Oleh :
Riski Puji Astutik
Zuhrotul Maghfiroh
Iwan Agus P.
Pembimbing :
Drs. Suroto M. Pd
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT HASYIM ASYARI
TEBUIRENG JOMBANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
Pembahasan
1.
berbasis sekolah merupakan alternatif baru dalam pengelolaan pendidikan yang lebih
menekankan kepada kemandirian dan kreatifitas sekolah.
Aldwell dan Spink (1988) dalam Teguh Winarno memandang MBS sebagai a self
managing school yakni suatu sekolah yang telah mengadopsi desentralisasi yang berarti dan
konsisten sehingga sekolah tersebut mempunyai wewenang untuk mengambil keputusankeputusan yang berhubungan dengan alokasi sumber-sumber yang meliputi pengetahuan,
teknologi, wewenang, material, orang, waktu dan keuangan (dikutip oleh CampbellEvans
dalam Dimmock (ed),1993: 93 dalam Teguh Winarno). Hal ini berarti bahwa sekolah yang
menggunakan MBS memperoleh hak otonomi untuk mengelola sumber-sumber daya
pedidikan yang dimilikinya.
2.
memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan atau otonomi kepada sekolah dan
mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif. Lebih
rincinya, Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah bertujuan untuk :
dalam
3.
akan
dicapai.
(Depdiknas,
2001:
4)
model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif untuk memenuhi
kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam kerangka
pendidikan nasional.
Oleh karena itu, esensi MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan
partisipasif untuk mencapai sasaran mutu sekolah.
Pengambilan keputusan partisipatif adalah suatu cara untuk mengambil keputusan
melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik, dimana warga sekolah (guru,
siswa, karyawan, orangtua siswa, masyarakat) didorong untuk terlibat secara langsung dalam
proses pengambilan keputusan yang dapat berkontribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah.
Sekolah memiliki kewenangan (kemandirian) lebih besar dalam mengelola sekolahnya
(menetapkan sasaran peningkatan mutu, menyusun rencana peningkatan mutu, melaksanakan
rencana peningkatan mutu, dan melakukan evaluasi pelaksanaan peningkatan mutu) dan
partisipasi kelompok-kelompok yang berkepentingan dengan sekolah merupakan ciri khas
Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Aldwell dan Spink (1988) dalam Teguh Winarno memandang MBS sebagai a
self managing school yakni suatu sekolah yang telah mengadopsi desentralisasi
yang berarti dan konsisten sehingga sekolah tersebut mempunyai wewenang
untuk mengambil keputusan-keputusan yang berhubungan dengan alokasi
sumber-sumber yang meliputi pengetahuan, teknologi, wewenang, material,