB XIII MATRIKS RENCANA PROGRAM INVESTASI
11.2 Profil Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
11 3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
11.3
(RPI2-JM BIDANG CK)
11.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBN 13.1 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
11.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD Menengah (RPI2-JM) Bidang CK Kabupaten/Kota
11.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya
13.2 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
11.3.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari
Menengah (RPI2-JM) Bidang CK Kabupaten/Kota di setiap Entitas
Swasta

30

8 RPI2 JM Bidang Cipta Karya


8.RPI2JMBidang
KRITERIA

No

INDIKATOR PENILAIAN

Nilai Max

KRITERIA

No

KELENGKAPAN DOKUMEN (9,5)


A LEGALISASI

B OUTLINE DOKUMEN

ARAHAN STRATEGIS
NASIONAL BIDANG
D
CIPTA KARYA UNTUK
KABUPATEN/KOTA

Nilai Max

PROFIL KABUPATEN/KOTA (2)

1 Persetujuan
P
t j
Bupati/Walikota
B
ti/W lik t

20
2.0

G
Geografi
fi dan
d Administratif
Ad i i t tif Wil
Wilayahh

03
0.3

2 Persetujuan dari Kadis PU Provinsi

2.0

Demografi

0.2

1 Pendahuluan

0.5

Topografi

0.3

Geohidrologi

0.3

Geologi

0.3

Klimatologi

03
0.3

Sosial dan Ekonomi

0.3

Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta


2
Karya

0.5

3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya

0.5

4 Profil Kabupaten/Kota

0.5

5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kab./Kota

0.5

6 Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP, Bangkim, PBL)

0.5

7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

0.5

8 Aspek Perlindungan Lingkungan dan Sosial

PROFIL
E
KABUPATEN/KOTA

KELAYAKAN RENCANA (14,5)


1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota

3.0

0.5

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


2
((RPJMD))

2.0

9 Aspek Pembiayaan

0.5

3 Perda Bangunan Gedung (BG)

2.0

10 Aspek Kelembagaan

0.5

5 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

1.0

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum


(RISPAM)

1.0

11

ARAHAN
PERENCANAAN
C
PEMBANGUNAN
BIDANG CIPTA KARYA

INDIKATOR PENILAIAN

Matriks Rencana Program dan Investasi Jangka


Menengah Bidang Cipta Karya
ARAHAN KEBIJAKAN (4)

0.5

Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang


Cipta Karya

0.5

Amanat Peraturan Perundangan Pembangunan


Terkait Bidang Cipta Karya

0.5

3 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya

0.5

a a RTRW Nasional
as o a
1 Arahan

00.55

2 Arahan RTRW Pulau

0.5

3 Arahan RTRW Provinsi

0.5

4 Arahan RTR Kawasan Strategis Nasional

0.5

5 Arahan MP3EI/KEK

0.5

KETERPADUAN
STRATEGI
F
PENGEMBANGAN
PERKOTAAN

7 Strategi Sanitasi Kota (SSK)


Strategi Pengembangan Permukiman dan
8
Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten/Kota
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman
9
Prioritas (RPKPP)
Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan
10
Sektor

1.0
1.0
1.0
2.5

31

8 RPI2 JM Bidang Cipta Karya


8.RPI2JMBidang
KRITERIA

No

INDIKATOR PENILAIAN

Nilai Max

KRITERIA

KELAYAKAN PROGRAM (46)


1
RENCANA PROGRAM
INVESTASI SEKTOR
G
PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN

2.0

Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan


3 (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan
Permukiman

2.0

4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan

2.0

2.0

Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan


3 (Readiness Criteria) Sektor Penataan Bangunan dan
Lingkungan

2.0

4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan

2.0

RENCANA PROGRAM
J INVESTASI SEKTOR
AIR MINUM

KETERPADUAN
PROGRAM

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan


Tantangan (Air Limbah, Persampahan, Drainase)

Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP (Air


Limbah, Persampahan, Drainase)
Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan
3 (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan PLP (Air
Limbah Persampahan
Limbah,
Persampahan, Drainase)
Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan Sektor
4 Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan,
Drainase)
Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan
1
Tantangan
2

2 Analisis Kebutuhan Sektor Air Minum


3

Kesiapan
K
i
D
Daerah
h tterhadap
h d K
Kriteria
it i K
Kesiapan
i
(Readiness Criteria) Sektor Air Minum

PERLINDUNGAN
L LINGKUNGAN DAN
SOSIAL

Nilai Max

3.0
6.0

Analisis Perlindungan Lingkungan (KLHS


(KLHS, Amdal
Amdal,
UKL-UPL dan SPPLH)

2 Analisis Perlindungan Sosial

M ASPEK PEMBIAYAAN

1 Profil Perkembangan APBD Kabupaten/Kota


Profil Perkembangan Investasi Bidang Cipta Karya
2 (APBN, APBD Prov, APBD Kab./Kota, Swasta,
Masyarakat)
Proyeksi Investasi Pembangunan Bidang Cipta
3
Karya

1.0

4 Strategi peningkatan Investasi bidang Cipta Karya

2.0

Kondisi Eksisting (organisasi, tata-laksana, dan


SDM)
Analisis Permasalahan (organisasi, tata-laksana,
N ASPEK KELEMBAGAAN
2
dan SDM)
1

3 Rencana Pengembangan Kelembagaan

1.0
2.0
2.0

4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan

2.0

Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas


1 Regional, Kab/Kota, Kawasan, dan
Lingkungan/Komunitas

4.0

3.0

1.0
2.0

KELAYAKAN KELEMBAGAAN (6)

6.0

6.0

3.0

KELAYAKAN PEMBIAYAAN (6)

1.0

2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL

RENCANA PROGRAM
I INVESTASI SEKTOR
PPLP

Isu Strategis,
Strategis Kondisi Eksisting
Eksisting, Permasalahan
Permasalahan, dan
Tantangan

INDIKATOR PENILAIAN

KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL (6)


10
1.0

2 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

1
RENCANA PROGRAM
H INVESTASI SEKTOR
PBL

Isu Strategis,
g , Kondisi Eksisting,
g, Permasalahan,, dan
Tantangan

No

2.0
2.0
2.0

MATRIKS PROGRAM (6)


MATRIKS RENCANA
PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR
O
BIDANG CIPTA KARYA
BERDASARKAN
ENTITAS

Telah memuat Rencana Program dan Investasi


1 Infrastruktur bidang Cipta Karya untuk Jangka
Menengah (lima tahun)
Telah memuat informasi keterpaduan
2 pembangunan berdasarkan entitas wilayah dan
sumber pembiayaannya

3.0

3.0

32

Kementerian Pekerjaan Umum


Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Telp. (021) 72796158 Fax. (021) 72796155
http://pu.go.id/

Anda mungkin juga menyukai