Anda di halaman 1dari 65

Kegiatan Dukungan Kementerian ATR/BPN

untuk Program KOTAKU

MODUL KEBIJAKAN
PERTANAHAN
Bimbingan Partisipasi
Masyarakat, Pemerintah
Daerah dan Pihak Lainnya

Direktorat Konsolidasi Tanah dan Pengembangan Pertanahan


Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Modul 1

Koordinasi KT/KTV Tingkat Daerah

KOMPONEN 1 - NATIONAL SLUM UPGRADING PROJECT (NSUP)

DUKUNGAN KEMENTERIAN ATR / BPN UNTUK PROGRAM KOTAKU

DIREKTORAT KONSOLIDASI TANAH DAN PENGEMBANGAN PERTANAHAN

Tahun 2021
Daftar Isi

Pengantar

Petunjuk untuk Fasilitator

1. Penilaian kebutuhan

2. Kerja tim dalam penyiapan pelatihan

3. Sesi-sesi pelatihan

4. Bahan yang dibutuhkan

5. Bagaimana menyesuaikan materi sesuai dengan kebutuhan

6. Fasilitas pelatihan

7. Fasilitasi

Petunjuk untuk Peserta

1. Persiapan

2. Dinamika kelompok

3. Partisipasi

Sesi 1: Pembukaan dan Pencairan Suasana

Sesi 2: Pengenalan Topik (Orientasi Pelatihan)

Sesi 3: Koordinasi dalam KT/KTV

Sesi 4: Model Pentahelix dalam koordinasi

Sesi 5: Pembagian kewenangan dalam koordinasi

Kesimpulan
Pengantar

Modul ini adalah modul dasar untuk menyegarkan kembali pemahaman tentang konsep
koordinasi kepada para peserta pelatihan / lokakarya yang merupakan pemangku kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan KT/KTV di daerah. Tujuan dari modul ini adalah untuk
memahami pola koordinasi dalam perencanaan dan pelaksanaan KT / KTV yang akan dilakukan
oleh para pemangku kepentingan di daerah.

Pendekatan dasar untuk model koordinasi yang diuraikan dalam modul ini adalah model
koordinasi Pentahelix. Pentahelix terdiri dari 5 pilar atau unsur, yakni: pemerintah, dunia usaha,
masyarakat sipil, dunia akademik, dan media massa. Meski demikian, sasaran utama dari modul
ini adalah pada unsur pemerintahan saja, terutama pemerintah daerah. Sementara untuk 4 unsur
yang lain harapannya dapat difasilitasi oleh unsur pemerintah daerah yang sudah menyelesaikan
semua sesi dalam modul ini.

Modul ini dapat tersusun atas dukungan dari berbagai pihak, diantaranya adalah: Direktorat
KTPP Kementerian ATR BPN, unsur Pemerintah Daerah yang menjadi pilot, unsur Kantor
Pertanahan di lokasi pilot, dan juga masyarakat dan para tokoh masyarakat di di lokasi pilot.
Gagasan dari modul ini kiranya telah berupaya untuk mengakomodir masukan dan harapan dari
para pihak tersebut.

Untuk itu, terima kasih yang tak terhingga perlu disampaikan kepada para pihak tersebut.
Semoga modul ini bermanfaat untuk para pemangku kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
KT/KTV yang lebih luas.

Jakarta, Oktober 2021

Tim Penulis Modul


Petunjuk untuk Fasilitator

1. Penilaian kebutuhan
• Fasilitator disarankan untuk melakukan penilaian kebutuhan sebelum merencanakan
pelatihan.
• Idealnya, penilaian kebutuhan ini dilakukan beberapa minggu sebelum pelaksanaan
pelatihan sehingga peserta mempunyai waktu untuk mempersiapkan diri sedangkan
pelatih mempunyai waktu untuk mempersiapkan topik dan bahan yang dibutuhkan.
• Sesuai dengan kebutuhan peserta, setelah berkoordinasi dengan staf pendamping
lokal yang bertanggung jawab atas pelatihan, fasilitator dapat menambah atau
mengurangi sesi atau memutuskan untuk mengalokasikan waktu secara berbeda
daripada yang disajikan dalam panduan ini.
• Fasilitator juga dapat menentukan untuk mengundang narasumber yang memiliki
otoritas atau keahlian teknis terkait materi atau sesi tertentu.

2. Kerja tim dalam penyiapan pelatihan


• Diperlukan kerja tim dalam mempersiapkan pelatihan yang bersifat lebih interaktif
dan partisipatif, dalam arti komunikasi lebih bersifat dua-arah.
• Oleh karena itu, libatkan asisten fasilitator dalam semua pengambilan keputusan
yang terkait dengan pelatihan.
• Tinjau kembali semua materi dan bahas semua umpan balik dari hasil penilaian
kebutuhan sebelumnya.
• Informasikan kepada peserta secara rinici mengenai jadwal pelatihan, dan kirimkan
kepada mereka bahan bacaan sebelumnya.

3. Sesi-sesi pelatihan

Modul ini ditujukan untuk pelatihan dua hari untuk pengenalan topik tentang
Koordinasi KT/KTV tangkat Daerah. Artinya pelatihan ini akan bermanfaat sebagai
pemahaman dasar dan praktis bagi pemangku kepentingan KT/KTV di daerah untuk
lebih memahami dan mahir dalam melaksanakan proses KT/KTV.

Modul ini mencakup sesi-sesi berikut:

Sesi 1: Pembukaan dan Pencairan Suasana

Sesi 2: Pengenalan Topik (Orientasi Pelatihan)

Sesi 3: Koordinasi dalam KT/KTV


Sesi 4: Model Pentahelix dalam koordinasi

Sesi 5: Pembagian kewenangan dalam koordinasi

Kerangka Dasar Kurikulum

Input Proses Durasi Output


• Pengetahuan dan Sesi 1: Peserta dapat lebih saling 60 • Pengetahuan dan
pemahaman pemangku mengenal satu sama lainnya, menit pemahaman pemangku
kepentingan daerah sehingga dapat memudahkan kepentingan daerah
tentang KT/KTV belum proses pelatihan selanjutnya tentang KT/KTV
sama. Sesi 2: Peserta dapat memahami 120 menjadi relatif sama.
• Koordinasi terkait konteks keseluruhan dari modul menit • Meningkatnya sikap
KT/KTV masih perlu dan pelaksanaan pelatihan ini, agar positif dalam
ditingkatkan. prosesnya menjadi lebih dinamis. merancang koordinasi
• Kebutuhan penyamaan Sesi 3: Peserta dapat memahami 120 terkait KT/KTV.
model dan standar pola koordinasi yang lebih efektif menit • Tersedianya model
koordinasi dalam perencanaan dan kerja Pentahelix
perencanaan dan pelaksanaan KT/KTV. sebagai dasar
pelaksanaan KT/KTV Sesi 4: Peserta memahami konsep 60 perencanaan dan
dan praktik model Pentahelix dalam menit pelaksanaan KT/KTV.
perencanaan dan pelaksanaan
KT/KTV.
Sesi 5: Peserta mampu menyusun 90
rencana kerja koordinasi menit
berdasarkan pembagian
kewenangan, baik secara vertikal
maupun horizontal.

4. Bahan yang dibutuhkan


• Papan nama untuk setiap peserta
• Kertas flipchart
• Papan flipchart
• Spidol tebal sebanyak mungkin —berwarna
• Kartu indeks (seukuran setengah kertas A4) yang termasuk tool kit
• Sebuah komputer/laptop yang dapat dipergunakan untuk presentasi dan layar untuk
memproyeksikan
• Sebuah meja untuk meletakkan materi dan dokumentasi
• Presentasi disimpan dalam perangkat keras komputer/laptop atau flashdisk
• Materi video tentang KT/KTV
• Peta rencana lokasi KT/KTV
5. Bagaimana menyesuaikan materi sesuai dengan kebutuhan
• Modul ini memberikan pilihan kegiatan yang dapat dipadukan sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan peserta.
• Ada berbagai macam cara dalam panduan untuk menyampaikan materi pelatihan.
Fasilitator dapat mengembangkan cara-cara lain jika diperlukan.
• Berikut adalah sejumlah cara penyampaian materi yang dipakai dalam modul ini:

Pembahasan kasus — Fasilitator dapat menggunakan kasus-kasus yang dialami oleh


peserta daripada sekedar memberikan contoh kasus yang ada dalam panduan.

Latihan — Contoh dalan latihan dapat diganti dengan proyek atau kegiatan berdasarkan
pengalaman peserta masing-masing.

Presentasi — Fasilitator diharapkan dapat memberi pengarahan berupa konsep umum


pada setiap awal sesi dan menyimpulkan setiap hasil pembahasan partisipatif dalam
kerangka konseptual itu

Diskusi — Fasilitator memberi pemancing diskusi untuk dibahas oleh peserta dalam
kelompok-kelompok kecil. Pemancing dapat berupa pertanyaan singkat atau juga
pernyataan yang harus disetujui atau tidak oleh kelompok peserta.

Ceramah — Ceramah selalu diberikan di bawah 20 menit, terutama untuk menjawab


pertanyaan dan memberi contoh-contoh.

Jajak pendapat awal & akhir (pre-test & post-test) — Jajak pendapat ini dilakukan di
awal pelatihan pertama dan di akhir pelatihan kedua agar peserta dapat menilai apakah
tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik mereka berubah setelah mengikuti pelatihan ini.

6. Persiapan bahan
• Pastikan bahwa semua bahan (kuesioner; fotokopi lembar instruksi, materi PPT, dan
contoh kasus, serta tool kit) telah dipersiapkan sebelum memulai sebuah sesi.
• Pastikan bahwa alat tulis-menulis, kertas flipchart, dan kartu meta-plan tambahan
telah tersedia, sedangkan segala alat elektronik yang diperlukan
• berfungsi baik.
• Jika perlu, sediakan cue cards pribadi untuk membantu mengingat tahapan-tahapan
dalam suatu sesi.
• Perhatikan waktu yang telah digunakan. Letakkan jam tangan di tempat yang mudah
terlihat, jika perlu.

7. Fasilitas pelatihan
• Hampir seluruh kegiatan pelatihan ini melibatkan kegiatan kelompok kecil.
• Aturlah ruangan sehingga 4-6 peserta dapat duduk secara melingkar, tetapi tetap
dapat mendengar dan melihat fasilitator.
• Sediakan flipchart untuk kegiatan kelompok
• Tempat pelatihan yang ideal adalah ruangan yang baik dan tenang sehingga tidak
terganggu oleh suara dering telepon, dan dinding-dindingnya dapat dipakai untuk
menempelkan flipchart.
• Pemisah ruang tidak akan dibutuhkan jika ruangan cukup luas untuk melakukan
kelompok kerja.

8. Fasilitasi
• Interaksi merupakan hal yang sangat penting untuk partisipasi peserta pelatihan.
• Pembelajaran akan optimum jika para peserta mampu berbagi pengetahuan dan
menerapkan pengalaman mereka dalam memahami konsep-konsep baru yang
diperkenalkan. Latihan dan kerja kelompok dimaksudkan untuk memenuhi maksud
itu.
• Cara terbaik untuk memperoleh umpan balik adalah melalui pengajuan pertanyaan-
pertanyaan yang baik. Sebagian besar kegiatan diakhiri dengan ‘pertanyaan-
pertanyaan proses‛ yang akan membantu pelatih merangkum dan menutup sesi
sekaligus memberi kesempatan kepada para peserta untuk berbagi ide.
• Di awal pelatihan, juga di awal setiap kegiatan, yang paling penting adalah
memperjelas tujuan atau maksud dan menjelaskan agenda. Ini memberikan arah
kepada apa yang diniatkan fasilitator untuk dilakukan.
• Agar partisipasi peserta dapat maksimum, fasilitator perlu merespon kebutuhan-
kebutuhan yang mereka ekspresikan sepanjang pelatihan.
Petunjuk untuk Peserta

1. Persiapan
• Semestinya peserta telah menerima panduan pelatihan ini beberapa hari sebelum
acara pelatihan dimulai.
• Dengan demikian, peserta akan dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik.
2. Dinamika Kelompok
• Proses pelatihan ini diarahkan untuk menciptakan iklim belajar dalam suatu
kelompok, sehingga semua merasa didengar dan merasa bebas untuk berpartisipasi
aktif.
• Proses pelatihan ini juga dimaksudkan untuk mengenali kebutuhan tiap-tiap
kelompok sehingga semua kelompok dapat menyelesaikan tugas, semangat
kelompok terjaga, dan anggota kelompok dapat memberi masukan sebaik-baiknya.
• Dinamika kelompok yang tinggi akan mengakibatkan struktur kelas yang relatif lebih
bebas. Orang-orang tidak selalu harus duduk di kursi dan menghadap ke depan.
Pengaturan kelas dapat berupa lingkaran, tanpa meja, bahkan di lantai, jika
memungkinkan. Kadang-kadang peserta akan memperoleh kesempatan untuk
berjalan-jalan, bukan hanya di dalam ruangan tertutup, bahkan juga di luar ruangan.
3. Partisipasi
• Proses pelatihan ini diarahkan untuk menjamin agar semua terlibat aktif dalam
penyusunan agenda bersama, berbagi hasil pembelajaran, dan penggunaan
kelompok-kelompok lebih kecil.
• Untuk itu, setiap peserta diharapkan mau dan mampu terlibat dalam proses
pengambilan keputusan sehingga merasa menjadi ‘bagian’ dari keputusan itu dan
merasa wajib melaksanakannya.
• Faktor perasaan setiap peserta menyangkut suatu isu dipandang penting dan, oleh
karenanya, semua peserta dianjurkan untuk mengungkap dan mengangkatnya di
depan umum.
• Peserta dan fasilitator pelatihan perlu menyelesaikan segala konflik yang muncul
secara baik, sehingga semua suara didengar, pandangan baru disertakan, dan tidak
ada yang merasa harus mengalah.
• Setiap orang didorong untuk memberi dan menerima umpan balik sehingga semua
orang yang hadir dapat berkembang dan rintangan kerja kelompok dapat diatasi.
• Evaluasi partisipatif akan digunakan untuk menilai kegiatan pelatihan ini
4. Materi teknis terkait semua sesi akan diberikan diberikan kepada peserta di akhir sesi,
setelah narasumber menyerahkan bahan presentasi kepada fasilitator atau panitia. Bahan-
bahan lainnya mengacu pada buku pedoman KT/KTV yang dibuat secara paralel dengan
modul ini.
Sesi 1:

Pembukaan dan Pencairan Suasana

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

• Saling mengenal sehingga terbangun suasana yang lebih santai dan nyaman untuk
memasuki proses pelatihan;
• Memahami sistematika pelatihan selama dua hari;
• Mengenali harapan dan kekhawatiran mereka terkait dengan pelatihan.

Topik yang akan dipelajari:

• Identitas diri peserta


• Pemetaan tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik peserta
• Pemetaan harapan dan kekhawatiran perserta terkait dengan pelatihan

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan

20‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint, LCD


Pembukaan: perkenalan diri dan projector, layar, flipchart,
kontrak belajar papan tulis, spidol, isolasi
15‛ Kegiatan 2: Lembaran fotokopi
Jajak pendapat awal: pemetaan tingkat Pre-test (atau dapat diganti dalam
pengetahuan, sikap, dan keterampilan format google-form), alat tulis
peserta
25‛ Kegiatan 3: Kartu indeks, flipchart,
Curah pendapat: identifikasi harapan papan tulis, spidol, isolasi
dan kekhawatiran peserta
Rincian Kegiatan:

• Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan

Kegiatan 1

• Fasilitator membuka acara dengan memperkenalkan diri dan fasilitator lainnya. Para
peserta diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri secara singkat dengan
menyebutkan nama, asal lembaga, dan jabatan dalam lembaga masing-masing (10‛).
• Fasilitator menjelaskan cakupan topik, tujuan per sesi, dan alokasi waktu dari pelatihan
dua hari ini dan memberi kesempatan bertanya jawab (5‛).
• Fasilitator mengajak peserta membuat kontrak belajar di kelas selama pelatihan yang
merinci aturan bersama, seperti kedatangan harus tepat waktu, dilarang merokok di
kelas, dilarang menerima telepon selama proses pembelajaran, dan hal-hal lainnya sesuai
kesepakatan (5‛).

Kegiatan 2

• Fasilitator menjelaskan bahwa jajak pendapat tertulis akan dilakukan terkait dengan
pengetahuan, sikap, dan praktik peserta menyangkut materi modul 1 ini.
• Fasilitator membagikan fotokopi kuesioner (lihat Lampiran 1) agar peserta dapat
mengisinya (5-10‛).
• Fasilitator merangkum hasil kuesioner secara sekilas (5-10‛).

Kegiatan 3

• Fasilitator menjelaskan pentingnya mengidentifikasi berbagai harapan dan kekhawatiran


terkait dengan pelaksanaan pelatihan ini.
• Untuk itu, fasilitator meminta setiap peserta untuk menentukan apa yang menjadi dua
harapan dan dua kekhawatiran utama mereka dan menuliskan setiap pernyataan pada
secarik kartu indeks.
• Fasilitator membagikan empat kartu indeks kepada setiap peserta untuk ditulisi (5-10‛).
• Fasilitator mengajak satu-dua peserta untuk membantu menyusun dan mengelompokkan
kartu indeks pada kertas flipchart di papan tulis.
• Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan harapan dan kekhawatiran yang
teridentifikasi dan antisipasi yang diperlukan (10-15‛).
Sesi 2:

Pengenalan Topik (Orientasi Pelatihan)

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

• Memahami konsep dan regulasi pelaksanaan KT/KTV;


• Memahami pentingnya peran multi pemangku kepentingan dalam pelaksanaan KT/KTV.

Topik yang akan dipelajari:

• Kebutuhan atas KT/KTV


• Manfaat KT/KTV dalam upaya perbaikan kualitas lingkungan pemukiman
• Pemetaan harapan dan kekhawatiran perserta terkait dengan pelatihan

Total waktu yang dibutuhkan: 2 jam

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan

30‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint, LCD


Penjelasan tentang KT/KTV oleh Dit. projector, layar
KTPP – ATR BPN
30‛ Kegiatan 2: Presentasi PowerPoint, LCD
Penjelasan tentang permasalahan projector, layar
pertanahan yang berkaitan dengan
rencana perbaikan kualitas lingkungan
pemukiman oleh Kantor Pertanahan
30‛ Kegiatan 3: Presentasi PowerPoint, LCD
Penjelasan tentang rencana perbaikan projector, layar
kualitas lingkungan pemukiman oleh
Dinas Perkim
30‛ Kegiatan 4: Kartu indeks, flipchart,
Curah pendapat: identifikasi papan tulis, spidol, isolasi
pemahaman peserta
Rincian Kegiatan:

• Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan


• Memperkenalkan narasumber yang mengisi dalam sesi berupa diskusi panel ini.

Kegiatan 1

• Fasilitator memperkenalkan narasumber dari ATR BPN serta hal umum yang akan
disampaikan oleh narasumber (3‛).
• Narasumber menyampaikan materi berupa bahan presentasi kepada semua peserta (25‛).
• Fasilitator membuat kesimpulan sementara dari bahan presentasi narasumber (2‛).

Kegiatan 2

• Fasilitator memperkenalkan narasumber dari Kantor Pertanahan serta hal umum yang
akan disampaikan oleh narasumber (3‛).
• Narasumber menyampaikan materi berupa bahan presentasi atau video kepada semua
peserta (25‛).
• Fasilitator membuat kesimpulan sementara dari bahan presentasi narasumber (2‛).

Kegiatan 3

• Fasilitator memperkenalkan narasumber dari Dinas Perkim serta hal umum yang akan
disampaikan oleh narasumber (3‛).
• Narasumber menyampaikan materi berupa bahan presentasi atau video kepada semua
peserta (25‛).
• Fasilitator membuat kesimpulan sementara dari bahan presentasi narasumber (2‛).

Kegiatan 4

• Fasilitator menyimpulkan keterkaitan antara materi yang disampaikan para narasumber


(5’).
• Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya dan menyampaikan
pendapat terkait materi yang disampaikan narasumber (25’).
Sesi 3:

Koordinasi dalam KT/KTV

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

• Memahami konsep pelaksanaan koordinasi KT/KTV;


• Memahami pola koordinasi vertikal dan horizontal dalam perencanaan dan pelaksanaan
KT/KTV.

Topik yang akan dipelajari:

• Konsep koordinasi secara umum.


• Pembelajaran praktik koordinasi, termasuk kendala dan inovasi solusi.
• Kebutuhan koordinasi dalam perencanaan dan pelaksanaan KT/KTV.

Total waktu yang dibutuhkan: 2 jam

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan

30‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint, LCD


Penjelasan tentang konsep koordinasi projector, layar, flipchart,
dari segi pengertian dan peran dalam papan tulis, spidol, isolasi
mencapai efektifitas kerja kolektif.
30‛ Kegiatan 2: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop
Kerja kelompok 1: pembahasan kasus
praktik koordinasi di masing-masing
instansi
30‛ Kegiatan 3: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop
Kerja kelompok 2: pembahasan hal-hal
yang dibutuhkan dalam koordinasi
perencanaan dan pelaksanaan KT/KTV
30‛ Kegiatan 4: LCD projector, layar, flipchart
Pleno: presentasi hasil diskusi kerja
kelompok 1 dan 2.

Rincian Kegiatan:

• Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan


• Memperkenalkan narasumber yang mengisi dalam sesi ini.
• Menyampaikan materi presentasi tentang koordinasi.
• Mendampingi proses diskusi kelompok.
• Memfasilitasi pembulatan pemahaman dalam sesi diskusi pleno.

Kegiatan 1

• Fasilitator memperkenalkan narasumber tentang koordinasi, serta hal umum yang akan
disampaikan oleh narasumber (3‛).
• Narasumber menyampaikan materi berupa bahan presentasi kepada semua peserta (15‛).
• Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya terkait materi yang
disampaikan (10‛).
• Fasilitator membuat kesimpulan sementara dari bahan presentasi narasumber dan tanya
jawab (2‛).

Kegiatan 2

• Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok yang mewakili kategori instansi yang
hadir. Jika satu instansi diwakili hanya oleh 1 orang, perwakilan instansi tersebut dapat
digabung dengan kelompok instansi lain yang relevan. Misalnya: perwakilan Bappeda
dapat digabungkan dengan kelompok Dinas Perkim, karena sama-sama dari unsur
pemerintah daerah (5‛).
• Fasilitator mendampingi masing-masing kelompok dalam membahas kertas kerja berikut
(22‛).

Kendala dalam koordinasi Solusi yang dilakukan Aktor yang berperan

• Bla bla bla • Bla bla bla • Bla bla bla


• Bla bla bla • Bla bla bla • Bla bla bla
• Bla bla bla • Bla bla bla • Bla bla bla
• Fasilitator mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk ditampilkan pada sesi diskusi
pleno (3‛).

Kegiatan 3

• Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok yang terdiri dari 6-8 peserta secara acak
(5‛).
• Fasilitator mendampingi masing-masing kelompok dalam membahas kertas kerja
berikut (22‛).
Integrasi antara Juknis, SOP dan Modul KT/KTV

Kegiatan koordinasi yang Pembangunan


Kegiatan koordinasi yang
Perencanaan KT Pelaksanaan KT Pengawasa
diperlukan diperlukan Hasil KT

Pembentukan Tim Pengumpulan Data A B C Pemantau


Persiapan pelaksanaan
Koordinasi & Tim Fisik, Yuridis dan kesesuaian ta
D E pembangunan
Pelaksana penilaian objek KT/KTV dan dokumen

A Penyusunan Desain A • BBla C Pembangunan Pemantauan p


• BlaTata
Kajian blaRuang
bla dan dan Rencana Aksi
bla bla
prasarana, sarana dan dan impleme
Kebijakan Sektor D • Bla
E bla bla
• Bla bla bla KT/KTV utilitas desain KT/

• Bla bla bla • Bla bla bla


•Pemetaan
Bla blaSosial
bladan B C Pelepasan HAT dan B • CBla bla bla Penerbitan Sertipikat Pemantauan
Analisis Potensi Penegasan Tanah HAT dan serah terima evaluasi dampa
• BlaKawasan
bla bla Objek KT/KTV • Bla bla bla aset untuk KT/KTV ekonomi & ling
• Bla bla bla • Bla bla bla
Pembuatan Sket Desain D E Pembentukan
A B C Evaluasi kinerja
Penerapan Desain Perhimpunan Pemilik &
Awal (Visioning) dan dan pembang
KT/KTV (Staking-Out) Penghuni serta
Penyepakatan KT/KTV D E pemberdayaan masyarakat berskala setiap

Penerbitan Sertifikat Perencanaan


Penetapan Lokasi Pengelolaan aset hasil
HAT dan Penyerahan pembangunan
KT/KTV KT/KTV
Hasil KT/KTV kawasan (Jangka

A Tata Ruang D Rancang Kota Sinkronisasi Perencanaan KT dan Pelaksanaan KT dengan Pembangunan Hasi
• Fasilitator mengumpulkan
B Sosial hasilE kerja kelompokdalam
Ekonomi untukrangka Penanganan Permukiman
ditampilkan Kumuh
pada sesi (KOTAKU), mulai dari
diskusi
Memorandum Program, Readiness Criteria, ESMS, dll
pleno (3‛). C Pertanahan

Kegiatan 4

• Fasilitator meminta salah satu perwakilan kelompok yang bersedia untuk


mempresentasikan hasil diskusi kelompok kertas kerja 1 (5‛).
• Fasilitator mempersilahkan peserta yang lain untuk menanggapi, bertanya dan
memberikan masukan (7,5‛).
• Fasilitator meminta salah satu perwakilan kelompok yang bersedia untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok kertas kerja 2 (5‛).
• Fasilitator mempersilahkan peserta yang lain untuk menanggapi, bertanya dan
memberikan masukan (7,5‛).
• Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi sesi ini dan menegaskan kembali maksud dan
tujuan dari sesi ini (5‛).
Sesi 4:

Model Pentahelix dalam Koordinasi

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

• Memahami konsep Pentahelix sebagai kerangka kerja koordinasi KT/KTV;


• Mengidentifikasi dan mengkategorikan pemangku kepentingan ke dalam 5 kelompok
unsur Pentahelix.

Topik yang akan dipelajari:

• Konsep model Pentahelix.


• Praktik model Pentahelix dalam perencanaan dan pelaksanaan KT/KTV.

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan

15‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint, LCD


Penjelasan tentang konsep Pentahelix projector, layar, flipchart,
secara umum. papan tulis, spidol, isolasi
25‛ Kegiatan 2: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop
Kerja kelompok: identifikasi dan
pengelompokan aktor KT/KTV di
daerah ke dalam model Pentahelix
20‛ Kegiatan 3: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop,
Pleno: presentasi hasil diskusi kerja layar
kelompok
Rincian Kegiatan:

• Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan


• Memperkenalkan narasumber yang mengisi dalam sesi ini.
• Menyampaikan materi presentasi tentang Pentahelix.
• Mendampingi proses diskusi kelompok.
• Memfasilitasi pembulatan pemahaman dalam sesi diskusi pleno.

Kegiatan 1

• Fasilitator memperkenalkan narasumber tentang Pentahelix, serta hal umum yang akan
disampaikan oleh narasumber (2‛).
• Narasumber menyampaikan materi berupa bahan presentasi kepada semua peserta (10‛).
• Fasilitator membuat kesimpulan sementara dari bahan presentasi narasumber (3‛).

Kegiatan 2

• Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok yang terdiri dari 6-8 peserta secara acak
(5‛).
• Fasilitator mendampingi masing-masing kelompok dalam membahas kertas kerja
berikut (22‛).
Unsur Pentahelix Aktor Peran dalam KT/KTV
Pemerintah 1. Bla bla bla 1. Bla bla bla
2. Bla bla bla 2. Bla bla bla
3. Bla bla bla 3. Bla bla bla
4. Bla bla bla 4. Bla bla bla
5. dst 5. dst
Dunia usaha 1. Bla bla bla 1. Bla bla bla
2. Bla bla bla 2. Bla bla bla
3. Bla bla bla 3. Bla bla bla
4. Bla bla bla 4. Bla bla bla
5. dst 5. dst
Masyarakat sipil 1. Bla bla bla 1. Bla bla bla
2. Bla bla bla 2. Bla bla bla
3. Bla bla bla 3. Bla bla bla
4. dst 4. dst
Dunia akademik 1. Bla bla bla 1. Bla bla bla
2. Bla bla bla 2. Bla bla bla
3. Bla bla bla 3. Bla bla bla
4. Bla bla bla 4. Bla bla bla
5. dst 5. dst
Media massa 1. Bla bla bla 1. Bla bla bla
2. Bla bla bla 2. Bla bla bla
3. Bla bla bla 3. Bla bla bla
4. Bla bla bla 4. Bla bla bla
5. dst 5. dst
• Fasilitator mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk ditampilkan pada sesi diskusi
pleno (3‛).

Kegiatan 3

• Fasilitator meminta salah satu perwakilan kelompok yang bersedia untuk


mempresentasikan hasil diskusi kelompok kertas kerjanya (5‛).
• Fasilitator mempersilahkan peserta yang lain untuk menanggapi, bertanya dan
memberikan masukan (10‛).
• Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi sesi ini dan menegaskan kembali maksud dan
tujuan dari sesi ini (5‛).
Sesi 5:

Pembagian Kewenangan dalam Koordinasi

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

• Memahami kewenangan dalam koordinasi KT/KTV;


• Menyusun pemetaan kewenangan perencanaan dan pelaksanaan KT/KTV.

Topik yang akan dipelajari:

• Konsep kewenangan dalam koordinasi secara umum.


• Kewenangan koordinasi KT/KTV, secara horizontal dan vertikal.

Total waktu yang dibutuhkan: 1,5 jam

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan

15‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint, LCD


Penjelasan tentang konsep kewenangan projector, layar, flipchart,
koordinasi secara horizontal dan papan tulis, spidol, isolasi
vertikal.
30‛ Kegiatan 2: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop
Kerja kelompok: pembahasan
kewenangan secara vertikal dan
horizontal.
15‛ Kegiatan 3: Lembaran fotokopi
Jajak pendapat akhir: pemetaan tingkat Post-test (atau dapat diganti dalam
dampak pelatihan terhadap format google-form), alat tulis
pengetahuan, sikap, dan keterampilan
peserta
30‛ Kegiatan 4: LCD projector, layar, flipchart
Pleno: presentasi hasil diskusi kerja
kelompok.
Rincian Kegiatan:

• Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan


• Memperkenalkan narasumber yang mengisi dalam sesi ini.
• Menyampaikan materi presentasi tentang koordinasi.
• Mendampingi proses diskusi kelompok.
• Memfasilitasi pembulatan pemahaman dalam sesi diskusi pleno.

Kegiatan 1

• Fasilitator memperkenalkan narasumber tentang kewenangan koordinasi dalam


KT/KTV, serta hal umum yang akan disampaikan oleh narasumber (2‛).
• Narasumber menyampaikan materi berupa bahan presentasi kepada semua peserta (10‛).
• Fasilitator membuat kesimpulan sementara dari bahan presentasi narasumber (3‛).

Kegiatan 2

• Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok yang terdiri dari 6-8 peserta secara acak
(5‛).
• Fasilitator mendampingi masing-masing kelompok dalam membahas kertas kerja
berikut (22‛).
Mitra Vertikal yang Mitra Horizontal
Institusi yang Tanggung Jawab dalam Kewenangan dalam
berhubungan yang berhubungan
berwenang KT/KTV KT/KTV
langsung langsung
Kementerian • • • •
ATR/BPN
Kementerian • • • •
PUPR
Kanwil ATR / BPN • • • •
Dinas Perkim • • • •
Provinsi
Kantah ATR/BPN • • • •
Dinas Perkim • • • •
Kab./Kota
Pejabat Kecamatan • • • •
Pejabat Kelurahan • • • •
Lainnya, • • • •
sebutkan...

• Fasilitator mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk ditampilkan pada sesi diskusi
pleno (3‛).
Kegiatan 3

• Fasilitator menjelaskan bahwa jajak pendapat tertulis akan dilakukan terkait dengan
perubahan pengetahuan, sikap, dan praktik peserta menyangkut materi modul 1 ini.
• Fasilitator membagikan fotokopi kuesioner (lihat Lampiran 1) agar peserta dapat
mengisinya (5-10‛).
• Fasilitator merangkum hasil kuesioner secara sekilas (5-10‛).

Kegiatan 4

• Fasilitator meminta salah satu atau dua perwakilan kelompok yang bersedia untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok kertas kerjanya (10‛).
• Fasilitator mempersilahkan peserta yang lain untuk menanggapi, bertanya dan
memberikan masukan (15‛).
• Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi sesi ini dan menegaskan kembali maksud dan
tujuan dari sesi ini (5‛).
KESIMPULAN

Modul 1 ini memberikan pemahaman konseptual dan operasional tentang pentingnya


koordinasi dan bagaimana koordinasi dapat dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
KT/KTV oleh pemangku kepentingan di tingkat daerah. Penerapan model Pentahelix sebagai
pola koordinasi di tingkat daerah, diharapkan dapat memperkuat sinergi yang diinisiasi oleh
kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.

Modul ini tentunya menjadi dasar untuk pembahasan modul 2, yakni mengupayakan
pendekatan di tingkat komunitas masyarakat agar dapat memperoleh dukungan partisipasi yang
optimal bagi pelaksanaan KT/KTV. Dengan sudah dipahaminya koordinasi kewenangan di
tingkat pemerintah, tentunya akan lebih mudah untuk membangun konsensus pada tingkat
masyarakat.

Saran dan masukan untuk perbaikan modul ini dapat disampaikan kepada Direktorat KTPP,
Kementerian ATR BPN.
Modul 2

Pendekatan Tingkat Komunitas

KOMPONEN 1 - NATIONAL SLUM UPGRADING PROJECT (NSUP)

DUKUNGAN KEMENTERIAN ATR / BPN UNTUK PROGRAM KOTAKU

DIREKTORAT KONSOLIDASI TANAH DAN PENGEMBANGAN PERTANAHAN

Tahun 2021
Daftar Isi

Pengantar

Petunjuk untuk Fasilitator

1. Penilaian kebutuhan

2. Kerja tim dalam penyiapan pelatihan

3. Sesi-sesi pelatihan

4. Bahan yang dibutuhkan

5. Bagaimana menyesuaikan materi sesuai dengan kebutuhan

6. Fasilitas pelatihan

7. Fasilitasi

Petunjuk untuk Peserta

1. Persiapan

2. Dinamika kelompok

3. Partisipasi

Sesi 1: Pembukaan dan Pencairan Suasana

Sesi 2: Membangun Konsensus dalam Masyarakat

Sesi 3: Menggalang Partisipasi Masyarakat

Sesi 4: Pengarusutamaan Inklusi Sosial dalam KT/KTV

Kesimpulan
Pengantar

Modul ini adalah modul lanjutan untuk menyegarkan kembali pemahaman tentang konsep
partisipasi masyarakat dan upaya membangun konsensus kepada para peserta pelatihan /
lokakarya yang merupakan pemangku kepentingan perencanaan dan pelaksanaan KT/KTV di
daerah. Modul ini juga menambah pengayaan wawsaan tentang perspektif inklusi sosial yang
perlu diterapkan dalam praktik KT/KTV. Tujuan dari modul ini adalah untuk memberikan
pemahaman teknis tentang bagaimana memaksimalkan partisipasi masyarakat dalam program
KT/KTV, serta menekan sekecil mungkin friksi dan potensi konflik yang mungkin terjadi dengan
strategi membangun konsensus yang mumpuni.

Pendekatan dasar untuk model partisipasi yang diuraikan dalam modul ini adalah model tangga
partisipasi Arnstein. Arnstein memperkenalkan 8 anak tangga partisipasi yang dikategorikan ke
dalam 3 kelompok, yakni: citizen power, tokenism, dan non-participation. Modul ini akan mengajak
peserta pelatihan bukan hanya untuk memahami konsep-konsep partisipasi, tetapi juga
mengidentifikasi potensi partisipasi masyarakat, termasuk juga dari kelompok-kelompok rentan
sosial dalam masyarakat.

Modul ini dapat tersusun atas dukungan dari berbagai pihak, diantaranya adalah: Direktorat
KTPP Kementerian ATR BPN, unsur Pemerintah Daerah yang menjadi pilot, unsur Kantor
Pertanahan di lokasi pilot, dan juga masyarakat dan para tokoh masyarakat di di lokasi pilot.
Gagasan dari modul ini kiranya telah berupaya untuk mengakomodir masukan dan harapan dari
para pihak tersebut.

Untuk itu, terima kasih yang tak terhingga perlu disampaikan kepada para pihak tersebut.
Semoga modul ini bermanfaat untuk para pemangku kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
KT/KTV yang lebih luas.

Jakarta, Oktober 2021

Tim Penulis Modul


Petunjuk untuk Fasilitator

1. Penilaian kebutuhan
• Fasilitator disarankan untuk melakukan penilaian kebutuhan sebelum merencanakan
pelatihan.
• Idealnya, penilaian kebutuhan ini dilakukan beberapa minggu sebelum pelaksanaan
pelatihan sehingga peserta mempunyai waktu untuk mempersiapkan diri sedangkan
pelatih mempunyai waktu untuk mempersiapkan topik dan bahan yang dibutuhkan.
• Sesuai dengan kebutuhan peserta, setelah berkoordinasi dengan staf pendamping
lokal yang bertanggung jawab atas pelatihan, fasilitator dapat menambah atau
mengurangi sesi atau memutuskan untuk mengalokasikan waktu secara berbeda
daripada yang disajikan dalam panduan ini.
• Fasilitator juga dapat menentukan untuk mengundang narasumber yang memiliki
otoritas atau keahlian teknis terkait materi atau sesi tertentu.

2. Kerja tim dalam penyiapan pelatihan


• Diperlukan kerja tim dalam mempersiapkan pelatihan yang bersifat lebih interaktif
dan partisipatif, dalam arti komunikasi lebih bersifat dua-arah.
• Oleh karena itu, libatkan asisten fasilitator dalam semua pengambilan keputusan
yang terkait dengan pelatihan.
• Tinjau kembali semua materi dan bahas semua umpan balik dari hasil penilaian
kebutuhan sebelumnya.
• Informasikan kepada peserta secara rinici mengenai jadwal pelatihan, dan kirimkan
kepada mereka bahan bacaan sebelumnya.

3. Sesi-sesi pelatihan

Modul ini ditujukan untuk pelatihan dua hari untuk pengenalan topik tentang
Pendekatan Tingkat Komunitas. Artinya pelatihan ini akan bermanfaat sebagai
pemahaman dasar dan praktis bagi pemangku kepentingan KT/KTV di daerah untuk
lebih memahami dan mahir dalam melaksanakan proses KT/KTV.

Modul ini mencakup sesi-sesi berikut:

Sesi 1: Pembukaan dan Pencairan Suasana Menggalang Partisipasi Masyarakat

Sesi 2: Membangun Konsensus dalam Masyarakat

Sesi 3: Menggalang Partisipasi Masyarakat

Sesi 4: Pengarusutamaan Inklusi Sosial dalam KT/KTV


Kerangka Dasar Kurikulum

Input Proses Durasi Output


• Masih ada potensi Sesi 1: Peserta dapat lebih saling 60 • Terbangunnya
resistensi dan konflik mengenal satu sama lainnya, menit pemahaman tentang
kepentingan di tingkat sehingga dapat memudahkan strategi membangun
masyarakat terkait proses pelatihan selanjutnya konsensus untuk
program KT/KTV. Sesi 2: Peserta dapat memahami 120 mengatasi konflik di
• Pengetahuan dan jenis-jenis konflik seputar KT/KTV menit tengah masyarakat.
pemahaman pemangku dan cara mengatasinya melalui • Pengetahuan dan
kepentingan daerah upaya membangun konsensus. pemahaman pemangku
tentang partisipasi Sesi 3: Peserta dapat memahami 60 kepentingan daerah
masyarakat dalam tingkatan partisipasi yang tepat menit tentang pentingnya
KT/KTV belum sama. perencanaan dan pelaksanaan partisipasi masyarakat
• Partisipasi masyarakat KT/KTV. menjadi relatif sama.
terkait KT/KTV masih Sesi 4: Peserta dapat menerapkan 60 • Meningkatnya sikap
perlu ditingkatkan. perspektif inklusi sosial dalam menit positif dalam upaya
• Perspektif inklusi sosial menggalang partisipasi masyarakat menggalang partisipasi
belum dijadikan untuk program KT/KTV. masyarakat.
prasyarat dalam • Meningkatnya
menggalang partisipasi pemahaman inklusi
masyarakat. sosial dalam
menggalang partisipasi
masyarakat dalam
KT/KTV.

4. Bahan yang dibutuhkan


• Papan nama untuk setiap peserta
• Kertas flipchart
• Papan flipchart
• Spidol tebal sebanyak mungkin —berwarna
• Kartu indeks (seukuran setengah kertas A4) yang termasuk tool kit
• Sebuah komputer/laptop yang dapat dipergunakan untuk presentasi dan layar untuk
memproyeksikan
• Sebuah meja untuk meletakkan materi dan dokumentasi
• Presentasi disimpan dalam perangkat keras komputer/laptop atau flashdisk
• Materi video tentang KT/KTV
• Peta rencana lokasi KT/KTV

5. Bagaimana menyesuaikan materi sesuai dengan kebutuhan


• Modul ini memberikan pilihan kegiatan yang dapat dipadukan sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan peserta.
• Ada berbagai macam cara dalam panduan untuk menyampaikan materi pelatihan.
Fasilitator dapat mengembangkan cara-cara lain jika diperlukan.
• Berikut adalah sejumlah cara penyampaian materi yang dipakai dalam modul ini:

Pembahasan kasus — Fasilitator dapat menggunakan kasus-kasus yang dialami oleh


peserta daripada sekedar memberikan contoh kasus yang ada dalam panduan.

Latihan — Contoh dalan latihan dapat diganti dengan proyek atau kegiatan berdasarkan
pengalaman peserta masing-masing.

Presentasi — Fasilitator diharapkan dapat memberi pengarahan berupa konsep umum


pada setiap awal sesi dan menyimpulkan setiap hasil pembahasan partisipatif dalam
kerangka konseptual itu

Diskusi — Fasilitator memberi pemancing diskusi untuk dibahas oleh peserta dalam
kelompok-kelompok kecil. Pemancing dapat berupa pertanyaan singkat atau juga
pernyataan yang harus disetujui atau tidak oleh kelompok peserta.

Ceramah — Ceramah selalu diberikan di bawah 20 menit, terutama untuk menjawab


pertanyaan dan memberi contoh-contoh.

Jajak pendapat awal & akhir (pre-test & post-test) — Jajak pendapat ini dilakukan di
awal pelatihan pertama dan di akhir pelatihan kedua agar peserta dapat menilai apakah
tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik mereka berubah setelah mengikuti pelatihan ini.

6. Persiapan bahan
• Pastikan bahwa semua bahan (kuesioner; fotokopi lembar instruksi, materi PPT, dan
contoh kasus, serta tool kit) telah dipersiapkan sebelum memulai sebuah sesi.
• Pastikan bahwa alat tulis-menulis, kertas flipchart, dan kartu meta-plan tambahan
telah tersedia, sedangkan segala alat elektronik yang diperlukan
• berfungsi baik.
• Jika perlu, sediakan cue cards pribadi untuk membantu mengingat tahapan-tahapan
dalam suatu sesi.
• Perhatikan waktu yang telah digunakan. Letakkan jam tangan di tempat yang mudah
terlihat, jika perlu.

7. Fasilitas pelatihan
• Hampir seluruh kegiatan pelatihan ini melibatkan kegiatan kelompok kecil.
• Aturlah ruangan sehingga 4-6 peserta dapat duduk secara melingkar, tetapi tetap
dapat mendengar dan melihat fasilitator.
• Sediakan flipchart untuk kegiatan kelompok
• Tempat pelatihan yang ideal adalah ruangan yang baik dan tenang sehingga tidak
terganggu oleh suara dering telepon, dan dinding-dindingnya dapat dipakai untuk
menempelkan flipchart.
• Pemisah ruang tidak akan dibutuhkan jika ruangan cukup luas untuk melakukan
kelompok kerja.

8. Fasilitasi
• Interaksi merupakan hal yang sangat penting untuk partisipasi peserta pelatihan.
• Pembelajaran akan optimum jika para peserta mampu berbagi pengetahuan dan
menerapkan pengalaman mereka dalam memahami konsep-konsep baru yang
diperkenalkan. Latihan dan kerja kelompok dimaksudkan untuk memenuhi maksud
itu.
• Cara terbaik untuk memperoleh umpan balik adalah melalui pengajuan pertanyaan-
pertanyaan yang baik. Sebagian besar kegiatan diakhiri dengan ‘pertanyaan-
pertanyaan proses‛ yang akan membantu pelatih merangkum dan menutup sesi
sekaligus memberi kesempatan kepada para peserta untuk berbagi ide.
• Di awal pelatihan, juga di awal setiap kegiatan, yang paling penting adalah
memperjelas tujuan atau maksud dan menjelaskan agenda. Ini memberikan arah
kepada apa yang diniatkan fasilitator untuk dilakukan.
• Agar partisipasi peserta dapat maksimum, fasilitator perlu merespon kebutuhan-
kebutuhan yang mereka ekspresikan sepanjang pelatihan.
Petunjuk untuk Peserta

1. Persiapan
• Semestinya peserta telah menerima panduan pelatihan ini beberapa hari sebelum
acara pelatihan dimulai.
• Dengan demikian, peserta akan dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik.
2. Dinamika Kelompok
• Proses pelatihan ini diarahkan untuk menciptakan iklim belajar dalam suatu
kelompok, sehingga semua merasa didengar dan merasa bebas untuk berpartisipasi
aktif.
• Proses pelatihan ini juga dimaksudkan untuk mengenali kebutuhan tiap-tiap
kelompok sehingga semua kelompok dapat menyelesaikan tugas, semangat
kelompok terjaga, dan anggota kelompok dapat memberi masukan sebaik-baiknya.
• Dinamika kelompok yang tinggi akan mengakibatkan struktur kelas yang relatif lebih
bebas. Orang-orang tidak selalu harus duduk di kursi dan menghadap ke depan.
Pengaturan kelas dapat berupa lingkaran, tanpa meja, bahkan di lantai, jika
memungkinkan. Kadang-kadang peserta akan memperoleh kesempatan untuk
berjalan-jalan, bukan hanya di dalam ruangan tertutup, bahkan juga di luar ruangan.
3. Partisipasi
• Proses pelatihan ini diarahkan untuk menjamin agar semua terlibat aktif dalam
penyusunan agenda bersama, berbagi hasil pembelajaran, dan penggunaan
kelompok-kelompok lebih kecil.
• Untuk itu, setiap peserta diharapkan mau dan mampu terlibat dalam proses
pengambilan keputusan sehingga merasa menjadi ‘bagian’ dari keputusan itu dan
merasa wajib melaksanakannya.
• Faktor perasaan setiap peserta menyangkut suatu isu dipandang penting dan, oleh
karenanya, semua peserta dianjurkan untuk mengungkap dan mengangkatnya di
depan umum.
• Peserta dan fasilitator pelatihan perlu menyelesaikan segala konflik yang muncul
secara baik, sehingga semua suara didengar, pandangan baru disertakan, dan tidak
ada yang merasa harus mengalah.
• Setiap orang didorong untuk memberi dan menerima umpan balik sehingga semua
orang yang hadir dapat berkembang dan rintangan kerja kelompok dapat diatasi.
• Evaluasi partisipatif akan digunakan untuk menilai kegiatan pelatihan ini
4. Materi teknis terkait semua sesi akan diberikan diberikan kepada peserta di akhir sesi,
setelah narasumber menyerahkan bahan presentasi kepada fasilitator atau panitia. Bahan-
bahan lainnya mengacu pada buku pedoman KT/KTV yang dibuat secara paralel dengan
modul ini.
Sesi 1:

Pembukaan dan Pencairan Suasana

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

• Saling mengenal sehingga terbangun suasana yang lebih santai dan nyaman untuk
memasuki proses pelatihan;
• Memahami sistematika modul 2 yang akan dijadikan acuan kegiatan;
• Mengenali harapan dan kekhawatiran mereka terkait dengan pelatihan.

Topik yang akan dipelajari:

• Identitas diri peserta


• Pemetaan tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik peserta
• Pemetaan harapan dan kekhawatiran perserta terkait dengan pelatihan

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan

20‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint, LCD


Pembukaan: perkenalan diri dan projector, layar, flipchart,
kontrak belajar papan tulis, spidol, isolasi
15‛ Kegiatan 2: Lembaran fotokopi
Jajak pendapat awal: pemetaan tingkat Pre-test (atau dapat diganti dalam
pengetahuan, sikap, dan keterampilan format google-form), alat tulis
peserta
25‛ Kegiatan 3: Kartu indeks, flipchart,
Curah pendapat: identifikasi harapan papan tulis, spidol, isolasi
dan kekhawatiran peserta
Rincian Kegiatan:

• Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan

Kegiatan 1

• Fasilitator membuka acara dengan memperkenalkan diri dan fasilitator lainnya. Para
peserta diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri secara singkat dengan
menyebutkan nama, asal lembaga, dan jabatan dalam lembaga masing-masing (10‛).
• Fasilitator menjelaskan cakupan topik, tujuan per sesi, dan alokasi waktu dari pelatihan
dua hari ini dan memberi kesempatan bertanya jawab (5‛).
• Fasilitator mengajak peserta membuat kontrak belajar di kelas selama pelatihan yang
merinci aturan bersama, seperti kedatangan harus tepat waktu, dilarang merokok di
kelas, dilarang menerima telepon selama proses pembelajaran, dan hal-hal lainnya sesuai
kesepakatan (5‛).

Kegiatan 2

• Fasilitator menjelaskan bahwa jajak pendapat tertulis akan dilakukan terkait dengan
pengetahuan, sikap, dan praktik peserta menyangkut materi modul 2 ini.
• Fasilitator membagikan fotokopi kuesioner (lihat Lampiran 1) agar peserta dapat
mengisinya (5-10‛).
• Fasilitator merangkum hasil kuesioner secara sekilas (5-10‛).

Kegiatan 3

• Fasilitator menjelaskan pentingnya mengidentifikasi berbagai harapan dan kekhawatiran


terkait dengan pelaksanaan pelatihan ini.
• Untuk itu, fasilitator meminta setiap peserta untuk menentukan apa yang menjadi dua
harapan dan dua kekhawatiran utama mereka dan menuliskan setiap pernyataan pada
secarik kartu indeks.
• Fasilitator membagikan empat kartu indeks kepada setiap peserta untuk ditulisi (5-10‛).
• Fasilitator mengajak satu-dua peserta untuk membantu menyusun dan mengelompokkan
kartu indeks pada kertas flipchart di papan tulis.
• Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan harapan dan kekhawatiran yang
teridentifikasi dan antisipasi yang diperlukan (10-15‛).
Sesi 2:

Membangun Konsensus dalam Masyarakat

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

• Memahami konsep konflik dan konsensus yang terkait dengan program KT/KTV;
• Mengetahui strategi membangun konsensus dalam masyarakat dalam perencanaan dan
pelaksanaan KT/KTV.

Topik yang akan dipelajari:

• Konsep konflik dan konsensus.


• Jenis-jenis konflik sosial.
• Strategi membangun konsensus tingkat komunitas.

Total waktu yang dibutuhkan: 2 jam

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan

15‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint, LCD


Penjelasan tentang konsep konflik dan projector, layar, flipchart,
konsensus dalam praktik KT/KTV. papan tulis, spidol, isolasi
45‛ Kegiatan 2: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop,
Bermain peran: simulasi konflik flipchart
kepentingan dalam KT/KTV dan upaya
membangun konsensus.
30‛ Kegiatan 3: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop
Kerja kelompok: pembahasan strategi
mengatasi konflik dan membangun
konsensus.
30‛ Kegiatan 4: LCD projector, layar, flipchart
Pleno: presentasi hasil diskusi kerja
kelompok.
Rincian Kegiatan:

• Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan


• Memperkenalkan narasumber yang mengisi dalam sesi ini.
• Menyampaikan materi presentasi tentang konflik dan konsensus.
• Mendampingi proses diskusi kelompok.
• Memfasilitasi pembulatan pemahaman dalam sesi diskusi pleno.

Kegiatan 1

• Fasilitator memperkenalkan narasumber tentang konflik dan konsensus, serta hal umum
yang akan disampaikan oleh narasumber (3‛).
• Narasumber menyampaikan materi berupa bahan presentasi kepada semua peserta (10‛).
• Fasilitator membuat kesimpulan sementara dari bahan presentasi narasumber (2‛).

Kegiatan 2

• Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok untuk bermain peran. Kelompok 1 terdiri
dari unsur Pentahelix, dan kelompok 2 terdiri dari unsur di tingkat komunitas
(diantaranya: tokoh masyarakat/agama/RT/RW, ibu rumah tangga, pekerja sektor formal,
pekerja sektor informal, dan aparat desa/kelurahan). Sementara sisa peserta akan menjadi
observer atau pengamat dari simulasi bermain peran ini (3‛).
• Kelompok 1 bermain peran dengan skenario mayoritas masyarakat menolak rencana
KT/KTV. Permainan peran ini dimulai dengan pernyataan penolakan dan alasan-alasan
keberatan yang disampaikan oleh pemeran masyarakat. Selanjutnya pemeran 4 unsur lain
dari Pentahelix akan memberikan tanggapan atas penolakan tersebut (10‛).
• Setelah permainan peran, fasilitator mengajak peserta berdiskusi dengan pemicu sebagai
berikut: (10‛)
o Apakah para pemeran dapat memahami alasan penolakan atas rencana KT/KTV
yang diperankan?
o Bagaimana observer atau pengamat melihat kemungkinan permainan peran
tersebut terjadi juga di lapangan?
o Pihak mana (dalam unsur Pentahelix) yang seharusnya paling proaktif dalam
merespons penolakan kelompok masyarakat tersebut? Mengapa?
• Kelompok 2 bermain peran dengan skenario mayoritas masyarakat ada yang menolak
rencana KT/KTV, namun ada juga yang bersedia berpartisipasi dalam rencana KT/KTV.
Permainan peran ini dimulai dengan pernyataan penolakan dan alasan-alasan keberatan
yang disampaikan oleh pemeran masyarakat, kemudian pernyataan dukungan terhadap
KT/KTV dari 2 orang pemeran masyarakat yang berbeda. Selanjutnya pemeran lainnya
(diantaranya: tokoh masyarakat/agama/RT/RW, ibu rumah tangga, pekerja sektor formal,
pekerja sektor informal, dan aparat desa/kelurahan) akan memberikan tanggapan atas
penolakan dan dukungan pada KT/KTV tersebut (10‛).
• Setelah permainan peran, fasilitator mengajak peserta berdiskusi dengan pemicu sebagai
berikut: (10‛)
o Apakah para pemeran dapat memahami alasan penolakan dan penerimaan atas
rencana KT/KTV yang diperankan?
o Bagaimana observer atau pengamat melihat kemungkinan permainan peran
tersebut terjadi juga di lapangan?
o Langkah apa yang dapat dilakukan dalam membangun negosiasi untuk
menengahi penolakan dan dukungan terhadap KT/KTV?
• Fasilitator menyimpulkan pentingnya memahami penolakan dan konflik terhadap
rencana KT/KTV, sehingga dapat menyusun strategi konsensus yang efektif (2‛).

Kegiatan 3

• Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok yang terdiri dari 6-8 peserta secara acak
(5‛).
• Fasilitator mendampingi masing-masing kelompok dalam membahas kertas kerja berikut
berdasarkan 2 kasus dalam permainan peran pada kegiatan sebelumnya (22‛).

Alasan Penolakan KT/KTV Alasan Dukungan KT/KTV Upaya Negosiasi untuk Konsensus

• Bla bla bla • Bla bla bla • Bla bla bla


• Bla bla bla • Bla bla bla • Bla bla bla
• Bla bla bla • Bla bla bla • Bla bla bla

• Fasilitator mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk ditampilkan pada sesi diskusi
pleno (3‛).

Kegiatan 4

• Fasilitator meminta salah satu perwakilan kelompok yang bersedia untuk


mempresentasikan hasil diskusi kelompok kertas kerja 1 (10‛).
• Fasilitator mempersilahkan peserta yang lain untuk menanggapi, bertanya dan
memberikan masukan (15‛).
• Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi sesi ini dan menegaskan kembali maksud dan
tujuan dari sesi ini (5‛).
Sesi 3:

Menggalang Partisipasi Masyarakat

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

• Memahami konsep tangga partisipasi Arnstein.


• Mengidentifikasi dan mengkategorikan tingkat partisipasi masyarakat dalam tangga
partisipasi Arnstein.

Topik yang akan dipelajari:

• Konsep tangga partisipasi Arnstein.


• Karakteristik partisipasi masyarakat sasaran program KT/KTV.

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan

15‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint, LCD


Penjelasan tentang konsep tangga projector, layar, flipchart,
partisipasi Arnstein. papan tulis, spidol, isolasi
25‛ Kegiatan 2: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop
Kerja kelompok: identifikasi dan
pengelompokan aktor KT/KTV di
daerah ke dalam model Pentahelix
20‛ Kegiatan 3: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop,
Pleno: presentasi hasil diskusi kerja layar
kelompok
Rincian Kegiatan:

• Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan


• Memperkenalkan narasumber yang mengisi dalam sesi ini.
• Menyampaikan materi presentasi tentang Pentahelix.
• Mendampingi proses diskusi kelompok.
• Memfasilitasi pembulatan pemahaman dalam sesi diskusi pleno.

Kegiatan 1

• Fasilitator memperkenalkan narasumber tentang partisipasi masyarakat, serta hal umum


yang akan disampaikan oleh narasumber (2‛).
• Narasumber menyampaikan materi berupa bahan presentasi kepada semua peserta (10‛).
• Fasilitator membuat kesimpulan sementara dari bahan presentasi narasumber (3‛).

Kegiatan 2

• Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok yang terdiri dari 6-8 peserta secara acak
(5‛).
• Fasilitator mendampingi masing-masing kelompok dalam membahas kertas kerja
berikut (22‛).
Tingkatan Partisipasi Bentuk Partisipasi dalam KT/KTV Upaya Meningkatkan Partisipasi
Kontrol masyarakat 1. Bla bla bla 1. Bla bla bla
2. Bla bla bla 2. Bla bla bla
3. Bla bla bla 3. Bla bla bla
4. Bla bla bla 4. Bla bla bla
5. dst 5. dst
Pendelegasian 1. Bla bla bla 1. Bla bla bla
2. Bla bla bla 2. Bla bla bla
3. Bla bla bla 3. Bla bla bla
4. Bla bla bla 4. Bla bla bla
5. dst 5. dst
Kemitraan 1. Bla bla bla 1. Bla bla bla
2. Bla bla bla 2. Bla bla bla
3. Bla bla bla 3. Bla bla bla
4. dst 4. dst
Pendamaian 1. Bla bla bla 1. Bla bla bla
2. Bla bla bla 2. Bla bla bla
3. Bla bla bla 3. Bla bla bla
4. Bla bla bla 4. Bla bla bla
5. dst 5. dst
Konsultasi 1. Bla bla bla 1. Bla bla bla
2. Bla bla bla 2. Bla bla bla
3. Bla bla bla 3. Bla bla bla
4. Bla bla bla 4. Bla bla bla
5. dst 5. dst
Informasi 1. Bla bla bla 1. Bla bla bla
2. Bla bla bla 2. Bla bla bla
3. Bla bla bla 3. Bla bla bla
4. Bla bla bla 4. Bla bla bla
5. dst 5. dst
Terapi 1. Bla bla bla 1. Bla bla bla
2. Bla bla bla 2. Bla bla bla
3. Bla bla bla 3. Bla bla bla
4. Bla bla bla 4. Bla bla bla
5. dst 5. dst
Manipulasi 1. Bla bla bla 1. Bla bla bla
2. Bla bla bla 2. Bla bla bla
3. Bla bla bla 3. Bla bla bla
4. Bla bla bla 4. Bla bla bla
5. dst 5. dst

• Fasilitator mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk ditampilkan pada sesi diskusi
pleno (3‛).

Kegiatan 3

• Fasilitator meminta salah satu perwakilan kelompok yang bersedia untuk


mempresentasikan hasil diskusi kelompok kertas kerjanya (5‛).
• Fasilitator mempersilahkan peserta yang lain untuk menanggapi, bertanya dan
memberikan masukan (10‛).
• Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi sesi ini dan menegaskan kembali maksud dan
tujuan dari sesi ini (5‛).
Sesi 4:

Pengarusutamaan Inklusi Sosial dalam KT/KTV

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

• Memahami pentingnya inklusi sosial dalam praktik KT/KTV;


• Memahami cara mengintegrasikan inklusi sosial dalam perencanaan dan pelaksanaan
KT/KTV.

Topik yang akan dipelajari:

• Konsep inklusi sosial secara umum.


• Penerapan inklusi sosial dalam KT/KTV.

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan

15‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint, LCD


Penjelasan tentang konsep inklusi sosial projector, layar, flipchart,
dalam konteks KT/KTV. papan tulis, spidol, isolasi
30‛ Kegiatan 2: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop
Kerja kelompok: pembahasan kasus-
kasus inklusi sosial dalam perencanaan
dan pelaksanaan KT/KTV.
15‛ Kegiatan 3: Lembaran fotokopi
Jajak pendapat akhir: pemetaan tingkat Post-test (atau dapat diganti dalam
dampak pelatihan terhadap format google-form), alat tulis
pengetahuan, sikap, dan keterampilan
peserta
30‛ Kegiatan 4: LCD projector, layar, flipchart
Pleno: presentasi hasil diskusi kerja
kelompok.
Rincian Kegiatan:

• Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan


• Memperkenalkan narasumber yang mengisi dalam sesi ini.
• Menyampaikan materi presentasi tentang koordinasi.
• Mendampingi proses diskusi kelompok.
• Memfasilitasi pembulatan pemahaman dalam sesi diskusi pleno.

Kegiatan 1

• Fasilitator memperkenalkan narasumber tentang inklusi sosial dalam KT/KTV, serta hal
umum yang akan disampaikan oleh narasumber (2‛).
• Narasumber menyampaikan materi berupa bahan presentasi kepada semua peserta (10‛).
• Fasilitator membuat kesimpulan sementara dari bahan presentasi narasumber (3‛).

Kegiatan 2

• Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok yang terdiri dari 6-8 peserta secara acak
(5‛).
• Fasilitator mendampingi masing-masing kelompok dalam membahas kertas kerja berikut
(22‛).
Isu KT/KTV Penyandang disabilitas Anak-anak Lansia Ibu Hamil/menyusui
Kendala yang dihadapi • • • •
akibat KT/KTV
Bentuk Partisipasi • • • •
dalam perencanaan
KT/KTV
Bentuk Partisipasi • • • •
dalam pelaksanaan
KT/KTV
Layanan khusus yang • • • •
dibutuhkan dalam
rangka KT/KTV
• Fasilitator mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk ditampilkan pada sesi diskusi
pleno (3‛).

Kegiatan 3

• Fasilitator menjelaskan bahwa jajak pendapat tertulis akan dilakukan terkait dengan
perubahan pengetahuan, sikap, dan praktik peserta menyangkut materi modul 2 ini.
• Fasilitator membagikan fotokopi kuesioner (lihat Lampiran 1) agar peserta dapat
mengisinya (5-10‛).
• Fasilitator merangkum hasil kuesioner secara sekilas (5-10‛).
Kegiatan 4

• Fasilitator meminta salah satu atau dua perwakilan kelompok yang bersedia untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok kertas kerjanya (10‛).
• Fasilitator mempersilahkan peserta yang lain untuk menanggapi, bertanya dan
memberikan masukan (15‛).
• Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi sesi ini dan menegaskan kembali maksud dan
tujuan dari sesi ini (5‛).
KESIMPULAN

Modul 2 ini memberikan pemahaman konseptual dan operasional tentang pentingnya partisipasi
masyarakat dan bagaimana membangun konsensus masyarakat dalam perencanaan dan
pelaksanaan KT/KTV oleh pemangku kepentingan di tingkat daerah. Pengayaan perspektif
inklusi sosial diharapkan dapat memperkuat aspek humanisme dalam perencanaan dan
pelaksanaan KT/KTV.

Modul ini akan dilanjutkan pada pembahasan modul 3, yakni mengupayakan pelibatan
masyarakat secara lebih optimal dalam proses perencanaan KT/KTV. Dengan sudah
dipahaminya strategi membangun konsensus, tentunya akan lebih mudah untuk melibatkan
masyarakat dalam tahap perencanaan dan pelaksanaan KT/KTV.

Saran dan masukan untuk perbaikan modul ini dapat disampaikan kepada Direktorat KTPP,
Kementerian ATR BPN.
Modul 3

Perencanaan Partisipatif

KOMPONEN 1 - NATIONAL SLUM UPGRADING PROJECT (NSUP)

DUKUNGAN KEMENTERIAN ATR / BPN UNTUK PROGRAM KOTAKU

DIREKTORAT KONSOLIDASI TANAH DAN PENGEMBANGAN PERTANAHAN

Tahun 2021
Daftar Isi

Pengantar

Petunjuk untuk Fasilitator

1. Penilaian kebutuhan

2. Kerja tim dalam penyiapan pelatihan

3. Sesi-sesi pelatihan

4. Bahan yang dibutuhkan

5. Bagaimana menyesuaikan materi sesuai dengan kebutuhan

6. Fasilitas pelatihan

7. Fasilitasi

Petunjuk untuk Peserta

1. Persiapan

2. Dinamika kelompok

3. Partisipasi

Sesi 1: Pembukaan dan Pencairan Suasana

Sesi 2: Rekayasa Sosial untuk Perencanaan

Sesi 3: Teknik Pemetaan Sosial

Sesi 4: Teknik Sungai Kehidupan

Sesi 5: Teknik Diagram Venn

Kesimpulan
Pengantar

Modul ini adalah modul lanjutan untuk menyegarkan kembali pemahaman tentang konsep dan
praktik menggalang partisipasi masyarakat kepada para peserta pelatihan / lokakarya yang
merupakan pemangku kepentingan perencanaan dan pelaksanaan KT/KTV di daerah. Tujuan
dari modul ini adalah untuk memberikan pemahaman teknis tentang bagaimana menggunakan
perangkat (tools) interaktif dalam perencanaan program KT/KTV bersama masyarakat, dalam
rangka meningkatan dukungan masyarakat terhadap rencana program KT/KTV.

Teknik dasar yang diulas dan disimulasikan dalam modul ini mengacu pada teknik partisipatif
yang biasa digunakan dalam proyek World Bank. Namun, terkait dengan keterbatasan waktu,
maka hanya 3 teknik yang dibahas, yakni: teknik pemetaan sosial, teknik sungai kehidupan, dan
teknik diagram venn. Modul ini akan mengajak peserta pelatihan bukan hanya untuk memahami
teknik partisipasi secara umum, tetapi juga akan disimulasikan dalam kasus KT/KTV yang riil
dari daerah pilot proyek KT/KTV yang ada.

Modul ini dapat tersusun atas dukungan dari berbagai pihak, diantaranya adalah: Direktorat
KTPP Kementerian ATR BPN, unsur Pemerintah Daerah yang menjadi pilot, unsur Kantor
Pertanahan di lokasi pilot, dan juga masyarakat dan para tokoh masyarakat di di lokasi pilot.
Gagasan dari modul ini kiranya telah berupaya untuk mengakomodir masukan dan harapan dari
para pihak tersebut.

Untuk itu, terima kasih yang tak terhingga perlu disampaikan kepada para pihak tersebut.
Semoga modul ini bermanfaat untuk para pemangku kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
KT/KTV yang lebih luas.

Jakarta, November 2021

Tim Penulis Modul


Petunjuk untuk Fasilitator

1. Penilaian kebutuhan
• Fasilitator disarankan untuk melakukan penilaian kebutuhan sebelum merencanakan
pelatihan.
• Idealnya, penilaian kebutuhan ini dilakukan beberapa minggu sebelum pelaksanaan
pelatihan sehingga peserta mempunyai waktu untuk mempersiapkan diri sedangkan
pelatih mempunyai waktu untuk mempersiapkan topik dan bahan yang dibutuhkan.
• Sesuai dengan kebutuhan peserta, setelah berkoordinasi dengan staf pendamping
lokal yang bertanggung jawab atas pelatihan, fasilitator dapat menambah atau
mengurangi sesi atau memutuskan untuk mengalokasikan waktu secara berbeda
daripada yang disajikan dalam panduan ini.
• Fasilitator juga dapat menentukan untuk mengundang narasumber yang memiliki
otoritas atau keahlian teknis terkait materi atau sesi tertentu.

2. Kerja tim dalam penyiapan pelatihan


• Diperlukan kerja tim dalam mempersiapkan pelatihan yang bersifat lebih interaktif
dan partisipatif, dalam arti komunikasi lebih bersifat dua-arah.
• Oleh karena itu, libatkan asisten fasilitator dalam semua pengambilan keputusan
yang terkait dengan pelatihan.
• Tinjau kembali semua materi dan bahas semua umpan balik dari hasil penilaian
kebutuhan sebelumnya.
• Informasikan kepada peserta secara rinici mengenai jadwal pelatihan, dan kirimkan
kepada mereka bahan bacaan sebelumnya.

3. Sesi-sesi pelatihan

Modul ini ditujukan untuk pelatihan dua hari untuk pengenalan topik tentang
Perencanaan Partisipatif. Artinya pelatihan ini akan bermanfaat sebagai pemahaman
dasar dan praktis bagi pemangku kepentingan KT/KTV di daerah untuk lebih memahami
dan mahir dalam melaksanakan proses KT/KTV.

Modul ini mencakup sesi-sesi berikut:

Sesi 1: Pembukaan dan Pencairan Suasana

Sesi 2: Rekayasa Sosial untuk Perencanaan

Sesi 3: Teknik Pemetaan Sosial

Sesi 4: Teknik Sungai Kehidupan


Sesi 5: Teknik Diagram Venn

Kerangka Dasar Kurikulum

Input Proses Durasi Output


• Masyarakat cenderung Sesi 1: Peserta dapat lebih saling 60 • Terbangunnya
belum dilibatkan mengenal satu sama lainnya, menit pemahaman dan
dalam proses sehingga dapat memudahkan praktik tentang tentang
perencanaan program proses pelatihan selanjutnya bagaimana melibatkan
KT/KTV. Sesi 2: Peserta dapat memahami arti 60 masyarakat dalam
• Pengetahuan dan penting dari rekayasa sosial sebagai menit proses perencanaan
pemahaman pemangku dasar melaksanakan perencanaan KT/KTV.
kepentingan daerah partisipatif bersama masyarakat. • Pengetahuan dan
tentang teknik Sesi 3: Peserta dapat memahami dan 90 pemahaman pemangku
perencanaan menerapkan teknik pemetaan sosial menit kepentingan daerah
partisipatif dalam sebagai salah satu opsi perencanaan tentang teknik
KT/KTV relatif belum KT/KTV bersama masyarakat. perencanaan
sama. Sesi 4: Peserta dapat memahami dan 90 partisipatif menjadi
• Partisipasi masyarakat menerapkan teknik sungai menit relatif sama.
terkait KT/KTV masih kehidupan sebagai salah satu opsi • Meningkatnya sikap
perlu ditingkatkan. perencanaan KT/KTV bersama positif dalam upaya
masyarakat. menggalang partisipasi
Sesi 5: Peserta dapat memahami dan 90 masyarakat.
menerapkan teknik diagram venn menit
sebagai salah satu opsi perencanaan
KT/KTV bersama masyarakat.

4. Bahan yang dibutuhkan


• Papan nama untuk setiap peserta
• Kertas flipchart
• Papan flipchart
• Spidol tebal sebanyak mungkin —berwarna
• Kartu indeks (seukuran setengah kertas A4) yang termasuk tool kit
• Sebuah komputer/laptop yang dapat dipergunakan untuk presentasi dan layar untuk
memproyeksikan
• Sebuah meja untuk meletakkan materi dan dokumentasi
• Presentasi disimpan dalam perangkat keras komputer/laptop atau flashdisk
• Materi video tentang KT/KTV
• Peta rencana lokasi KT/KTV

5. Bagaimana menyesuaikan materi sesuai dengan kebutuhan


• Modul ini memberikan pilihan kegiatan yang dapat dipadukan sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan peserta.
• Ada berbagai macam cara dalam panduan untuk menyampaikan materi pelatihan.
Fasilitator dapat mengembangkan cara-cara lain jika diperlukan.
• Berikut adalah sejumlah cara penyampaian materi yang dipakai dalam modul ini:

Pembahasan kasus — Fasilitator dapat menggunakan kasus-kasus yang dialami oleh


peserta daripada sekedar memberikan contoh kasus yang ada dalam panduan.

Latihan — Contoh dalan latihan dapat diganti dengan proyek atau kegiatan berdasarkan
pengalaman peserta masing-masing.

Presentasi — Fasilitator diharapkan dapat memberi pengarahan berupa konsep umum


pada setiap awal sesi dan menyimpulkan setiap hasil pembahasan partisipatif dalam
kerangka konseptual itu

Diskusi — Fasilitator memberi pemancing diskusi untuk dibahas oleh peserta dalam
kelompok-kelompok kecil. Pemancing dapat berupa pertanyaan singkat atau juga
pernyataan yang harus disetujui atau tidak oleh kelompok peserta.

Ceramah — Ceramah selalu diberikan di bawah 20 menit, terutama untuk menjawab


pertanyaan dan memberi contoh-contoh.

Jajak pendapat awal & akhir (pre-test & post-test) — Jajak pendapat ini dilakukan di
awal pelatihan pertama dan di akhir pelatihan kedua agar peserta dapat menilai apakah
tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik mereka berubah setelah mengikuti pelatihan ini.

6. Persiapan bahan
• Pastikan bahwa semua bahan (kuesioner; fotokopi lembar instruksi, materi PPT, dan
contoh kasus, serta tool kit) telah dipersiapkan sebelum memulai sebuah sesi.
• Pastikan bahwa alat tulis-menulis, kertas flipchart, dan kartu meta-plan tambahan
telah tersedia, sedangkan segala alat elektronik yang diperlukan
• berfungsi baik.
• Jika perlu, sediakan cue cards pribadi untuk membantu mengingat tahapan-tahapan
dalam suatu sesi.
• Perhatikan waktu yang telah digunakan. Letakkan jam tangan di tempat yang mudah
terlihat, jika perlu.

7. Fasilitas pelatihan
• Hampir seluruh kegiatan pelatihan ini melibatkan kegiatan kelompok kecil.
• Aturlah ruangan sehingga 4-6 peserta dapat duduk secara melingkar, tetapi tetap
dapat mendengar dan melihat fasilitator.
• Sediakan flipchart untuk kegiatan kelompok
• Tempat pelatihan yang ideal adalah ruangan yang baik dan tenang sehingga tidak
terganggu oleh suara dering telepon, dan dinding-dindingnya dapat dipakai untuk
menempelkan flipchart.
• Pemisah ruang tidak akan dibutuhkan jika ruangan cukup luas untuk melakukan
kelompok kerja.

8. Fasilitasi
• Interaksi merupakan hal yang sangat penting untuk partisipasi peserta pelatihan.
• Pembelajaran akan optimum jika para peserta mampu berbagi pengetahuan dan
menerapkan pengalaman mereka dalam memahami konsep-konsep baru yang
diperkenalkan. Latihan dan kerja kelompok dimaksudkan untuk memenuhi maksud
itu.
• Cara terbaik untuk memperoleh umpan balik adalah melalui pengajuan pertanyaan-
pertanyaan yang baik. Sebagian besar kegiatan diakhiri dengan ‘pertanyaan-
pertanyaan proses‛ yang akan membantu pelatih merangkum dan menutup sesi
sekaligus memberi kesempatan kepada para peserta untuk berbagi ide.
• Di awal pelatihan, juga di awal setiap kegiatan, yang paling penting adalah
memperjelas tujuan atau maksud dan menjelaskan agenda. Ini memberikan arah
kepada apa yang diniatkan fasilitator untuk dilakukan.
• Agar partisipasi peserta dapat maksimum, fasilitator perlu merespon kebutuhan-
kebutuhan yang mereka ekspresikan sepanjang pelatihan.
Petunjuk untuk Peserta

1. Persiapan
• Semestinya peserta telah menerima panduan pelatihan ini beberapa hari sebelum
acara pelatihan dimulai.
• Dengan demikian, peserta akan dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik.
2. Dinamika Kelompok
• Proses pelatihan ini diarahkan untuk menciptakan iklim belajar dalam suatu
kelompok, sehingga semua merasa didengar dan merasa bebas untuk berpartisipasi
aktif.
• Proses pelatihan ini juga dimaksudkan untuk mengenali kebutuhan tiap-tiap
kelompok sehingga semua kelompok dapat menyelesaikan tugas, semangat
kelompok terjaga, dan anggota kelompok dapat memberi masukan sebaik-baiknya.
• Dinamika kelompok yang tinggi akan mengakibatkan struktur kelas yang relatif lebih
bebas. Orang-orang tidak selalu harus duduk di kursi dan menghadap ke depan.
Pengaturan kelas dapat berupa lingkaran, tanpa meja, bahkan di lantai, jika
memungkinkan. Kadang-kadang peserta akan memperoleh kesempatan untuk
berjalan-jalan, bukan hanya di dalam ruangan tertutup, bahkan juga di luar ruangan.
3. Partisipasi
• Proses pelatihan ini diarahkan untuk menjamin agar semua terlibat aktif dalam
penyusunan agenda bersama, berbagi hasil pembelajaran, dan penggunaan
kelompok-kelompok lebih kecil.
• Untuk itu, setiap peserta diharapkan mau dan mampu terlibat dalam proses
pengambilan keputusan sehingga merasa menjadi ‘bagian’ dari keputusan itu dan
merasa wajib melaksanakannya.
• Faktor perasaan setiap peserta menyangkut suatu isu dipandang penting dan, oleh
karenanya, semua peserta dianjurkan untuk mengungkap dan mengangkatnya di
depan umum.
• Peserta dan fasilitator pelatihan perlu menyelesaikan segala konflik yang muncul
secara baik, sehingga semua suara didengar, pandangan baru disertakan, dan tidak
ada yang merasa harus mengalah.
• Setiap orang didorong untuk memberi dan menerima umpan balik sehingga semua
orang yang hadir dapat berkembang dan rintangan kerja kelompok dapat diatasi.
• Evaluasi partisipatif akan digunakan untuk menilai kegiatan pelatihan ini
4. Materi teknis terkait semua sesi akan diberikan diberikan kepada peserta di akhir sesi,
setelah narasumber menyerahkan bahan presentasi kepada fasilitator atau panitia. Bahan-
bahan lainnya mengacu pada buku pedoman KT/KTV yang dibuat secara paralel dengan
modul ini.
Sesi 1:

Pembukaan dan Pencairan Suasana

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

• Saling mengenal sehingga terbangun suasana yang lebih santai dan nyaman untuk
memasuki proses pelatihan;
• Memahami sistematika modul 3 yang akan dijadikan acuan kegiatan;
• Mengenali harapan dan kekhawatiran mereka terkait dengan pelatihan.

Topik yang akan dipelajari:

• Identitas diri peserta


• Pemetaan tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik peserta
• Pemetaan harapan dan kekhawatiran perserta terkait dengan pelatihan

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan

20‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint, LCD


Pembukaan: perkenalan diri dan projector, layar, flipchart,
kontrak belajar papan tulis, spidol, isolasi
15‛ Kegiatan 2: Lembaran fotokopi
Jajak pendapat awal: pemetaan tingkat Pre-test (atau dapat diganti dalam
pengetahuan, sikap, dan keterampilan format google-form), alat tulis
peserta
25‛ Kegiatan 3: Kartu indeks, flipchart,
Curah pendapat: identifikasi harapan papan tulis, spidol, isolasi
dan kekhawatiran peserta
Rincian Kegiatan:

• Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan

Kegiatan 1

• Fasilitator membuka acara dengan memperkenalkan diri dan fasilitator lainnya. Para
peserta diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri secara singkat dengan
menyebutkan nama, asal lembaga, dan jabatan dalam lembaga masing-masing (10‛).
• Fasilitator menjelaskan cakupan topik, tujuan per sesi, dan alokasi waktu dari pelatihan
dua hari ini dan memberi kesempatan bertanya jawab (5‛).
• Fasilitator mengajak peserta membuat kontrak belajar di kelas selama pelatihan yang
merinci aturan bersama, seperti kedatangan harus tepat waktu, dilarang merokok di
kelas, dilarang menerima telepon selama proses pembelajaran, dan hal-hal lainnya sesuai
kesepakatan (5‛).

Kegiatan 2

• Fasilitator menjelaskan bahwa jajak pendapat tertulis akan dilakukan terkait dengan
pengetahuan, sikap, dan praktik peserta menyangkut materi modul 2 ini.
• Fasilitator membagikan fotokopi kuesioner (lihat Lampiran 1) agar peserta dapat
mengisinya (5-10‛).
• Fasilitator merangkum hasil kuesioner secara sekilas (5-10‛).

Kegiatan 3

• Fasilitator menjelaskan pentingnya mengidentifikasi berbagai harapan dan kekhawatiran


terkait dengan pelaksanaan pelatihan ini.
• Untuk itu, fasilitator meminta setiap peserta untuk menentukan apa yang menjadi dua
harapan dan dua kekhawatiran utama mereka dan menuliskan setiap pernyataan pada
secarik kartu indeks.
• Fasilitator membagikan empat kartu indeks kepada setiap peserta untuk ditulisi (5-10‛).
• Fasilitator mengajak satu-dua peserta untuk membantu menyusun dan mengelompokkan
kartu indeks pada kertas flipchart di papan tulis.
• Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan harapan dan kekhawatiran yang
teridentifikasi dan antisipasi yang diperlukan (10-15‛).
Sesi 2:

Rekayasa Sosial untuk Perencanaan

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

• Memahami konsep rekayasa sosial yang terkait dengan program KT/KTV;


• Mengetahui strategi mengintegrasikan rekayasa sosial dalam perencanaan dan
pelaksanaan KT/KTV.

Topik yang akan dipelajari:

• Konsep rekayasa sosial.


• Pendekatan perencanaan partisipatif.
• Strategi penerapan rekayasa sosial.

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan

15‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint, LCD


Penjelasan tentang konsep rekayasa projector, layar, flipchart,
sosial dan strateginya. papan tulis, spidol, isolasi
30‛ Kegiatan 3: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop
Kerja kelompok: pembahasan strategi
penerapan rekayasa sosial dalam
perencanaan partisipatif.
15‛ Kegiatan 4: LCD projector, layar, flipchart
Pleno: presentasi hasil diskusi kerja
kelompok.

Rincian Kegiatan:

• Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan


• Memperkenalkan narasumber yang mengisi dalam sesi ini.
• Menyampaikan materi presentasi tentang rekayasa sosial dan strateginya.
• Mendampingi proses diskusi kelompok.
• Memfasilitasi pembulatan pemahaman dalam sesi diskusi pleno.

Kegiatan 1

• Fasilitator memperkenalkan narasumber tentang rekayasa sosial dan strateginya, serta


hal umum yang akan disampaikan oleh narasumber (3‛).
• Narasumber menyampaikan materi berupa bahan presentasi kepada semua peserta (10‛).
• Fasilitator membuat kesimpulan sementara dari bahan presentasi narasumber (2‛).

Kegiatan 2

• Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok yang terdiri dari 6-8 peserta secara acak
(5‛).
• Fasilitator mendampingi masing-masing kelompok dalam membahas kertas kerja berikut
berdasarkan kasus yang diberikan oleh narasumber (22‛).

Strategi rasional-empiris Strategi normatif-edukatif Strategi kekuasaan-pemaksaan

• Kelebihannya? • Kelebihannya? • Kelebihannya?


• Kelemahannya? • Kelemahannya? • Kelemahannya?
• Bagaimana dampaknya • Bagaimana dampaknya • Bagaimana dampaknya
kepada masyarakat? kepada masyarakat? kepada masyarakat?

• Fasilitator mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk ditampilkan pada sesi diskusi
pleno (3‛).

Kegiatan 4

• Fasilitator meminta salah satu perwakilan kelompok yang bersedia untuk


mempresentasikan hasil diskusi kelompok kertas kerja 1 (7‛).
• Fasilitator mempersilahkan peserta yang lain untuk menanggapi, bertanya dan
memberikan masukan (5‛).
• Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi sesi ini dan menegaskan kembali maksud dan
tujuan dari sesi ini (3‛).
Sesi 3:

Teknik Pemetaan Sosial

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

• Memahami konsep dan teknik pemetaan sosial.


• Mampu melaksanakan teknik pemetaan sosial dalam perencanaan KT/KTV.

Topik yang akan dipelajari:

• Konsep metode pemetaan sosial.


• Praktik menerapkan teknik pemetaan sosial.

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam 30 menit

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan

20‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint, LCD


Penjelasan tentang metode dan teknik projector, layar, flipchart,
pemetaan sosial papan tulis, spidol, isolasi
55‛ Kegiatan 2: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop
Bermain peran: simulasi penggunaan
teknik pemetaan sosial dalam
perencanaan KT/KTV
15‛ Kegiatan 3: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop,
Curah pendapat: kendala dan solusi layar
penerapan teknik pemetaan sosial
Rincian Kegiatan:

• Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan


• Memperkenalkan narasumber yang mengisi dalam sesi ini.
• Menyampaikan materi presentasi tentang metode dan teknik pemetaan sosial.
• Mendampingi proses diskusi kelompok.
• Memfasilitasi pembulatan pemahaman dalam sesi diskusi pleno.

Kegiatan 1

• Fasilitator memperkenalkan narasumber tentang metode dan teknik pemetaan sosial,


serta hal umum yang akan disampaikan oleh narasumber (2‛).
• Narasumber menyampaikan materi berupa bahan presentasi kepada semua peserta (10‛).
• Fasilitator membuat kesimpulan sementara dari bahan presentasi narasumber (3‛).

Kegiatan 2

• Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok untuk bermain peran. Kelompok 1 terdiri
dari unsur perencana/pelaksana KT/KTV (maksimal 3 orang), dan kelompok 2 terdiri dari
unsur di tingkat komunitas (diantaranya: tokoh masyarakat/agama/RT/RW, ibu rumah
tangga, pekerja sektor formal, pekerja sektor informal, dan aparat desa/kelurahan).
Sementara sisa peserta akan menjadi observer atau pengamat dari simulasi bermain peran
ini (5‛).
• Kelompok 1 bermain peran dengan skenario memfasilitasi pembuatan rencana KT/KTV
bersama masyarakat dengan menggunakan teknik pemetaan sosial. Permainan peran ini
dimulai dengan menampilkan peta lingkungan yang termasuk delineasi lokasi KT/KTV.
Kelompok 2 mengikuti arahan dari fasilitator di kelompok 1 untuk melengkapi peta
dengan komponen dengan memberikan simbol tertentu: (30‛)
o Lokasi rumah kumuh
o Titik sumber air bersih
o Saluran air kotor
o Fasilitas sosial warga (misalnya tempat bermain anak)
o Kios pedagang kecil
o Dll
• Setelah permainan peran, fasilitator mengajak peserta berdiskusi dengan pemicu sebagai
berikut: (15‛)
o Apakah para pemeran dapat memahami tujuan pemetaan sosial dalam
perencanaan KT/KTV yang diperankan?
o Bagaimana observer atau pengamat melihat kemungkinan permainan peran
tersebut terjadi juga di lapangan?
o Pihak mana dalam masyarakat yang seharusnya paling proaktif dalam metode
pemetaan sosial ini? Mengapa?
• Fasilitator menyimpulkan pentingnya menerapkan metode pemetaan sosial ini untuk
meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap rencana KT/KTV (5‛).

Kegiatan 3

• Fasilitator meminta peserta untuk mengidentifikasi apa saja kesulitan dalam


melaksanakan metode pemetaan sosial ini dan bagaimana mengatasinya (5‛).
• Fasilitator mempersilahkan peserta yang lain untuk menanggapi, bertanya dan
memberikan masukan (5‛).
• Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi sesi ini dan menegaskan kembali maksud dan
tujuan dari sesi ini (5‛).
Sesi 4:

Teknik Sungai Kehidupan

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

• Memahami konsep dan teknik sungai kehidupan.


• Mampu melaksanakan teknik sungai kehidupan dalam perencanaan KT/KTV.

Topik yang akan dipelajari:

• Konsep metode sungai kehidupan.


• Praktik menerapkan teknik sungai kehidupan.

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam 30 menit

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan

20‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint, LCD


Penjelasan tentang metode dan teknik projector, layar, flipchart,
sungai kehidupan papan tulis, spidol, isolasi
55‛ Kegiatan 2: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop
Bermain peran: simulasi penggunaan
teknik sungai kehidupan dalam
perencanaan KT/KTV
15‛ Kegiatan 3: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop,
Curah pendapat: kendala dan solusi layar
penerapan teknik sungai kehidupan

Rincian Kegiatan:

• Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan


• Memperkenalkan narasumber yang mengisi dalam sesi ini.
• Menyampaikan materi presentasi tentang metode dan teknik sungai kehidupan.
• Mendampingi proses diskusi kelompok.
• Memfasilitasi pembulatan pemahaman dalam sesi diskusi pleno.

Kegiatan 1

• Fasilitator memperkenalkan narasumber tentang metode dan teknik sungai kehidupan,


serta hal umum yang akan disampaikan oleh narasumber (2‛).
• Narasumber menyampaikan materi berupa bahan presentasi kepada semua peserta (10‛).
• Fasilitator membuat kesimpulan sementara dari bahan presentasi narasumber (3‛).

Kegiatan 2

• Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok untuk bermain peran. Kelompok terdiri
dari unsur-unsur dalam masyarakat: (5‛)
o Kelompok 1: ibu rumah tangga (4 – 5 orang)
o Kelompok 2: pekerja sektor formal/karyawan/PNS (4 – 5 orang)
o Kelompok 3: pekerja sektor informal/pedagang/buruh harian (4 – 5 orang)
o Kelompok 4: pemuda/pelajar/mahasiswa (4 – 5 orang)
o Kelompok 5: lansia dan penyandang disabilitas (4 – 5 orang)
o Sisa peserta akan menjadi observer atau pengamat dari simulasi bermain peran ini.
• Masing-masing kelompok bermain dengan skenario peran berdasarkan kelompok untuk
menggambarkan perjalanan hidupnya seperti sebuah sungai. Di sungai itu ada subyek
yang diminta menggambar yang bisa diibaratkan sebagai barang atau benda yang ada di
sungai, seperti: kayu, kapal, ikan, kepiting, cumi-cumi, atau sebagainya (pemilihan
personifikasi ini juga menjadi gambaran psikologis dari si subyek tersebut). Intinya di
aliran sungai itu subyek individual yang sedang “mengarungi sungai”. Masing-masing
kelompok mengikuti arahan dari fasilitator untuk melengkapi sungai tersebut dengan
komponen dengan memberikan simbol tertentu: (30‛)
o Perjalanan hidup yang menyangkut tentang keluarga, teman, pendidikan, dan
pekerjaan.
o Masalah terberat yang penah dilalui atau yang sedang dihadapi.
o Solusi dari permasalahan itu.
o Hobi, keinginan, dan prestasi.
o Rencana atau gambaran hidup yang lebih baik.
• Setelah permainan peran, fasilitator mengajak peserta berdiskusi dengan pemicu sebagai
berikut: (15‛)
o Apakah para pemeran dapat memahami tujuan sungai kehidupan dalam
perencanaan KT/KTV yang diperankan?
o Bagaimana observer atau pengamat melihat kemungkinan permainan peran
tersebut terjadi juga di lapangan? Apakah ada perbedaan antar kelompok
masyarakat tertentu dalam konteks perjalanan kehidupannya? Apakah
perbedaan-perbedaan ini penting untuk diakomodasi dalam rencana KT/KTV?
o Kelompok mana dalam masyarakat yang paling terdampak pembangunan
KT/KTV? Mengapa?
• Fasilitator menyimpulkan pentingnya menerapkan metode pemetaan sosial ini untuk
meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap rencana KT/KTV (5‛).

Kegiatan 3

• Fasilitator meminta peserta untuk mengidentifikasi apa saja kesulitan dalam


melaksanakan metode sungai kehidupan ini dan bagaimana mengatasinya (5‛).
• Fasilitator mempersilahkan peserta yang lain untuk menanggapi, bertanya dan
memberikan masukan (5‛).
• Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi sesi ini dan menegaskan kembali maksud dan
tujuan dari sesi ini (5‛).
Sesi 5:

Teknik Diagram Venn

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

• Memahami konsep dan teknik diagram venn.


• Mampu melaksanakan teknik diagram venn dalam perencanaan KT/KTV.

Topik yang akan dipelajari:

• Konsep metode diagram venn.


• Praktik menerapkan teknik diagram venn.

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam 30 menit

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan

20‛ Kegiatan 1: Presentasi PowerPoint, LCD


Penjelasan tentang metode dan teknik projector, layar, flipchart,
diagram venn papan tulis, spidol, isolasi
40‛ Kegiatan 2: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop
Bermain peran: simulasi penggunaan
teknik diagram venn dalam
perencanaan KT/KTV
15‛ Kegiatan 3: Lembaran fotokopi
Jajak pendapat akhir: pemetaan tingkat Post-test (atau dapat diganti dalam
dampak pelatihan terhadap format google-form), alat tulis
pengetahuan, sikap, dan keterampilan
peserta
15‛ Kegiatan 4: Papan tulis, spidol, isolasi, laptop,
Curah pendapat: kendala dan solusi layar
penerapan teknik diagram venn
Rincian Kegiatan:

• Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan


• Memperkenalkan narasumber yang mengisi dalam sesi ini.
• Menyampaikan materi presentasi tentang metode dan teknik diagram venn.
• Mendampingi proses diskusi kelompok.
• Memfasilitasi pembulatan pemahaman dalam sesi diskusi pleno.

Kegiatan 1

• Fasilitator memperkenalkan narasumber tentang metode dan teknik diagram venn, serta
hal umum yang akan disampaikan oleh narasumber (2‛).
• Narasumber menyampaikan materi berupa bahan presentasi kepada semua peserta (10‛).
• Fasilitator membuat kesimpulan sementara dari bahan presentasi narasumber (3‛).

Kegiatan 2

• Fasilitator membuat 1 kelompok yang terdiri dari unsur di tingkat komunitas


(diantaranya: tokoh masyarakat/agama/RT/RW, ibu rumah tangga, pekerja sektor formal,
pekerja sektor informal, dan aparat desa/kelurahan). Sementara sisa peserta akan menjadi
observer atau pengamat dari simulasi bermain peran ini (5‛).
• Fasilitator memandu diskusi bersama kelompok dengan menggunakan media kertas
plano yang di tengah-tengah kertas ditulis: “rumah kumuh” atau “keluarga miskin”.
• Kemudian kelompok diminta untuk mengidentifikasi aktor-aktor yang terlibat dalam
upaya penanggulangan kemiskinan atau pemukiman kumuh. Setelah itu anggota
kelompok berdiskusi untuk menuliskan nama aktor-aktor tersebut dalam 3 ukuran
kertas/kartu: (15‛)
o Kartu besar, jika pengaruh aktor tersebut sangat besar dalam upaya
penanggulangan kemiskinan atau pemukiman kumuh.
o Kartu sedang, jika pengaruh aktor tersebut hanya sedang-sedang saja dalam
upaya penanggulangan kemiskinan atau pemukiman kumuh.
o Kartu kecil, jika pengaruh aktor tersebut sangat kecil dalam upaya
penanggulangan kemiskinan atau pemukiman kumuh.
• Selanjutnya, setelah semua aktor tertulis pada masing-masing kartu berdasarkan ukuran
tertentu, peserta berdiskusi untuk menempelkan tiap kartu pada kertas plano yang di
tengah-tengah kertas bertuliskan: “rumah kumuh” atau “keluarga miskin”, dengan
ketentuan: (15‛)
o Semakin dekat jarak ke tulisan “rumah kumuh” atau “keluarga miskin”, maka
semakin mudah aktor tersebut diakses oleh keluarga miskin untuk mengatasi
masalah kekumuhan yang mereka alami.
o Semakin jauh jarak ke tulisan “rumah kumuh” atau “keluarga miskin”, maka
semakin sulit aktor tersebut diakses oleh keluarga miskin untuk mengatasi
masalah kekumuhan yang mereka alami.
• Setelah permainan peran, fasilitator mengajak peserta berdiskusi dengan pemicu sebagai
berikut: (15‛)
o Apakah para pemeran dapat memahami tujuan metode diagram venn dalam
perencanaan KT/KTV yang diperankan?
o Bagaimana observer atau pengamat melihat kemungkinan permainan peran
tersebut terjadi juga di lapangan?
o Apakah ada perbedaan antar kelompok masyarakat tertentu dalam konteks
sikapnya terhadap pemukiman kumuh? Apakah perbedaan-perbedaan ini
penting untuk diakomodasi dalam rencana KT/KTV?
o Apa yang disadari oleh masyarakat dengan penggunaan metode diagram venn
ini? Mengapa demikian?
• Fasilitator menyimpulkan pentingnya menerapkan metode diagram venn ini untuk
meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap rencana KT/KTV (5‛).

Kegiatan 3

• Fasilitator menjelaskan bahwa jajak pendapat tertulis akan dilakukan terkait dengan
perubahan pengetahuan, sikap, dan praktik peserta menyangkut materi modul 3 ini.
• Fasilitator membagikan fotokopi kuesioner (lihat Lampiran 1) agar peserta dapat
mengisinya (5-10‛).
• Fasilitator merangkum hasil kuesioner secara sekilas (5-10‛).

Kegiatan 4

• Fasilitator meminta peserta untuk mengidentifikasi apa saja kesulitan dalam


melaksanakan metode diagram venn ini dan bagaimana mengatasinya (5‛).
• Fasilitator mempersilahkan peserta yang lain untuk menanggapi, bertanya dan
memberikan masukan (5‛).
• Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi sesi ini dan menegaskan kembali maksud dan
tujuan dari sesi ini (5‛).
KESIMPULAN

Modul 3 ini memberikan pemahaman teknis tentang pentingnya strategi rekayasa sosial dan
perubahan terencana dalam rangka meningkatkan dukungan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan KT/KTV. Modul ini kiranya dapat menjadi bagi pemangku kepentingan di tingkat
daerah, khususnya pihak pengemban tugas yang akan terlibat aktif dalam setiap tahapan
KT/KTV.

Modul ini akan dilanjutkan pada pembahasan modul 4, yakni mengupayakan pelibatan
masyarakat secara lebih optimal dalam proses pemantuan dan pengawasan KT/KTV. Dengan
sudah dipahaminya strategi rekayasa sosial beserta beberapa contoh teknik dan metodenya,
tentunya akan lebih mudah untuk melibatkan masyarakat dalam tahap-tahap KT/KTV
selanjutnya.

Saran dan masukan untuk perbaikan modul ini dapat disampaikan kepada Direktorat KTPP,
Kementerian ATR BPN.

Anda mungkin juga menyukai