Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia sudah merasakan indahnya sebuah kemerdekaan sejak tanggal 17 Agustus 1945
dengan di kumandangkannya Proklamasi oleh seorang Proklamator kemerdekaan yang juga merupakan
Presiden pertama Indonesia. Sampai dengan saat ini 71 tahun sudah Indonesia merdeka dan banyak
perkembangan baik dari segi industri, perekonomian, edukasi dan diberbagai bidang lainnya untuk dapat
memenuhi tuntutan dari masyarakat akan kehidupan sebagai suatu bangsa yang merdeka. Kemerdekaan
adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena
tidak sesuai dengan pri-kemanusiaan dan pri-keadilan (preambule UUD 1945)
Sebagai suatu bangsa yang merdeka, banyak hal yang harus dilakukan untuk mengisi
kemerdekaan tersebut. Karena bukan berarti dengan merdeka suatu bangsa akan serta merta sejahtera
namun disana tersimpan makna jika itu adalah suatu warna baru atau titik mula kita untuk melakukan kerja
keras mengawali suatu pemerintahan untuk mensejahtrakan rakyat yang ada di suatu Negara tersebut
dengan mulai melakukan serangkaian pembangunan.
Pembangunan merupakan suatu kata yang tersusun dengan kata dasar bangun. Bangun tersebut
dapat berupa suatu objek dan dapat sebagai suatu subyek. Bangun suatu objek diajarkan didalam ilmu
eksakta yang mengajarkan kita untuk melakukan serangkaian perhitungan terhadap bangun ruang berupa
kubus, balok, trapesium dan sebagainya. Sedangkan bangun sebagai suatu subyek lebih mengarah pada
suatu kegiatan yang merupakan perpindahan ataupun berupa perubahan dari satu kegiatan ke kegiatan
lain atau dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam
seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan
orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara
umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk melakukan perubahan
(Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
Pembangunan sendiri di Indonesia sudah dilaksanakan mulai dari pemerintahan Presiden yang
pertama Bapak Ir Soekarno sampai dengan saat ini. Arah pencapaian tujuan pembangunan Indonesia
termaktub didalam Prambule UUD 1945 pada alenia ke 4 yang berbunyi untuk membentuk suatu

Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia.
Dalam tugas saya ini, saya akan mencoba untuk mengambarkan dan sedikit mendeskripsikan
perkembangan perekonomian di Indonesia dengan menggunakan teori Walt Whitman Rostow yang
membagi pembangunan menjadi 5 tahapan linier pada zaman orde baru. Walt Whitman Rostow
merupakan seorang pakar ekonomi berkebangsaan Amerika Serikat yang mulai terkenal dengan teori
pembangunan dan pertumbuhan pada tahun 1956 melalui jurnal The Stages of Economic Growth: A NonCommunist Manifesto yang dimuat di Economic Jurnal.
B. RUANG LINGKUP PENULISAN
Dalam penulisan tugas ini terdapat beberapa penekanan terkait dengan teori pembangunan dan
pertumbuhan dari Walt Whitman Rostow yang dibahas dalam menggunakan konsep dari beberapa literatur
dan sumber. Dalam penulisan ini ada beberapa poin penting yang akan dibahas terkait dengan 5 tahapan
pembangunan liner (mono-economic approach) diantaranya the traditional society, the preconditions for
takeoff, the take-off, the drive to maturity, the age of high mass-consumption.
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
1. TUJUAN
Penulisan yang dilakukan oleh penulis selain terkait dengan pembahasan pembangunan di era
Orde Baru dengan menggunakan teori pembangunan dan pertumbuhan dari Walt Whitman Rostow yang
membahas terkait dengan 5 tahapan pembangunan liner (mono-economic approach) diantaranya the
traditional society, the preconditions for takeoff, the take-off, the drive to maturity, the age of high massconsumptio.
2. MANFAAT
Berdasarkan tujuan yang telah disampaikan oleh penulis di atas, maka penulis mengharapkan
agar penulisan kali ini dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya untuk pengembangan

pemahaman tentang suatu proses pembangunan pada era Orde Baru di Indonesia yang ditinjau dengan
menggunakan teori pembangunan dan pertumbuhan dari Walt Whitman Rostow.

