A. Judul
Judul pada modul I ini adalah DIARE.
B. Skenario
Skenario 2 : Berak Darah dan Lendir
Seorang anak balita, dibawa ke rumah sakit oleh ibunya dengan riwayat tibatiba demam, muntah-muntah, dan berak encer beberapa kali sehari. Pada hari
ketiga tampak lemas dan mulai berak darah dan lendir. Anak selalu menangis
setiap buang air.
C. Kata Kunci
Balita
Demam
Muntah
Lemas
1. Organ yang berhubungan dengan kasus tersebut ialah organ yang berhubungan
dengan gastrointestinal, yaitu:
Lambung (Gaster)
Lambung terletak oblique dari kiri ke kanan menyilang di abdomen
atas tepat di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong, lambung
menyerupai tabung berbentuk J, dan bila penuh berbentuk seperti buah
peer raksasa. Kapasitas normal lambung adalah 1 2 L.
Secara anatomis, lambung terbagi atas fundus, korpus, dan antrum
pilorikum atau pilorus. Sebelah kanan atas lambung terdapat cekungan
kurvatura minor dan bagian kiri bawah lambung terdapat kurvatura mayor.
Sfingter pada kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan
yang terjadi. Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan
makanan masuk ke dalam lambung dan mencegah refluks isi lambung
masuk ke esofagus kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter
kardia dikenal dengan nama daerah kardia. Di saat sfingter pilorikum
terminal berelaksasi, makanan masuk ke dalam duodenum, dan ketika
berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isi usus ke
dalam lambung.
Fungsi Motorik:
-
Usus Halus
Usus halus merupakan suatu tabung yang kompleks, berlipat-lipat dan
membentang dari pilorus hingga katup ileosekal. Panjang usus halus pada
orang hidup sekitar 12 kaki (3,6 m) dan hampir 22 kaki (6,6 m) pada
kadaver (akibat relaksasi). Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah
rongga abdomen. Ujung proksimalnya berdiameter sekitar 3,8 cm tetapi
makin ke bawah garis tengahnya semakin berkurang sampai sekitar 2,5
cm.
Usus halus dibagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum. Panjang
duodenum adalah sekitar 25 cm mulai dari pilorus sampai jejunum.
Pemisahan duodenum dan jejunum ditandai oleh adanya ligamentum
Treitz, yaitu suatu pita muskulo fibrosa yang berorigo pada krus dekstra
diafragma dekat hiatus esofagus dan berindersio pada perbatasan antara
duodenum dan jejunum. Sekitar 2/5 dari usus halus adalah jejunum dan 3/5
bagian akhirnya adalah ileum. Jejunum terletak di regio midabdominalis
sinistra, sedangkan ileum cenderung terletak di regio abdominalis dekstra
sebelah bawah.
Fungsi usus halus:
-
gliserol melalui dinding usus ke dalam sirkulasi darah dan limfe untuk
digunakan oleh sel-sel tubuh.
-
Infeksi enteral
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:
infeksi
bakteri
Vibrio,
E.Coli,
Salmonella,
Shigella,
infeksi
virus
Enteroovirus
(Virus
ECHO,
Coxsackie,
inveksi
parasit
cacing
(Ascaris,
Trichiuris,
Oxyuris,
Infeksi parenteral
Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat
pencernaan, seperti Otitis media akut (OMA), Tonsilofaringitis,
Bronkopneumonia, Ensefalitis, dll. Keadaan ini terutama terdapat pada
bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
b. Faktor malabsorbsi
-
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis
Rasa takut, dan cemas. Walaupun jarang, dapat menimbulkan diare,
terutama pada anak yang lebih besar.
3. Jenis-jenis diare?
-
Berdasarkan waktu
Diare akut ( < 2 pekan)
Diare kronik (> 2 pekan)
virus pada mukosa saliran cerna atau oleh enterotoxin dari bakteri
bergerak,tidak
tahan panas
Mekanisme infeksinya ialah dengan menginvasi mukosa. Pertama, bakteri
menginvasi dan merusak sel epitel mukosa. Ini terjadi sebagian besar di kolon
dan bagian distal ileum. Invasi kemudian diikuti dengan pembentukan
mikroabses dan ulkus superficial yang menimbulkan eritrosit dan leukosit
sehingga terdapat pada feses. Toksin yang dihasilkan juga menyebabkan
kerusakan jaringan dan kemungkinan juga peningkatan sekresi air dan
elektrolit dan mukosa. Dengan demikian, terjadilah berak encer yang disertai
darah dan lendir.
5. Mekanisme muntah dan hubungannya dengan penyakit yang dialami
Pencernaan
bagian
atas
membuang
isinya
sendiri
bila
usus
Demam
Demam dapat terjadi akibat adanya proses infeksi yang menunjukkan
penyakit yang bersifat invasif.
Lemas
Lemas terjadi akibat adanya dehidrasi yang disebabkan oleh banyaknya
cairan berupa air maupun elektrolit yang keluar.
Menangis
Menangis saat buang air bisa terjadi karena adanya nyeri,anus akibat
terlalu sering defekasi sehingga terasa sakit saat buang air.
G. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yaitu:
Mempelajari
lebih
lanjut
difensial
diagnosa
untuk
menemukan
telah terkontaminasi kuman diare yang tak tampak oleh mata telanjang.
Cara menolong penderita diare
Minumlah garam oralit untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh karena
diare, minumlah cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau. Berikan minuman/jus
buah yang disukai anak, tetap susui bayi yang menderita diare karen asi terbukti
memberikan perlindungan dan ketahanan bagi anak.
Bila diare tidak kunjung berhenti segeralah bawa anak ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Cara mencegah diare
-Buang air ditempatnya dan tidak disembarang tempat, latih anak untuk buang air
dikakus
-Cuci tangan sebelum makan dan sesudah makan.
-Cuci tangan sebelum memasak makanan dan pastikan tangan anda selalu bersih
ketika memberikan makan pada bayi atau balita.
-Pastikan peralatan makan dan minum anak bersih dan tidak terkontaminasi kuman
apapun juga.
-Untuk bayi usahakan selalu memasak/merebus peralatan makan dan minumnya
terlebih dahulu.
-Minum dan makanlah makanan yang sudah dimasak.
-Hindari memberikan makanan setengah masak/setengah matang pada anak.
-Pastikan air yang dimasak benar-benar mendidih.
-Berikanlah ASI selama mungkin kepada anak, disamping pemberian makanan
lainnya.
-Bayi yang minum susu botol lebih mudah terserang diare dari pada bayi yang disusui
ibunya.
-Tetap menyusui anak walaupun anak terserang diare.
-Pastikan tangan sipengasuh tetap bersih ketika mengasuh anak atau memberikan
makan dan minum pada anak.
-Jaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan tempat tinggal.
(Sumber : http://www.disentribasiler.com)
Disentri adalah sidrom yang menggambarkan diare berdarah,disertai
demam,sakit perut dan rektum serta penampakan lendir dan tinja
Disentri basil adalah penyakit yang menyerang daerah-daerah dengan
kebersihan yang kurang baik
Langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi penyakit
disentri yaitu dengan memperhatikan pola hidup sehat dan bersih, seperti
selalu menjaga kebersihan makanan dan minuman dari kontaminasi kotoran
dan
serangga
pembawa
kuman,
menjaga
kebersihan
lingkungan,
membersihkan tangan secara baik sesudah buang air besar atau menjelang
makan atau ketika memegang makanan yang akan dimakan
Disentri Basiler
Kolitis Ulseratif
Diare Akut
Diare Akut
Disentri Basiler
Kolitis Ulseratif
Usia Balita
Jarang
Demam
Muntah-muntah
Berak encer
Gejala klinik
air
Berdasarkan tabel, maka prioritas diagnosa adalah:
1. Disentri Basiler
2. Kolitis Ulseratif
3. Diare Akut
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Price, Sylvia A. dan Lorraine M. Wilson. 1995. Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Noer, Sjaifoellah. 1996. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Suryono, Slamet, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Wahidiyat, Iskandar, dkk. 1968. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.