Menimbang
Mengingat
: 1. Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2009
tentang
Perlindungan
dan
Pengelolaan
Lingkungan
Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
2. Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2011
tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
MEMUTUSKAN:
Pasal 4
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Desember 2011
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BALTHASAR KAMBUAYA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 15 Desember 2011
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 838
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan Humas,
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 14 TAHUN 2011
TANGGAL : 13 DESEMBER 2011
UMUM
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (UU PPUU) mengikat Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden,
Kementerian, Lembaga, Gubernur, Bupati/Walikota yang
berwenang untuk mengusulkan suatu peraturan perundangundangan. Dalam pembentukan peraturan perundang-undangan
ini, perbedaan terdapat pada kewenangan yang diserahkan oleh
peraturan perundang-undangan kepada lembaga atau pejabat
sesuai kewenangannya berupa penentuan materi muatan yang
akan diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Wewenang mengatur materi muatan yang layak menjadi
peraturan
perundang-undangan
diseleksi
sesuai
proses
pembentukannya sebagaimana diatur di dalam UU PPUU. Oleh
karena itu, pedoman mengenai perumusan materi muatan
lingkungan hidup ini tidak mungkin mengikat setiap
pejabat/lembaga yang
membentuk peraturan perundangundangan di bidang lingkungan hidup yang telah ditetapkan
menjadi kewenangannya berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UU PPLH).
Pedoman ini merupakan pelaksanaan tugas dan wewenang
Menteri Negara Lingkungan Hidup melakukan pembinaan
terhadap pelaksanaan kebijaksanaan nasional, peraturan daerah,
dan peraturan kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
63 ayat (1) huruf o UU PPLH. Pembinaan di sini jelas bersifat
searah yang tidak mengikat atau tidak mempunyai konsekuensi
hukum jika tidak ditaati. Untuk memperkuat bahwa pedoman ini
adalah suatu kebijakan yang menjadi wewenang Menteri
Lingkungan Hidup, pedoman ini diatur dalam Peraturan Menteri.
A.
B.
Peraturan Perundang-undangan
1. Pasal 1 angka 2 UU PPUU mencantumkan bahwa
Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan
tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat
secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui
prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundangundangan.
2.
3.
f. penegakan hukum.
Fungsi tersebut harus dijabarkan dalam langkah atau
kegiatan sebagai prosedur atau tata cara untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
3. Instrumen Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PPLH). Instrumen PPLH menjadi instrumen kendali
apabila diperkuat mengenai konsekuensi hukumnya.
Instrumen PPLH merupakan penentu pencapaian tujuan
Undang-Undang.
Fungsi
manajemen
perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan
dan penegakan hukum memiliki instrumennya masingmasing
untuk
mengarahkan,
mengendalikan
dan
menghentikan
usaha
dan/atau
kegiatan
yang
mengakibatkan pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup. Intrumen PPLH meliputi:
a. Instrumen perencanaan;
b. Instrumen pengendalian, yang bersifat:
1) promosi;
2) pencegahan; dan
3) penegakan.
Semua instrumen perencanaan dan pengendalian harus
diterapkan pada materi muatan lingkungan yang akan
dikelola dan dilindungi. Pengaturan rinci instrumen PPLH
tanpa mengaitkan materi muatan lingkungan dan
konsekuensi hukum tidak mempunyai dampak apapun
dan tidak memenuhi kriteria peraturan perundangundangan.
4. Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)
untuk melaksanakan fungsi PPLH, melalui:
a. peningkatan kapasitas pelaksana atau pelaku untuk
seluruh kegiatan PPLH; dan
b. peningkatan kapasitas masyarakat untuk dapat
berperan di dalam PPLH.
5. Tugas dan wewenang lembaga/unit pelaksana fungsi
PPLH:
a. tugas dan wewenang untuk melaksanakan fungsi
fungsi PPLH
b. perangkat lunak dan perangkat keras agar unit yang
melaksanakan kegiatan sesuai fungsinya, yaitu:
5
PERUNDANG-UNDANGAN
A. Peraturan
Perundang-undangan
Lingkungan
Hidup
Spesifik
1. Tujuan.
Peraturan perundang-undangan lingkungan hidup spesifik
adalah peraturan perundang-undangan mengenai muatan
materi yang akan dilindungi dan dikelola.
Contoh Tujuan Peraturan Perundang-undangan:
No.
Materi Muatan
1 Perlindungan dan
Pengelolaan air
2.
Perlindungan dan
Pengelolaan Ekosistem
Gambut
3.