BAB II
PEMBAHASAN
A. MASYARAKAT TRADISIONAL (THE TRADITIONAL SOCIETY)
Masyarakat tradisional cendrung masih berfikir primitif dan dengan kuat mempertahankan adat
istiatnya dalam menjalankan kehidupan. Sehingga terkadang banyak diantara mereka yang memiliki
pekrjaan yang berhubungan dengan alam seperti bertani dengan menggunakan teknologi yang masih
sangat tradisional. Sehingga perkembangan pola berfikir mereka cendrung rendah dan tidak produktif.
Alam menjadi suatu hal yang mutlak pada masyarakat tradisional, ini ditunjukkan dari kehidupan mereka
yang masih percaya akan hal-hal yang bersifat gaib yang berimplikasi kepada perkembangan pengetahuan
yang sama sekali masih rendah serta hasil produksi yang sangat rendah yang disebabkan karena mereka
masih berfikir apa yang mereka kejakan itu digunakan untuk kepentingan pribadi mereka dengan kata lain
tidak ada pengetahuan tentang bagaimana menjual ataupun menyimpan hasil dari pertanian yang mereka
lakukan.
Hidup berdampingan dengan alam membuat masyarakat tradisional menggantungkan hidupnya
sebagian besar dengan bertani. Sehingga disini menjadikan suatu pengkotakan sosial dimana pemiliki
tanah dan penggarapnya atau petani yang berkerja didalamnya akan saling berinteraksi. Sehingga
kegiatan pemerintahan pada masyarakat tradisional lebih cendrung pada kedaerahan dan dipegang oleh
penguasa yang memiliki lahan pertanian dalam jumlah besar (tuan tanah).
Menurut Rostow karakteristik masyarakat tradisional dari tiga karakteristik yaitu sosial, politik,serta
nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Rostow berpendapat dalam karakter sosial masyarakat tradisional
memiliki struktur sosial yang hirarkis, karakter politik yang secara regional dikuasai oleh pemilik lahan
pertanian, serta nilai-nilai yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari dengan menolak segala perubahan
dan berfokus pada tradisi lama sehingga tidak ada perubahan atau stagnansi.
Sebagai contoh, masyarakat suku asli Kalimantan Timur yaitu Suku Dayak Paser yang sampai
dengan saat ini terus mempercayaai kekuatan alam (animism-dinamisme). Hal ini di tunjukkan dengan
agama atau kepercayaan yang mereka anut yaitu Kaharingan atau percaya akan kekuatan alam. Sehingga
bertani adalah sesuatu pekerjaan yang diridhai oleh alam dan alam adalah tempat tinggal yang nyaman. Ini

yang menjadi suatu alasan mengapa Suku Dayak Paser hidupnya cendrung berpindah-pindah dari satu
hutan ke hutan yang lain. Selain itu dalam menjalankan kehidupannya mereka tunduk akan perintah dari
kepala suku dan tetap menjunjung tinggi nilai adat istiadat dengan tidak menerima moderenisasi.

B. PRASYARAT TINGGAL LANDAS (THE PRECONDITIONS FOR TAKE OFF)


Setelah masyarakat tradisional, Rostow melanjutkan ke tahapan berikutnya yaitu prasyarat tinggal
landas. Syarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow sebagai suatu masa transisi dimana masyarakat
mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self-sustainable growth)
dimana diharapkan pada tahap ini dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis. Di
tahap ini diharapkan jumlah investasi akan industri akan meningkat yang dimuali dari revolusi industri
dalam berbagai bidang termasuk dibidang pertanian.
Dengan adanya revolusi industry diharapkan akan terjadi peningkatan mobilitas pekerja yang cepat di
perkotaan. Sehingga mendorong urbanisasi masyarakat dari perdesaan menuju ke perkotaan untuk
mencari pekerjaan. Ini berdampak pada berkembangannya pengetahuan yang sudah mulai dipelajari oleh
golongan masyarakat sehingga banyak di temukannnya teknologi modern di berbagai bidang. Semakin
inovatif lagi, bahkan dibidang perekonomian ada sekelompok orang masuyarakat yang menciptakan
tabungan dan meminjamkannya kepada wiraswasta (investasi). Menurut Rostow, kenaikan investasi yang
akan menciptakan pembangunan ekonomi yang lebih cepat dari sebelumnya bukan semata-mata
tergantung pada kenaikkan tingkat investasi masyarakat, tetapi juga kepada perubahan radikal dalam sikap
masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, perubahan teknik produksi, pengambilan resiko dan sebagainya.
Rostow juga mengemukakan jika karakteristik politik prasyarat tinggal landas ditandai dengan
terpusatnya pemerintahan yang dilakukan secara nasional. Sehingga peran pemerintah lebih aktif dan
banyak dalam menentukan pembangunan di berbagai bidang. Selain itu juga, prasyarat tinggal landas juga
memiliki karakteristik akan nilai semangat akan kemajuan dan keterbukaan yang semakin meningkat
dengan ditandai adanya pertumbuhan ekonomi yang bukan hanya ada kota-kota besar saja tetapi juga
sudah menyentuh perdesaan dengan adanya industrialisasi di bidang pertanian.
Sebagai contohnya di Indonesia tahapan ini ditandai dengan adanya pembentukan Koperasi baik itu
simpan pinjam maupun usaha di berbagai desa ataupun kelompok tani yang secara bersama-sama untuk
mencapai suatu pertumbuhan ekonomi dengan asas kekeluargaan dan keterbukaan yang sudah mulai
berkembang mulai dari jaman penjajahan sampai dengan saat ini. Selain itu pertumbuhan ekonomi melalui

sektor perbankan yang juga berkembang yang dimulai dari jaman penjajahan sampai dengan saat ini yang
menawarkan banyak produk dan jenis layanan perbankan.

C. TINGGAL LANDAS (THE TAKE-OFF)


Pada tahap tinggal landas ini diharapkan adanya suatu pertumbuhan ekonomi yang selalu berubah
ubah yang ditandai dengan hilangnya hambatan-hambatan yang bida menjadi penghambat dapat
tumbuhnya dan berkembangnya perekonomian. Rostow berpendapat jika dalam tahap tinggal landas ada
tiga karakteristik yaitu karakteristik sosial yang ditandai dengan adanya dominasi oleh kelas wirausaha,
karakteristik politik yang ditandai dengan adanya fraksi-fraksi yang dominan yang mendorong
moderenisasi, serta karakteristik nilai dimana investasi modal meningkat.
Tahap ini bukan hanya industry yang berevolusi, tapi juga politik dengan ditandainya adanya
pembentukan fraksi-fraksi untuk mendorong moderenisasi. Sehingga mendorong perubahan-perubahan
secara teratur yang menciptakan inovasi-inovasi dan peningkatan investasi yang semakin tinggi serta
berdampak pada laju pertumbuhan pendapatan nasional hingga berimplikasi pada meningkatnya
pendapatan masyarakat dalam suatu negara.
Lebih jelasnya Rostow berpendapat, jika ada tiga ciri dari masa tinggal landas yaitu, berlakunya
kenaikan dalam penanaman modal yang produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10 persen dari
Produk Nasional Netto atau NNP, berlakunya perkembangan satu atau beberapa sektor industri dengan
tingkat laju perkembangan yang tinggi, dan adanya atau segera terciptanya suatu rangka dasar politik,
sosial, dan kelembagaan yang bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi
yang bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
Sebagai contoh, industrisasi yang telah berkembang pesat di berbagai sektor menjadikan masyarakat
mulai berfikir untuk dapat mengembangkannya baik dalam hal investasi ataupun yang lainnya. Sehingga
muncul banyak ahli-ahli di berbagai bidang yang mencoba untuk mengembangkan atau menemukan suatu
penemuan yang baru yang berguna untuk kepentingan banyak orang dan memiliki pasar atau market yang
besar dari penemuan tersebut.

D. MENUJU KEKEDEWASAAN (THE DRIVE TO MATURITY)


Pada tahap tinggal landas ini, industri berkembang dengan pesat sehingga memposisikan dunia atau
suatu negara dalam perekonomian global. Rostow membagi tiga karakteristik dalam tahap ini yaitu
karakteristik sosial yang ditandai dengan peningkatan urbanisasi dan meningkatnya para professional ahli,
karakteristik politik yang ditandai dengan pemimpin negara yang sangat berpengaruh, dan karakteristik
nilai yang ditandai dengan adanya penekanan teknologi serta harapan kemajuan.
Di tahap ini kedewasaan dimulai ketika perkembangan industri terjadi tidak saja meliputi teknik-tiknik
produksi, tetapi juga dalam aneka barang yang diproduksi dan berbagai bidang dan sektor. Sehingga yang
diproduksikan bukan saja terbatas pada barang konsumsi yang bersifatnya lebih konsumtif saja, tetapi juga
pada barang modal bahkan sampai dengan jasa.
Sebagai contoh, industrisasi yang telah berkembang pesat di Indonesia yang mulai dilirik
perekonomian global diantaranya industry jaket kulit dan sepatu di Cibaduyut Jawa Barat, Batik di
Pekalongan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sehingga hal ini mengembangkan industri kreatif yang ada di
masyarakat sehingga pertumbuhan ekonomi semakin pesat dengan adanya pasar atau market baru yang
besar lebih dari didalam negeri sendiri.

E. MASA KONSUMSI TINGGI (THE AGE OF HIGH MASS-CONSUMPTION)


Pada tahap ini Rostow berpendapat, akan ada sebagain besar masyarakat yang hidup dengan
kemakmuran, dimana yang menjadi focus utama masyarakat sudah pada masalah-masalah yang berkaitan
dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan lagi kepada masalah produksi. Sehingga akan
adanya kelas menegah baru yang akan hadir. Tahap ini mengindikasikan dimana masyarakat sudah
hamper secara keseluruhan menggunakan teknologi modern di berbagai macam sektor.
Rostow melihat tahap ini dalam tiga karakteristik yaitu karakteristik politik dimana akan muncul kelas
menengah baru dalam struktur masyarakat yang akan di tandai dengan berubahnya kawasan pinggiran
kota serta stabilisasi pertumbuhan penduduk. Kemudian karakteristik sosial dimana berfokus pada
kesejahtraan sosial yang lebih utama dengan menambahkan sumber-sumber tambahan untuk militer dan
keamanan dan yang terakhir karakteristik nilai yang ditandai dengan permintaan barang-barang konsumsi
yang meningkat.
Sebagai contoh, berkembangnya wiraswasta dalam berbagai bidang menyebabkan pertumbuhan dan
kenaikan permintaan dalam banyak hal. Sehingga ini dapat menimbulkan crowded antara permintaan dan

penawaran yang mengharuskan pemerintah untuk melakukan suatu kebijakan antisipatif untuk mencegah
terjadinya hal yang dapat menimbulkan konflik dan diharapkan adanya keseimbangan atau ekuilimbrium
antara permintaan dan penawaran.

BAB III
PENUTUP
A

KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan mengenai dengan lima tahapan pembangunan liner (mono-economic

approach) diantaranya the traditional society, the preconditions for takeoff, the take-off, the drive to
maturity, the age of high mass-consumption menurut WW Rostow, sebagai penutup penulisan ini penulis
akan memberikan beberapa kesimpulan menurut hemat penulis.
Di Indonesia teori Rostow digunakan pada masa Soeharto sebagai landasan pembangunan jangka
panjang Indonesia yang ditetapkan secara berkala dalam waktu lima tahun , yang terkenal dengan
pembangunan lima tahun atau PELITA dengan harapan pembangunan yang merata. Dengan demikian
teori Rostow diimplementasikan dalam lima tahap yaitu the traditional society, the preconditions for takeoff,
the take-off, the drive to maturity, the age of high mass-consumption.
Lima Tahapan Rostow memberikan tawaran secara terperinci pada pengambil kebijakan di sebuah
Negara tentang tahapan dan prasyarat dari pencapaian tahapan yang harus dilalui untuk menjadikan
sebuah Negara menjadi lebih maju. Kejelasan teori yang disampaikan oleh Rostow itulah yang menjadi
alasan banyak Negara berkembang menerapkan teori ini dalam pembangunan negara mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Http://teori-pembangunan-ww-rostow.html .
http://mrjoxfadh.blogspot.co.id/2011/07/teori-5-tahapan-pembangunan-menurut-w-w.html
http://membangunperadabandenganilmu.blogspot.co.id/2010/04/5-tahap-pembangunan-ww-rostow.html
http://henrysiregar.blogspot.co.id/2014/06/teori-pertumbuhan-ekonomi-menurut-ww_8.html
http://kadalsuharni.blog.com/2011/07/15/lima-tahap-pembangunan-menurut-rostow-1960/
http://naimashare.blogspot.co.id/2013/01/teori-lima-tahapan-pembangunan-ww-rostow.html
http://www.academia.edu/5503915/Pembangunan_dan_Keterbelakangan_Kritik_5_Tahap_Pembangun
an_Rostow
https://protuslanx.wordpress.com/2010/10/23/teori-tahap-tahap-pertumbuhan-walt-whitman-rostow/
https://mdhiofadly.wordpress.com/2013/09/06/tahap-tahap-perkembangan-negara-menurut-w-w-rostow/

Anda mungkin juga menyukai