Anda di halaman 1dari 12

DIARE

A. Judul
Judul pada modul I ini adalah DIARE.
B. Skenario
Skenario 2 : Berak Darah dan Lendir
Seorang anak balita, dibawa ke rumah sakit oleh ibunya dengan riwayat tibatiba demam, muntah-muntah, dan berak encer beberapa kali sehari. Pada hari
ketiga tampak lemas dan mulai berak darah dan lendir. Anak selalu menangis
setiap buang air.
C. Kata Kunci

Balita

Demam

Muntah

Berak encer dengan frekuensi tinggi

Lemas

Berak darah dan lendir

Menangis saat buang air

D. Klarifikasi Kata Sulit


E. Pertanyaan
1. Organ apa saja yang berhubungan dengan kasus tersebut?
2. Apakah faktor penyebab penyakit yang dialami balita pada skenario 2?
3. Bagaimana mekanisme terjadinya infeksi?
4. Bagaimana mekanisme berak encer yang berakibat mengeluarkan darah dan
lendir?
5. Bagaimana mekanisme muntah dan hubungannya dengan penyakit yang
dialami?
6. Apa yang menyebabkan timbulnya manifestasi lanjutan seperti demam, lemas,
dan menangis saat buang air?
F. Jawaban Pertanyaan

1. Organ yang berhubungan dengan kasus tersebut ialah organ yang berhubungan
dengan gastrointestinal, yaitu:

Lambung (Gaster)
Lambung terletak oblique dari kiri ke kanan menyilang di abdomen
atas tepat di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong, lambung
menyerupai tabung berbentuk J, dan bila penuh berbentuk seperti buah
peer raksasa. Kapasitas normal lambung adalah 1 2 L.
Secara anatomis, lambung terbagi atas fundus, korpus, dan antrum
pilorikum atau pilorus. Sebelah kanan atas lambung terdapat cekungan
kurvatura minor dan bagian kiri bawah lambung terdapat kurvatura mayor.
Sfingter pada kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan
yang terjadi. Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan
makanan masuk ke dalam lambung dan mencegah refluks isi lambung
masuk ke esofagus kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter
kardia dikenal dengan nama daerah kardia. Di saat sfingter pilorikum
terminal berelaksasi, makanan masuk ke dalam duodenum, dan ketika
berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isi usus ke
dalam lambung.
Fungsi Motorik:
-

Fungsi menampung; menyimpan makanan sampai makanan tersebut


sedikit demi sedikit dicerna dan bergerak pada saluran cerna.
Menyesuaikan peningkatan volume tanpa menambah tekanan dengan
relaksasi reseptif otot polos; diperantarai oleh nervus vagus dan
dirangsang oleh gastrin.

Fungsi mencapur; memecahkan makanan menjadi partikel-partikel


kecil dan mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot
yang mengelilingi lambung. Kontraksi peristaltik diatur oleh suatu
irama listrik intrinsik dasar.

Fungsi pengosongan lambung; diatur oleh pembukaan sfingter pilorus


yang dipengaruh oleh viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmotik,
keadaan fisik, serta oleh emosi, obat-obatan, dan olah raga.
Pengosongan lambung diatur oleh faktor saraf dan hormonal seperti
kolesistokinin.

Fungsi Pencernaan dan Sekresi:


-

Pencernaan protein oleh pepsindan HCl dimulai di sini; pencernaan


karbohidrat dan lemak oleh amilase dan lipase dalam lambung kecil
peranannya.

Sintesis dan pelepasan gastrin dipengaruhi oleh protein yang dimakan,


peregangan antrum, alkalinisasi antrum, dan rangsangan vagus.

Sekresi faktor intrinsik memungkinkan absorbsi vitamin B12 dari usus


halus bagian distal.

Sekresi mukus membentuk selubung yang melindungi lambung serta


berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut.

Sekresi bikarbonat, bersama dengan sekresi gel mukul tampaknya


berperan sebagai barier dari asam lumen dan peptin.

