Dosen Pembimbing:
Reuspatyono
Disusun Oleh:
Arifasjahriza 0801512029
Dilla Augusta 0801512005
Putri Quarta Capriarti 0801512028
Saarah Ayu Qonitah 0801512001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul
Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Malaysia Terkait Dengan Kebakaran Hutan
di Riau.
Makalah ini disusun untuk melengkapi nilai mata kuliah Politik Luar Negeri
Indonesia serta agar pembaca dapat mengetahui mengenai isu Asap Kebakaran hutan
di Riau dan dampaknya terhadap negara Malaysia, serta kebijakan pemerintah
Indonesia dalam menghadapi permasalahan ini.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
membantu penulis dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada:
1. Bapak Reus selaku dosen mata kuliah Politik Luar Negeri Indonesia
2. Teman-teman dan keluarga yang mendukung
Dengan tersusunnya makalah ini, diharapkan makalah ini dapat dimanfaatkan
sebagai media untuk menambah wawasan. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk
memperbaiki makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I........................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN........................................................................................................... 4
1.1
LATAR BELAKANG........................................................................................... 4
1.2
RUMUSAN MASALAH...................................................................................... 4
1.3
TUJUAN PENELITIAN....................................................................................... 5
1.4
MANFAAT PENELITIAN.................................................................................... 5
1.5
1.6
SISTEMATIKA PENULISAN............................................................................... 5
BAB II.......................................................................................................................... 7
ISI............................................................................................................................... 7
2.1
2.2
2.3
KESIMPULAN.......................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1
LATAR BELAKANG
Terjadi kebakaran hutan di Indonesia memang sudah seringkali terjadi
sehingga membuat wargasetempat menjadi cemas dan dilanda ketakutan karena
kabut asap yang terjadi karena pembakaran hutan. Sama dengan kasus
pembakaran hutan yang terjadi pada bulan Februari awal tahun 2014 kemarin di
provinsi Riau, Sumatera Barat. Kebakaran hutan ini menyebabkan kabut asap
menjadi sangat tebal sehingga membuat warga disekitar Riau terjangkit penyakit
yang berhubungan dengan masalah pernapasan.
Kebakaran hutan tidak mungkin terjadi begitu saja, dikarenakan pasti ada
oknum-oknum yang terlibat dalam pelaksanaan pembakaran hutan tersebut.
pembakaran hutan biasanya dilakukan untuk kepentingan-kepentingan pribadi
dari oknum yang ingin meraup sejumlah keuntungan dari hutan tersebut tanpa
memikirkan akibat yang ada.
Akibat yang terjadi dikarenakan adanya pembakaran hutan adalah asap
yang menyebar luas tidak hanya ke negeri sendiri tetapi juga ke negara tetangga.
Sehingga negara tetangga merasa risih serta kurang nyaman dikarenakan adanya
kabut asap kiriman yang terbawa oleh awan Riau yang juga merugikan negara
tetangga khususnya Malaysia.
Dalam televisi lokal Malaysia menyebutkan banyak penerbangan tertunda
yang diakibatkan oleh kabut asap kiriman dari Riau 1. Sehingga pemerintahan
dan wibawa Indonesia tercoreng dikarenakan dinilai kurang sigap dalam
menyelesaikan masalah kasus kebakaran hutan tersebut.
Oleh karena itu ada dua tindakan yang diambil oleh pemerintahan
Indonesia, dimana tindakan ini diharapkan dapat membuat kasus kebakaran
hutan menurun jumlahnya di negara ini.
RUMUSAN MASALAH
1 http://www.riau24.com/berita/baca/17810-berita-kabut-asap-riau-ditayangkan-tvmalaysia-muka-pemerintah-tercoreng/
5
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penulis dalam mengulas kajian ini secara garis besar adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kebijakan luar negeri yang diambil Indonesia
terhadap Malaysia untuk mengatasi masalah kebakaran hutan di Riau.
2. Secara khusus makalah ini disusun untuk melengkapi nilai tugas
kelompok di Universitas Al Azhar Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional.
MANFAAT PENELITIAN
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca atau mahasiswa/i
dapat lebih mengetahui mengenai isu kebakaran hutan di Riau serta dampaknya
terhadap negara Malaysia, dan kebijakan luar negeri Indonesia terhadap
Malaysia terkait masalah tersebut.
SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah terdiri dari tiga bab dan daftar pustaka, disusun dengan urutan
sebagai berikut:
6
BAB II
ISI
2.1
Dari berita yang kita ketahui yang bersumber dari kementrian kehutanan
meyakinkan bahwa adanya oknum-oknum yang secara sengaja membakar hutan
di Riau, yang luas dari hutannya sendiri adalah 10.000 hektar, diyakinkan untuk
dijadikan lahan kosong untuk mendirikan suatu perusahaan atau semacamnya
oleh oknum tersebut. Kementrian kehutanan sendiri (Sumarto) mengatakan
hutan yang ada di Riau adalah hutan gambut yang berarti mengandung sangat
banyak air yang berada di akar, sehingga tidak mudah kebakaran atau sangat
kecil kemungkinan untuk terbakar sekalipun sedang dalam musim kering atau
kemarau, karena di bagian akar tanaman gambut berisi air yang sangat banyak.
Kebakaran hutan di Riau adalah kebakaran hutan terparah dari tahun 1997
karena saat asap tahun 1997, masyarakat masih bisa mengirup udara segar dan
matahari dibanding tahun 2014 ini.
Sumarto meyakinkan juga bawah oknum-oknum yang terkait dalam
pembakaran hutan juga sudah mengetahui bagaimana caranya agar gambut ini
dapat terbakar dengan sempurna,2
yang saya ketahui adalah cara membakar gambut adalah dengan di buatnya kanalkanal, yang terdapat sungai kecil, yang berfungsi untuk mengeringkan gambut dari air atau
meresap air yang terdapat dari gambut, karena akar gambut selalu basah dibutuhkannya sungai
kecil itu untuk menarik air dari akar gambut, jika sudah terbakar maka tanaman gambut adalah
tanaman yang paling susah dipandamkan sekalipun sudah disemprotkan air yang cukup banyak,
karena api membara sampai ke akarnya dan air pasti sudah habis dimakan oleh api di atas
sebelum sampai ke permukaannya, karena api yang menjalar sampai ke dalam akar gambut, dan
akan terus apinya berkobar jika terkena angin, dan menyebar ke tanaman gambut lainnya.
Ada lingkungan,
antisipasi kebakaran. "Saat ini tengah dibahas dalam penganggaran APBD untuk
honor Satgas Pemadam, kemudian berupaya memperoleh payung hukum dari
Kementerian Dalam Negeri.
Pekatnya kabut asap di Riau juga berdampak ke tiga provinsi di
sekitarnya, yakni Sumatera Selatan, Jambi, dan Sumatera Barat. Tiga provinsi itu,
Kamis, menetapkan siaga kabut asap.
Kabut asap terpantau di Kota Palembang, Kabupaten Musi Banyuasin,
dan Kabupaten Banyuasin, Sumsel. Posko penanggulangan kabut asap juga
didirikan di provinsi itu.
2.2
Kabut asap tebal yang disebabkan oleh pembakaran hutan di Riau, telah
menimbulkan dampak yang serius pada ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Pada hari Kamis (13/03), Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB)
mengatakan, kondisi kualitas udara di wilayah Pekanbaru dan sekitarnya "sudah
pada level berbahaya."4
Dari
beberapa
ISPU
yang
dikategorikan berbahaya. "Indeks standar hampir 300-500 dan ini sudah masuk
sangat berbahaya," kata Sutopo.
Menurut Sutopo, tingginya tingkat pencemaran udara di Riau disebabkan
kebakaran lahan dan hutan yang semakin meluas. Data yang dimiliki BNPB
setidaknya mencatat sebanyak 187 titik api yang tersebar di Kepulauan Riau.
