Pembahasan
Pembahasan
PEMBAHASAN
2.1 Model Atom Mekanika Kuantum
Teori atom mengalami perkembangan mulai dari teori atom John Dalton, Joseph John
Thomson, Ernest Rutherford, dan Niels Henrik David Bohr. Perkembangan teori atom
menunjukkan adanya perubahan konsep susunan atom dan reaksi kimia antar atom.
Kelemahan model atom yang dikemukakan Rutherford disempurnakan oleh Niels Henrik
David Bohr. Bohr mengemukakan gagasannya tentang penggunaan tingkat energi elektron
pada struktur atom. Model ini kemudian dikenal dengan model atom Rutherford-Bohr.
Tingkat energi elektron digunakan untuk menerangkan terjadinya spektrum atom yang
dihasilkan oleh atom yang mengeluarkan energi berupa radiasi cahaya. Penjelasan mengenai
radiasi cahaya juga telah dikemukakan oleh Max Planck pada tahun 1900. Ia mengemukakan
teori kuantum yang menyatakan bahwa atom dapat memancarkan atau menyerap energi
hanya dalam jumlah tertentu (kuanta). Jumlah energi yang dipancarkan atau diserap dalam
bentuk radiasi elektromagnetik disebut kuantum. Adapun besarnya kuantum dinyatakan
dalam persamaan berikut:
(2.1)
Keterangan:
E = energi radiasi (Joule = J)
h = konstanta Planck (6,63 x 10-34 J.s)
c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 x 108 ms-1)
l = panjang gelombang (m)
Salah satu alasan atom hidrogen digunakan sebagai model atom Bohr adalah karena
hidrogen mempunyai struktur atom yang paling sederhana (satu proton dan satu elektron) dan
menghasilkan spektrum paling sederhana. Model atom hidrogen ini disebut solar system
(sistem tata surya), di mana elektron dalam atom mengelilingi inti pada suatu orbit dengan
bentuk, ukuran, dan energi yang tetap. Semakin besar ukuran suatu orbit, semakin besar pula
energi elektronnya. Keadaan ini dipengaruhi oleh adanya gaya tarik-menarik antara proton
dan elektron. asalah satu dimensi, di mana proton tetap pada asal (x = 0) dan elektron
bergerak sepanjang sumbu x positif.
(2.2)
dimana V = Energi potensial partikel (elektron), E = Energi total partikel, m = massa partikel
dan = fungsi gelombang.
Dan
Sehingga:
energi
potensialnya:
(2.5)
Mengingat sistem atom hidrogen memiliki simetri bola, analisis menjadi lebih
sederhana bila oprator 2 diungkapkandalam koordinat bola (r, , ) , persamaan di
atas menjadi:
(2.7)
di mana
(2.8)
Penjumlahan suku-suku yang hanya bergantung pada jari-jari dan dua sudut ini akan
selalu sama dengan nol untuk sembarang nilai r, dan jika masing-masing suku sama
dengan konstanta. Konstanta (c) berharga l(l + 1) .
p=mv
Keterangan :
p = momentum
m = massa
v = kecepatan
(2.12)
Momentum merupakan besaran vektor, jadi selain mempunyai besar alias nilai,
momentum juga mempunyai arah. Besar momentum p = mv. Arah momentum sama
dengan arah kecepatan. Satuan momentum, karena p = mv, di mana satuan m = kg dan
satuan v = m/s, maka satuan momentum adalah kg m/s.
Dari persamaan di atas, tampak bahwa momentum (p) berbanding lurus dengan
massa (m) dan kecepatan (v). Semakin besar kecepatan benda, semakin besar momentum
benda tersebut. Demikian juga, semakin besar massa sebuah benda, momentum benda
tersebut juga semakin besar. Perlu diingat bahwa momentum merupakan hasil kali antara
massa (m) dan kecepatan (v). Jadi jika sebuah benda sedang diam (kecepatannya = 0),
maka momentum benda itu = 0, meskipun massa benda itu berton-ton.
Dalam gerak rotasi besaran yang analog dengan momentum ini adalah momentum
sudut. Momentum sudut suatu partikel (benda titik) yang berputar terhadap suatu titik O
didefinsikan sebagai
(2.13)
Gambar 5. Titik (x,y,z) juga dapat dinyatakan dalam koordinat kutub sferis
(r, , )
Sajian momentum sudut
dapat
diperoleh dari sajian (A.2). Komponen-komponen momentum sudut di sekitar titik pusat
dapat dituliskan dalam peubah posisi dan momentum linear sebagai berikut:
(2.14)
(2.15)
(2.16)
Selanjutnya,
Hubungan ini dapat diperoleh dari persamaan di atas, demikian pula sajian untuk
peubah
dan y. Dengan cara ini, operator momentum sudut dapat dinyatakan dalam
(2.18)
4)
Perolehan sajian di atas dapat pula dilakukan dengan menyatakan operator langsung
dalam koordinat sferis, dimana
(2.19)
5)
(2.20)
6)
(2.21)
7)
(2.22)
Apabila momentum sudut diukur dengan satuan , nilai eigen kuantum mendekati
nilai momentum sudut klasik Vektor momentum sudt total dapat berarah kemana saja,
yang dapat dinyatakan dengan peubah dan . Komponen dalam arah tidak bergantung
pada , tetapi jelas bergantung pada
minimum jika. Secara klasik
dan - .
