Anda di halaman 1dari 32

Perencanaan

Partisipatif
(Perencanaan Pembangunan Bersama Masyarakat Setempat)

Tujuan : Membantu peserta latih dalam memahami konsep, proses, dan prosedur
Umum perencanaan pembangunan skala lingkungan berbasis peran serta
masyarakat setempat dan membantu peserta latih untuk memiliki
kemampuan teknis dalam penentuan prioritas dalam rangka perencanaan
pembangunan di desa/Kelurahan
Tujuan : 1. Merefleksikan pengalaman keterlibatan kelembagaan masyarakat
Khusus dalam proses perencanaan pembangunan
2. Menjelaskan batasan pengertian Perencanaan Partisipatif
3. Menjelaskan kaitan Perencanaan Partisipatif dengan perencanaan
pembangunan daerah berbasis peran serta masyarakat.
4. Menjelaskan tahapan-tahapan proses Perencanaan Partisipatif dan
kegiatan-kegiatan di dalamnya
5. Menjelaskan batasan pengertian teknik penentuan prioritas.
6. Memilah dan menentukan antara keinginan dan kebutuhan.
7. Melakukan praktek fasilitasi beberapa teknik-teknik penentuan
prioritas.
Pokok : 1. Batasan Pengertian Perencanaan Partisipatif
Bahasan 2. Perencanaan Partisipatif dalam sistem perencanaan pembangunan
daerah.
3. Tahapan dan proses Perencanaan Partisipatif;
4. Penyiapan Masyarakat;
5. Identifikasi dan perumusan masalah dan kebutuhan masyarakat
6. Analisa potensi masyarakat
7. Penyusunan skala prioritas kebutuhan
8. Penyusunan usulan program/proyek
9. Pengesahan dan sinkronisasi usulan program/proyek
10. Publikasi usulan program/proyek
Metode : Kombinasi metode ceramah, urun rembug, dan diskusi.

37
Alat & :  Bahan bacaan Tanya Jawab Konsep Perencanaan
Pembangunan Bersama Masyarakat (PPBM) / Perencanaan
Partisipatif;
 Batasan pengertian prioritas
 Mengenal beberapa teknik penentuan prioritas,
Tehnik matrik skoring dan matrik ranking, Tehnik analisa Gawat
Mendesak Penyebaran (GMP)
 Dokumentasi prioritas
 Praktek fasilitasi penentuan prioritas.
 Lembar diskusi
 OHP, transparansheet, dan spidol transparan
 Papan tulis/dinding
 Kertas buram Plano (Flip chart)
 Kertas Metaplane
 Spidol Artline (ukuran Besar dan Tanggung)
 Celotape atau malam penempel kertas.
Waktu : 135 menit
Proses Fasilitasi:

Langkah-langkah Waktu
Perencanaan Partisipatif
1. Jelaskan kepada peserta tujuan fasilitasi, pokok-pokok bahasan dan proses 5 menit
fasilitasi.
2. Mintalah peserta menceritakan secara singkat pengalaman keterlibatan
dalam perencanaan pembangunan desa/ kelurahan dan proses
pengesahannya. Inti pengalaman Peserta dimanfaatkan sebagai titik masuk ke
pokok materi pelatihan
3. Jelaskan batasan pengertian (definisi) PBM dan mintalah peserta untuk 5 menit
mencerna dan mengkritisi. Tekankan salah satu kunci PPBM adalah
masyarakat terlibat dalam keseluruhan perencanaan pembangunan.
4. Setelah peserta memahami batasan penger-tian jelaskan kaitan antara 5 menit
PPBM dengan perencanaan pembangunan daerah , gunakan “Bagan Alir
Proses PPBM”.
5. Lakukan curah pendapat untuk mendu-kung PPBM kelembagaan mana 5 menit
saja yang perlu dilibatkan. Jelaskan fungsi dan peran masing-masing
kelembagaan tersebut dalam proses PPBM.
6. Bagilah peserta menjadi empat kelompok mintalah masing-masing 30 menit
melakukan diskusi.
Kelompok 1,
 Kelebihan dan kekurangan pendekatan perencanaan pembangunan
bersama masyarakat.

38
Langkah-langkah Waktu
 Potensi apa saja yang mendukung dapat terselenggaranya PPBM
Kelompok 2,
 Hambatan apa saja yang dimungkinkan terjadi dalam penerapan PPBM.
 Usaha apa yang harus dilakukan LPM dalam rangka penerapan PPBM.
Kelompok 3,
 Usaha yang perlu dilakukan oleh LPM dalam mengawal proses PPBM,
sinkronisasi dan pengesahan hasil PPBM menjadi dokumen
perencanaan pembangunan kelurahan/desa.
7. Setelah diskusi kelompok selesai mintalah masing-masing kelompok 15 menit
mempresentasikan kepada kelompok lain dan kelompok lain menanggapi dan
melengkapi
8. Jelaskah tahapan-tahapan pelaksanaan PPBM dan kegiatan masing-masing 5 menit
tahapan.
9. Setelah peserta memahami tahapan PPBM, Jelaskan langkah-langkah kunci 20 menit
dalam melakukan; identifikasi berbagai kegiatan penyiapan masyarakat
dalam PBM, perumusan masalah dan kebutuhan masyarakat, analisa potensi
masyarakat, penentuan skala prioritas kebutuhan, sinkronisasi hasil PPBM
dan proses dokumentasi hasil PPBM menjadi dokumen perencanaan
pembangunan desa/kelurahan. Berikan kesempatan tanya jawab bagi peserta
yang belum memahami.
10. Bagikan kepada semua peserta contoh matrik usulan program/proyek 5 me
pembangunan, jelaskan bahwa pembahasan matrik usulan ini akan dibahas nit
pada materi berikutnya. Akhiri sesi ini dan sampaikan teknik-teknik PPBM
akan dibahas pada materi-materi selanjutnya.

Penentuan Perioritas
1. Jelaskan secara jelas mengapa kita harus menentukan prioritas dalam
5 menit
perencanaan pembangunan kelurahan/desa.
2. Mintalah beberapa peserta menyampaiakn pengalamannya dalam menentukan
prioritas sebelum melakukan perencanaan pembangunan. Apa kesulitan dan
hambatannya.
3. Setelah peserta menyampaikan pengalamannya, tegaskan beberapa prinsip dan 2 menit
aspek penting yang perlu diperhatikan dalam penetapan prioritas.
4. Jelaskan beberapa teknik yang dapat di pakai dalam penetapan prioritas 20menit
beserta langkah-langkahnya serta pendokumentasian hasilnya. Setelah peserta
memahami, tanyakan teknik-teknik atau cara mana yang dirasakan paling
sesuai untuk BKM
5. Bagilah peserta menjadi 4 kelompok, bagikan panduan melakukan prioritas 15 menit
kebutuhan dan mintalah masing-masing kelompok mempelajari. Setelah
masing-masing kelompok mempelajari mintalah untuk menyiapkan role play
fasilitasi pertemuan penetapan prioritas yang dihadiri oleh masyarakat.
6. Masing-masing kelompok melakukan role play fasilitasi pertemuan masyarakat 45 menit

39
Langkah-langkah Waktu
menyusun prioritas, pada saat masing-masing kelompok melakukan role play,
kelompok lain menjadi pengamat dan memberikan komentar terhadap proses
fasilitasi.
7. Setelah seluruh kelompok melaksanakan role play. Lakukan pembahasan 5 menit
dengan menanyakan apa yang sudah baik dari masing-masing kelompok dan
apa yang perlu diperbaiki.
8. Tutuplah sesi ini dengan salam dan terimakasih 1 menit

40
BAHAN BACAAN

A. Konsep Perencanaan Pembangunan Bersama


Masyarakat (PPBM)

1. Apa yang dimaksud Perencanaan Partisipatif atau


Perencanaan Pembangunan Bersama Masyarakat (PPBM) ?
PPBM adalah model perencanaan pembangunan skala lingkungan dari, oleh,
dan untuk masyarakat.
 Perencanaan Pembangunan: serangkaian kegiatan mulai dari identifikasi
kebutuhan masyarakat sampai dengan penetapan program pembangunan.
 Pembangunan skala lingkungan: semua program peningkatan kemakmuran,
kesejahteraan, ketenteraman dan kedamaian masyarakat di lingkungan
permukiman tingkat RT, RW, Dusun, atau kelurahan. Mencakup sarana
dan prasarana, ekonomi kerakyatan, dan sosial budaya.
 Dari masyarakat: bertumpu pada permasalahan, kebutuhan, aspirasi, usulan
dan sumberdaya masyarakat setempat.
 Oleh masyarakat: mengikutsertakan warga dan kelembagaan masyarakat
setempat.
 Untuk masyarakat: menghasilkan program pembangunan yang berdampak
peningkatan kemakmuran, kesejahteraan, ketenteraman dan kedamaian
masyarakat.
Berdasarkan batasan pengertian di atas , PPBM adalah “alat” sekaligus “tujuan”
pemberdayaan masyarakat.
Sebagai “alat”, PPBM merupakan metode dan teknik pengikutsertaan
masyarakat setempat dalam perencanaan pembangunan skala lingkungan.
Sebagai “tujuan”, PPBM merupakan wujud nyata peranserta masyarakat
setempat dalam perencanaan pembangunan skala lingkungan.