Usus Halus
Usus halus merupakan suatu tabung yang kompleks, berlipat-lipat dan
membentang dari pilorus hingga katup ileosekal. Panjang usus halus pada
orang hidup sekitar 12 kaki (3,6 m) dan hampir 22 kaki (6,6 m) pada
kadaver (akibat relaksasi). Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah
rongga abdomen. Ujung proksimalnya berdiameter sekitar 3,8 cm tetapi
makin ke bawah garis tengahnya semakin berkurang sampai sekitar 2,5
cm.
Usus halus dibagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum. Panjang
duodenum adalah sekitar 25 cm mulai dari pilorus sampai jejunum.
Pemisahan duodenum dan jejunum ditandai oleh adanya ligamentum
Treitz, yaitu suatu pita muskulo fibrosa yang berorigo pada krus dekstra
diafragma dekat hiatus esofagus dan berindersio pada perbatasan antara
duodenum dan jejunum. Sekitar 2/5 dari usus halus adalah jejunum dan 3/5
bagian akhirnya adalah ileum. Jejunum terletak di regio midabdominalis
sinistra, sedangkan ileum cenderung terletak di regio abdominalis dekstra
sebelah bawah.
Fungsi usus halus:
-

Untuk mengabsorbsi zat-zat hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak


dan protein yaitu gula sederhana, asam amino, dan asam lemak dan

gliserol melalui dinding usus ke dalam sirkulasi darah dan limfe untuk
digunakan oleh sel-sel tubuh.
-

Menyediakan enzim-enzim pencernaan untuk mencerna zat-zat


makanan menjadi lebih sederhana.

Usus Besar (kolon)


Usus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga dengan
panjang sekitar 1,5 m (5 kaki) yang terbentang dari sekum hingga kanalis
ani. Diameter usus besar yaitu sekitar 6,5 cm tetapi makin dekat anuh
diameternya semakin kecil.
Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon, dan rektum. Pada sekum terdapat
katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum
menempati sekitar 2 atau 3 inchi pertama dari usus besar. Katup ileosekal
mengendalikan aliran kimus dari ileum ke dalam sekum dan mencegah
terjadinya aliran balik bahan fekal dari usus besar ke dalam usus halus.
Kolon dibagi lagi menjadi kolon asendens, transversum, desendens, dan
sigmoid. Kolon sigmoid mulai setinggi krista iliaka dan membentuk
lekukan berbentuk S. Lekukan bagian bawah membelok ke kiri sewaktu
kolon sigmoid bersatu dengan rektum. Bagian utama usus besar yang
terakhir disebut rektum dan membentang dari kolon sigmoid hingga anus.
1 inchi terakhir dari rektum disebut sebagai kanalis ani.dan dilindungi oleh
otot sfingter ani eksternus dan internus. Panjang rektum dan kanalis ani
adalah sekitar 15 cm.
Fungsi usus besar:
Fungsi usus besar yang paling penting adalah absorbsi air dan elektrolit
yang sudah hampir selesai dalam kolon dekstra. Kolon sigmoid berfungsi
sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah terdehidrasi
hingga berlangsungnya defekasi.

2. Faktor penyebab penyakit tersebut adalah sebagai berikut:


a. Faktor infeksi
-

Infeksi enteral
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:

infeksi

bakteri

Vibrio,

E.Coli,

Salmonella,

Shigella,

Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dll.

infeksi

virus

Enteroovirus

(Virus

ECHO,

Coxsackie,

Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll.

inveksi

parasit

cacing

(Ascaris,

Trichiuris,

Oxyuris,

Strongyloides), Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia Lamblia,


Trichomonas hominis), jamur (Candida Albicans).
-

Infeksi parenteral
Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat
pencernaan, seperti Otitis media akut (OMA), Tonsilofaringitis,
Bronkopneumonia, Ensefalitis, dll. Keadaan ini terutama terdapat pada
bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.

b. Faktor malabsorbsi
-

Malabsorbsi karbohidrat; disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan


sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi
laktosa.

Malabsorbsi lemak

Malabsorbsi protein

c. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis
Rasa takut, dan cemas. Walaupun jarang, dapat menimbulkan diare,
terutama pada anak yang lebih besar.
3. Jenis-jenis diare?
-

Berdasarkan waktu
Diare akut ( < 2 pekan)
Diare kronik (> 2 pekan)