"Titik api terus bertambah karena pembakaran liar. Ini tentu saja membuat kabut
asap makin pekat," ujarnya.
Kondisi ini menyebabkan banyak masyarakat yang menderita penyakit
paru-paru. Dari data BNPB, jumlah penderita infeksi saluran pernafasan akut
atau ISPA di wilayah itu mencapai 38.111 jiwa, penomonia 811 jiwa, asma 1.464
jiwa dan 1.276 jiwa yang mengalami iritasi mata.5
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi telah mengeluarkan himbauan kepada
masyarakat di Riau agar tidak sering melakukan aktivitas di luar rumah. Karena
dampak asap kebakaran hutan itu sangat berbahaya bagi kesehatan. "Sesedikit
mungkin ke luar (rumah) klaupun keluar pakai masker," kata Menteri Kesehatan
Nafsiah di Kantor Wakil Presiden, Selasa 11 Maret 2014.
Kementeriannya telah bekerjasama dengan PBB dalam melakukan
edukasi kesehatan kepada masyarakat akan bahayanya menghirup asap dampak
kebakaran hutan. Diharapkan masyarakat agar asap jangan sampai masuk ke
saluran pernafasan dan mata. "Kita juga sediakan pengobatan," terangnya.
Oleh karena asap ini mengganggu kesehatan dan aktivitas penduduk
Riau dan sekitarnya, sekolah pun terpaksa diliburkan. Disamping itu pekatnya
kabut asap ini juga mengganggu penerbangan karena jarak pandang terbatas.
Sejak beberapa hari ini Bandara Sultan Kasim II Pekanbaru nyaris lumpuh.
Tak hanya itu, Bandara Sultan Thaha Jambi juga kena getahnya. Aktivitas
bandara sempat terganggu, beberapa penerbangan terpaksa dialihkan. Bahkan
lalu-lintas transportasi di Sungai Batanghari pun ikut lumpuh karena jarak
pandang yang kurang dari 10 meter membuat semua nakhoda kapal lego
jangkar di tengah sungai. Mereka menghindari terjadinya kecelakaan dalam
pelayaran.
5 Tara, Keadaan Luar Biasa Kabut Asap Riau, http://www.kitanews.co/1394647937-keadaan-luar-biasakabut-asap-riau.html (diakses pada 20 Mei 2014, pk. 20.00 WIB)
11
yang
menyelimuti beberapa
kawasan
di
Lumpur,
Kuala
Malaysia.
Kabut
asap
menyebabkan kualitas
udara di beberapa kawasan dinyatakan tidak sehat diakibatkan kebakaran hutan
dan lahan terbuka di berbagai lokasi di Malaysia menyusul cuaca panas di
negara tersebut.
Malaysia dan Singapura menilai bahwa Indonesia tidak cukup serius
menangani persoalan kabut asap ini, sehingga kebakaran hutan selalu terjadi
hampir setiap musim kemarau. Melalui Menteri Lingkungan Hidup Malaysia, G.
Palanivel, Malaysia mendesak Indonesia untuk meratifikasi perjanjian penting
Asia
Tenggara
yang
bertujuan
untuk
mengatasi
kabut
asap
dengan
KEBIJAKAN
LUAR
NEGERI
INDONESIA
TERHADAP
lain ke Malaysia, sehingga dampak dari berita diatas dinilai bahwa pemerintah
Indonesia dinilai gagal peranannya dalam menjaga kelestarian lingkungan dan
menjaga wibawa pemerintahannya.
Oleh karena itu pemerintah Indonesia khususnya presiden Indonesia mengambil
tindakan untuk membuat kebijakan dalam rangka menaggulangani serta
melakukan pencegahan terhadap kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia.
Kebijakan tersebut ada dua, yaitu kebijakan jangka pendek dan kebijakan jangka
panjang. Kebijakan jangka pendek untuk memastikan agar api benar-benar
padam sehingga asap hilang, sedangkan kebijakan jangka panjangnya tidak lain
adalah penertiban kawasan dan pencegahan kawasan dari pembakaran. Jangka
pendek adalah operasi tanggap darurat kemudian jangka panjangnya adalah
kawasan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan termasuk ketegasan dalam
penindakan.
Kebijakan jangka pendek yakni upaya pemadaman api agar kabut asap
hilang dari langit bumi Riau.6 Upaya ini merupakan upaya operasi tanggap
darurat. Dengan melibatkan tentara TNI lengkap dengan peralatannya, upaya
pemadaman api ini dilakukan secara gencar. Aksi pemadaman api oleh TNI,
Polri dan BNPB. Operasi Terpadu Penanggulangan Bencana Asap di Riau yang
berada dibawah kendali BNPB melibatkan 5.110 personel, terdiri dari 3.181
prajurit TNI dan 1.929 unsur lainnya berhasil memadamkan 172 titik api atau
sekitar 19.642 hektar kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau. 172 titik api
yang berhasil dipadamkan tersebut tersebar di beberapa lokasi diantaranya
wilayah Siak, Dumai, Bengkalis, Rohil, Kampar dan Pelalawan.
Dalam upaya penanggulangan asap di Riau beberapa upaya telah
dilakukan oleh Satgas seperti melakukan 32 kali water bombing Kamov, Sikorsky
119 kali di daerah Bukit Batu dan Palintung Dumai. Selain itu dilakukan juga
rekayasa cuaca/ TMC dengan menggunakan pesawat Cassa yang mengangkut 2
ton garam untuk ditabur di wilayah Siak dan Pelelawan serta dengan pesawat
Hercules yang mengangkut 5 ton garam untuk ditabur di wilayah Bangkinang,
Kampar dan Inhu. Rekayasa ini berhasil membuat terjadinya hujan ringan,
sedang di Pekanbaru dan seluruh wilayah Riau.
6 Upaya Penanggulangan Bencana Asap di Riau, http://www.driau.com/2014/03/upayapenanggulangan-bencana-asap-di.html (diakses pada 20 Mei 2014, pk. 18.00 WIB)
14
PERSETUJUAN
INDONESIA
ASEAN
UNTUK
3.
diutarakan oleh David Easton, proses ratifikasi yang tidak kunjung dilaksanakan
ini terhambat di DPR. Upaya untuk mencegah kebakaran hutan telah banyak
dilakukan oleh beberapa pihak, seperti Kementrian Lingkungan Hidup,
Pemerintah daerah,LSM, dan masyarakat local itu sendiri. Namun DPR tampak
enggan meratifikasi karena beberapa alasan:
7 Ibid.
15
2.
melakukan
kegiatan
sosialisasi
AATHP
secara
telah
dilakukan
kegiatan
koordinasi
baik
antar-
4.
oleh BPPT.
Pemerintah menggunakan dan menggerakkan sumber daya
secara
optimal
dalam
rangka
tindakan
penanggulangan
terhadap
pelaku
(individu
dan
korporasi)
lintas batas.
Lanjutan dari AATHP adalah setiap Negara anggota yang meratifikasi
wajib membayar US $50.000 sebagai bentuk kompensasi untuk menanggulangi
masalah kabut asap (Haze Fund). Selain itu juga, perjanjian itu mewajibkan para
pihak untuk membentuk ASEAN center.Dan juga masing masing Negara wajib
menunjuk Focal Point dan Competent Authorities. Focal Point disini adalah
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Pembakaran hutan masih sangat sering terjadi di Indonesia, pembakarann
19
DAFTAR PUSTAKA
Website
-
Upaya Penanggulangan Bencana Asap di Riau, http://www.driau.com/2014/03/upayapenanggulangan-bencana-asap-di.html (diakses pada 20 Mei 2014, pk. 18.00 WIB)
20