Anda di halaman 1dari 39

Modul Pelatihan Interpersonal Communication

Modul Pelatihan Interpersonal Communication


-
-
-
-

1|P age
Modul Pelatihan Interpersonal Communication

MODUL PELATIHAN
Interpersonal Communication

UNTUK SIAPA PANDUAN INI?

- Berguna untuk fasilitator atau pelatih yang belum pernah memfasilitasi suatu

kegiatan pelatihan sebelumnya, terutama dalam pelatihan Interpersonal

Communication.

- Trainer atau fasilitator profesional untuk pengayaan materi ,

pemberian materi mengenai kemampuan-kemampuan komunikasi dan

penambahan pengalaman pelatihan dalam Komunikasi Interpersonal.

- Peserta pelatihan Interpersonal Communication yang berusia 19-25 tahun

sebagai pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan diri sendiri dan

menguasai kemampuan komunikasi interpersonal yang baik.

Rincian Sesi-Sesi Pelatihannya...

Setiap sesi dari pelatihan Komunikasi Interpersonal akan dideskripsikan

dengan penyampaian materi oleh fasilitator dan disertai dengan deskripsi

aktivitas yang akan dilakukan di kelas pelatihan. Sedangkan lama waktu dari

Pelatihan Interpersonal Comunication ini adalah selama tiga ( tiga ) minggu.

Dimana setiap minggunya terdiri dari 2 ( dua ) sesi pelatihan.

Penyajian materi pokok oleh fasilitator dirinci ke dalam beberapa bagian

materi setiap sesinya. Kemudian penjelasan lebih jauh dan mendalam akan

dijabarkan oleh fasilitator mengenai Komunikasi Interpersonal di kelas pleatihan.

Detailnya topik-topik pokok tersebut adalah sebagai berikut:

2|P age
Modul Pelatihan Interpersonal Communication
Minggu I

Sesi 1 : Pembukaan, Perkenalan dan Ice Breaking

Sesi 2 : Perspektif Revolusi Interpersonal Communnication

Minggu II

Sesi 3 : Dasar Komunikasi, Komunikator, Masalah Hubungan Interpersonal

Sesi 4 : Menciptakan dan Memulai Work Communication Interpersonal

Apa Saja Bahan-Bahan Yang Dibutuhkan?

- Kartu tanda nama untuk peserta pelatihan

- Spidol berwarna sebanyak mungkin

- Alat tulis berupa pena dan kertas (hvs)

- Sebuah komputer yang dapat dipergunakan untuk presentasi

- Proyektor dan Layar Proyektor untuk menampilkan materi pada infocus atau

dinding.

- Sebuah meja untuk meletakkan materi dan dokumentasi

- Speaker untuk mengeluarkan suara agar tedengar jelas

- Camera untuk mengambil gambar atau video selama pelatihan

Apa Metode Pengajaran Di Kelasnya ?

1. Pembahasan kasus

Fasilitator akan membahas kasus mengenai Komunikasi Interpersonal

berdasarkan materi yang dibuat lalu juga akan memberikan contoh kberupa

kasus yang sering dialami oleh para peserta.

3|P age
Modul Pelatihan Interpersonal Communication
2. Games

Untuk mencairkan suasana, fasilitator akan melakukan beberapa permainan

yang membutuhkan kerja sama antar anggota yang berhubungan dengan

komunikasi interpersonal

3. Latihan

Latihan yang akan dicobakan oleh fasilatator kepada para peserta pelatihan

adalah wawancara. Peserta latihan akan diminta untuk membuat team dengan

1 team berisikan 2 orang lalu, dua orang tersebut akan saling mewawancari.

4. Presentasi

Fasilitator diharapkan dapat menjelaskan materi degan presentasi yang jelas

dan baik lalu dapat menyimpulkannya di akhir persentasi.

5. Diskusi Partisipatoris

Setelah pembahasan materi, fasilitator akan memberikan pertanyaan atau

pernyataan yang akan didiskusikan setiap kelompoknya. Selain itu, kelompok

lain dapat menyanggah diskusi dari suatu kelompok

6. Tanya Jawab

Fasilitator akan memberikna waktu bagi peserta untuk bertanya mengenai


Komunikasi Interpersonal lalu fasilitator akan menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut.

4|P age
Modul Pelatihan Interpersonal Communication
Apa saja bahan-bahan yang perlu dipersiapkan?

- Pastikan bahwa semua telah dipersiapkan sebelum memulai sebuah sesi.

- Pastikan bahwa alat tulis-menulis, spidol, proyektor , speaker, serta camera

sudapt dapat berfungsi dengan baik dan benar

- Pastikan bahwa seluruh peserta sudah menggunakan kartu tanda pengenal

sebelum memulai sesi

- Perhatikan waktu yang telah digunakan.

Fasilitas pelatihannya?

- Hampir seluruh kegiatan pelatihan ini melibatkan kegiatan kelompok

kecil.

- Aturlah ruangan sehingga 2 peserta yang membentuk kelompok tadi dapat

duduk secara berhadapan , namun tetap dapat mendengar dan melihat

fasilitator.

- Sediakan pena dan kertas untuk kegiatan kelompok.

- Tempat pelatihan yang ideal adalah ruangan yang baik dan tenang

sehingga tidak terganggu oleh suara-suara yang mengganggu dari luar.

Fasilitasi

- Interaksi anatr peserta pelatihan merupakan hal yang sangat penting untuk

partisipasi peserta pelatihan.

- Pembelajaran akan optimum jika para peserta mampu berbagi

pengetahuan dan menerapkan pengalaman mereka dalam memahami

konsep-konsep baru yang diperkenalkan. Latihan dan kerja kelompok

dimaksudkan untuk memenuhi maksud itu.

5|P age
Modul Pelatihan Interpersonal Communication

- Cara terbaik agar pelatihan terlihat aktif adalah dengan para peserta

mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau membagi pengalamannya menganai

kegiatan komunikasi interpsesonal ini.

- Di awal kegiatan, penyelenggara akan memberitahukan mengenai tujuan dan

manfaat kegiatan Pelatihan Komunukasi Interpersonal ini dan menjelaskan

mengenai kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama pelatihan ini.

- Agar partisipasi peserta dapat maksimum, fasilitator perlu merespon

kebutuhan-kebutuhan yang mereka ekspresikan sepanjang pelatihan.

Petunjuk untuk Peserta

1. Persiapan

Seluruh peserta sudah menerima panduan mengenai kegiatan

pelatihan tersebut sehingga pada hari penyele nggaraan, semua

peserta sudah siap untuk mengikuti pelatihan.

2. Dinamika Kelompok

Proses pelatihan ini diarahkan untuk menciptakan iklim belajar dalam

suatu kelompok kecil , sehingga semua merasa didengar dan merasa bebas

untuk berpartisipasi aktif.

Proses pelatihan ini juga dimaksudkan untuk saling menghargai pendapat tia-

tiap anggota kelompok, diharapkan juga untuk saling mendengar satu sama

lain, menjaga kerjasama antar anggota kelompok dan untuk saling menghargai

pendapat masing-masing.

Dinamika kelompok yang tinggi akan mengakibatkan struktur kelas yang

relatif lebih bebas. Para peserta tidak diminta untuk dalam keadaan yang

formal, sesekali di saat-saat tertentu, peserta dapat berpindah posisi ketempat

lain namun tetap diharapkan dalam suasana yang tenang dan kondusif.

6|P age
Modul Pelatihan Interpersonal Communication

3. Partisipatoris

Proses pelatihan ini diarahkan untuk menjamin agar semua perseta pelatihan

terlibat aktif , dapat berbagi pengalaman dan pelajaran dan dapat bekerja

dalam kelompok kecil.

Untuk itu, setiap peserta diharapkan mau dan mampu terlibat dalam

proses pengambilan keputusan sehingga merasa menjadi ‘bagian’ dari

keputusan itu dan merasa wajib melaksanakannya.

Peserta dan faslitator pelatihan perlu menyelesaikan segala konflik yang

muncul secara baik, sehingga semua suara dapat didengar, dan tidak ada yang

merasa harus mengalah.

Setiap peserta peltihan didorong untuk memberi dan menerima umpan

balik sehingga semua peserta yang hadir dapat berkembang dan menerima

pelatihan dengan baik dan benar.

Evaluasi partisipatoris akan digunakan untuk menilai kegiatan pelatihan ini.

7|P age
Sesi 1:
Pembukaan, Perkenalan dan Ice Breaking

Tujuan:

Pada akhir sesi para peserta akan:

o Saling membangun ikatan pertemanan, mengenal satu dengan yang lain,

sehingga terbangun suasana yang lebih santai dan nyaman untuk

memasuki proses pelatihan;

o Memahami sistematika pelatihan selama dua hari;

o Mengenali ekspetasi dan kecemasan mereka terkait dengan pelatihan.

Topik yang akan dipelajari:

o Identitas diri peserta

o Pemetaan tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik peserta

o Pemetaan ekspetasi dan kecemasan perserta terkait dengan pelatihan

Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam 30 menit

Agenda
Durasi kegiatan Apa yang dibutuhkan

10’ Kegiatan 1: Presentasi power point,


Pengenalan diri dan kontrak lcd, layar, flipchart, papantulis, kertasi
belajar

15’ Kegiatan 2: Lembar fotokopi kuesioner, alat tulis


Jajak pendapat awal;
pemetaan tingkat
pengetahuan, sikap, dan
praktik peserta

15’ Kegiatan 3: Kartu indeks, alat tulis, papan tulis,


Curah pendapat: ekspetasi spidol
dan kecemasan peserta

8|P age
Rincian Kegiatan:

 Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan

Kegiatan 1

 Fasilitatir pelatihan memperkenalkan diri beserta rekan-rekan lainnya

terlebih dahulu.

 Para peserta diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri secara

singkat dengan menyebutkan nama, asal universitas, dan jurusan

(5‛),

 Perkenalan melalui permainan tembak kertas, dimana peserta melempar

gulungan kertas kepada peserta lainnya, peserta yang melempar kertas

mendatangi peserta yang terkena kertas dan mengajak ‚tos‛ lalu berkara

‚mari kenalan‛ peserta yang terkena kertas harus memperkenalkan diri

dengan mengawali kalimat ‚saya bahagia, perkenalkan nama saya rio

(misal namanya adalah rio putra), dan lain-lain mengenai dirinya, setelah

selesai peserta lain menyapa dengan menyebutkan ‚hai rio, selalu

bahagia, ayo lempar kertasny‛ maka rio melempar kertas yang tadi

kepada peserta lain sambil berkata, mendadangi peserta lain yang terkena

lemparan, mengajak ‚tos‛ dan mengatakan ‚mari kenalan‛ seperti yang

tadi, begitu selanjutnya.

 Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk bergantian

melempar kertas hingga selesai (25‛).

 Fasilitator menjelaskan cakupan topik, tujuan per sesi, dan alokasi waktu

dari pelatihan dua hari ini dan memberi kesempatan bertanya jawab (5‛).

 lalu menyampaikan kontrak belajar yang disetujui bersama dengan

peserta pelatihan selama pelatihan berlangsung, peserta mengangkat

tangan dan memberikan pendapat mengenai larangan dan saran

menganai keberlangsungan platihan, masukan harus disampaikan

dengan sopan(10’)

9|P age
Kegiatan 2

 Fasilitator menjelaskan bahwa jajak pendapat tertulis akan dilakukan

terkait dengan pengetahuan, sikap, dan praktik peserta menyangkut

Kewirausahaan.

 Fasilitator membagikan fotokopi kuesioner (lihat Lampiran 1)

agar peserta dapat mengisinya. Setelah kuesioner terkumpul, fasilitator

merangkum hasil kuesioner secara sekilas (5‛).

Kegiatan 3

 Fasilitator menjelaskan pentingnya mengidentifikasi berbagai ekspetasi

dan kecemasan terkait dengan pelaksanaan pelatihan ini.

 Untuk itu, fasilitator meminta setiap peserta untuk menentukan apa

yang menjadi ekspetasi dan kecemasan utama mereka dan

menuliskan setiap pernyataan pada kertas hvs yang diberikan.

 Fasilitator membagikan dua kartu indeks kepada setiap peserta

untuk ditulisi (5-10‛).

 Masing-masing peserta membacakan dengan singkat apa yang mereka

tulis, dan setiap hal yang berbeda di tuliskan di papan tulis lalu fasilitator

mengajak pesrta mendiskusikan hal yang terindifikasi dan antisipasi yang

diperlukan (25-30‛).

10 | P a g e
Sesi 2:
Perspektif Revolusi Interpersonal Communnication

Tujuan :

Pada sesi 2 ini peserta akan :

 Peserta mampu mengetahui atau memahami konsep-konsep serta

perspektif dari Interpersonal Communication / Komunikasi

Interpersonal baik secara teoritis maupun empiris.