Berdasarkan jenis feces


Diare sekretorik : Berakencer seperti airdisebabkan oleh infeksi

virus pada mukosa saliran cerna atau oleh enterotoxin dari bakteri

Disentri : Frekuensi buang air sering terdiri dari lendir,nanah


dan darah.Disertai sakit dan kram perut(penesme).Disebabkan oleh
sitotoxin,invasi bakteri dan protozoa
Kolera : Pada tinja ada bakteri kolera
Berdasarkan organ yang terinfeksi
Diare infeksi enteral : Diare karena infeksi di usus yang
disebabkan oleh virus,parasit.
Diare infeksi parental : diare karena di luar usus yang
disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan,saluran urine,otitic media.
4. Mekanisme berak encer yang berakibat mengeluarkan darah dan lendir
Berak encer yang berakibat mengeluarkan darah dan lendir biasanya
disebabkan oleh bakteri seperti
- shigella shiga terdapat daerah teropi termasuk
indonesia,shigella ambigua,s.boydii.
- shigella flexneri(s. paradysentriae)terdapat di daerah
lintang
- shigella sonnei,sifat organisme ini tidak

bergerak,tidak

tahan panas
Mekanisme infeksinya ialah dengan menginvasi mukosa. Pertama, bakteri
menginvasi dan merusak sel epitel mukosa. Ini terjadi sebagian besar di kolon
dan bagian distal ileum. Invasi kemudian diikuti dengan pembentukan
mikroabses dan ulkus superficial yang menimbulkan eritrosit dan leukosit
sehingga terdapat pada feses. Toksin yang dihasilkan juga menyebabkan
kerusakan jaringan dan kemungkinan juga peningkatan sekresi air dan
elektrolit dan mukosa. Dengan demikian, terjadilah berak encer yang disertai
darah dan lendir.
5. Mekanisme muntah dan hubungannya dengan penyakit yang dialami
Pencernaan

bagian

atas

membuang

isinya

sendiri

bila

usus

teriritasi,tertegang,dan terangsang berlebih.Rangsangan ini menyebabkan


muntah dapat terjadi pada setiap bagian sauran pencernaan,meskipun pada
gaster dan intestinum memberi rangsangan yang paling kuat.Muntah
didefinisikan sebagai suatu refleks yang menyebabkan dorongan ekspulsi isi
lambung atau usus atau keduanya ke mulut. Pusat muntah menerima masukan

dari korteks cerebrl, organ vestibular, daerah pemacu kemoreseptor


(chemoreceptor trigger zone, CTZ) dan serabut aferens, termasuk dari sistem
gastrointestinal.
Muntah terjadi akibat rangsangan pada pusat muntah, yang terletak di daerah
postrema medula oblongata di dasar ventrikel ke-4. Muntah dapat dirangsang
melalui jalur saraf aferens oleh rangsangan nervus vagus dan simpatis atau
oleh rangsangan emetik yang muntah dengan aktivasi CTZ. Jalur eferen
menerima sinyal yang menyebabkan terjadi gerakan ekspulsif otot abdomen,
gastrointestinal, dan pernapasan yang terkoordinasi dengan epifenomena
emetik yang menyertai disebut muntah.
6. bagaimana mekanisme dari demam,lemas dan menagis pada saat defekasi?

Demam
Demam dapat terjadi akibat adanya proses infeksi yang menunjukkan
penyakit yang bersifat invasif.

Lemas
Lemas terjadi akibat adanya dehidrasi yang disebabkan oleh banyaknya
cairan berupa air maupun elektrolit yang keluar.

Menangis
Menangis saat buang air bisa terjadi karena adanya nyeri,anus akibat
terlalu sering defekasi sehingga terasa sakit saat buang air.

G. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yaitu:

Menjelaskan anatomi saluran pencernaan manusia

Menjelaskan dasar histologi terjadinya infeksi pada saluran cerna.

Menjelaskan dasar biokimia bahan-bahan yang ada hubungannya dengan


infeksi dan pertahanan tubuh terhadap infeksi.

Menjelaskan tentang fisiologi saluran cerna.

Menjelaskan semua aspek tentang mikroorganisme penyebab infeksi.

Menjelaskan tentang patomekanisme terjadinya infeksi pada saluran cerna.

Menjelaskan perubahan-perubahan sel, jaringan dan cairan tubuh akibat


infeksi.

Menjelaskan dasar immunologi dari infeksi.

Menjelaskan tentang penularan infeksi.

Menjelaskan tentang cara pengendalian penyakit saluran cerna.

Tujuan pembelajaran selanjutnya untuk diskusi, yaitu:

Mengidentifikasi anamnesa yang telah tertera pada skenario untuk kemudian


menentukan kemungkinan-kemungkinan diferensial diagnosa.

Membahas satu per satu diferensial diagnosa untuk penegakan diagnosa.

Mempelajari

lebih

lanjut

difensial

diagnosa

untuk

menemukan

penatalaksanaan berupa pengobatan maupun pencegahan penyakit.


