STEP 1
1. Bentuk thorax emfisematus : bentuk thorak anteroposterior lebih besar dari lateral
bentuk dada tong angulus costa > 90 derajat terdapat kelainan paru obstruktif dengan
ciri ekspirasi diperpanjang, bentuk yg membesar karena dilatasi alveolus dan
penumpukan udara yg patologis.
Normal Ap : lateral= 5:7
2. Pulse lips breathing :
- pernafasan bibir yg mengkerut suatu cara paling sederhana untuk mengontrol sesak
nafas untuk memperlambat laju pernafasan membuat setiap nafas lebih efektif.
- Suatu keadaan pada pasien dimana menggunakan otot mulut atau bibir untuk
respirasi tambahan karena meningkatnya tekanan pada saluran nafas dan untuk
mengurangi keadaan kolaps
3. Retraksi :
- Kontraksi yang terjadi pada perut dan iga yg tertarik kedalam pada saat menarik
nafas, ics melebar dan sternum yg cembung.
STEP 2
1. Mengapa pasien mengalami sesak nafas terus menerus dan batuk
berdahak kental tidak dipengaruhi aktivitas?
2. Apa hubungan merokok dg gejala yg diderita pada scenario(btk berdahak
kental,sesak,bentuk thorax)? Klasifikasi perokok?kandungan rokok?
3. Mengapa pada pf bentuk thorax empisematus dan ekspirasi diperpanjang?
4. Kenapa keluhan masih sama walaupun penderita sdh beberapa kali dirawat
5. PP lain selain diskenario?
6. DD?
7. Diagnosis?
a. Definisi
b. Etiologi
c. Klasifikasi
d. Pathogenesis
e. Gejala klinis
f. penalaksanaan
8. Hal yang memperingan keluhan pasien?
9. Penatalaksanaan?
10.
Komplikasi?
11.
Prognosis?
12.
STEP 3
1. Mengapa pasien mengalami sesak nafas terus menerus dan batuk
berdahak kental tidak dipengaruhi aktivitas?
Sesak nafas
- kardiologi
Dispneu d effort
- Respiratori
Kerusakan karena saluran nafas brinkitis kronik dan asma
Berdahak karena infeksi
- Bisa karena rokok : mempengaruhi kerja silia dan merangsang
hipersekresi mucus sehingga mucus terakumulasi dan tersumbat
sehingga sesak nafas
Mucus yg kental merangsang batuk
- Psikis
- Dilihat dari riwayat merokoknya disimpulkan penyakitnya
kronisirreversibelsesak nafas terus menerus)
- Sesak nafas
Obstruktif : sputum
Irreversible (tdk bisa kembalibronkokontriksi) dan reversible (bisa balik
lgasma)
Tdk beraktivitas sesak lobus bawah tdk difusi
Atelektasis jka ada alveolus tersumbat dialiri oleh alveolus lain sehingga
lama-kelamaan alveolusnya kolaps dan alveolus yg terakhir edem
Mucus tidak diductus tetapi hanya sampai bronkus terminalis
Inspirasi cbg cohn menutup
Ekspirasi cohn membuka
2. Apa hubungan merokok dg gejala yg diderita pada scenario(btk berdahak
kental,sesak,bentuk thorax)? Klasifikasi perokok?kandungan rokok?
- Ringan : 1-10 btg perhari
- Sedang : 11-20 btg perhari
- Berat : >20 btg perhari
Kandungan
- Nikotin : adiktif
- tar
- CO : gas tidak berbau dihasilkan pembakaran, hb krg mengikat o2
CO mengikat 100x lbh kuat
- Amnium karbonat
- Ammonia
- Formid acid
- Acrolin
- Hydrogen sianid zat mdh terbakar,
- Cyanid gas racun
- formaldehida
3. Mengapa pada pf bentuk thorax empisematus dan ekspirasi diperpanjang?
Ekpirasi diperpanjang mengeluarkan CO2 yg ada dialveolus yg terkena
sumbatan (perpanjanagan durasi katup ckhon)
Karena selama inspirasi udara yg masuk selalu ada lumen bronkus melebar.
Ekspirasi lumen bronkus menyempit sehingga mengganggu karena ada
mukus
Empisematus : penyakit obstuktif jika kronis menyebabkan elastisitas paru
menghilang alveolus dan bronkus kolaps, destruksi serabut kolagen dan
elakstik diseluruh paru
STEP 4
perokok
bronkokintriks
i
Sesak
nafas
Batuk dahak
kental
PF
PP
penatalaksan
aan
Barel chest
STEP 7
1. Mengapa pasien mengalami sesak nafas terus menerus dan batuk
berdahak kental tidak dipengaruhi aktivitas?
eprints.undip.ac.id/31261/2/Bab_1.pdf
Diafragma menjadi tipis, datar, dan seperti tong karena adanya udara yang terperangkap dan
paru membesar sehingga kapasita s paru total(TLC) dan volume residu (RV) meningkat.
(patofisiologi Sylvia vol.2 ed.6)
yang disebabkan oleh pajanan gas berbahaya yang dapat memberikan gambaran gangguan
sistemik. Gangguan ini dapat dicegah dan dapat diobati.
Meskipun dapat dicegah dan diobati gejalanya, kerusakan yang ditimbulkan sebagai akibat dari
gaya hidup sebelumnya tidak dapat dikembalikan lagi pada keadaan normal. Sehingga,
fungsinya pun sudah mengalami kelainan.