2. Nilai dasar apakah yang melandasi dan menjiwai PPBM?


PPBM dilandasi dan dijiwai oleh nilai dan semangat “gotong-royong”.
Inti “gotong-royong” adalah kerja-sama antar warga dalam upaya menyelesaikan
masalah guna memenuhi kebutuhan/kepentingan bersama di lingkungan
setempat. Nilai budaya dan tradisi gotong-royong ini tumbuh subur dan

41
mengakar dalam budaya masyarakat di bumi Nusantara, terutama di pedesaan.
Contoh: subak di Bali, gugur-gunung dan lumbung desa di Jawa, rereyongan di
Sunda, dll.
Gotong-royong bertumpu pada suatu keyakinan, bahwa setiap warga berhak
memutuskan dan merencanakan apa yang terbaik bagi diri maupun lingkungan
dan bagaimana cara terbaik dalam upaya mewujudkan dalam kenyataan.

3. Apa saja ciri-ciri PPBM?


PPBM memiliki ciri ASOI PAKDE, sebagai berikut:
 Aspiratif: menampung masalah, kebutuhan, kepentingan, keinginan,
kehendak dan usulan warga masyarakat setempat.
 Simpatik: menarik perhatian dan mendorong minat warga masyarakat
setempat untuk aktif berperanserta.
 Operatif: program-program yang dihasilkan tidak rumit dan dapat
dilaksanakan dengan memanfaatkan sumberdaya setempat.
 Inovatif: program-program yang dihasilkan mampu menjawab masalah
dan tantangan masyarakat setempat sekarang dan yang akan datang
secara berkelanjutan.
 Berbagai pelaku saling mengisi dan melengkapi sehingga tercipta kerjasama
sinergis Partisipatif: mengikutsertakan segenap warga dan pelaku
pembangunan setempat.
 Adaptif: metode dan teknik yang digunakan mudah disesuaikan dengan
budaya dan sumberdaya masyarakat setempat.
 Koordinatif: peranserta dan mampu menghasilkan program-program yang
terpadu.
 Demokratis: menghargai pendapat (termasuk perbedaan pendapat),
terbuka terhadap kritik, musyawarah mufakat atau suara terbanyak,
menghormati hasil musyawarah, dll.
 Edukatif: antar warga dan pelaku saling tukar informasi, pengalaman dan
pemikiran sehingga tercipta suasana belajar dan bertindak bersama.

4. Mengapa PPBM harus kita lakukan ?


 PPBM merupakan wujud nyata upaya membumikan gagasan
pembangunan yang berwatak kerakyatan, jelasnya peduli masyarakat
lapis bawah. Contohnya konsep pembangunan partisipatif, pembangunan
berbasis kebutuhan dasar, pembangunan berbasis rakyat, pengembangan
masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dll.
 Pentingnya PPBM juga diperkuat oleh pengalaman pahit model
pembangunan terpusat di masa lalu dan lahirnya kesadaran baru dalam
menyongsong tantangan pembangunan abad 21, sebagai berikut:

42
 Krisis ekonomi, hukum, politik, dan moral yang memicu reformasi total
antara lain disebabkan oleh praktek perencanaan pembangunan yang kurang
menyerap kebutuhan, aspirasi, usulan dan sumberdaya masyarakat lapis
bawah.
 Era reformasi menuntut adanya demokratisasi perencanaan pembangunan,
yang mengikutserta-kan segenap warga dan lembaga masyarakat
setempat.
 Reformasi juga menuntut adanya desentralisasi perencanaan pembangunan,
yang memberikan kewenangan kepada setiap daerah dan desa untuk
menyusun program pembangunan menurut prakarsa, aspirasi dan
sumberdaya setempat. Konsep “membangun daerah” diganti “daerah
membangun”; “membangun masyarakat” diganti “masyarakat membangun”.
 UU nomor 22/1999 (pasal 92), mengamanatkan pemberdayaan masyarakat
dalam pembangunan. Yaitu pengikutsertaan masyarakat dalam setiap
tahapan proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemilikan pembangunan.

5. Apa yang ingin dicapai dengan PPBM?


 Meningkatkan kemampuan lembaga masyarakat setempat dalam
perencanaan pembangunan secara partisipatif, tansparan, akuntabel, dan
berkelanjutan.
 Meningkatkan peranserta masyarakat setempat dalam perencanaan
pembangunan.
 Menghasilkan program pembangunan (sarana dan prasarana, ekonomi
kerakyatan, sosial budaya), yang bertumpu pada kebutuhan, aspirasi,
usulan dan sumberdaya masyarakat setempat.
 Memberikan informasi dan masukan perencanaan pembangunan daerah,
yakni daftar potensi dan kebutuhan masyarakat setempat (mencakup
sarana dan prasarana, ekonomi kerakyatan, dan sosial budaya).
 Memperkuat rasa mampu, rasa memiliki, rasa tanggung jawab, dan
keswadayaan masyarakat setempat dalam pembangunan (sarana dan
prasarana, ekonomi kerakyatan, sosial budaya).

6. Bagaimanakah posisi PPBM dalam Perencanaan


Pembangunan Daerah?
Perencanaan pembangunan daerah adalah serangkaian kegiatan penyusunan
dan penetapan program pembangunan di tingkat kota/kabupaten; mencakup
bidang/sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, seni dan budaya, kehidupan
beragama, sarana/prasarana lingkungan, keamanan, dll.
Dokumen rencana pembangunan yang dihasilkan dapat berupa rencana
pembangunan pembangunan tahunan daerah (Rapetada), program

43
pembangunan daerah (Propeda), dan pola dasar pembangunan daerah (Poldas)
atau rencana strategis (Renstra) pembangunan daerah.
Semua dokumen rencana pembangunan tersebut ditetapkan oleh Kepala
Daerah bersama DPRD. Khusus dokumen Rapetada disusun dan ditetapkan
secara bersamaan dengan APBD.

7. Bagaimanakah kaitan PPBM dengan proses perencanaan


pembangunan daerah ?
PPBM merupakan bagian dari sistem perencanaan pembangunan daerah.
Wujud dukungan PPBM dalam proses perencanaan pembangunan daerah,
khususnya dalam penyusunan Rapetada, sebagai berikut:
 Data dan informasi potensi sumberdaya yang dimiliki masyarakat
kelurahan sampai di tingkat RT/RW/Dusun.
 Data dan informasi permasalahan dan kebutuhan masyarakat kelurahan
(mencakup sarana dan prasarana lingkungan, ekonomi kerakyatan,
sosial budaya) sampai di tingkat RT/RW/Dusun).
 Daftar usulan program pembangunan yang bertumpu pada kebutuhan,
aspirasi dan potensi sumberdaya masyarakat kelurahan sampai di
tingkat RT/RW/Dusun.
 PPBM menjamin dihasilkannya dokumen Rapetada yang merupakan
titik temu antara kebutuhan pembangunan skala daerah, propinsi dan
nasional dengan kebutuhan pembangunan skala lingkungan (tingkat
kelurahan sampai RT/RW/Dusun).
 Matarantai proses PPBM dalam proses perencanaan pembangunan
daerah setiap tahun anggaran adalah sebagai berikut (lihat lampiran 1):
 Di tingkat masyarakat: identifikasi dan perumusan masalah dan
kebutuhan, analisa potensi, penentuan prioritas dan penyepakatan
program swadaya melalui forum warga RT, RW, atau Dusun.
 Di tingkat kelurahan: membahas dan menyepakati daftar prioritas usulan
masyarakat yang akan diusulkan untuk dibiayai APBD, melalui forum
Musbangkel.
 Di tingkat kecamatan: mebahas dan menyepakati daftar prioritas usulan
masyarakat se kecamatan yang akan diusulkan untuk dibiayai APBD,
melalui forum UDKP.
 Di tingkat kota/kabupaten: mebahas dan menyepakati daftar prioritas
usulan masyarakat se kabupaten/kota yang akan dibiayai APBD,
melalui forum Rakorbang.
 Selanjutnya hasil Rakorbang diproses lebih lanjut dalam penyusunan
rancangan Rapetada dan APBD oleh tim/panitia yang dibentuk oleh
Bupati/Walikota. Kemudian Bupati/Walikota mengajukan rancangan
Rapetada dan APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan dalam

44
Perda. Akhirnya, Perda APBD (termasuk didalamnya Rapetada,
tepatnya anggaran pembangunan) yang telah disetujui melalui sidang
paripurna DPRD disahkan dan diundangkan oleh Bupati/Walikota.

8. Apa sajakah prinsip-prinsip dalam pelaksanaan PPBM?


 Belajar-Bertindak Bersama
Semua pelaku saling membelajarkan dalam proses penyusunan dan
penyepakatan rencana tindak bersama dalam upaya membangun diri dan
lingkungan.
 Kesadaran otokritik (mawas diri)
Semua pelaku saling membuka diri dan memberi kesempatan untuk
menyampaikan dan menerima kritik yang membangun.
 Pertukaran informasi dan gagasan
Semua pelaku saling tukar informasi, data, pengalaman, pemikiran dan
pendapat melalui dialog dan musyawarah untuk mencari jalan keluar
terbaik atas permasalahan dan tantangan bersama.
 Non-diskriminasi
Semua pelaku saling mengingatkan dan bekerjasama dalam upaya
membebaskan diri dan lingkungan dari praktek pembeda-bedaan suku,
agama, ras, jenis kelamin (gender), kelompok dan golongan, status sosial-
ekonomi, dll.
 Tanggung jawab
Semua pelaku memikul tanggungjawab yang sama atas keputusan dan
tindak lanjut program pembangunan yang telah disepakati bersama.
 Pendampingan (fasilitasi).
Semua pelaku yang dipercaya sebagai pelaksana PPBM (misalnya LPMK)
maupun pelaku dari luar (misalnya pemerintah, konsultan, atau LSM )
berperan sebagai jembatan komunikasi antar pelaku, memberikan
dorongan (motivasi) dan semangat, mencairkan suasana, dan memberikan
pencerahan sehingga tercipta dialog dan kerjasama yang sinergis.

9. Metode dan teknik apa sajakah yang dapat diterapkan dalam


PPBM?
Metode dan teknik perencanaan yang dapat diterapkan dalam PPBM antara
lain; PRA (participatory rural appraisal), perencanaan berorientasi tujuan, ZOPP
(ziel orienterte projekt planung), analisa kekuatanm kelemahan, peluang dan
ancaman atau disebut SWOT (strength, weakness, opportunity, threats), dll.
Metode dan teknik yang paling banyak digunakan dalam PPBM adalah PRA.
Yaitu serangkaian metode dan teknik fasilitasi perencanaan pembangunan skala

45
lingkungan yang mengikutsertakan segenap pelaku dan warga masyarakat
setempat.

10. Metode dan teknik apa saja yang tercakup dalam PRA?
a. Pemetaan sosial (social mapping)
Warga melakukan pendataan, pengelompokan, dan pemetaan keadaan
sosial, ekonomi, dan budaya di lingkungannya.
b. Diagram Kelembagaan (Diagram Venn)
Warga memetakan potensi kelembagaan di lingkungannya, termasuk
peranan dan saling hubungan satu sama lain dalam penyelesaian masalah
maupun dalam pelaksanaan program pembangunan.
c. Focus Group Discussion (FGD)
Warga melakukan diskusi yang terfokus pada isu, masalah, kebutuhan, dan
potensi sumberdaya masyarakat setempat dalam rangka menyusun daftar
panjang usulan program.
d. Matrik Skoring
Warga membahas kriteria dan menentukan urutan prioritas usulan
program berdasarkan kriteria yang telah disepakati. Teknik lain yang
serupa dengan matrik skoring adalah matrik ranking. Bedanya penentuan
prioritas dalam matrik ranking didasarkan pada banyaknya kemunculan
usulan.
e. Kalender Musim
Warga mendata bentuk-bentuk kegiatan yang menonjol pada musim
tertentu (penghujan, kemarau, tanam, panen, tanam, dll) atau pada kurun
waktu tertentu (bulan puasa, idul fitri, natal dan tahun baru, pendaftaran
sekolah, dll).
f. Analisa Gawat-Mendesak–Penyebaran (Analisa GMP)
Warga menyusun skala prioritas berdasarkan kriteria “gawat”
(menimbulkan korban), “mendesak” (segera), dan “penyebaran” (akibat yang
luas dan berantai).

11. Bagaimanakah tahapan proses PPBM?


Secara garis besar proses PPBM terbagi dalam tiga tahapan, yakni:
 Tahap persiapan
 Tahap pelaksanaan
 Tahap pelembagaan
Setiap tahapan melibatkan sejumlah kegiatan yang pelaksanaannya tidak harus
berurutan, kegiatan mana yang didahulukan diseuaikan dengan situasi dan
kondisi setempat.

46
Perlu ditekankan, bahwa kinerja tahapan terdahulu akan mempengaruhi
kinerja tahapan berikutnya. Oleh karena itu, apabila ada kekurangan kinerja
tahapan terdahulu seyogyanya segera diupayakan perbaikan pada tahapan
berikutnya.
Kata kunci yang mutlak dipegang teguh adalah keikutsertaan warga dan
pelaku setempat pada setiap kegiatan dan tahapan PPBM.

12. Apa saja kegiatan pokok tahap persiapan sosial?


a. Pembentukan Tim Pendamping (Tim Teknis)
Bertujuan menghasilkan tim yang bertugas memberikan bantuan teknis
seperti memotivasi, pelatihan, bimbingan dan dampingan kepada LPMK
sebagai penanggungjawab fasilitasi PPBM.
Tim Teknis dibentuk oleh Pemda pada setiap tahun anggaran.
Keanggotaan Tim Teknis sebaiknya berasal dari berbagai unsur pelaku,
misalnya unsur pemerintah (dinas/badan terkait), forum perkotaan (atau
dengan nama lain), LSM, perguruan tinggi, konsultan, swasta, dll.
Kriteria pokok perekrutan anggota antara lain keahlian dan komitmen
pemberdayaan masyarakat, mengalokasikan sebagian waktu dan tenaga
untuk pendampingan PPBM, dan mendapatkan rekomendasi/penugasan
dari lembaga asal.
b. Pelatihan LPMK
Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan (pengetahuan & ketrampilan)
dan komitmen (sikap-perilaku) pengurus LPMK dalam PPBM.
Materi pokok pelatihan mencakup antara lain metode/teknik fasilitasi
pertemuan warga, identifikasi dan perumusan kebutuhan, analisa potensi,
penentuan prioritas, penyusunan usulan program, proses pengesahan dan
pelembagaan PPBM, dan penyusunan rencana kegiatan umum.
c. Penyusunan rencana kegiatan umum (RKU)
Bertujuan menghasilkan dokumen RKU yang disepakati bersama melalui
forum warga dan disahkan oleh Kepala Desa.
Materi pokok RKU mencakup tujuan, indikator pencapaian, jenis & bentuk
kegiatan, waktu, penanggungjawab dan biaya.
RKU dilengkapi dengan standar prosedur operasi pada setiap bentuk
kegiatan yang direncanakan.
d. Pengorganisasian
Bertujuan menghasilkan struktur organisasi (termasuk bentuk kepanitiaan
pelaksana), uraian tugas dan fungsi, personil, mekanisme koordinasi &
pengendalian, dan pelaporan dan pengesahan.

47
e. Sosialisasi
Bertujuan untuk menyamakan pemahaman serta memperkuat kesadaran
dan penerimaan warga masyarakat setempat sehingga tergerak untuk
berperanserta dalam PPBM.
Sosialisasi dilakukan melalui forum/pertemuan resmi di tingkat kelurahan
dan kemudian tingkat RW/Dusun yang khusus diadakan untuk itu.
Dihadiri oleh Kepala Kelurahan, staf kelurahan, FMK (kalau ada), warga dan
pelaku setempat.
Sosialisasi juga dapat dilakukan melalui forum/ pertemuan tidak resmi,
seperti jamaah tahlil, arisan, pengajian, dll. Atau melalui surat
edaran/brosur ringkas yang ditempelkan pada papan pengumuman atau
disebarkan kepada warga.