Pengelolaan Sampah
4.
dan seterusnya
Tujuan
a. Menjamin keselamatan,
kesehatan, dan kehidupan
manusia;
b. Menjaga kelestarian fungsi
air dan sumber air;
c. Mengendalikan
pemanfaatan sumber air
secara bijaksana.
Melestrikan fungsi ekosistem
gambut dan mencegah
terjadinya perusakan
ekosistem gambut
Meningkatkan kesehatan
masyarakat dan kualitas
lingkungan hidup serta
menjadikan sampah sebagai
sumber daya
No.
Materi Muatan
2.
Pengelolaan Limbah
B3
3.
Pelestarian Fungsi
Atmosfer
4.
dan seterusnya
memberikan pedoman rinci agar peraturan perundangundangan menjadi efektif. Peraturan yang efektif
ditentukan oleh instrumen kendali yang disertai dengan
konsekuensinya, sehingga peraturan menteri dapat lebih
memberikan
pedoman,
bagaimana
seharusnya
menerapkan instrumen perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
a. Pembentukan Undang-Undang.
Kebutuhan
penyusunan
undang-undang
harus
disesuaikan dengan kriteria kelayakan materi muatan
yang:
1) menimbulkan hak baru yang tidak tercantum dalam
UU PPLH;
2) menimbulkan kewajiban dan beban baru berupa
sanksi pidana maupun pajak dalam UU PPLH; dan
3) melakukan pengesahan perjanjian internasional di
bidang lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang
Perjanjian Internasional.
Contoh dan Prospek Pembentukan Undang-Undang
Pelaksanaan UU PPLH
No.
Materi Muatan
1. Sampah sebagai
bagian dari limbah
padat
2. Pengesahan Protokol
Kyoto
3.
4.
Sumber daya
genetika sebagai
bagian dari makhluk
hidup
dan seterusnya
UU/RUU
Pengelolaan Sampah
Pengesahan Kyoto
Protocol to the United
Nations Framework
Convention on Climate
Change (Protokol Kyoto
atas Konvensi Kerangka
Kerja Perserikatan
Bangsa-Bangsa tentang
Perubahan Iklim)
Pengelolaan Sumber
Daya Genetika
3.
Perlindungan dan
Pengelolaan
Udara
Perlindungan dan
Pengelolaan
Ekosistem
Kondisi
Kualitas yang menjamin
kesehatan yang dapat
dimanfaatkan generasi
sekarang dan akan datang
Kualitas udara yag
menjamin kesehatan dan
makhluk hidup lainya
Memelihara kestabilan
tutupan lahan untuk
mencegah terjadinya
10
No.
4.
Materi Muatan
Daratan
dan seterusnya
Kondisi
bencana lingkungan
Perlindungan dan
Pengelolaan
Ekosistem
Daratan
4.
dan seterusnya
Energi
Panas (suhu) yang
harmonis untuk biota laut
standar kebisingan, suhu
atau getaran yang layak
untuk manusia dan
makhluk hidup lainnya
batas getaran yang dapat
diserap oleh tanah, atau
tingkat cahaya yang
dibutuhkan untuk proses
fotosintesis biomassa
11
12
2.
3.
Limbah Bahan
Berbahaya
4.
dan seterusnya
RPerpres
Pengesahan
Amandemen Beijing
atas Protokol Montreal
tentang Bahan-bahan
yang Merusak Lapisan
Ozon
Rencana Aksi Nasional
Penurunan Emisi Gas
Rumah Kaca
Amandemen atas
Konvensi Basel tentang
Pengawasan
Perpindahan Lintas
Batas Limbah Bahan
Berbahaya dan
Pembuangannya
dan Pengelolaan
ekosistem
gambut
Instrumen Perencanaan
Inventarisasi ekosistem
gambut,
pemetaan kawasan
ekosistem gambut,
penetapan kawasan
lindung dan budi daya
ekosistem gambut, dan
rencana perlindungan dan
pengelolaan ekosistem
17
Perlindungan
dan pengelolaan
air
3.
Pengelolaan
limbah B3
4.
Instrumen Perencanaan
gambut
Inventarisasi sumber air
dan identifikasi sumber
pencemar air,
pemetaan air tercemar,
rencana perlindungan dan
pengelolaan air
Inventarisasi limbah B3
dan identifikasi sumber
limbah B3,
rencana pengelolaan
limbah B3
dan seterusnya
18
dan seterusnya
20
2.
Perlindungan
dan pengelolaan
Ekosistem
Perairan Darat
3.
Perlindungan
dan pengelolaan
Ekosistem
Pesisir dan
Lautan
dan seterusnya
4.
Instrumen KLHS
Pengaturan mengenai cara
penetapan kawasan lindung
dan budi daya ekosistem
gambut digunakan untuk
mengevaluasi dan menyusun
Rencana Tata Ruang
Wilayah.