Hiperinflasi
Hiperlusen
Diafragma mendatar
Bulla
Jantung pendulum
PP
Foto thorax
1. Hiperlusensi regional, dengan banyangan vascular yang
menipis
2. Overinflasi paru (emfisema berat), kadang2 ada bullae
3. Jantung menyempit dan memanjang
4. Diafragma mendatar
Uji faal paru
1. Penurunan FEV1 dari nilai prediktif
2. Penurunan rasio FEV1/FVC
Pemeriksaan laboratorium tambahan
1. Polisitemia sekunder
2. Gambaran EKG adanya P pulmonal
3. Biakan kuman dan virus dari sputum
(Tim Editor: Marcellus Simadibrata, pedoman Diagnosis dan terapi di bidang
ilmu penyakit dalam, pusat Informasi dan penerbitan Bagian IPD fakultas
kedokteran UI)
6. DD?
Obstruktif : asma, bronchitis kronik, emfisema, bronkiaktasis
Restriktif : tb paru, pneumothorax, pneumonia, efusi pleura,
sindrom gagal nafas,
7. Diagnosis?
PPOK/COPD (penyakit paru obstruktif kronis) emfisema,
bronchitis kronis, asma
a. Definisi
b. Etiologi
c. Klasifikasi
Menurut gold
Derajat 1 : ringan dengan atau tanpa gejala klinis
keterbatasan aliran udara ringan fev<70%
Derjat 2 : sedang, hambatan aliran udara sdh
memburu disertai pemendekan dalam bernafas fev <
70%-50%
Derajat 3 : berat, sesak nafas semakin memeberat
hambatan udara memburk fev <70%-30%
Derajat 4 : sangat berat, hambatan aliran udara
berat disertai gagal nafas kronik predileksi fev <70%30%
Pembagian
Stabil
Non-stabil
d. Pathogenesis
e. Gejala klinis
Manifestasi klinis
Batuk produktif
Sesak tidak dipengaruhi akivitas, fase lanjutan dipengaruhi aktivitas
Mengi
Dyspneu deffort
Wheezing
BB turun
Penderita gelisah
Mudah tersinggung
Fase 5 fase emfisema paru dengan kelainan jantung, terjadi kor pulmonal
kronik yang masih terkompensasi
f. Faktor risiko
Faktor resiko
Merokok lama, cara, jenis
Infeksi saluran pernafasan
Factor lain seperti umur, JK (mayoritas : laki2), ras
Factor paparan lingkungan : merokok, pekerjaan, polusi udara
Factor host : umur, JK, gangguan paru, defisiensi antioxidant
Merokok
Menghambat
antiprotease
dan
menyebabkan
leukosit
Peningkatan
akut
resistensi
saluran
pernapasan
karena
g.
Penalaksanaan
Terapi Farmakologis
a.
Bronkodilator
3 golongan :
Agonis
-2:
fenopterol,
salbutamol,
albuterol,
ipratropium
bromid,
oksitroprium
bromid
Metilxantin: teofilin lepas lambat, bila kombinasi -2
Dianjurkan
bronkodilator
kombinasi
daripada meningkatkan
Steroid
PPOK yang menunjukkan respon pada uji
steroid
dan IV)
c.
Eksaserbasi akut
Obat-obat tambahan lain
Mukolitik
(mukokinetik,
Antioksidan : N-Asetil-sistein
Imunoregulator
(imunostimulator,
Terapi Non-Farmakologis
a.
Rehabilitasi
latihan
fisik,
latihan
endurance,
disertai
hipertensi
pulmonal,
edema
perifer karena
gagal
jantung, polisitemia
Pada pasien PPOK, harus di ingat, bahwa pemberian oksigen harus dipantau secara
ketat. Oleh karena, pada pasien PPOK terjadi hiperkapnia kronik yang menyebabkan
adaptasi
kemoreseptor-kemoreseptor
central
yang
dalam
keadaan
normal
kemoreseptor-kemoreseptor
perifer
yang
relatif
kurang
peka.
Kemoreseptor perifer ini hanya aktif melepaskan muatan apabila PO 2 lebih dari 50
mmHg, maka dorongan untuk bernapas yang tersisa ini akan hilang. Pengidap PPOK
biasanya memiliki kadar oksigen yang sangat rendah dan tidak dapat diberi terapi
dengan oksigen tinggi. Hal ini sangat mempengaruhi koalitas hidup. Ventimask
adalah cara paling efektif untuk memberikan oksigen pada pasien PPOK.
c.
Nutrisi
d.
Pembedahan:
pada
PPOK
berat,
(bila
DERAJAT
Semua
KARAKTERISTIK
derajat
Derajat
(PPOK
Vaksinasi influenza
a.
Bronkodilator kerja singkat (SABA,
Ringan)
Derajat II
REKOMENDASI PENGOBATAN
Hindari faktor pencetus
1.
Pemberian
antikolinergik
kerja
dapat
(PPOK
reguler
sedang)
bronkodilator:
tanpa gejala
a.
Antikoliner
gik
kerja
sebagai
lama
terapi
pemeliharaan
b.
LABA
c.
Simptomati
k
Rehabilitasi
Pengobatan
2.
/ KVP < 70%; 1.
Derajat III
VEP1
(PPOK
30% VEP1
Berat)
prediksi
atau
bronkodilator:
gejala
a.
reguler
50%
Kortikosteroid
dengan
lebih steroid
atau
Antikoliner
gik
kerja
sebagai
positif
eksaserbasi
lama berulang
terapi
pemeliharaan
b.
LABA
c.
Simptomati
k
Rehabilitasi
Pengobatan
2.
1.
Derajat IV
(PPOK
sangat
atau
a.
berat)
atau
gagal
gagal
nafas
jantung
reguler
Antikolinergik
dengan
kerja
lama
kanan
b.
LABA
c.
Pengobatan komplikasi
d.
2.
Rehabilitasi
3.
Terapi
oksigen
Pada
eksaserbasi
akut
berat:
aminofilin
(0,5
mg/kgBB/jam)
Terdapat komplikasi