Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI POLRI TAHAP III STRIVE FOR EXCELLENT

PADA KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN BARAT


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kepolisian Negara Republik Indonesia, telah lahir, tumbuh dan berkembang menjadi
organisasi kenegaraan seiring dengan sejarah perjalanan negara Republik Indonesia.
Dalam perjalanan sejarahnya, Kepolisian Negara Republik Indonesia telah melalu berbagai
macam peristiwa, yang tidak hanya menjadi bagian dari sejarah perjalanan organisasi
Kepolisian Negara Republik Indonesia, namun juga menjadi bagian dari perjalanan sejarah
bangsa Indonesia.Salah satu bagian dari perjalanan sejarah Kepolisian Negara Republik
Indonesia tersebut adalah pergantian pucuk pimpinan Kepolisian Negara Republik
Indonesia, Kapolri, yang disertai dengan berbagai macam gaya kepemimpinan dan
kebijakan-kebijakan yang dikemukakan oleh para pemimpin Kepolisian Negara Republik
Indonesia tersebut.
Reformasi yang sedang dilakukan oleh bangsa Indonesia mempunyai tujuan untuk
mencapai suatu kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat yang berbentuk
sebagai masyarakat sipil atau sering disebut sebagai masyarakat madani. Seiring dengan
perkembangan tersebut, Polisi Indonesia telah mengalami reformasi, yaitu dengan
dibebaskannya Polisi Indonesia dari jajaran ABRI. Kini Polisi harus kembali kepada fungsi
semula sebagai penegak hukum, pemberantas kejahatan dan pengayom masyarakat yang
diberi kewenangan untuk mengatur dan menjaga ketertiban serta kesejahteraan warganya.
Hal tersebut diwujudkan dengan disahkannya UndangUndang Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, tepatnya pada pasal 4 yang berbunyi

Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam


negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan
tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat,
serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
Pernyataan tentang tujuan Kepolisian sangat penting artinya bagi pembentukan jati
diri Kepolisian, karena tujuan akan memberi batasan dan arah tentang apa yang harus
dicapai melalui penyelenggaraan fungsi Kepolisian dalam keseluruhan perjuangan bangsa
mencapai tujuan nasional. Kejelasan tujuan Kepolisian akan memberikan pula kejelasan
visi dan misi yang diemban sehingga pada gilirannya akan merupakan pedoman bagi
penentuan metoda pelaksanaan tugas secara tepat.
Rumusan Pasal 4 UndangUndang Nomor 2 tahun 2002 mengisyaratkan pula
substansi tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia yang senantiasa dalam
format keamanan dalam negeri. Dimana sebelumnya dalam UndangUndang Nomor 28
tahun 1997 yang masih mengacu kepada UndangUndang Nomor 20 tahun 1982 tentang
Ketentuan ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia, Tujuan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, selain terbinanya keamanan dalam negeri, juga
terlaksananya fungsi pertahanan keamanan nergara dan tercapainya tujuan nasional. Di
dalam praktek keseluruhannya ditangani oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
sehingga porsi tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak dapat diidentifikasikan
secara mandiri.
Keamanan dalam negeri merupakan syarat utama mendukung terwujudnya
masyarakat madani yang adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dimana pemeliharaan keamanan
dalam negeri tersebut dilakukan melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang
meliputi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dilakukan oleh Kepolisian

Negara Republik Indonesia yang selaku alat Negara yang dibantu oleh masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia,menjadikan Polri sebagai alat Negara penegak hukum,penjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat serta sebagai pengayom,pelindung dan pelayan
masyarakat. Hal tersebut tentu menjadi tantangan tugas bagi Polri, karena satu sisi
dibutuhkan keahlian manajerial pada aspek manajemen yang berkaitan erat dengan
masalah-masalah pelaksanaan koordinasi dan disisi lain dituntut penguasaan tentang
penyidikan yang ruang geraknya senantiasa dibatasi oleh ketentuan hukum yang
berlaku.Profesionalisme seorang penyidik polri untuk melaksanakan tugas nya secara
cepat,akuntebel dan transparan,menjadi salah satu jalan untuk menjawab keraguan
masyarakat terhadap kinerja Polri yang terus menerus disorot.
Untuk menjawab tuntutan masyarakat yang seiring perkembangan waktu semakin
terus bertambah, Polri mengambil langkah-langkah cepat dan tepat. Langkah tersebut
bukan tidak pernah dilakukan, dari tahun ketahun sesungguhnya Polri terus menerus
berbenah.Sesuai dengan kebijakan Kapolri Jenderal.Pol.Bambang Hendarso Danuri diawal
kepemimpinannya,yang menyatakan bahwa perlu adanya transformasi budaya ditubuh
Polri. Dengan berpedoman pada Grand Strategy Polri (2005-2025) yang berupa
pencanangan trust building, partnership building, dan strive for excellent.
Grand Strategy adalah perwujudan reformasi Polri, sebagai titik pijak pemulihan
kepercayaan publik, diharapkan tidak hanya untuk menutupi persoalan-persoalan yang
sesungguhnya terjadinya di lembaga tersebut, tetapi sebagai awal perubahan dalam
penyelesaian persoalan yang ada. Sehingga pada tahap pertama Grand Strategy Polri yaitu
trust building yang dimulai pada tahun 2005-2010 untuk mendapatkan dukungan dan
kepercayaan kembali dari masyarakat terhadap eksistensi dan kinerja Polri.
Tahap trust building yang telah berlalu pada tahun 2010 memberikan dampak positif
dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Polri dilapangan. Lebih

humanis, tansparan, dan akuntabel itu yang dirasakan oleh masyarakat. Masyarakat
merasa saat ini Polri lebih melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat dari pada
saat yang lalu, dimana Polri dikenal arogan dan penuh kekerasan. Perubahan culture dan
mainset ini telah membawa banyak perubahan baik dari segi kinerja sampai pada
profesionalisme tugas Polri di tengah-tengah masyarakat. Pada tahap kedua Grand
Strategy Polri yaitu Patnership Building yang dimulai pada tahun 2010-2015. Dengan
dengan harapan tingkat kepuasan terhadap rasa aman dan keadilan diharapkan semakin
baik. Sehingga nantinya tuntutan masyarakat akan melebar pada manajemen rasa aman
dan adil yang akuntabel, transparan, open dan patuh rule of law. Tahap yang ketiga yaitu
Strive For Excellent yang dimulai pada tahun 2016-2025. Dengan harapan pada tahap ini
kebutuhan masyarakan akan lebih mengharapkan multi dimensional service quality yang
efektif dan efisien ditengah globalisasi serta perkembangan kejahatan yang makin canggih.
Grand Strategi Polri diharapkan dapat menjadi langkah dalam hal penguatan institusi
yang berkelanjutan dari seluruh program dan kebijakan yang telah dikeluarkan selama ini.
Secara keseluruhan Grand Strategy berkaitan dengan visi dan misi organisasi meliputi
semua bidang dalam organisasi Polri. Sebagai upaya untuk melanjutkan reformasi birokrasi
polri sebagai salah satu program good governance dari negara yang saat ini telah
dicanangkan kea rah kebijakan strategis melalui program revitalisasi polri, yang terdiri tiga
pilar, yang merupakan road map atau peta utama, yaitu : penguatan institusi, terobosan
kreatif, dan peningkatan integritas. Sehingga dihapkan dari adanya tiga pilar tersebut Polri
mampu mendayagunakan sumber daya yang dimiliki berdasarkan skala prioritas sehingga
mampu berperan sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat yang bersih,
transparan, akuntabel, humanis, professional, proporsional, adil, serta menjunjung tinggi
hak asasi manusia yang dibingkai dengan prinsip moral, etika dan etos kerja yang baik.
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, merupakan ujung tombak fungsi kepolisian di
daerah bertekad untuk selalu professional dalam menjalankan tugas kepolisian dengan
slogan SALAM ZERO. SALAM ZERO tersebut merupakan penjabaran dari Grand

Strategy Polri tahap ke III Strive For Excellent yang dimulai pada tahun 2015 sampai
dengan 2025. Dalam slogan SALAM ZERO memiliki makna Zero Pungli, Zero Pelanggaran,
dan Zero Kekerasan.
Bertitik tolak dari hal di atas, penulis merasa penting untuk menjabarkan
IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI POLRI TAHAP III STRIVE FOR EXCELLENT
PADA KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN BARAT menurut hemat penulis dalam tulisan
ini.
1.2 Perumusan Masalah
Proses perubahan culture set dan mainset Polri dalam program Grand Strategy Polri
telah menempatkan aspek-aspek poerubahan di berbagai bidang untuk membangun
perubahan organisasi Polri lebih kearah yang lebih humanis, bersih, transparan dan
akuntabel. Sehingga diharapkan nantinya penghayatan dan pengamalan terhadap
sosialisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Tribrata dan Catur Prasetya akan mewujudkan
jati diri Polri sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
Grand Strategy Polri 2005-2025 diharapkan akan membawa perubahan mendasar
dan menyeluruh dalam organisasi Polri. Pada tahap pertama Trust Building dan pada tahap
ke dua Patnership Building telah dirasakan dan membawa dampak besar bagi organisasi
Polri terutama dalam hal culture set dan mainset Polri yang mampu secara perlahan
menggeser paradigma Polri kearah Civilian Police atau Polisi yang berwatak sipil. Pada
akhirnya saat ini sampai kepada tahap yang ketiga yaitu Strive For Excellent tahun 20162025 sebagai wujud akhir penyempurnaan dari tahapan-tahapan sebelumnya, dimana Polri
harus mampu mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat.
Kepolisian Daerah Kalimanan Barat telah berupaya untuk menjabarkan Grand
Strategy Polri pada tahap ketiga Strive For Excellent dengan penerapan Komitmen
Integritas antar personel melalui slogan Salam Zero. Sehingga Penerapan atau
Implementasi terhadap Grand Strategy Polri tahap ketiga tahun 2016-2025 diharapkan

mampu menjadi penyempurna dari tahapan-tahapan sebelumnya yang telah dilakukan di


Kepolisian Daerah Kalimantan Barat. Oleh karena itu permasalahan utama yang akan
dibahas dalam tulisan ini adalah Bagaimana implementasi Grand Strategy tahap ketiga
Strive For Excellent periode 2016-2025 pada Kepolisian Daerah Kalimantan Barat ditinjau
dari Teori Implementasi Kebijakan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk melihat langkah-langkah apa yang dilakukan oleh
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat untuk mengimplementasikan kebijakan Grand Strategy
Polri tahap ketiga yaitu Strive For Excellent tahun 2016-2025. Sehingga sasaran yang
nantinya dicapai dapat terwujudnya pelayanan prima kepada masyarakat berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan untuk pencapaian tujuan grand strategy Polri 20052025 di masa depan.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini terbagi dalam :
A. Secara Akademis :
1. Memberikan wawasan Ilmu Pengetahuan di bidang Kebijakan Publik khususnya
dalam implementasi kebijakan atas suatu strategi dalam suatu organisasi publik.
2. Pelengkap literature yang membahas tentang implementasi atas pelaksanaan
strategi suatu organisasi publik.
B. Secara Praktis :
1. Memberikan gambaran tentang implementasi pelaksanaan Grand Strategi Polri pada
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat tahap ketiga tahun 2016-2025.

2. Memberikan masukan bagi Institusi Kepolisian Daerah Kalimantan Barat untuk


mengembangkan dan menyusun strategi dalam penyelenggaraan fungsi pelayanan
terhadap publik.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini terdiri dari enam bab, dengan deskripsi substansi sebagai
berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang konsep yang terkait dengan manajemen strategis,
kebijakan publik, implementasi kebijakan, reformasi birokrasi, serta
memberikan kerangka pemikiran yang menjadi arah penulis dalam melakukan
penulisan.

BAB III

METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang pendekatan yang digunakan dalam penulisan, teknik
pengumpulan data, konsep, metode analisis data, lokasi penelitian serta
keterbatasan dalam penulisan.

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENULISAN


Bab ini berisi gambaran umum objek penulisan dan ruang lingkup penulisan
serta karakteristik lainnya dari objek penulisan yang terkait dengan penulisan.

BAB V

PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan implementasi Grand Strategi Polri tahap ketiga
Strive For Excellent tahun 2016-2025 dengan menggunakan tahapan-tahapan

dalam proses impelentasi suatu kebijakan publik ditinjau dari teori kebijakan
publik.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini akan berisi tentang penjelasan kesimpulan atas pertanyaan penelitian
yang didasarkan atas hasil penelitian serta saran sebagai rekomendasi dari
hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai