F6
Nolanda Susana Unwawirka 102011088
Nur Atikah Binti Aminudin 102010372
Nathania Hosea 102011054
Bonny Pabetting 102011122
Wahyu Ardiyanti 172
Fergie Merrywen Tamu Rambu 102011227
Karen Aryan Perdana 102011258
Chelsea Vanessa 102011398
Evan Luke Aditya 102011424
Pendahuluan
Pada saat ini penyakit peradangan payudara sangat merajala lela pada kalanganwanita
khususnya pada wanita yang masih pertama kali hamil. Penyakit yang menyerang payudara
ternyata tak hanya kanker payudara saja. Ada penyakit lain yang tak kalah berbahayanya
yaitu abses mamae.Abses payudara adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan
kumpulannanah yang terbentuk di bawah kulit payudara sebagai akibat dari infeksi
bakteri.Kondisi inimenyebabkan payudara membengkak, merah, dan nyeri bila disentuh.
Pada beberapa kasus,orang-orang dengan abses payudara dapat menderita demam. Kondisi
ini umumnya terjadi pada orang-orang yang berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun tetapi
sangat jarang terjadi pada wanita yang tidak menghasilkan air susu ibu (ASI).1
Wanita yangmenyusui memiliki resiko lebih tinggi untuk terjadinya abses
payudara.Ketika ASI tidak dikeluarkan sepenuhnya sewaktu menyusui, sisa ASIterperangkap
di dalam salurannya dan menyebabkan terjadinya peradangan.Kondisi ini dikenal sebagai
mastitis.Mastitis dapat menyebabkan Abses payudara. Oleh karena itu, untuk bisa memahami
lebih lanjut tentang Abses payudara akan di bahas dalam makalah ini.
Skenario : seorang wanita berusia 28 tahun datang kepoliklinik dengan keluhan payudara
kirinya dirasa membengkak, terasa sakit di sertai dengan demam sejak 1 minggu yang lalu.
Pasien sedang menyusui. PF : tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan status
lokalis, terdapat benjolan pada kuadran lateral bawah dari payudara kiri dengan ukuran 4 x 3
cm, hiperemis, hangat teraba fluktuasi, nyeri tekan (+)
Skenario 13
Seorang wanita berusia 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan payudara kirinya dirasa
membengkak, terasa sakit, disertai demam sejak 1 minggu yang lalu. Pasien sedang
menyusui. Pada pemeriksaan fisik, TTV normal. Pada pemeriksaan status lokalis, terdapat
benjolan pada kuadran lateral bawah dari payudara kiri dengan ukuran 4 x 3 cm, hiperemis,
hangat, teraba fluktuasi, nyeri tekan (+)
Rumusan Masalah
Wanita 28 tahun dengan keluhan payudara kirinya dirasa membengkak, terasa sakit, disertai
demam sejak 1 minggu yang lalu. Pasien sedang menyusui.
Hipotesis
Perempuan trsebut menderita abses payudara sinistra
Pembahasan
Anamnesis
Anamnesis merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien dengan
memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit
pasien.Anamnesis bisa dilakukan pada pasien itu sendiri maupun dari keluarga
terdekat.Anamnesis sangat penting dilakukan, karena seringkali serangan tidak terjadi
dihadapan pemeriksa.Hampir 50% diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis saja.
Pada anamnesis umum, yang harus ditanyakan kepada pasien ialah:
Keluhan Utama : yang menjadi keluhan utama pada pasien ini adalah payudara kirinya
dirasa membengkak, terasa sakit di sertai dengan demam sejak 1 minggu yang lalu.
Riwayat penyakit sekarang : apakah pasien merasakan keluhan yang lain seperti demam,
sakit kepalam mual, muntah, diare, dan lain sebagainya.
Riwayat penyakit dahulu : apakah sebelumnya pasien sudah pernah mengalami sakit
seperti ini atau tidak
Riwayat kehamilan2
Pada pasien yang datang dengan keluhan pada payudaranya perlu di tanyakan apakah
terdapat benjolan atau tidak. Jika terdapat tanyakan sudah berapa lama. Selain itu tanyakan
tentang riwayat Haid pasien, kapan haid terakhir ? karena waktu pemeriksaan payudara
terbaik pada hari ke 5-7 setelah mestruasi terakhir. Tanyakan kapan pertama kali dapat
menstruasi (menarche), pemakaian pil KB, jumlah anak dan tanyakan apakah sedanag
menyusui atau tidak.2
Berkaitan dengan nyeri, perlu memastikan letak, penyebaran, karakter, lama, keparahan,
faktor pemberat, faktor pereda, dan gejala terkait. Juga tanyalan :
Apakah nyeri bersifat siklis atau menetap ? dan apakah berkaitan dengan haid ?
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Pada saat inspeksi harus mampu melihat leher, payuadara, dinding dada dan lengan.
Beerdiri di depan pasien dan amati kedua payudara, simetris atau tidak, perhatikan
ukuran, warna, kontur, jaringan parut, pola vena di kulit, cekungan atau perlekatan
kulit, ulkus, tekstur kulit, misalnya apakah terlihat nodularitas atau tidak. Suatu
temuan yang lazim, tetpai jangan sampai terlewatkan apakah ada gambaran kulit jeruk
(peau dorange) akibat odema lokal, dijumpai pada karsinoma payudara dan setelah
radioterapi payudara.
Minta pasien untuk meletakkan kedua tangan mereka di atas kepala dan ulangi proses
inspeksi. Beri perhatian khusus pada setiap asimetri atau cekungan kulit yang terlihat.
Periksa aksila untuk massa atau perubahan warna.2
Palpasi
Palpasi lebih baik dilakukan pada pasien yang berbaring dengan bantal tipis di
punggung sehingga payudara itu terbentang rata. Tanyakan pada pasien apakah
terdapat nyeri spontan atau nyeri tekan, dan periksa daerah tersebut terakhir. Minta
pasien untuk memberi tahu anda jika timbul nyeri selama pemeriksaan. Palpasi
payuadar di lakukan dengan mempertahankan tangan tetap datar dan secara lembut
melakukangerakan memutar jaringan payudara sembari menekannya kedinding dada.
Sebagian besar payuadara akan terasa berbenjol jika di pencet/dijepit.
Pada sikap duduk, benjolan yang tak teraba ketika penderita berbaring kadang
lebih mudah di temukan. Perabaan aksila pun agaknya lebih mudah pada posisi
duduk. Jika terdapat benjolan maka perlu dilaporkan posisi, warna, bentuk, ukuran,
permukaan, sifat kulit sekitar, nyeri tekan, konsistensi, suhu, dan mobilitas.2,3
Jika pasien mengeluh keluarnya cairan pada puting payuadara, minta pasien
untuk memijat secara lembut dan mengeluarkan cairan tersebut, lalu perhatikan
warna, ada tidaknya darah, dan bau cairan. Duh seperti susu, serosa, atau hijau cokelat
hampir selalu jinak. Duh yang mengandung darah mungkin menunjukkan neoplasia
(mis. Papiloma atau cancer).
Pemeriksaan pada kelenjar limfe juga penting. Pemeriksaan ini di lakukan
dengan menopang tangan pasien. Sebagai contoh, ketika memriksa ketiak kanan,
abduksi lengan kanagan pasien secara hati-hati dan topanglah di pergelangan
tangannya dengan tangan kanan anda sementara tangan kiri anda yang memeriksa
ketiak pasien. Periksalah kelomppk-kelompok utama kelenjar limfe yang mencakup :
o Sentral
5
o Lateral
o Medial (pektoralis)
o Infraklavikula
o Supraklavikula
o Apeks
Jika meraba adanya kelenjar limfe, maka perhatikan tempat, ukuran, jumlah,
konsistensi, nyeri tekan, fiksasi, dan kelainan kulit diatasnya. Ingat juga untuk
mempalpasi kelenjar limfe di rantai kelenjar limfe cervikal profunda bagian
bawah pada saat yang sama sewaktu memriksa kelenjar supraklavikular.2
Pemeriksaan Penunjang
Pada penderita abses payudara biasanya pemeriksaan darah menunjukan peningkatan
sel darah putih. Untuk menentukan ukuran dari lokasi abses dalam, bisa dilakukan
pmeriksaan ronetgen, USG, atau CT scan.3
Working Diagnosis
Abses Payudara Sinistra
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri.
Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel
mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Selsel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam
rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih inilah
yang mengisi rongga tersebut.Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan
terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas
abses.Hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.
Jika suatu abses pecah didalam, maka infeksi bisa menyabar di dalam tubuh maupun dibawah
permukaan kulit, tergantung pada lokasi abses.4
Abses Payudara adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kumpulan nanah
yang terbentuk di bawah kulit payudara sebagai akibat dari infeksi bakteri.Kondisi ini
menyebabkan payudara membengkak, merah, dan nyeri bila disentuh.Pada beberapa kasus,
orang-orang dengan abses payudara dapat menderita demam. Kondisi ini umumnya terjadi
pada orang-orang yang berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun tetapi sangat jarang terjadi
pada wanita yang tidak menghasilkan air susu ibu (ASI). Oleh karena itu, wanita yang
menyusui memiliki resiko lebih tinggi untuk terjadinya abses payudara.Ketika ASI tidak
dikeluarkan sepenuhnya sewaktu menyusui, sisa ASI terperangkap di dalam salurannya dan
menyebabkan terjadinya peradangan.Kondisi ini dikenal sebagai mastitis. Peradangan akan
meningkatkan resiko infeksi bakteri selanjutnya pada saluran tersebut. Infeksi bakteri juga
dapat terjadi melalui kulit puting payudara yang pecah. Ketika bakteri memasuki jaringan
payudara, sistem kekebalan tubuh akan berusaha untuk melawan bakteri-bakteri tersebut
dengan mengirim sel-sel darah putih ke tempat terjadinya infeksi. Pada proses pembunuhan
bakteri-bakteri ini, beberapa jaringan dapat mengalami kerusakan, membentuk suatu kantung
kecil yang akan diisi oleh nanah (campuran dari jaringan mati, bakteri dan sel-sel darah
putih), membentuk abses payudara.4
Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril
2.
3.
Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak
2.
3.
Manifestasi klinis
Gejala dari abses tergantung pada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ atau
syaraf. Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara diantaranya :
Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak
sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih
putih karena kulit diatasnya menipis.
Nipple discharge (keluar cairan dari putting susu, bisa mengandung nanah)
Gatal- gatal
Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang
terkena.4
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Payudara membesar, keras da akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan nanah
bercampur air susu serta darah.4,6
Epidemiologi
1.
Diabetesmellitus
Selaindiabetes dan obesitas yang merupakan faktor risiko utama, beberapa faktor lain
ternyata dapat meningkatkan risiko abses payudara.
2.
Perokok berat
Salah satu faktor yang dimaksud adalah rokok, yang dapat meningkatkan risiko abses
payudara 6 kali lipat dibanding pada wanita yang tidak merokok. Selain itu, rokok
juga membuat peluang kekambuhan melonjak hingga 15 kali lipat.Dari sejumlah
pasien yang mengalami kekambuhan, 60 persen di antaranya merupakan perokok
berat.Oleh karena itu, peneliti menyarankan para pendeita abses yang merokok untuk
menghentikan kebiasaanya agar risiko kambuh bisa dikurangi.Dalam penelitian ini,
para ahli melibatkan 68 wanita yang mengalami abses payudara, termasuk 43 wanita
perokok dan 9 wanita yang memiliki tindik di putingnya. Seluruh partisipan tidak
memiliki riwayat kanker payudara dan tidak sedang menjalani penyinaran dengan
radiasi maupun operasi payudara dalam 12 bulan terakhir.
3.
4.
5.
Kelelahan
6.
Anemia
7.
8.
9.
Penanaman silicon4,5
Patofisiologi
Kejadian abses bermula dari trauma mayor ataupun minor yang diikuti masuknya
bakteri . Eksudat kemudian terakumulasi, jika tidak segera diekskresikan atau di absorbsi
tubuh, maka akan memicu terbentuknya kapsul fibrous sebagai respon tubuh untuk
melokalisiruntuk membatasi penyebaran lebih lanjut.Abses harus dibedakan dengan
10
empyema. Empyema mengacu pada akumulasi nanah di dalam kavitas yang telah ada
sebelumnya secara normal, sedangkan abses mengacu pada akumulasi nanah di dalam kavitas
yang baru terbentuk melalui proses terjadinya abses tersebut.4,5
Adapun patogenesis dari abses payudara ini adalah luka atau lesi pada puting
sehingga terjadi peradangan kumudian organisme berupa bakteri atau kuman masuk kedalam
payudara sehingga pengeluaran susu terhambat akibat penyumbatan duktus kemudian
terjadi infeksi yang tidak tertangani yang mengakibatkan terjadinya abses.
Suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara : bakteri masuk
ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril. Bakteri menyebar dari suatu infeksi
di bagian tubuh lain. Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan
tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses. Peluang
terbentuknya suatu abses akan meningkat jika:
o
Terdapat kotoran atayu benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi. Daerah yang
terinfeksi mendapat aliran darah yang kurang
Diagnosis Diferensial
Mastitis
Mastitis adalah inflamasi yang ditandai satu atau lebih segmen payudara yang tampak
panas,
merah,
dan
meradang.Ibu
mengalami
peningkatan
suhu
dan
perasaan
malaise.Inflamasi mungkin infektif atau noninfektif. Mastitis noninfektif dapat terjadi akibat
duktus yang tersumbat, menyebabkan reabsorpsi air susu dari duktus ke dalam ruang
interstisial dalam jaringan payudara dan respons inflamasi selanjutnya. Mastitis infektif
disebabkan oleh fisura puting atau trauma lain yang menyebabkan jalan masuk agen infektif
ke dalam payudara. Agen infektif yang umum adalah Staphylococcusaureus meskipun
candida albicans, Escherichia coli, Enterobacteriaceae, dan Mycobacterium tuberculosis
(jarang) dikultur dari payudara yang mengalami infeksi.Mastitis bilateral simultan jarang
terjadi dan disebabkan oleh infeksi Streptococcus.Karena sulit untuk membedakan antara
11
12
Gambar 3. Mastitis5
Gejala hampir sama dengan payudara yang membengkak karena sumbatan saluran
ASI pada mastitis antara lain : payudara terasa nyeri, teraba keras, tampak kemerahan.
Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah pecah, dan
badan terasa demam seperti hendak flu, bila terkena sumbatan tanpa infeksi, biasanya di
badan tidak terasa nyeri dan tidak demam.Pada payudara juga tidak teraba bagian keras dan
nyeri serta merah. Namun terkadang dua hal tersebut sulit untuk dibedakan, gampangnya bila
didapat sumbatan pada saluran ASI, namun tidak terasa nyeri pada payudara, dan permukaan
kulit tidak pecah pecah maka hal itu bukan mastitis.Bila terasa sakit pada payudara namun
tidak disertai adanya bagian payudara yang mengeras, maka hal tersebut bukan mastitis.
Pada mastitis, pengobatan yang tepat dengan pemberian antibiotika, mintalah pada
dokter antibiotika yang
baik dan aman untuk ibu yang menyusui, selain itu bila badan terasa
panas, ibu dapat minum obat turun panas, kemudian untuk bagian payudara yang terasa keras
dan nyeri, dapat di kompres dengan menggunakan air dingin untuk mengurangi rasa
nyeri.Bila tidak tahan nyeri, dapat meminum obat penghilang rasa sakit, istirahat yang cukup
amat perlu mengembalikan kondisi tubuh menjadi sehat kembali. Di samping itu makan dan
minum yang bergizi, minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan demam,
biasanya rasa demam dan nyeri itu akan hilang dalam dua atau tiga hari dan ibu akan mampu
beraktivitas seperti semula.3,4
Penatalaksanaan
Farmakologi dan Nonfarmakologi
13
Jika sudah terjadi abses payuadara, maka abses tersebut harus di keluarkan nanahnya
untuk mencegah komplikasi yang timbul.
Untuk mengurangi nyeri bisa di berikan obat pereda nyeri (misalnya ascetaminophen
atau ibuprofen)
Sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena
untuk mencegah pembengkakan payudara.
Pencegahan
Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada
puting susu.
Kesimpulan
Abses Payudara adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kumpulan nanah
yang terbentuk di bawah kulit payudara sebagai akibat dari infeksi bakteri.Kondisi ini
14
menyebabkan payudara membengkak, merah, dan nyeri bila disentuh.Pada beberapa kasus,
orang-orang dengan abses payudara dapat menderita demam. Kondisi ini umumnya terjadi
pada orang-orang yang berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun tetapi sangat jarang terjadi
pada wanita yang tidak menghasilkan air susu ibu (ASI). Oleh karena itu, wanita yang
menyusui memiliki resiko lebih tinggi untuk terjadinya abses payudara.Ketika ASI tidak
dikeluarkan sepenuhnya sewaktu menyusui, sisa ASI terperangkap di dalam salurannya dan
menyebabkan terjadinya peradangan.Kondisi ini dikenal sebagai mastitis. Peradangan akan
meningkatkan resiko infeksi bakteri selanjutnya pada saluran tersebut. Infeksi bakteri juga
dapat terjadi melalui kulit puting payudara yang pecah. Ketika bakteri memasuki jaringan
payudara, sistem kekebalan tubuh akan berusaha untuk melawan bakteri-bakteri tersebut
dengan mengirim sel-sel darah putih ke tempat terjadinya infeksi. Pada proses pembunuhan
bakteri-bakteri ini, beberapa jaringan dapat mengalami kerusakan, membentuk suatu kantung
kecil yang akan diisi oleh nanah (campuran dari jaringan mati, bakteri dan sel-sel darah
putih), membentuk abses payudara. Untungnya, abses payudara dapat dihilangkan melalui
drainase abses dan pemakaian antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sabiston DC. Buku ajar bedah. Dalam : Payudara. Jakarta: EGC;1995. h.373-8.
2. Thomas J. Pemeriksaan fisik dan kertrampilan praktis. Dalam: Payudara wanita.
Buku saku oxford. Jakarta : EGC; 2012. h.370-84.
3. Leveno KJ, Cunningham FG. Ostetri Williams. Dalam : Payudara. Panduan ringkas.
Jakarta: EGC; 2009. h.388-9,397-9.
4. Sjamsuhidajat R, Karnadihardja W. Buku ajar ilmu bedah. Dalam: Payudara. Edisi ke3. Jakarta: EGC; 2010. h.471-83.
5. Biworo A.Abses mamma. 2009. Diunduh dari:
http://www.scribd.com/doc/31033909/absesmamma, 12 april 2014
6. Sabiston DC. Buku ajar bedah. Dalam : Payudara. Jakarta: EGC;1995. h.382.
15