13. Apa saja kegiatan pokok tahap pelaksanaan PPBM?


a. Identifikasi dan perumusan masalah dan kebutuhan masyarakat
Bertujuan menghasilkan daftar panjang rumusan masalah dan kebutuhan
masyarakat setempat (long-list).
Dilakukan di tingkat RT, RW/Dusun, dan Kelurahan.
Teknik yang digunakan antara lain pembuatan peta kelurahan, survey
sederhana/transect walk, kalender musim, pohon masalah, focus group
discussion (FGD), dll.
b. Analisa potensi masyarakat
Bertujuan menghasilkan daftar potensi dan sumberdaya alam, manusia, dan
kelembagaan masyarakat setempat.
Dilakukan di tingkat RT, RW/Dusun, dan Kelurahan.
Metode dan Teknik yang digunakan antara lain analisis sosial, analisis
SWOT, diagram Venn, dll.
c. Penentuan prioritas
Bertujuan menghasilkan daftar urutan prioritas kebutuhan (short-list).
Dilakukan di tingkat RT, RW/Dusun, dan Kelurahan.
Teknik yang digunakan antara lain matrik skoring, matrik ranking, analisa
GMP, dll.
d. Penyusunan rencana/usulan program
Bertujuan menghasilkan matrik rencana/usulan program yang masuk
prioritas, termasuk sumber pembiayaan pelaksanaan.
Dilakukan di tingkat RT, RW/Dusun, dan Kelurahan.

14. Apa saja kegiatan pokok tahap pelembagaan hasil PPBM?


a. Pengesahan, pengusulan, dan sinkronisasi
 Bertujuan menghasilkan kesepakatan usulan
program dan sumber pembiayaan pelaksanaan.

48
 Penyepakatan program swakelola/swadaya
dilakukan melalui forum warga tingkat RT/RW/Dusun.
 Penyepakatan program yang diusulkan untuk
dibiayai dilakukan melalui kemitraan, atau APBD melalui forum
Musbangkel.
 Penyepakatan program yang diusulkan untuk
dibiayai APBD dilakukan melalui forum UDKP dan Rakorbang.
b. Pemasyarakatan hasil PPBM
Bertujuan menghasilkan penerimaan warga dan pelaku masyarakat
setempat terhadap dokumen program pembangunan yang telah disepakati,
guna memperkuat rasa memiliki dan tanggung jawab dalam pelaksanaan.
Pemasyarakatan hasil PPBM dilakukan melalui forum/pertemuan warga
(formal/informal), papan pengumuman, surat edaran, dll.
Khusus program swadaya dan kemitraan perlu juga diinformasikan kepada
lembaga donor, LSM, dan penguasaha potensial guna menarik minat dan
kepedulian mereka untuk bekerjasama.

15. Lembaga mana saja yang terlibat dalam PPBM?


Menurut fungsi dan bobot tanggungjawab, lembaga yang terlibat dalam PPBM
terbagi menjadi dua kolompok, sebagai berikut:
 Lembaga lingkar inti, yakni LPMK.
 Lembaga-lembaga pendukung, yakni Pemkel, FMK (kalu ada), Pengurus
RT/RW, paguyuban/kelompok swadaya masyarakat, Tim Teknis,
Pemda, DPRD, Forum Perkotaan dan lembaga-lembaga potensial
lainnya.

16. Apa tugas pokok dan fungsi LPMK dalam PPBM?


 Mensosialisasikan kegiatan PPBM kepada seluruh warga desa/kelurahan
sampai di tingkat RT/RW/Dusun.
 Memfasilitasi serangkaian pertemuan warga dalam rangka PPBM, mulai
dari identifikasi dan perumusan masalah/kebutuhan sampai dengan
pemasyarakatan hasil PPBM.
 Menyusun draft usulan program pembangunan kelurahan.
 Mengkonsultasikan draft usulan program pembangunan desa kepada Tim
Teknis dalam rangka sinkronisasi dan penyempurnaan.
 Memfasilitasi pembahasan dan penyepakatan dokumen usulan program
pembangunan kelurahan melalui Musbangkel.
 Bersama Pemkel dan FMK (kalau ada) memperjuangkan sebagian hasil
PPBM agar masuk daftar prioritas usulan masyarakat se kecamatan
melalui forum UDKP.

49
 Bekerjasama dengan berbagai pelaku yang peduli pemberdayaan
masyarakat (LSM, Forum Perkotaan, dll) untuk memperjuangkan hasil
PPBM (yang lolos seleksi UDKP) dalam forum Rakorbang.

17. Apa tugas pokok dan fungsi Pemkel dalam PPBM?


 Memberikan dukungan pembiayaan PPBM yang dianggarkan dalam
APBD.
 Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi LPMK dengan
berbagai instansi dan lembaga lain sesuai kebutuhan.
 Mengkoordinasikan fasilitasi penyelenggaraan Musbangkel.
 Bersama-sama LPMK dan FMK (kalau ada) memperjuangkan sebagian
hasil PPBM agar masuk daftar prioritas usulan masyarakat se kecamatan
melalui forum UDKP.
 Bekerjasama dengan berbagai pelaku yang peduli pemberdayaan
masyarakat (LSM, Forum Perkotaan, dll) untuk memperjuangkan hasil
PPBM (yang lolos seleksi UDKP) dalam forum Rakorbang.

18. Apa tugas pokok dan fungsi Pengurus RT/RW dan Kepala
Dusun dalam PPBM?
 Mendukung kegiatan PPBM yang dilaksanakan oleh LPMK di
wilayahnya.
 Mengkoordinasikan serangkaian pertemuan warga dalam rangka
pelaksanaan PPBM di wilayahnya.
 Menggalang swadaya warga dalam pembiayaan PPBM di wilayahnya.
 Memperjuangkan sebagian hasil PPBM dalam forum Musbangkel.
 Memasyarakatkan hasil PPBM kepada seluruh warga di wilayahnya.

19. Apa tugas pokok dan fungsi FMK (kalau ada) dalam PPBM?
 Memastikan kesesuaian hasil PPBM dengan aspirasi masyarakat.
 Bersama Pemdes dan LPMK memperjuangkan sebagian hasil PPBM agar
masuk daftar prioritas usulan masyarakat se kecamatan melalui forum
UDKP.
 Bekerjasama dengan berbagai pelaku yang peduli pemberdayaan
masyarakat (LSM, Forum Perkotaan, dll) untuk memperjuangkan hasil
PPBM (yang lolos seleksi UDKP) dalam forum Rakorbang.
 Mengawasi kinerja Tim Teknis dalam kegiatan pendampingan PPBM.
Hasilnya diteruskan kepada DPRD, misalnya melalui anggota DPRD
yang mewakili kecamatan setempat.

50
20. Apa tugas pokok dan fungsi Tim Teknis?
 Mensosialisasikan PPBM di tingkat kabupaten dan kecamatan.
 Mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan LPMK dalam PPBM.
 Memberikan layanan konsultansi dan dampingan kepada LPMK dalam
pelaksanaan PPBM.
 Mengkoordinasikan proses sinkronisasi hasil-hasil PPBM dengan
program-program sektoral oleh berbagai dinas/instansi terkait.
 Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja LPMK dalam pelaksanaan
PPBM.
 Mendiseminasikan pelajaran berharga (lesson learns) dan pengalaman
keberhasilan (best practices) dalam PPBM.

21. Apa tugas pokok dan fungsi Pemda dalam PPBM?


 Mengagendakan kegiatan PPBM dalam Rapetada dan APBD.
 Membentuk Tim Teknis PPBM.
 Mengkoordinasikan proses sinkronisasi hasil-hasil PPBM.
 Menyelenggarakan forum UDKP melalui Camat dan forum Rakorbang
melalui Bappekab.
 Bersama-sama DPRD mengakomodir sebagian hasil PPBM dalam
Repetada dan APBD.
 Memasukkan seluruh hasil-hasil PPBM dalam Bank Data Perencanaan
Pembangunan, yang dapat diakses oleh semua pihak yang memerlukan,
termasuk LSM, Forum Perkotaan, lembaga donor, perguruan tinggi,
swasta, dll.
 Bersama Forum Perkotaan menyelenggarakan dialog lintas pelaku dalam
rangka evaluasi dan penyusunan rencana tindak tahun berikutnya.

22. Apa tugas pokok dan fungsi DPRD dalam PPBM?


 Berperanserta secara aktif dalam forum Rakorbang.
 Memastikan bahwa proses dan hasil Rakorbang mengakomodir hasil
PPBM secara partisipatif, aspiratif, dan adil.
 Bersama Pemda mengakomodir sebagian hasil PPBM dalam Repetada
dan APBD.
 Mengawasi kinerja Pemda dan Tim Teknis dalam bantuan teknis PPBM.

23. Apa tugas pokok dan fungsi Forum Perkotaan?

51
 Melakukan monitoring dan evaluasi partisipatif terhadap proses dan
hasil PPBM se kabupaten.
 Mengembangkan kerjasama yang sinergis dengan Pemda, DPRD dan
berbagai pelaku pembangunan lainnya dalam pengadaan bantuan teknis
PPBM.
 Mendorong terciptanya jaringan kerja antar LPMK dalam rangka
pengamanan hasil-hasil PPBM dalam forum UDKP, Rakorbang serta
dalam proses penyusunan, pembahasan dan penetapan Rapetada dan
APBD.
 Mengadakan dialog lintas pelaku dalam rangka penyempurnaan
sistem/model serta optimalisasi peran PPBM dalam perencanaan
pembangunan kabupaten

Gambar 1 : BAGAN ALIR PERENCANAAN BERSAMA MASYARAKAT

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Prioritas Draft Dokumen POLDAS,


Kesadaran Daftar
Masalah/ Rencana Rencana/ PROPEDA Repetada/
HASI L Pentingnya Kebutuhan
Kebutuha / Usulan Usulan APBD
PBM dan Potensi
n Program Program

Analisa
Keadaan, Penentuan Rakorbang
Musbangdes Sidang
PROSES identifikasi Prioritas Penyusuna / Kel DPRD,
Penyiapan
kebutuhan kebutuhan n Rencana/ Penetapan Pemda dan
Masyarakat
dan Potensi di Tingkat Usulan Rencana/ Konsultasi
(sosialisasi) UDKP
di Tingkat RT/ RW/ Program Usulan Publik
RT/ RW/ Dusun
Dusun

Wakil- • BPD
• Wakil Masyarakat Semua pelaku Pemda,
wakil • BPPL/ LKMD
(RT / Kelompok) Pembangunan dan DPRD,
RT / RW • Wakil-wakil RW
PESERTA dan Tokoh • Laki-laki dan Partisipan Forum Peninjau
Perempuan • Toma / Toga
Masyaraka Perkotaan
• Kelompok potensial
t • Kelompok
• Wakil Masyarakat LPMD/
(RT / Kelompok) LPMK, perempuan
• Laki-laki dan BPPL, dll
Perempuan

Rolling Over

52
Gambar 2: Alur Proses Penyampaian Dokumen PBM

VISI
PEMDA + DPRD PEMBANGUNAN
DAERAH &
NASIONAL

Arah & tujuan pembangunan


daerah 5 tahun

Poldas/ Propeda

Repetada/APBD

RAKORBANG
skala skala
desa/kel kota /
daerah
UDKP

antar MUSBANGDES/KEL
DES/KEL
DES/KEL

antar MUSYAWARAH
RW
RW WARGA

antar
RT
RT

Masyarakat

53
B. Tanya Jawab Tentang Identifikasi Masalah dan Potensi
Masyarakat

1. Apa yang dimaksud identifikasi masalah dan potensi masyarakat?


Identifikasi masalah dan potensi masyarakat merupakan bagian proses
pelaksanaan PPBM. Beberapa kata kunci yang perlu dijelaskan batasan
pengertiannya antara lain sebagai berikut:
 Masalah (masyarakat) mencakup segala situasi dan kondisi kehidupan yang
mengandung kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Semakin lebar
kesenjangan antara harapan dan kenyataan, semakin bermasalah.
Sebagai ilustrasi, semua manusia mengharapkan pendapatan yang
berkesinambungan lebih besar dari, kebutuhan sehari-hari. Suatu masyarakat
menghadapi masalah pendapatan, manakala sebagian warga memiliki
pendapatan tidak menentu dan tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
 Potensi (masyarakat) mencakup sumberdaya setempat yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi masalah yang ada.
Sebagai contoh tanah di bagian kanan-kiri jalan merupakan potensi untuk
mengatasi masalah lahan penghijauan, atau lahan parkir.
 Identifikasi (masalah dan kebutuhan masyarakat) mencakup berbagai upaya
mengikutsertakan segenap warga dan lembaga masyarakat dalam proses
pendataan, analisis, dan perumusan masalah dan kebutuhan masyarakat di
bidang/sektor sarana dan prasarana lingkungan, sosial-ekonomi, maupun
sosial-budaya.

1. Apa tujuan identifikasi masalah dan potensi masyarakat?


Tujuan dari identifikasi masalah dan potensi masyarakakat adalah untuk :
 Mengikutsertakan warga dan lembaga masyarakat setempat dalam menyusun
data dasar rencana pembangunan skala lingkungan.
 Meningkatkan kesadaran dan kepedulian warga masyarakat terhadap masalah
dan potensi pembangunan di lingkungannya.
 Meningkatkan kemampuan (pengetahuan dan ketrampilan) warga masyarakat
dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah dan potensi pembangunan
di lingkungannya.
 Menghasilkan data dasar pembangunan skala lingkungan, berupa daftar
masalah dan potensi masyarakat setempat (longlist) di bidang/sektor sarana
dan prasarana lingkungan, sosial-ekonomi, maupun sosial-budaya.

2. Bagaimana tahapan proses identifikasi dan kebutuhan masyarakat?


Tahapan Persiapan:
 Menugaskan sebagian pengurus LPM (dua atau tiga orang sesuai dengan
kebutuhan) untuk mengkoordinasikan dan memandu proses identifikasi
masalah dan potensi masyarakat.
 Menentukan waktu dan tempat peretemuan.
 Menentukan jumlah dan unsur-unsur masyarakat yang diundang sebagai
peserta.
 Menentukan pembiayaan (jumlah dan sumber).
 Mengkoordinasikan rencana kegiatan dengan pihak-pihak terkait dan nara
sumber (jika ada).
 Mempersiapkan peralatan dan penataan ruang pertemuan.
 Mengadakan pertemuan internal tim untuk mempelajari data sekunder,
terutama yang berupa profil kelurahan dan monografi kelurahan.

Tahapan Pelaksanaan:
 Pertemuan dipimpin dan dipandu oleh pengurus LPM yang bertugas.
 Pemandu mengajak peserta untuk menyepakati tujuan dan susunan acara
pertemuan.
 Pemandu mengajak peserta untuk melakukan identifikasi masalah dan potensi
dengan menggunakan teknik pemetaan lingkungan, kalender musim, analisis
kelembagaan, dan analisis SWOT, seperti diuraikan dibawah.
 Pemandu mengajak peserta untuk merangkum hasil identifikasi masalah dan
potensi dalam suatu dokumen.
Tahapan Pelaporan:
Penyusunan Daftar Masalah dan Potensi Masyarakat untuk ditindaklanjuti
dalam proses penentuan prioritas.

3. Apa yang dimaksud Pemetaan Lingkungan?


Pemetaan Lingkungan adalah alat kajian dalam upaya menemukenali berbagai
masalah yang berkenaan dengan keadaan dan sumberdaya lingkungan setempat.

4. Apa tujuan dan hasil Pemetaan Lingkungan?


Tujuan Pemetaan Lingkungan adalah:
 Meningkatkan kesadaran masyarakat akan keadaan dan potensi sumberdaya
di lingkungannnya.
 Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menemukenali berbagai
masalah pemanfaatan keadaan dan potensi sumberdaya di lingkungannya.
 Menyamakan pemahaman tentang pemanfaatan berbagai potensi sumberdaya
setempat dalam upaya mengatasi masalah masyarakat setempat.
Melalui Pemetaan Lingkungan, kita akan menghasilkan :
 Peta geografis kelurahan

55
 Sumberdaya alam yang ada di kelurahan, misalnya sumber air, sungai, ruang
terbuka hijau, dll.
 Sumberdaya buatan yang ada di desa atau kelurahan, misalnya rumah
penduduk, sekolahan, tempat ibadah, tempat hiburan, jalan, jembatan,
saluran air, kantor kelurahan, poskamling, posyandu, pasar, pertokoan,
pabrik, dll.
 Uraian ringkas tentang cara-cara, pola-pola, dan tingkatan pemanfaatan
pemanfaatan sumberdaya alam dan buatan yang ada.
 Daftar masalah dan potensi sumberdaya pembangunan.

5. Bagaimana cara atau proses melakukan Pemetaan Lingkungan?


 Mengajak warga untuk menyepakati tujuan dan hasil serta susunan acara
pertemuan
 Mengajak warga untuk menyepakati tata cara dan tanda-tanda yang
digunakan dalam Pemetaan Lingkungan. Pada prinsipnya gunakan benda-
benda yang mudah didapat sebagai tanda/simbol.
 Mengajak warga untuk mengambarkan peta kelurahan secara umum dan arah
mata angin.
 Mengajak warga untuk menyepakati titik awal Pemetaan Ling-kungan. Pada
prinsipnya dimulai dari hal yang paling dikenal.
 Mengajak warga untuk melanjutkan dengan Pemetaan Lingkung-an, tegasnya
menggambarkan letak setiap potensi sumberdaya yang ada di seantero
wilayah kelurahan. (Lihat Gambar 1)
 Mengajak warga untuk melakukan curah pendapat dan musya-warah untuk
menemukenali sebanyak mungkin masalah yang berkenaan dengan
pemanfaatan sumberdaya di wilayah kelurahan, misalnya dari kampung
paling Utara sampai dengan paling Selatan; atau dari kampung paling
Timur sampai dengan paling Barat. Setiap masalah dan potensi
sumberdaya terkait yang dikemukakan oleh warga dicatat pada kertas
meta-plan dan ditempel pada dinding/papan.
 Mengajak warga untuk mendiskusikan dan merumuskan masalah dan potensi
sumberdaya terkait. Hasil yang disepakati dituangkan pada matrik Daftar
Masalah dan Potensi (Gambar 2).

6. Apa yang dimaksud dengan Kalender Musim?


Kalender Musim adalah alat kajian dalam upaya menemukenali berbagai
masalah yang senantiasa muncul pada kurun waktu tertentu. Misalnya, masalah
uang kontan pada saat musim pendaftaran sekolah, sepuluh bahan pokok pada
bulan puasa dan lebaran, dll.

7. Apa tujuan dan hasil Kalender Musim?


Tujuan Kalender Musim adalah:

56
 Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menemukenali berbagai
masalah yang senantiasa muncul pada kurun waktu tertentu.
 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya upaya dini untuk
menyongsong (antisipasi) kemunculan/peningkatan berbagai masalah
pada kurun waktu tertentu.
Dengan Kalender Musim, kita akan memiliki:
 Daftar kurun waktu yang senantiasa memunculkan berbagai masalah
serupa
 Daftar masalah yang senantiasa muncul/meningkat pada kurun waktu
tertentu.
 Daftar kegiatan warga yang senantiasa muncul/meningkat pada kurun
waktu tertentu.

8. Bagaimana cara atau proses teknik Kalender Musim?


 Mengajak warga untuk menyepakati tujuan dan hasil serta susunan acara
pertemuan
 Mengajak warga untuk menyepakati tata cara dan tanda-tanda yang
digunakan dalam Pemetaan Lingkungan. Pada prinsipnya gunakan benda-
benda yang mudah didapat sebagai tanda/simbol.
 Mengajak warga untuk curah pendapat guna menemukenali berbagai
masalah pada musim-musim tertentu, misalnya musim penghujan dan
musim kemarau. (Lihat Gambar 3).
 Mengajak warga untuk curah pendapat guna menemukenali berbagai
masalah yang berkenaan dengan tradisi, hari-hari besar, atau bulan-bulan
sibuk; misalnya Agustusan, Tahun ajaran baru, Hajatan (nikah, sunatan),
suroan, mauludan, puasa dan lebaran, natal dan tahun baru, dll. (Lihat
Gambar 3).
 Mengajak warga untuk merangkum semua hasil curah pendapat dan
memasukkannya ke dalam suatu daftar masalah rutin selama satu tahun.
(Lihat Gambar 5)

9. Apa yang dimaksud dengan Analisis Kelembagaan?


Analisis Kelembagaan adalah alat pengkajian dalam upaya menemukenali
berbagai masalah yang berkenaan dengan keadaan dan pemanfaatan potensi
sumberdaya kelembagaan setempat.

10. Apa tujuan dan hasil Analisis Kelembagaan?


 Meningkatkan kesadaran warga akan potensi sumberdaya kelembangan
setempat.
 Meningkatkan kemampuan warga untuk menemukenali masalah yang
berkenaan dengan keadaan dan pemanfaatan potensi sumberdaya
kelembagaan setempat.

57
Menyamakan pemahaman tentang pemanfaatan berbagai potensi
sumberdaya kelembagaan dalam upaya mengatasi masalah masyarakat
setempat.
Melalui Analisis Kelembagaan, akan dihasilkan:
 Daftar kelembagaan formal (Pemerintah Kelurahan, LPMK, PKK,
RT/RW, Puskesmas, dll) dan non-formal (Jamaah Tahlil, Kelompok
Pedagang Kaki Lima, Paguyuban Becak, dll).
 Uraian ringkas tentang cara-cara, pola-pola, dan tingkatan pemanfaatan
potensi sumberdaya kelembagaan yang ada.
 Daftar masalah dan potensi sumberdaya kelembagaan.

11. Bagaimana cara atau proses melakukan Analisis Kelembagaan?


 Mengajak warga untuk menyepakati tujuan dan hasil serta susunan acara
pertemuan
 Mengajak warga untuk menyepakati tata cara dan tanda-tanda yang
digunakan dalam Analisis Kelembagaan. Pada prinsipnya gunakan benda-
benda yang mudah didapat sebagai tanda/simbol.
 Mengajak warga untuk mendata semua lembaga formal maupun non-
formal yang ada.
 Mengajak warga untuk menggambarkan manfaat yang dirasakan oleh
masyarakat dari masing-masing lembaga formal maupun non-formal
tersebut; sebaiknya dalam rangka penyelesaian masalah tertentu, misalnya
peningkatan pendapatan masyarakat (Gambar 6).
 Mengajak warga untuk merumuskan daftar masalah dan potensi
sumberdaya kelembagaan (Gambar 7).

12. Apa pengertian Survey Sederhana/Transect Walk ?


Suvey sederhana dapat juga disebut dengan transect walk tujuannya adalah
untuk mendapatkan informasi dari sumber pertama baik yang bersifat
lapangan/fisik maupun informasi non fisik, misalnya informasi mengenai
gambaran kondisi wilayah tertentu, sehingga nilai akurasinya lebih terjamin
dan dapat dipertanggung-jawabkan dalam membuat perencanaan yang berbasis
kebutuhan masyarakat.

13. Kapan Survey itu dilakukan ?


Survey dilakukan setelah memperoleh data awal mengenai kondisi wilayah atau
masyarakat tertentu, sehingga data yang diperoleh dapat dikroscek dan
sekaligus juga dapat menambah kelengkapan informasi.

14. Apa saja Langkah-langkahnya?


 Menentukan wilayah/lokasi yang akan disurvey

58
Lookasi mana yang akan disurvai harus jelas disesuaikan dengan
permaslahan. Misalnya wilayah pedesaan dihubungkan dengan masalah
gotong royong atau pengumpulan dana (swadaya) dalam membangun
sarana dan prasarana umum, seperti jalan desa, MCK umum, balai desa dll.
Disamping itu penentuan wilayah dapat juga dihubungkan dengan proses
pengambilan keputusan/kebijakan di tingkat kelurahan, seberapa jauh
partisipasi masyarakat.
 Menetapkan pelaku atau petugas
Sebaiknya yang melakukan survai adalah masyarakat sendiri dan dipilih
oleh masyarakat.
 Menetapkan alat acuan survai.
Alat atau acuan survai dapat berupa daftar pertanyaan tertulis sesuai
dengan bidang informasi yang akan digali atau dikembangkan (misalnya,
pendapatan, pekerjaan, penyakit, kebiasaan/prilaku masyarakat
hubungannya dengan kesehatan dll).
 Menentukan responden
Untuk menghasilkan informasi yang tepat maka sumber informasinya juga
harus tepat. Tentukan siapa saja yang akan ditanya dengan
mempertimbangkan bahwa orang tersebut memang orang yang tepat.
 Waktu survey
Pilihlah waktu yang tepat dimana responden dapat memberikan informasi
dalam keadaan nyaman tidak terburu-buru. Jangan memilih waktu dimana
orang dalam keadaan sibuk. Kondisi Desa dan Kelurahan dalam hal ini
sangat berbeda. Penduduk desa biasanya lebih banyak waktu yang luang,
sedangkan penduduk kelurahan terlebih yang ada di daerah padat perkotaan
sangat sempit waktu untuk bersantai. Sebaiknya buatlah kesepakatan kapan
anda dapat berkunjung untuk bertemu.
 Penyusunan hasil
Temuan-temuan hasil survey/transsect dilaporkan pada rapat tim, sebagai
kelengkapan informasi (data) sehingga dalam proses penyusunan sebuah
laporan benar-benar menggambarkan keadaan wilayah/lokasi yang meliputi
kondisi eksisting fisik maupun non fisik masyarakat tertentu.
Contoh masalah:
1. Hasil transect:
Jalan Desa yang menghubungkan Desa A dan Desa B pada musim hujan
selalu digenangi air/kebanjiran.
2. Hasil survey/wawancara:
Sejumlah (rata-rata) bayi di kelurahan X mendapat makanan tambahan
pada usia bayi kurang dari 4 bulan.

59
15. Bagaimana bentuk laporan hasil identifikasi masalah dan potensi
masyarakat?
Hasil identifikasi masalah dan potensi masyarakat dituangkan dalam suatu
dokumen, disebut “Daftar Masalah dan Potensi Masyarakat”. Dalam dokumen
ini, semua masalah dan potensi yang teridentifikasi telah dikelompok-
kelompokkan menurut bidang/sektor, yakni sarana dan prasarana, ekonomi, dan
sosial-budaya, seperti terlihat pada Gambar 10 dibawah ini.

Daftar Masalah dan Potensi Masyarakat


Bidang/Sektor No Masalah Potensi
Sarana/Prasarana 01
02
03
04

Ekonomi 05
06
07
08

Sosial-Budaya 09
10
11
12

Dokumen tersebut merupakan daftar panjang (longlist) sebagai bahan


penentuan prioritas yang menghasilkan daftar pendek (shortlist), yakni “Daftar
Prioritas Pembangunan”.

60
C. Tanya Jawab Teknik Penentuan Prioritas

1. Apa yang dimaksud dengan penentuan prioritas kebutuhan


masyarakat?
Penentuan prioritas kebutuhan merupakan salah satu kegiatan pelaksanaan
PPBM.
Bentuk kegiatannya adalah musyawarah warga untuk menentukan urutan
masalah dan kebutuhan masyarakat yang akan dituangkan dalam
program/proyek pembangunan.
Bahan pokok musyawarah adalah daftar panjang kebutuhan masyarakat (long
list).
Hasilnya berupa daftar pendek kebutuhan masyarakat (short list), yakni daftar
urutan prioritas kebutuhan masyarakat, yang akan diproses lebih lanjut menjadi
usulan rencana program/proyek pembangunan.

2. Teknik apa saja digunakan dalam penentuan prioritas


kebutuhan masyarakat?
Dalam proses musyawarah untuk menentukan urutan prioritas kebutuhan
masyarakat, dapat digunakan berbagai teknik antara lain sebagai berikut:
 Teknik Ranking
 Teknik Gawat-Mendesak-Darurat
 Teknik Skoring

3. Apakah yang dimaksud dengan teknik ranking?


Teknik rangking adalah alat penentuan prioritas kebutuhan masyarakat
berdasarkan jumlah frekuensi pilihan warga.
Proses penentuan prioritas dengan teknik ranking sebagai berikut:
 Memasukkan daftar kebutuhan masyarakat ke dalam matrik ranking;
N Kebutuhan Frekuensi Peringkat
o

 (Setelah mencermati daftar kebutuhan), warga menentukan kebutuhan


mana yang perlu didahulukan pembangunannya menurut penilaian
masing-masing (misalnya 20% dari total kebutuhan);
 Warga menjumlahkan pilihan pada masing-masing kebutuhan; dan
 Menyusun daftar urutan prioritas kebutuhan masyarakat berdasarkan
urutan jumlah pilihan dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil.
Proses teknik ranking cukup sederhana, namun kelemahannya pilihan
warga cenderung subyektif karena tidak adanya kriteria penentuan
pilihan yang disepakati bersama.

4. Apa yang dimaksud dengan teknik GMP?


Teknik GMP adalah alat penentuan prioritas kebutuhan masyarakat berdasarkan
penilaian warga dengan kriteria gawat, mendesak, dan penyebaran. Gawat
artinya apabila tidak diatasi akan menimbulkan korban jiwa, harta benda, dan
sumberdaya lingkungan. Mendesak artinya perlu penyelesaian secepat dan
sesegera mungkin. Penyebaran artinya apabila tidak diatasi akan menimbulkan
berbagai masalah baru dan/atau menyebar luas baik dilihat dari segi jumlah
warga maupun wilayah yang terkena akibat dan dampaknya.
Proses penentuan prioritas dengan teknik GMP sebagai berikut:
 Masukkan daftar kebutuhan masyarakat ke dalam matrik GMP;
Kriteria Penilaian
Jumla Peringka
no Kebutuhan Gawa Mende Penyeba
h t
t sak ran

 (Setelah mencermati masing-masing kebutuhan), warga memberikan


penilaian setiap masalah/kebutuhan, apakah termasuk gawat, mendesak,
dan/atau darurat (Suatu masalah/kebutuhan dapat termasuk salah satu,
salah dua, atau ketiga penilain GMP).
 Warga menjumlahkan penilaian pada setiap masalah/kebutuhan; dan
 Menyusun daftar urutan prioritas kebutuhan masyarakat berdasarkan
urutan jumlah penilaian dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil.
Proses penentuan prioritas dengan teknik GMP cukup sederhana, namun
kelemahannya kriteria yang digunakan terbatas pada GMP.

5. Apakah yang dimaksud dengan teknik skoring?


Teknik skoring adalah alat penentuan prioritas kebutuhan masyarakat
berdasarkan penilaian warga dengan menggunakan sejumlah kriteria yang
disepakati bersama.
Proses penentuan prioritas dengan teknik skoring sebagai berikut:
 Masukkan daftar kebutuhan masyarakat ke dalam matrik skoring;

No Kebutuhan KRITERIA Jml Peringkat

74
Jml
Man Man Swad
Pemanfaa Dll
Eko Kes aya
t

 Warga menyusun dan menyepakati sejumlah kriteria penilaian. Misalnya:


jumlah pemanfaat, manfaat ekonomi, manfaat kesehatan, tingkat
swadaya, operasional, pemeliharaan, pelaksanaan, pengembalian dana,
kesejahteraan, dlll.
 Warga menyusun dan menyepakati rentangan skor dan batasan masing-
masing skor. Misalnya menggunakan rentangan skor 1 s/d 5, dengan
batasan pengertian: 1 = sangat rendah; 2 = rendah; 3 = sedang; 4 = tinggi;
dan 5 = sangat tinggi.
 Setelah mencermati daftar kebutuhan, warga memberikan penilaian
terhadap setiap masalah berdasarkan kriteria yang telah disepakati
bersama.
 Warga menjumlahkan penilaian pada masing-masing kebutuhan; dan
 Menyusun daftar urutan prioritas kebutuhan masyarakat berdasarkan
urutan jumlah penilaian dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil.
Proses penentuan prioritas dengan teknik skoring lebih rumit daripada teknik
ranking dan GMP, namun kriteria yang digunakan dalam penilaian diproses
secara partisipatif sehingga lebih aspiratif, terbuka, dan sesuai dengan kondisi
setempat. Oleh karena itu, sebaiknya teknik skoring ini yang digunakan dalam
penentuan prioritas kebutuhan.

6. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan


penentuan prioritas kebutuhan?
Dari berbagai pengalaman berharga dalam proses penentuan prioritas
kebutuhan masyarakat, disarikan sejumlah pertimbangan sebagai berikut:
 Pastikan bahwa skenario dan perlengkapan praktek penentuan prioritas
yang dipersiapkan sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.
 Pastikan bahwa warga yang diundang sebagai peserta adalah orang-orang
yang berkepentingan dan/atau memahami berbagai masalah dan
kebutuhan umum.
 Pastikan bahwa teknik yang digunakan merupakan teknik yang paling
tepat, cocok dengan permasalahan dan tujuan, serta paling aspiratif dan
partisipatif.
 Pastikan bahwa peserta memahami makna masing-masing masalah dan
kebutuhan dalam daftar panjang (termasuk arti kata-kata yang digunakan
dalam perumusan).

75
 Pastikan bahwa kriteria yang digunakan sudah lengkap dan disepakati
oleh peserta. Pastikan pula bahwa peserta memahami batasan pengertian
kriteria, cara menggunakannya dalam penilaian, serta konsekuensi dari
penggunaan kriteria tersebut.
 Pastikan bahwa rentang skor yang digunakan disepakati dan dimengerti
batasan pengertiannya oleh peserta. Demikian pula penghitungan dan
penyimpulan hasil penilaian: penentuan urutan prioritas berdasarkan
jumlah skor dari yang tertinggi hingga yang terendah.
 Pastikan bahwa peserta memahami alasan dan pertimbangan yang
mendasari serta pengertian dan konsekuensi penentuan prioritas.
 Pastikan bahwa peserta menyepakati daftar urutan prioritas yang telah
dihasilkan.
 Pastikan bahwa peserta menyepakati semua pihak harus menghormati
dan menindaklanjuti kesepakatan.

7. Peralatan apa yang diperlukan dalam melakukan


penentuan prioritas kebutuhan masyarakat?
Pada dasarnya peralatan apa saja yang tersedia serta dapat dan mudah
diperolah di lingkungan setempat, seperti batu-batuan kecil, biji-bijian, daun,
atau lainnya dapat digunakan sebagai alat bantu penentuan prioritas kebutuhan
masyarakat.
Meskipun demikian, apabila dimungkinkan sebaiknya digunakan peralatan
sebagai berikut:
 Kertas Plano/Flip Chart, atau papan tulis
 Spidol warna warni, atau kapur tulis
 Potongan-potongan kecil kertas warna-warni
 Lem, atau Cello Tape
 Penggaris
 Kertas Meta Plan
 Dll

8. Bagaimana proses penentuan prioritas kebutuhan


masyarakat?
Tahapan Persiapan:
 Menugaskan sebagian pengurus LPMK (dua atau tiga orang sesuai
dengan kebutuhan) untuk mengkoordinasikan dan memandu proses
penentuan prioritas kebutuhan masyarakat.
 Menentukan waktu dan tempat peretemuan.
 Menentukan jumlah dan unsur-unsur masyarakat yang diundang sebagai
peserta.

76
 Menentukan pembiayaan (jumlah dan sumber).
 Mengkoordinasikan rencana kegiatan dengan pihak-pihak terkait dan
nara sumber (jika ada).
 Menggandakan undangan dan daftar panjang kebutuhan masyarakat
(longlist) dan mengirimkannya kepada warga calon peserta.
 Mempersiapkan peralatan dan penataan ruang pertemuan.
 Mempersiapkan dokumen renstra, rencana jangka panjang dan menengah
pembangunan kelurahan (kalau ada).

Tahapan Pelaksanaan:
 Pertemuan dipimpin dan dipandu oleh pengurus LPMK yang bertugas.
 Pemandu mengajak peserta untuk menyepakati tujuan dan susunan acara
pertemuan.
 Pemandu mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat tentang
kondisi kelurahan yang diharapkan, baik menyangkut bidang sarana dan
prasarana lingkungan, ekonomi, maupun sosial budaya. Apabila
kelurahan telah memiliki renstra atau rencana pembangungan jangka
panjang dan menengah, peserta diajak mengingat kembali visi, misi dan
berbagai kegiatan pembangunan yang telah direncanakan.
 Pemandu mengajak peserta untuk mencermati daftar panjang kebutuhan
masyarakat (bidang sarana dan prasarana lingkungan, ekonomi, dan
sosial budaya) dan menyepakati teknik penentuan prioritas yang akan
digunakan untuk masing-masing bidang.
 Berdasarkan kesepakatan tersebut, pemandu mengingatkan kembali
dan/atau menjelaskan cara-cara dan ketentuan-ketentuan dalam
penerapan masing-masing teknik yang harus dipatuhi oleh peserta.
 Pemandu mengajak peserta untuk melakukan analisa penentuan prioritas
(penyusunan matrik, penentuan kriteria, cara penilaian, dan pengisian
matrik), sesuai dengan prosedur masing-masing teknik yang telah
disepakati. (Lihat prosedur masing-masing teknik yang diuraikan pada
pertanyaan nomor 3, 4, dan 5 dalam bab ini.)
 Kemudian berdasarkan hasil pengisian matrik ditentukan urutan prioritas
dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil. Apabila ada
masalah/kebutuhan yang sama jumlah nilai/skornya, maka dilakukan
diskusi untuk menentukan mana yang lebih penting/didahulukan.
 Akhirnya berdasarkan kesimpulan tersebut, disusun dan disepakati daftar
urutan prioritas kebutuhan masyarakat (short list).

Tahapan Pelaporan :
 Daftar urutan prioritas yang dihasilkan (beserta notulensi pertemuan dan
matrik penentuan prioritas) dilaporkan dan diserahkan kepada LPMK

77
untuk dijadikan bahan penyusunan usulan proyek/program
pembangunan.
 Berikut ini contoh-contoh hasil penentuan prioritas.

Contoh Matrik Ranking


No Jenis Masalah Pilihan Warga Peringkat
Frekuensi Jml
1 Banjir 0000000000 10 1
2 Jalan becek dan sempit 0000 4 4
3 Sampah berserakan dan semit 0000000 7 3
4 Rumah warha yang tidak layak 00 2 6
huni
5 Bau sampah rumah sakit 000000000 9 2
6 Pasar menggangu jalan 000 3 5
Jumlah Peserta 35 -
Sumber: Diolah dari Lampiran 3 Manual P3SM (Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat)
dalam pembangunan perkotaan, Buku I.

78
Contoh Matrik GMP
no Masalah Skor Sko Peringk
Gawa Mendesa Penyebara r at
t k n
1 Sampah rumah sakit bau 4 3 2 9 3
2 Tidak ada saluran di lorong I 3 4 5 12 1
& II (pembuangan air tertutup
tembok rumah sakit)
3 Tidak ada saluran di lorong VI 1 3 2 6 6
4 Jalan setapak belum 5 3 2 10 2
diperkeras di lorong V
sepanjang 70 m, lebar 2 m
(sudah ada swadaya 50 m
dari total 120 m) peninggian
5 150 rumah tidak ada genteng 3 2 3 5 5
kaca

Contoh Matrik Skoring


Bobot tiap indikator
Pema Manf Manf Swa Kem Kem pels Kem Kesn Jml
No Nama Usulan lokasi n faat eko kes daya h h k b rstra Rnk
t
oprs O&M biay
a
2
1 Air bersih RW 1-7 4 4 4 4 2 4 2 1 3 1
8
Se desa
Pembinaan ta’mir 2
2 Glangga 4 1 2 4 4 4 4 1 3 2
masjid & musola 7
ng
2
3 Pembangunan Mushola RW 3 4 1 1 4 4 4 4 1 3 3
6
2
4 Pengembangan koprasi RW 1-7 2 3 2 2 3 3 3 4 3 4
5
Perlengkapan perangkat 2
5 RW 1-7 3 1 1 4 4 4 4 1 3 5
desa 5
2
6 Bersih desa RW 1-7 4 1 2 4 4 4 2 1 2 6
4
2
7 Drainesa jalan protokol RW 1-7 4 4 4 1 1 2 4 1 3 7
4
RW4, 2
8 Kelanjutan sumur bor 4 3 4 4 2 1 2 2 2 8
RT13 4
RW4, 2
9 Pembangunan SLTP 4 2 1 1 4 4 4 1 3 9
RT15 4
Pengaspalan jalan 2 1
10 RW 1-7 4 4 4 1 1 2 4 1 3
protokol 4 0
Pelayanan poloklinik 2 1
11 RW 1-7 1 3 4 1 3 3 4 1 3
desa 3 1
Bantuan kredit usaha 2 1
12 RW 1-7 2 3 2 1 2 2 3 4 3
kecil 2 2
2 1
13 Budidaya kerambah RW 4-7 1 2 1 4 2 3 2 4 3
2 3
Plengsengan saluran RW 2 & 2 1
14 3 3 3 2 2 2 3 1 3
irigasi 4 2 4
Kelanjutan
RW4, 2 1
15 pembangunan 3 1 1 3 3 3 3 1 3
RT13 1 5
diniyah
16 Pembentukan LPMD RW 1-7 3 1 1 4 1 4 4 1 2 2 1

79
Bobot tiap indikator
Pema Manf Manf Swa Kem Kem pels Kem Kesn Jml
No Nama Usulan lokasi n faat eko kes daya h h k b rstra Rnk
t
oprs O&M biay
a
1 6
Juru kunci makam 2
17 RW 1-7 2 2 1 4 1 4 4 1 1 7
umum 0
1 1
18 Lapangan olah raga RW 1-7 2 1 3 2 2 3 2 2 2
9 8

Sumber: Renstra Desa Glanggang Kabupaten Malang

9. Apa saja aspek yang dipertimbangkan dalam menentukan


prioritas kebutuhan masyarakat?
a. Proses penentuan prioritas dilakukan bersama masyarakat.
b. Memperhatikan kepentingan, kemampuan, dan aspirasi semua pihak,
termasuk keseimbangan peran antara pria dan wanita.
c. Penentuan prioritas didasarkan pada kajian atau analisa yang jujur
dan obyektif.
d. Prioritas yang dibuat merupakan kesepakatan bersama yang harus
ditaati oleh semua pihak.
e. Terbatasnya sumber dana.

10.Apa saja kriteria pokok yang harus digunakan dalam


penentuan prioritas kebutuhan masyarakat?
1. Manfaat : semakin besar manfaat (ekonomi, kesehatan, pendidik-
an, keamanan, dll) untuk warga masyarakat yang ber-
penghasilan rendah, semakin menjadi prioritas.
2. Mendesak : semakin mendesak permasalahan untuk diatasi semakin
besar kemungkinan menjadi prioritas.
3. Representasi : semakin banyak orang yang merasakan adanya masalah/
kebutuhan semakin menjadi prioritas.
4. Keterkaitan : semakin banyak keterkaitan suatu masalah/kebutuhan
dengan masalah/kebutuhan lain semakin menjadi
perioritas.

80

Anda mungkin juga menyukai