Masyarakat
Paulus Wirutomo
Pendahuluan
Bedakan :
Masalah Sosial: masalah yang meresahkan
orang banyak.
Masalah Sosiologis: masalah yang menyangkut
elemen dasar kehidupan sosietal (StrukturKultur-Proses).
Masalah Gizi adalah masalah Sosiologis
Masalah Sosiologis seringkali sulit dipecahkan
karena terlalu didominasi secara sepihak oleh
Pemerintah (birokratis-teknokratis). Sering
terjadi false definition of the situation,
artificial dan superficial tidak mengakar, salah
sasaran dan tidak berkelanjutan.
Development Orientation
Struktur Sosial
Kultur
Segala sistem nilai, norma, sistem
kepercayaan, adat istiadat,
tradisi yang telah mendarah
daging (internalized) pada
individu/komunitas yang
memiliki kekuatan membentuk
keyakinan, pola berpikir, sikap
dan perilaku anggota
masyarakat.
9
Proses Sosial
Segala dinamika interaksi manusia
diluar ikatan struktur dan kultur.
Melalui interaksi yang belum
terstruktur (structured) dan
mengkultur (cultured) negosiasi
yang dinamis dan kreatif antar
anggota masyarakat, sumber
perubahan struktur maupun kultur
yang ada (social order is a
negotiated order).
11
STRUCTURE
CULTURE
PROCESS
13
Kondisi Kultural
Kultur tradisional (local wisdom)
banyak yang sudah baik.
Terjadi gejala Structurally
dominated culture, kultur
didominasi Struktur.
Kultur kita mengalami asymetric
attack.
Pemerintah tidak/belum memiliki
strategi Kebudayaan atau
Pembangunan Budaya
Prosesual
Selama ini ranah Prosesual di
Indonesia terlalu didominasi Struktur
dan Kultur kurang kuat dan kurang
cerdas.
Saat ini ada ruang baru yang sangat
potensial, apakah menguntungkan
Pembangunan Gizi?
Perlu penelitian peran/dampak Dunia
Maya terhadap perkembangan Gizi
Masalah Pelembagaan
Secara sosiologis: menterjemahkan
nilai-nilai dasar ke Kebijakan,
peraturan dan program
(menstrukturkan kultur).
Masalahnya: apakah sistem nilai
kita memadai?, apakah kita sudah
merumuskan nilai-nilai kita?
Pelembagaan Engagement
Seharusnya Pelembagaan adalah
menginternalisasikan nilai dasar.
Dalam kenyataanya nilai dasar sering
megalami: lost in translation dalam
proses Pelembagaan. Ini sebabnya
Engagement selalu tertinggal.
Pelembagaan harus memberi jalan pada
ranah procesual (dimana regulasi
dapat dinegosiasi secara adil.
Pelembagaan harus menghasilkan
internaisasi (Structured Culture)
KESIMPULAN DAN
IMPLIKASI KEBIJAKAN
Sistem Pembangunan kita cenderung
didominasi Struktur, kurang menguatkan
aspek Prosesual. Akhirnya Kebudayaan
dikuasai Struktur.
Perlu sinergi antara logika project
(rational, structural) dengan logika
Engagement (affectual, processual).
Dalam proses pelembagaan kita juga
harus menekankan process of value
internalization, misalnya nilai
voluntarisme (structural conduciveness
of voluntarism)
Endang :
Banyak UKBM yang dilakukan sudin
yang mati rasa ditengah proses.
Struktur sudah, culture sudah,dan di
proses tengah jalan yang sudah
commit gugur satu persatu dan
berujung gagal ditengah jalan.
Perbaikan kami ke arah mana yang
lebih baik
Pak Anton :
Mahasiswa Gizi PKL di Desa,
melibatkan kecamatan dan bupati.
Masalah gizi kurang dan gizi lebih,
bagaimana secara structural dan
cultural dari aspek pendidikan gizi??
Pak Sugeng:
Direktorat Bina Gizi Masyarakat,
Simpul mana yang harus diuraikan
pada permasalah gizi masyarakat
Risya
Apa yang harus dilakukan sebagai
mahasiswa untuk pemberdayaan
masyarakat didalam gizi dan
masyarakat?