Pendidikan MIPA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Umum dan Agama adalah sarana yang akan membuat kehidupan manusia lebih layak dan
baik. Pendidikan umum dan Agama dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, dua
hal tersebut bertujuan untuk membina manusia menjadi umat lebih sejahtera dan bermoral. Klinik
Pendidikan MIPA
(KPM)
pada KPM yaitu menggunakan buku Pintar MNR dan menggunakan Sistem Metode Seikhlasnya sehingga
siswa membayar les sesuai kemampuan. Pembayaran dilakukan dengan memasukkan ke dalam keropak yang
disediakan sekolah.
C. Tujuan
Tujuan pelaksanaan Klub Matematika Seikhlasnya adalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan Sistem Metode Seikhlasnya dan Matematika Nalaria Realistik.
2. Menyebarkan Visi & Misi KPM.
3. Menyediakan sarana bagi siswa yang ingin belajar Matematika Nalaria Realistik.
4. Mendidik siswa agar lebih taat beribadah serta berakhlak baik.
5. Membuat seluruh masyarakat agar dapat merasakan manfaat KPM.
D. Hasil yang diharapkan
Hasil pelaksanaan Klub Matematika Seikhlasnya yang diharapkan yaitu:
1.
2.
3.
4.
Siswa siswi yang ikut KMS di sekolah, diakui sebagai siswa siswi KPM.
Siswa KMS mendapat prioritas mengikuti kegiatan - kegiatan KPM sesuai aturan yang berlaku.
Siswa lebih mudah untuk belajar Matematika Nalaria Realistik.
Sekolah memiliki guru yang bisa mengajarkan Matematika Nalaria Realistik.
Sekolah memiliki guru guru yang bertambah kemampuan dalam mengajar karena guru KMS mendapat
pembinaan dari KPM.
BAB II
Teknis Pelaksanaan
A. Penanggung Jawab Klub Matematika Seikhlasnya (KMS)
Penanggung jawab KMS adalah Kepala Sekolah, namun kepala sekolah boleh mengutus guru di sekolah
untuk menjadi koordinator antar sekolah dengan KPM. Kepala Sekolah boleh mengirimkan maksimal 4 guru
sekolah untuk mengikuti pelatihan guru Klub Matematika Seikhlasnya yang diadakan oleh Klinik Pendidikan
MIPA. Penanggung jawab KMS menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama dengan KPM.
B. Tempat KMS
Klub Matematika Seikhlasnya berjalan di sekolah dengan menggunakan fasilitas kelas di sekolah untuk
dijadikan tempat belajar KMS.
C. Pengajar KMS
1. Pengajar KMS adalah Guru Sekolah yang mendapat rekomendasi Kepala Sekolah untuk mengikuti
Pelatihan Guru KMS yang diadakan KPM.
2. Guru yang telah mengikuti Pelatihan Guru KMS dan mendapat izin dari KPM.
3. Pengajar KMS seorang muslim dan untuk wanita wajib menggunakan kerudung dan untuk laki laki
wajib tidak merokok serta berakhlak baik.
4. Mengajar sesuai aturan KPM.
5. Membantu menjaring siswa berpotensi yang akan dibina.
6. Membantu menyebarkan program KPM di sekolahnya.
7. Aktif menambah wawasan ilmu matematika.
8. Menerapkan sistem belajar dan mengajar seperti di kelas reguler KPM.
D. Siswa KMS
Siswa siswi yang terdaftar sebagai siswa sekolah penyelenggara KMS
E. Sistem Belajar
1. Materi yang diajarkan adalah materi reguler untuk membantu siswa memahami matematika dengan
metode Matematika Nalaria Realistik sesuai buku Pintar MNR yang dibuat KPM dan sesuai aturan cara
mengajar KPM.
2. Belajar akan dimulai apabila sudah ada 4 siswa yang terdaftar setiap kelasnya.
3. Lama belajar 1,5 jam (90 menit) per pertemuan.
4.
5.
6.
7.
BAB III
Penutup
Dengan terlaksananya Klub Matematika Seikhlasnya sesuai aturan Klinik Pendidikan MIPA diberbagai
sekolah, maka akan cepat menyebarluaskan Sistem Metode Seikhlasnya dan Matematika Nalaria Realistik
sehingga semakin banyak siswa, orangtua dan masyarakat yang akan terpengaruh dengan sistem KPM ini. Efek
dari pengaruh tersebut siswa, orangtua dan masyarakat akan berakhlak baik, beriman dan berilmu.
Kelas akan dibuka apabila sudah membentuk kelompok belajar minimal 4 orang.
Peserta membayar biaya pendaftaran dan belajar seikhlasnya (sesuai dengan kemampuan) dimasukan ke
kotak/keropak yang telah disediakan sekolah.
3.
Siswa harus membeli buku yang digunakan untuk belajar di kelas (Pintar MNR atau modul KPM dan
Materi Akhlak).
4.
Siswa memakai pakaian yang sopan dan rapih saat belajar di kelas, bagi yang beragama muslim siswa
perempuan Wajib menggunakan kerudung.
5.
Siswa wajib memberi hormat pada guru dan orang tua siswa/i lainnya pada saat bertemu. Salah satu
bentuknya adalah mencium tangan (sesuai syariat).
6.
Siswa dilarang berkata yang tidak baik, berteriak-teriak dan berperilaku yang tidak sopan yang melanggar
norma masyarakat dan agama.
7.
8.
Siswa wajib mengisi kartu sholat (siswa muslim), PR akhlak dan PR lainnya dan mengumpulkan ke guru
pada setiap pertemuan.
9.
Siswa muslim wajib mengikuti program target hapalan Al-Quran dan melaksanakan 1 dari 7 sunah nabi
Muhammad SAW.
10. Apabila Adzan berkumandang disaat belajar berlangsung, maka proses belajar dihentikan sejenak untuk
melakukan sholat berjamaah.
11. Membaca Al Quran sebelum belajar di kelas dimulai.
12. Siswa dilarang merokok (Siswa yang terbukti merokok baik di kelas maupun diluar kelas akan
dikeluarkan sebagai siswa KPM).