Secara klasik, hal ini dilukiskan dalam diagram vektor Gambar 6. dimana nilainilai
kuantum momentum sudut memiliki harga tertentu, tetapi tetap terdapat ketidakpastian
secara kuantum, yakni berlaku bagi peubah yang komplementer.
Apabila suatu partikel bergerak dalam potensial terpusat sekitar titik asal koordinat,
distribusi kebolehjadian dari orientasi momentum sudut dinyatakan oleh kuadrat modulus.
Fungsi ini dikenal sebagai Harmonik Sferis, yang bentuk normalisasinya dinyatakan
sebagai
(2.23)
Untuk
,Z
memiliki
orientasi adalah
(
(2.26)
11)
2.2.3 Momentum Sudut pada Mekanika Kuantum
Mekanika kuantum memberi kita pandangan yang sangat berbeda mengenai
momentum sudut. Sifat momentum sudut dari fungsi gelombang tiga dimensi dijelaskan
oleh dua bilangan kuantum. Yang pertama adalah momentum sudut bilangan kuantum l.
jumlah nomor ini menentukan panjang vektor momentum sudut:
(2.27)
Secara khusus mungkin untuk vektor kuantum untuk memiliki panjang nol, tetapi
dalam model Bohr panjang minimum adalah h. Bilangan kedua yang digunakan untuk
menggambarkan momentum sudut dalam mekanika kuantum adalah bilangan uantum
mangnetik. Bilangan kuantum ini menceritakan tentang salah satu komponen dari vektor
momentum sudut, yang biasanya digunakan memilih untuk menjadi komponen z.
Hubungan antara komponen z, L dan bilangan kuantum magnetik, dinotasikan sebagai:
(2.28)
Untuk setiap nilai l ada 2l + 1 nilai yang mungkin dari ml. Berbeda dengan vektor
momentum sudut klasik, yang memberikan tepat spesifikasi dengan memberikan tiga
bilanagn, momentum sudut kuantum dijelaskan oleh hanya dua bilangan. Dua bilangan
kuantum tersebut belum bisa dijadikan untuk mengidentifikasi vektor dalam ruang tiga
dimensi.
2.2.4 Momentum Sudut dalam Hubungan Ketidakpastian
Dalam mekanika kuantum, jumlah maksimum informasi tentang vektor momentum
sudut merupakan panjang ( yang di berikan pada persamaan (2.29) di pembahasan
momentum sudut dalam mekanika kuantum) dan komponen z ( diberikan pada persamaan
(2.30), yang ditulis kembali:
(2.29)
|L| ( + 1 )
LZ = ml
(l = 0,1,2,3,...)
(ml = 0,
1, 2,
....
l)
(2.30)
Keterangan lengkap dari vektor memerlukan tiga nomor, tetapi kita selalu
menghilangkan beberapa pembahasan tentang momentum sudut dari keadaan kuantum.
|L|
tentang komponen lain dari L ( Lx dan Ly ). Kemungkinan hasil pengukuran dari Lx atau Ly
2
|L|
vektor berputar atau melingkar atau berpresisi pada sumbu z sehingga L z tetap, tetapi Lx
dan Ly tidak berubah, seperti terlihat pada gambar 7.4. Perputarannya tidak dapat diukur;
semuanya dapat diamati dengan smeared Out distribusi dari nilai Lx dan Ly .
Gambar 7. Vektor
ketidakpastian :
(2.31)
L z
dimana
-- semua nilainya mempunyai kemungkinan yang sama. Ini sama saja dengan
mengatakan bahwa sama sekali tidak tahu pasti tentang L x dan Ly; apabila salah satu
komponen L ditentukan, maka kedua komponen lainnya sama sekali tidak pasti.
ini.
m1
|L|=l
, maka apabila m1
l . Karena panjang
vektor, untuk nilai ini sama dengan komponen z-nya, maka ia harus terletak sepanjang
ini menyalahi bentuk asas ketidakpastian seperti yang dinyatakan dalam persamaan 7.8,
oleh karena itu, keadaan ini tidak boleh terjadi. Terkadang,