Ketentuan yang terkait
dengan rencana
pemanfaatan ekosistem
dalam suatu kawasan
lindung dan budi daya.
Ketentuan yang terkait
dengan rencana
pemanfaatan ekosistem
dalam suatu kawasan
lindung dan budi daya.
21
2.
Perlindungan
Fungsi Atmosfer
3.
Pengelolaan
limbah B3
4.
dan seterusnya
Instrumen Amdal
Pengendalian pemanfaatan
air dan pembuangan air
limbah memerlukan izin
lingkungan untuk setiap
usaha dan/atau kegiatan
yang wajib Amdal
Peningkatan penyerapan
dan pengurangan emisi gas
rumah kaca melaui izin
lingkungan untuk setiap
usaha dan/atau kegiatan
yang wajib Amdal
Ketentuan yang terkait
dengan pengolahan dan
penimbunan limbah B3
melalui izin lingkungan
untuk setiap usaha
dan/atau kegiatan yang
wajib Amdal.
24
Keamanan
Hayati Produk
Rekayasa
Genetika
2.
Pengelolaan
Bahan
Berbahaya dan
Beracun
3.
dan seterusnya
4) UKL-UPL
1) UKL-UPL adalah pengelolaan dan pemantauan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang
25
2)
3)
4)
5)
2.
Perlindungan
Fungsi Atmosfer
3.
Pengelolaan
limbah B3
Instrumen UKL-UPL
Pengendalian pemanfaatan
air dan pembuangan air
limbah memerlkan izin
lingkungan untuk setiap
usaha dan/atau kegiatan
yang wajib UKL-UPLH
Peningkatan penyerapan
dan pengurangan emisi gas
rumah kaca melaui izin
lingkungan untuk setiap
usaha dan/atau kegiatan
yang wajibUKL-UPL
Ketentuan yang terkait
dengan pengolahan dan
26
penimbunan limbah B3
melalui izin lingkungan
untuk setiap usaha
dan/atau kegiatan yang
wajib UKL-UPL
4.
dan seterusnya
5) Izin lingkungan
1) Izin lingkungan adalah izin yang diberikan kepada
setiap orang yang melakukan usaha dan/atau
kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam
rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin
usaha dan/atau kegiatan.
2) Izin
lingkungan
diterbitkan
berdasarkan
keputusan kelayakan lingkungan hidup atau
rekomendasi UKL-UPL.
3) Izin
lingkungan
diterbitkan
oleh
Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
4) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya wajib menolak permohonan
izin lingkungan apabila permohonan izin tidak
dilengkapi dengan Amdal atau UKL-UPL.
5) Izin lingkungan dapat dibatalkan apabila:
a) persyaratan yang diajukan dalam permohonan
izin mengandung cacat hukum, kekeliruan,
penyalahgunaan,
serta
ketidakbenaran
dan/atau pemalsuan data, dokumen, dan/atau
informasi;
b) penerbitannya
tanpa
memenuhi
syarat
sebagaimana tercantum dalam keputusan
komisi tentang kelayakan lingkungan hidup
atau rekomendasi UKL-UPL; atau
c) kewajiban yang ditetapkan dalam dokumen
Amdal atau UKL-UPL tidak dilaksanakan oleh
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
Selain itu izin lingkungan juga dapat
dibatalkan melalui keputusan pengadilan tata
usaha negara.
6) Izin lingkungan merupakan persyaratan untuk
memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.
Dalam hal izin lingkungan dicabut, izin usaha
27
Materi Muatan
Instrumen izin
Izin lingkungan izin lingkungan sebagai
syarat memperoleh izin
usaha dan/atau kegiatan
yang wajib Amdal atau UKUPL sebelum usaha
dan/atau kegiatan
beroperasi.
Izin lingkungan wajib
memuat persyaratan izin
perlindungan dan
pengelolaan lingkunan
hidup (PPLH) yang wajib
dimiliki pada tahap
operasional
Izin lingkungan dapat
dipindahtangankan
(diperdagangkan)
izin PPLH efektif apabila
dicantumkan dalam PUU
mengenai Muatan Materi
tertentu
2.
Perlindungan
izin lingkungan untuk
dan pengelolaan
pemanfaatan air
Air
izin perlindungan dan
pengelolaan lingkungan
hidup berupa pembuangan
air limbah dan
pemanfaatan air limbah
3.