H. Informasi Tambahan
(Sumber : http://www.babiesonline.com/babies/n/nidanareswari)
Diare merupakan keadaan dimana seseorang menderita menceret-menceret,
tinjanya encer dan kadang muntah-muntah. Diare juga disebut dengan muntaber
(muntah berak), muntah mencret atau muntah bocor, kadang tinja penderita
mengandung darah dan lendir dan diare juga menyebabkan cairan tubuh terkuras
keluar melalui tinja. Bila penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka
hal ini dapat menyebabkan kematian terutama pada bayi dan anak-anak usia dibawah
lima tahun.
Penyebab diare
penyebab diare yang terpenting adalah:
-karena adanya peradangan usus: karena kolera, disentri, bakteri-bakteri lain, virus
dsb.
-karena kekurangan gizi: kelaparan, kekurangan zat putih telur
-karena keracunan makanan
-karena tak tahan makanan tertentu: karena bayi/anak tak tahan meminum susu yang
mengandung lemak atau laktosa.
Terjadinya diare
Diare dapat ditularkan melalui tinja yang mengandung kuman diare. Air sumur atau
air tanah yang telah tercemar kuman diare, atau makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi kuman diare, atau tidak mencuci tangan sebelum memberikan
makan/minum pada bayi/anak, memasak dll yang tanpa disadari sebenarnya tangan

telah terkontaminasi kuman diare yang tak tampak oleh mata telanjang.
Cara menolong penderita diare
Minumlah garam oralit untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh karena
diare, minumlah cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau. Berikan minuman/jus
buah yang disukai anak, tetap susui bayi yang menderita diare karen asi terbukti
memberikan perlindungan dan ketahanan bagi anak.
Bila diare tidak kunjung berhenti segeralah bawa anak ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Cara mencegah diare
-Buang air ditempatnya dan tidak disembarang tempat, latih anak untuk buang air
dikakus
-Cuci tangan sebelum makan dan sesudah makan.
-Cuci tangan sebelum memasak makanan dan pastikan tangan anda selalu bersih
ketika memberikan makan pada bayi atau balita.
-Pastikan peralatan makan dan minum anak bersih dan tidak terkontaminasi kuman
apapun juga.
-Untuk bayi usahakan selalu memasak/merebus peralatan makan dan minumnya
terlebih dahulu.
-Minum dan makanlah makanan yang sudah dimasak.
-Hindari memberikan makanan setengah masak/setengah matang pada anak.
-Pastikan air yang dimasak benar-benar mendidih.
-Berikanlah ASI selama mungkin kepada anak, disamping pemberian makanan
lainnya.
-Bayi yang minum susu botol lebih mudah terserang diare dari pada bayi yang disusui
ibunya.
-Tetap menyusui anak walaupun anak terserang diare.
-Pastikan tangan sipengasuh tetap bersih ketika mengasuh anak atau memberikan
makan dan minum pada anak.
-Jaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan tempat tinggal.

(Sumber : http://www.disentribasiler.com)
Disentri adalah sidrom yang menggambarkan diare berdarah,disertai
demam,sakit perut dan rektum serta penampakan lendir dan tinja
Disentri basil adalah penyakit yang menyerang daerah-daerah dengan
kebersihan yang kurang baik
Langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi penyakit
disentri yaitu dengan memperhatikan pola hidup sehat dan bersih, seperti
selalu menjaga kebersihan makanan dan minuman dari kontaminasi kotoran
dan

serangga

pembawa

kuman,

menjaga

kebersihan

lingkungan,

membersihkan tangan secara baik sesudah buang air besar atau menjelang
makan atau ketika memegang makanan yang akan dimakan

I. Analisa dan Sintesa Masalah


Setelah menganalisa dan mensintesa masalah, ditemukan 3 diferensial diagnosa
sebagai berikut:

Disentri Basiler

Kolitis Ulseratif

Diare Akut

Setelah mempelajari lebih jauh, maka dibuatlah tabel sebagai berikut,


Penyakit

Diare Akut

Disentri Basiler

Kolitis Ulseratif

Usia Balita

Jarang

Demam

Muntah-muntah

Berak encer

Darah pada feses

Lendir pada feses

Gejala klinik

Nyeri saat buang +

air
Berdasarkan tabel, maka prioritas diagnosa adalah:
1. Disentri Basiler
2. Kolitis Ulseratif
3. Diare Akut

DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 1995. Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Noer, Sjaifoellah. 1996. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Suryono, Slamet, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Wahidiyat, Iskandar, dkk. 1968. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai