Partisipatif
(Perencanaan Pembangunan Bersama Masyarakat Setempat)
Tujuan : Membantu peserta latih dalam memahami konsep, proses, dan prosedur
Umum perencanaan pembangunan skala lingkungan berbasis peran serta
masyarakat setempat dan membantu peserta latih untuk memiliki
kemampuan teknis dalam penentuan prioritas dalam rangka perencanaan
pembangunan di desa/Kelurahan
Tujuan : 1. Merefleksikan pengalaman keterlibatan kelembagaan masyarakat
Khusus dalam proses perencanaan pembangunan
2. Menjelaskan batasan pengertian Perencanaan Partisipatif
3. Menjelaskan kaitan Perencanaan Partisipatif dengan perencanaan
pembangunan daerah berbasis peran serta masyarakat.
4. Menjelaskan tahapan-tahapan proses Perencanaan Partisipatif dan
kegiatan-kegiatan di dalamnya
5. Menjelaskan batasan pengertian teknik penentuan prioritas.
6. Memilah dan menentukan antara keinginan dan kebutuhan.
7. Melakukan praktek fasilitasi beberapa teknik-teknik penentuan
prioritas.
Pokok : 1. Batasan Pengertian Perencanaan Partisipatif
Bahasan 2. Perencanaan Partisipatif dalam sistem perencanaan pembangunan
daerah.
3. Tahapan dan proses Perencanaan Partisipatif;
4. Penyiapan Masyarakat;
5. Identifikasi dan perumusan masalah dan kebutuhan masyarakat
6. Analisa potensi masyarakat
7. Penyusunan skala prioritas kebutuhan
8. Penyusunan usulan program/proyek
9. Pengesahan dan sinkronisasi usulan program/proyek
10. Publikasi usulan program/proyek
Metode : Kombinasi metode ceramah, urun rembug, dan diskusi.
37
Alat & : Bahan bacaan Tanya Jawab Konsep Perencanaan
Pembangunan Bersama Masyarakat (PPBM) / Perencanaan
Partisipatif;
Batasan pengertian prioritas
Mengenal beberapa teknik penentuan prioritas,
Tehnik matrik skoring dan matrik ranking, Tehnik analisa Gawat
Mendesak Penyebaran (GMP)
Dokumentasi prioritas
Praktek fasilitasi penentuan prioritas.
Lembar diskusi
OHP, transparansheet, dan spidol transparan
Papan tulis/dinding
Kertas buram Plano (Flip chart)
Kertas Metaplane
Spidol Artline (ukuran Besar dan Tanggung)
Celotape atau malam penempel kertas.
Waktu : 135 menit
Proses Fasilitasi:
Langkah-langkah Waktu
Perencanaan Partisipatif
1. Jelaskan kepada peserta tujuan fasilitasi, pokok-pokok bahasan dan proses 5 menit
fasilitasi.
2. Mintalah peserta menceritakan secara singkat pengalaman keterlibatan
dalam perencanaan pembangunan desa/ kelurahan dan proses
pengesahannya. Inti pengalaman Peserta dimanfaatkan sebagai titik masuk ke
pokok materi pelatihan
3. Jelaskan batasan pengertian (definisi) PBM dan mintalah peserta untuk 5 menit
mencerna dan mengkritisi. Tekankan salah satu kunci PPBM adalah
masyarakat terlibat dalam keseluruhan perencanaan pembangunan.
4. Setelah peserta memahami batasan penger-tian jelaskan kaitan antara 5 menit
PPBM dengan perencanaan pembangunan daerah , gunakan “Bagan Alir
Proses PPBM”.
5. Lakukan curah pendapat untuk mendu-kung PPBM kelembagaan mana 5 menit
saja yang perlu dilibatkan. Jelaskan fungsi dan peran masing-masing
kelembagaan tersebut dalam proses PPBM.
6. Bagilah peserta menjadi empat kelompok mintalah masing-masing 30 menit
melakukan diskusi.
Kelompok 1,
Kelebihan dan kekurangan pendekatan perencanaan pembangunan
bersama masyarakat.
38
Langkah-langkah Waktu
Potensi apa saja yang mendukung dapat terselenggaranya PPBM
Kelompok 2,
Hambatan apa saja yang dimungkinkan terjadi dalam penerapan PPBM.