Pengelolaan
limbah B3
dan seterusnya
2) penerapan
pajak,
retribusi,
dan
subsidi
lingkungan hidup;
3) pengembangan sistem lembaga keuangan dan
pasar modal yang ramah lingkungan hidup
4) pengembangan
sistem
perdagangan
izin
pembuangan limbah dan/atau emisi;
5) pengembangan
sistem
pembayaran
jasa
lingkungan hidup;
6) pengembangan asuransi lingkungan hidup;
7) pengembangan sistem label ramah lingkungan
hidup; dan
8) sistem
penghargaan
kinerja
di
bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Contoh dan Prospek Peraturan Pemerintah
dengan Materi Muatan Menerapkan Instrumen
Ekonomi
No. Muatan Materi
1. Perlindungan
dan Pengelolaan
Air
2.
Perlindungan
dan pengelolaan
ekosistem
gambut
Instrumen ekonomi
Internalisasi biaya
lingkungan hidup setiap
satuan pemanfaatan
sumber air atau
pembuangan limbah ke
badan air
Asuransi ligkungan atau
dana jaminan pemulihan
kualitas air
Asuransi lingkungan atau
dana penanggulangan
pencemaran dan/atau
kerusakan dan pemulihan
sumber daya air
Internalisasi biaya
lingkungan hidup setiap
satuan pemanfaatan
ekosistem gambut
Asuransi lingkugan hidup
atau dana jaminan
pemulihan ekosistem
gambut
Asuransi lingkungan hidup
atau dana penanggulangan
kerusakan dan pemulihan
ekosistem gambut
30
4.
Instrumen ekonomi
Internalisasi biaya
lingkungan hidup setiap
satuan penimbunan limbah
B3
Asuransi lingkugan hidup
atau dana jaminan
pemulihan lahan
terkontaminasi
Asuransi lingkungan hidup
atau dana penanggulangan
kerusakan dan pemulihan
akibat limbah B3
dan seterusnya
31
2.
Perlindungan
dan pengelolaan
ekosistem
gambut
3.
Perlindungan
dan Pengelolaan
udara
4.
dan seterusnya
No.
3.
4.
Materi Muatan
Sanksi
pencabutan izin apabila
melanggar persyaratan dan
kewajiban dalam izin
lingkungan
Membayar kerugian
lingkungan dan melakukan
penanggulangan dan
pemulihan fungsi ekosistem
gambut
Pidana apabila membakar
lahan gambut dan tidak
mempunyai izin lingkungan
Perlindungan
Administrasi berupa
dan Pengelolaan
peringatan tertulis,
udara
paksaan pemerintahan,
pembekuan izin, dan
pencabutan izin apabila
melanggar persyaraatan
dan kewajiban dalam izin
PPLH
Membayar kerugian
lingkungan dan melakukan
penanggulangan dan
pemulihan fungsi udara
Pidana apabila tidak
mempunyai izin PPLH
pembuangan emisi
dan seterusnya
34
35
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
39
2.
Perlindungan
dan Pengelolaan
Ekosistem
Gambut
No.
Materi Muatan
3.
Pengelolaan
limbah B3
4.
Dan seterusnya
F. Peran Masyarakat.
1. Setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif
dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
2. Peran setiap anggota masyarakat dilakukan untuk:
a meningkatkan kepedulian dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;
b meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat,
dan kemitraan;
c menumbuhkembangkan
kemampuan
kepeloporan
masyarakat
d menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masyarakat
untuk melakukan pengawasan sosial; dan
e mengembangkan dan menjaga budaya dan kearifan
lokal dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan
hidup.
3. Asas kearifan lokal adalah bahwa dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan nilainilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat.
4. Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan Hidup,
Pemerintah menetapkan kebijakan mengenai tata cara
pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat yang
terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
Berdasarkan rambu-rambu mengenai hak masyarakat
berperan aktif dalam PPLH, tugas dan wewenang pemerintah
adalah mengembangkan dan menjaga budaya dan kearifan
lokal dalam rangka pelestarian lingkungan hidup.
Tugas dan wewenang pemerintah bukan menetapkan
kebijakan mengenai tata cara pengakuan keberadaan
masyarakat hukum adat yang terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 63 ayat (1) huruf t.
41
3.
Perlindungan
dan pengelolaan
ekosistem
gambut
4.
dan seterusnya
Peran Masyarakat
Fungsi manajemen
perlindungan menggunakan
kearifan lokal masyarakat
hukum adat
Mengembangkan dan
menjaga budaya dan
kearifan lokal yang masih
digunakan dalam rangka
pelestarian fungsi air.
Mengembangkan dan
menjaga budaya dan
kearifan lokal yang masih
digunakan dalam rangka
pelestarian fungsi lindung
dan budi daya ekosistem
gambut.
42
MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd.
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan Humas,
BALTHASAR KAMBUAYA
43
Inar Ichsana Ishak