Usaha apa yang harus dilakukan LPM dalam rangka penerapan PPBM.
Kelompok 3,
Usaha yang perlu dilakukan oleh LPM dalam mengawal proses PPBM,
sinkronisasi dan pengesahan hasil PPBM menjadi dokumen
perencanaan pembangunan kelurahan/desa.
7. Setelah diskusi kelompok selesai mintalah masing-masing kelompok 15 menit
mempresentasikan kepada kelompok lain dan kelompok lain menanggapi dan
melengkapi
8. Jelaskah tahapan-tahapan pelaksanaan PPBM dan kegiatan masing-masing 5 menit
tahapan.
9. Setelah peserta memahami tahapan PPBM, Jelaskan langkah-langkah kunci 20 menit
dalam melakukan; identifikasi berbagai kegiatan penyiapan masyarakat
dalam PBM, perumusan masalah dan kebutuhan masyarakat, analisa potensi
masyarakat, penentuan skala prioritas kebutuhan, sinkronisasi hasil PPBM
dan proses dokumentasi hasil PPBM menjadi dokumen perencanaan
pembangunan desa/kelurahan. Berikan kesempatan tanya jawab bagi peserta
yang belum memahami.
10. Bagikan kepada semua peserta contoh matrik usulan program/proyek 5 me
pembangunan, jelaskan bahwa pembahasan matrik usulan ini akan dibahas nit
pada materi berikutnya. Akhiri sesi ini dan sampaikan teknik-teknik PPBM
akan dibahas pada materi-materi selanjutnya.
Penentuan Perioritas
1. Jelaskan secara jelas mengapa kita harus menentukan prioritas dalam
5 menit
perencanaan pembangunan kelurahan/desa.
2. Mintalah beberapa peserta menyampaiakn pengalamannya dalam menentukan
prioritas sebelum melakukan perencanaan pembangunan. Apa kesulitan dan
hambatannya.
3. Setelah peserta menyampaikan pengalamannya, tegaskan beberapa prinsip dan 2 menit
aspek penting yang perlu diperhatikan dalam penetapan prioritas.
4. Jelaskan beberapa teknik yang dapat di pakai dalam penetapan prioritas 20menit
beserta langkah-langkahnya serta pendokumentasian hasilnya. Setelah peserta
memahami, tanyakan teknik-teknik atau cara mana yang dirasakan paling
sesuai untuk BKM
5. Bagilah peserta menjadi 4 kelompok, bagikan panduan melakukan prioritas 15 menit
kebutuhan dan mintalah masing-masing kelompok mempelajari. Setelah
masing-masing kelompok mempelajari mintalah untuk menyiapkan role play
fasilitasi pertemuan penetapan prioritas yang dihadiri oleh masyarakat.
6. Masing-masing kelompok melakukan role play fasilitasi pertemuan masyarakat 45 menit
39
Langkah-langkah Waktu
menyusun prioritas, pada saat masing-masing kelompok melakukan role play,
kelompok lain menjadi pengamat dan memberikan komentar terhadap proses
fasilitasi.
7. Setelah seluruh kelompok melaksanakan role play. Lakukan pembahasan 5 menit
dengan menanyakan apa yang sudah baik dari masing-masing kelompok dan
apa yang perlu diperbaiki.
8. Tutuplah sesi ini dengan salam dan terimakasih 1 menit
40
BAHAN BACAAN
41
mengakar dalam budaya masyarakat di bumi Nusantara, terutama di pedesaan.
Contoh: subak di Bali, gugur-gunung dan lumbung desa di Jawa, rereyongan di
Sunda, dll.
Gotong-royong bertumpu pada suatu keyakinan, bahwa setiap warga berhak
memutuskan dan merencanakan apa yang terbaik bagi diri maupun lingkungan
dan bagaimana cara terbaik dalam upaya mewujudkan dalam kenyataan.
42
Krisis ekonomi, hukum, politik, dan moral yang memicu reformasi total
antara lain disebabkan oleh praktek perencanaan pembangunan yang kurang
menyerap kebutuhan, aspirasi, usulan dan sumberdaya masyarakat lapis
bawah.
Era reformasi menuntut adanya demokratisasi perencanaan pembangunan,
yang mengikutserta-kan segenap warga dan lembaga masyarakat
setempat.
Reformasi juga menuntut adanya desentralisasi perencanaan pembangunan,
yang memberikan kewenangan kepada setiap daerah dan desa untuk
menyusun program pembangunan menurut prakarsa, aspirasi dan
sumberdaya setempat. Konsep “membangun daerah” diganti “daerah
membangun”; “membangun masyarakat” diganti “masyarakat membangun”.
UU nomor 22/1999 (pasal 92), mengamanatkan pemberdayaan masyarakat
dalam pembangunan. Yaitu pengikutsertaan masyarakat dalam setiap
tahapan proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemilikan pembangunan.
43
pembangunan daerah (Propeda), dan pola dasar pembangunan daerah (Poldas)
atau rencana strategis (Renstra) pembangunan daerah.
Semua dokumen rencana pembangunan tersebut ditetapkan oleh Kepala
Daerah bersama DPRD. Khusus dokumen Rapetada disusun dan ditetapkan
secara bersamaan dengan APBD.
44
Perda. Akhirnya, Perda APBD (termasuk didalamnya Rapetada,
tepatnya anggaran pembangunan) yang telah disetujui melalui sidang
paripurna DPRD disahkan dan diundangkan oleh Bupati/Walikota.
45
lingkungan yang mengikutsertakan segenap pelaku dan warga masyarakat
setempat.
10. Metode dan teknik apa saja yang tercakup dalam PRA?
a. Pemetaan sosial (social mapping)
Warga melakukan pendataan, pengelompokan, dan pemetaan keadaan
sosial, ekonomi, dan budaya di lingkungannya.
b. Diagram Kelembagaan (Diagram Venn)
Warga memetakan potensi kelembagaan di lingkungannya, termasuk
peranan dan saling hubungan satu sama lain dalam penyelesaian masalah
maupun dalam pelaksanaan program pembangunan.
c. Focus Group Discussion (FGD)
Warga melakukan diskusi yang terfokus pada isu, masalah, kebutuhan, dan
potensi sumberdaya masyarakat setempat dalam rangka menyusun daftar
panjang usulan program.
d. Matrik Skoring
Warga membahas kriteria dan menentukan urutan prioritas usulan
program berdasarkan kriteria yang telah disepakati. Teknik lain yang
serupa dengan matrik skoring adalah matrik ranking. Bedanya penentuan
prioritas dalam matrik ranking didasarkan pada banyaknya kemunculan
usulan.
e. Kalender Musim
Warga mendata bentuk-bentuk kegiatan yang menonjol pada musim
tertentu (penghujan, kemarau, tanam, panen, tanam, dll) atau pada kurun
waktu tertentu (bulan puasa, idul fitri, natal dan tahun baru, pendaftaran
sekolah, dll).
f. Analisa Gawat-Mendesak–Penyebaran (Analisa GMP)
Warga menyusun skala prioritas berdasarkan kriteria “gawat”
(menimbulkan korban), “mendesak” (segera), dan “penyebaran” (akibat yang
luas dan berantai).
46
Perlu ditekankan, bahwa kinerja tahapan terdahulu akan mempengaruhi
kinerja tahapan berikutnya. Oleh karena itu, apabila ada kekurangan kinerja
tahapan terdahulu seyogyanya segera diupayakan perbaikan pada tahapan
berikutnya.
Kata kunci yang mutlak dipegang teguh adalah keikutsertaan warga dan
pelaku setempat pada setiap kegiatan dan tahapan PPBM.
47
e. Sosialisasi
Bertujuan untuk menyamakan pemahaman serta memperkuat kesadaran
dan penerimaan warga masyarakat setempat sehingga tergerak untuk
berperanserta dalam PPBM.
Sosialisasi dilakukan melalui forum/pertemuan resmi di tingkat kelurahan
dan kemudian tingkat RW/Dusun yang khusus diadakan untuk itu.
Dihadiri oleh Kepala Kelurahan, staf kelurahan, FMK (kalau ada), warga dan
pelaku setempat.
Sosialisasi juga dapat dilakukan melalui forum/ pertemuan tidak resmi,
seperti jamaah tahlil, arisan, pengajian, dll. Atau melalui surat
edaran/brosur ringkas yang ditempelkan pada papan pengumuman atau
disebarkan kepada warga.
48
Penyepakatan program swakelola/swadaya
dilakukan melalui forum warga tingkat RT/RW/Dusun.
Penyepakatan program yang diusulkan untuk
dibiayai dilakukan melalui kemitraan, atau APBD melalui forum
Musbangkel.
Penyepakatan program yang diusulkan untuk
dibiayai APBD dilakukan melalui forum UDKP dan Rakorbang.
b. Pemasyarakatan hasil PPBM
Bertujuan menghasilkan penerimaan warga dan pelaku masyarakat
setempat terhadap dokumen program pembangunan yang telah disepakati,
guna memperkuat rasa memiliki dan tanggung jawab dalam pelaksanaan.
Pemasyarakatan hasil PPBM dilakukan melalui forum/pertemuan warga
(formal/informal), papan pengumuman, surat edaran, dll.
Khusus program swadaya dan kemitraan perlu juga diinformasikan kepada
lembaga donor, LSM, dan penguasaha potensial guna menarik minat dan
kepedulian mereka untuk bekerjasama.
49
Bekerjasama dengan berbagai pelaku yang peduli pemberdayaan
masyarakat (LSM, Forum Perkotaan, dll) untuk memperjuangkan hasil
PPBM (yang lolos seleksi UDKP) dalam forum Rakorbang.
18. Apa tugas pokok dan fungsi Pengurus RT/RW dan Kepala
Dusun dalam PPBM?
Mendukung kegiatan PPBM yang dilaksanakan oleh LPMK di
wilayahnya.
Mengkoordinasikan serangkaian pertemuan warga dalam rangka
pelaksanaan PPBM di wilayahnya.
Menggalang swadaya warga dalam pembiayaan PPBM di wilayahnya.
Memperjuangkan sebagian hasil PPBM dalam forum Musbangkel.
Memasyarakatkan hasil PPBM kepada seluruh warga di wilayahnya.
19. Apa tugas pokok dan fungsi FMK (kalau ada) dalam PPBM?
Memastikan kesesuaian hasil PPBM dengan aspirasi masyarakat.
Bersama Pemdes dan LPMK memperjuangkan sebagian hasil PPBM agar
masuk daftar prioritas usulan masyarakat se kecamatan melalui forum
UDKP.
Bekerjasama dengan berbagai pelaku yang peduli pemberdayaan
masyarakat (LSM, Forum Perkotaan, dll) untuk memperjuangkan hasil
PPBM (yang lolos seleksi UDKP) dalam forum Rakorbang.
Mengawasi kinerja Tim Teknis dalam kegiatan pendampingan PPBM.
Hasilnya diteruskan kepada DPRD, misalnya melalui anggota DPRD
yang mewakili kecamatan setempat.
50
20. Apa tugas pokok dan fungsi Tim Teknis?
Mensosialisasikan PPBM di tingkat kabupaten dan kecamatan.
Mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan LPMK dalam PPBM.
Memberikan layanan konsultansi dan dampingan kepada LPMK dalam
pelaksanaan PPBM.
Mengkoordinasikan proses sinkronisasi hasil-hasil PPBM dengan
program-program sektoral oleh berbagai dinas/instansi terkait.
Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja LPMK dalam pelaksanaan
PPBM.
Mendiseminasikan pelajaran berharga (lesson learns) dan pengalaman
keberhasilan (best practices) dalam PPBM.
51
Melakukan monitoring dan evaluasi partisipatif terhadap proses dan
hasil PPBM se kabupaten.
Mengembangkan kerjasama yang sinergis dengan Pemda, DPRD dan
berbagai pelaku pembangunan lainnya dalam pengadaan bantuan teknis
PPBM.
Mendorong terciptanya jaringan kerja antar LPMK dalam rangka
pengamanan hasil-hasil PPBM dalam forum UDKP, Rakorbang serta
dalam proses penyusunan, pembahasan dan penetapan Rapetada dan
APBD.
Mengadakan dialog lintas pelaku dalam rangka penyempurnaan
sistem/model serta optimalisasi peran PPBM dalam perencanaan
pembangunan kabupaten
Analisa
Keadaan, Penentuan Rakorbang
Musbangdes Sidang
PROSES identifikasi Prioritas Penyusuna / Kel DPRD,
Penyiapan
kebutuhan kebutuhan n Rencana/ Penetapan Pemda dan
Masyarakat
dan Potensi di Tingkat Usulan Rencana/ Konsultasi
(sosialisasi) UDKP
di Tingkat RT/ RW/ Program Usulan Publik
RT/ RW/ Dusun
Dusun
Wakil- • BPD
• Wakil Masyarakat Semua pelaku Pemda,
wakil • BPPL/ LKMD
(RT / Kelompok) Pembangunan dan DPRD,
RT / RW • Wakil-wakil RW
PESERTA dan Tokoh • Laki-laki dan Partisipan Forum Peninjau
Perempuan • Toma / Toga
Masyaraka Perkotaan
• Kelompok potensial
t • Kelompok
• Wakil Masyarakat LPMD/
(RT / Kelompok) LPMK, perempuan
• Laki-laki dan BPPL, dll
Perempuan
Rolling Over
52
Gambar 2: Alur Proses Penyampaian Dokumen PBM
VISI
PEMDA + DPRD PEMBANGUNAN
DAERAH &
NASIONAL
Poldas/ Propeda
Repetada/APBD
RAKORBANG
skala skala
desa/kel kota /
daerah
UDKP
antar MUSBANGDES/KEL
DES/KEL
DES/KEL
antar MUSYAWARAH
RW
RW WARGA
antar
RT
RT
Masyarakat
53
B. Tanya Jawab Tentang Identifikasi Masalah dan Potensi
Masyarakat
Tahapan Pelaksanaan:
Pertemuan dipimpin dan dipandu oleh pengurus LPM yang bertugas.
Pemandu mengajak peserta untuk menyepakati tujuan dan susunan acara
pertemuan.
Pemandu mengajak peserta untuk melakukan identifikasi masalah dan potensi
dengan menggunakan teknik pemetaan lingkungan, kalender musim, analisis
kelembagaan, dan analisis SWOT, seperti diuraikan dibawah.
Pemandu mengajak peserta untuk merangkum hasil identifikasi masalah dan
potensi dalam suatu dokumen.
Tahapan Pelaporan:
Penyusunan Daftar Masalah dan Potensi Masyarakat untuk ditindaklanjuti
dalam proses penentuan prioritas.
55
Sumberdaya alam yang ada di kelurahan, misalnya sumber air, sungai, ruang
terbuka hijau, dll.
Sumberdaya buatan yang ada di desa atau kelurahan, misalnya rumah
penduduk, sekolahan, tempat ibadah, tempat hiburan, jalan, jembatan,
saluran air, kantor kelurahan, poskamling, posyandu, pasar, pertokoan,
pabrik, dll.
Uraian ringkas tentang cara-cara, pola-pola, dan tingkatan pemanfaatan
pemanfaatan sumberdaya alam dan buatan yang ada.
Daftar masalah dan potensi sumberdaya pembangunan.
56
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menemukenali berbagai
masalah yang senantiasa muncul pada kurun waktu tertentu.
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya upaya dini untuk
menyongsong (antisipasi) kemunculan/peningkatan berbagai masalah
pada kurun waktu tertentu.
Dengan Kalender Musim, kita akan memiliki:
Daftar kurun waktu yang senantiasa memunculkan berbagai masalah
serupa
Daftar masalah yang senantiasa muncul/meningkat pada kurun waktu
tertentu.
Daftar kegiatan warga yang senantiasa muncul/meningkat pada kurun
waktu tertentu.
57
Menyamakan pemahaman tentang pemanfaatan berbagai potensi
sumberdaya kelembagaan dalam upaya mengatasi masalah masyarakat
setempat.
Melalui Analisis Kelembagaan, akan dihasilkan:
Daftar kelembagaan formal (Pemerintah Kelurahan, LPMK, PKK,
RT/RW, Puskesmas, dll) dan non-formal (Jamaah Tahlil, Kelompok
Pedagang Kaki Lima, Paguyuban Becak, dll).
Uraian ringkas tentang cara-cara, pola-pola, dan tingkatan pemanfaatan
potensi sumberdaya kelembagaan yang ada.
Daftar masalah dan potensi sumberdaya kelembagaan.
58
Lookasi mana yang akan disurvai harus jelas disesuaikan dengan
permaslahan. Misalnya wilayah pedesaan dihubungkan dengan masalah
gotong royong atau pengumpulan dana (swadaya) dalam membangun
sarana dan prasarana umum, seperti jalan desa, MCK umum, balai desa dll.
Disamping itu penentuan wilayah dapat juga dihubungkan dengan proses
pengambilan keputusan/kebijakan di tingkat kelurahan, seberapa jauh
partisipasi masyarakat.
Menetapkan pelaku atau petugas
Sebaiknya yang melakukan survai adalah masyarakat sendiri dan dipilih
oleh masyarakat.
Menetapkan alat acuan survai.
Alat atau acuan survai dapat berupa daftar pertanyaan tertulis sesuai
dengan bidang informasi yang akan digali atau dikembangkan (misalnya,
pendapatan, pekerjaan, penyakit, kebiasaan/prilaku masyarakat
hubungannya dengan kesehatan dll).
Menentukan responden
Untuk menghasilkan informasi yang tepat maka sumber informasinya juga
harus tepat. Tentukan siapa saja yang akan ditanya dengan
mempertimbangkan bahwa orang tersebut memang orang yang tepat.
Waktu survey
Pilihlah waktu yang tepat dimana responden dapat memberikan informasi
dalam keadaan nyaman tidak terburu-buru. Jangan memilih waktu dimana
orang dalam keadaan sibuk. Kondisi Desa dan Kelurahan dalam hal ini
sangat berbeda. Penduduk desa biasanya lebih banyak waktu yang luang,
sedangkan penduduk kelurahan terlebih yang ada di daerah padat perkotaan
sangat sempit waktu untuk bersantai. Sebaiknya buatlah kesepakatan kapan
anda dapat berkunjung untuk bertemu.
Penyusunan hasil
Temuan-temuan hasil survey/transsect dilaporkan pada rapat tim, sebagai
kelengkapan informasi (data) sehingga dalam proses penyusunan sebuah
laporan benar-benar menggambarkan keadaan wilayah/lokasi yang meliputi
kondisi eksisting fisik maupun non fisik masyarakat tertentu.
Contoh masalah:
1. Hasil transect:
Jalan Desa yang menghubungkan Desa A dan Desa B pada musim hujan
selalu digenangi air/kebanjiran.
2. Hasil survey/wawancara:
Sejumlah (rata-rata) bayi di kelurahan X mendapat makanan tambahan
pada usia bayi kurang dari 4 bulan.
59
15. Bagaimana bentuk laporan hasil identifikasi masalah dan potensi
masyarakat?
Hasil identifikasi masalah dan potensi masyarakat dituangkan dalam suatu
dokumen, disebut “Daftar Masalah dan Potensi Masyarakat”. Dalam dokumen
ini, semua masalah dan potensi yang teridentifikasi telah dikelompok-
kelompokkan menurut bidang/sektor, yakni sarana dan prasarana, ekonomi, dan
sosial-budaya, seperti terlihat pada Gambar 10 dibawah ini.
60
C. Tanya Jawab Teknik Penentuan Prioritas
74
Jml
Man Man Swad
Pemanfaa Dll
Eko Kes aya
t
75
Pastikan bahwa kriteria yang digunakan sudah lengkap dan disepakati
oleh peserta. Pastikan pula bahwa peserta memahami batasan pengertian
kriteria, cara menggunakannya dalam penilaian, serta konsekuensi dari
penggunaan kriteria tersebut.
Pastikan bahwa rentang skor yang digunakan disepakati dan dimengerti
batasan pengertiannya oleh peserta. Demikian pula penghitungan dan
penyimpulan hasil penilaian: penentuan urutan prioritas berdasarkan
jumlah skor dari yang tertinggi hingga yang terendah.
Pastikan bahwa peserta memahami alasan dan pertimbangan yang
mendasari serta pengertian dan konsekuensi penentuan prioritas.
Pastikan bahwa peserta menyepakati daftar urutan prioritas yang telah
dihasilkan.
Pastikan bahwa peserta menyepakati semua pihak harus menghormati
dan menindaklanjuti kesepakatan.
76
Menentukan pembiayaan (jumlah dan sumber).
Mengkoordinasikan rencana kegiatan dengan pihak-pihak terkait dan
nara sumber (jika ada).
Menggandakan undangan dan daftar panjang kebutuhan masyarakat
(longlist) dan mengirimkannya kepada warga calon peserta.
Mempersiapkan peralatan dan penataan ruang pertemuan.
Mempersiapkan dokumen renstra, rencana jangka panjang dan menengah
pembangunan kelurahan (kalau ada).
Tahapan Pelaksanaan:
Pertemuan dipimpin dan dipandu oleh pengurus LPMK yang bertugas.
Pemandu mengajak peserta untuk menyepakati tujuan dan susunan acara
pertemuan.
Pemandu mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat tentang
kondisi kelurahan yang diharapkan, baik menyangkut bidang sarana dan
prasarana lingkungan, ekonomi, maupun sosial budaya. Apabila
kelurahan telah memiliki renstra atau rencana pembangungan jangka
panjang dan menengah, peserta diajak mengingat kembali visi, misi dan
berbagai kegiatan pembangunan yang telah direncanakan.
Pemandu mengajak peserta untuk mencermati daftar panjang kebutuhan
masyarakat (bidang sarana dan prasarana lingkungan, ekonomi, dan
sosial budaya) dan menyepakati teknik penentuan prioritas yang akan
digunakan untuk masing-masing bidang.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, pemandu mengingatkan kembali
dan/atau menjelaskan cara-cara dan ketentuan-ketentuan dalam
penerapan masing-masing teknik yang harus dipatuhi oleh peserta.
Pemandu mengajak peserta untuk melakukan analisa penentuan prioritas
(penyusunan matrik, penentuan kriteria, cara penilaian, dan pengisian
matrik), sesuai dengan prosedur masing-masing teknik yang telah
disepakati. (Lihat prosedur masing-masing teknik yang diuraikan pada
pertanyaan nomor 3, 4, dan 5 dalam bab ini.)
Kemudian berdasarkan hasil pengisian matrik ditentukan urutan prioritas
dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil. Apabila ada
masalah/kebutuhan yang sama jumlah nilai/skornya, maka dilakukan
diskusi untuk menentukan mana yang lebih penting/didahulukan.
Akhirnya berdasarkan kesimpulan tersebut, disusun dan disepakati daftar
urutan prioritas kebutuhan masyarakat (short list).
Tahapan Pelaporan :
Daftar urutan prioritas yang dihasilkan (beserta notulensi pertemuan dan
matrik penentuan prioritas) dilaporkan dan diserahkan kepada LPMK
77
untuk dijadikan bahan penyusunan usulan proyek/program
pembangunan.
Berikut ini contoh-contoh hasil penentuan prioritas.
78
Contoh Matrik GMP
no Masalah Skor Sko Peringk
Gawa Mendesa Penyebara r at
t k n
1 Sampah rumah sakit bau 4 3 2 9 3
2 Tidak ada saluran di lorong I 3 4 5 12 1
& II (pembuangan air tertutup
tembok rumah sakit)
3 Tidak ada saluran di lorong VI 1 3 2 6 6
4 Jalan setapak belum 5 3 2 10 2
diperkeras di lorong V
sepanjang 70 m, lebar 2 m
(sudah ada swadaya 50 m
dari total 120 m) peninggian
5 150 rumah tidak ada genteng 3 2 3 5 5
kaca
79
Bobot tiap indikator
Pema Manf Manf Swa Kem Kem pels Kem Kesn Jml
No Nama Usulan lokasi n faat eko kes daya h h k b rstra Rnk
t
oprs O&M biay
a
1 6
Juru kunci makam 2
17 RW 1-7 2 2 1 4 1 4 4 1 1 7
umum 0
1 1
18 Lapangan olah raga RW 1-7 2 1 3 2 2 3 2 2 2
9 8
80