Topik yang akan dipelajari :

a. Pengertian Interpersonal Communication

b. Peranan Interpersonal Communication

c. Macam-macam Interpersonal Communication

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Interpersonal Communication

e. Alat ukur yang digunakan pada Interpersonal Communication

f. Unsur-unsur Interpersonal Communication

Metode :

1. Penyampaian materi

2. Diskusi antar kelompok

Total waktu yang dibutuhkan 1 jam 15 menit

Agenda
Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan
30’ Kegiatan 1 : Presentasi PowerPoint,
Pengertian Interpersonal Communication dan LCD projector, layar,
peranan Interpersonal Communication microphone
30’ Kegiatan 2 : Presentasi PowerPoint,
Macam-macam Interpersonal Communication LCD projector, layar,
dan faktor-faktor yang mempengaruhi microphone
Interpersonal Communication
35’ Kegiatan 3 : Presentasi PowerPoint,
Peranan Interpersonal Communication dan LCD projector, layar,
unsur-unsur Interpersonal Communication microphone

11 | P a g e
Materi ajar yang dijadikan acuan pada sesi – 2

1. Sifat Dasar dan Perkembangan Interpersonal Communication, mencakup :

Siapakah yang disebut sebagai seorang komunikasi interpersonal? Apa yang

dimaksud dengan komunikasi interpersonal? Dan bagaimana proses

Interpersonal Communication tersebut?

2. Komunikasi Interpersonal (Interpersonal Communication)

Definisi :

Interpersonal Communication dalam perspektif ini dapat didefinisikan

sebagai proses menciptakan sesuatu yang unik, berbagi makna dan

berdampak pada bagaimana visual (gambar) tersebut dapat dipantulkan

melalui pikiran seseorang. Teori Interpersonal Communication sering

digambarkan melalui sebiah permainan dan banyak dari para ahli

menggambarkan melalui permainan, bahasa, aturan tertentu dan perilaku

permainan itu sendiri.

Griffin menggambarkan Interpersonal Communication dalam sebuah

metafora permainan yaitu komunikasi sebagai Bowling, komunikasi sebagai

Ping-Pong dan komunikasi sebagai permainan Charades (Griffin, 2006: 52-53)

Dan menurut Effendi yang dikutip Liliweri (1991) komunikasi interpersonal

adalah komunikasi antara seorang komunikator dan seorang komunikan

yang sangat efektif dalam upaya mengubah sifat, pendapat dan perilaku

seseorang karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan dan arus balik

yang bersifat langsung dimana komunikan pada saat itu juga pada saat

komunikasi berlangsung.

12 | P a g e
3. Peranan Interpersonal Communication

Menurut Supratiknya (2000) ada beberapa peranan yang diberikan

oleh Interpersonal Communication yaitu : (1) Interpersonal Communication

membantu kemampuan intelektual (2) Identitas atau jati diri terbentuk lewat

komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain (3) Membantu individu

dalam memahami realitas di sekeliling individu serta menguji kebenaran

kesan-kesan dan oengertian yang dimiliki tentang dunia disekitar (4)

Kesehatan mental sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi

atau hubungan dengan orang lain.

4. Macam – Macam Interpersonal Communication

Menurut Effendi terdapat dua macam Interpersonal Communication :

a. Komunikasi diadik (Dyadic Communication)

komunikasi interpersonal yang berlangsung antara dua orang yakni

adalah komunikator yang menyampaikan pesan dari seorang lagi

komunikan yang menerima pesan, oleh karena itu perilaku

komunikasinya dua orang, maka dialog terjadi secara intens dan

komunikator memusatkan perhatiannya kepada komunikan seorang

itu

b. Komunikasi triadic (Triadik Communication)

Komunikasi interpersonal yang pelakunya terdiri dari 3 orang yakni

seorang komunikator dan dua orang komunikan, jika dibandingkan

dengan komunikasi diadik, maka komunikasi diadik lebih efektif

karena komunikator memusatkan perhatiannya kepada seorang

komunikan sehingga ia dapat menguasai frame of reference (kerangka

acuan)

13 | P a g e
5. Faktor – Faktor Interpersonal Communication

Rahmat (2005) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

Interpersonal Communication adalah :

a. Persepsi Interpersonal

Pengalaman tentang manusia, perasaan atau hubungan-hubungan

yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menyampaikan

pesan

b. Konsep Diri

Pandangan seseorang dalam perasaan tentang dirinya, konsep diri

sangat mempengaruhi Interpersonal Communication

c. Atraksi Interpersonal

Suatu kesukaan pada orang lain, sikap positif, daya Tarik yang dapat

memperbesar kecenderungan seseorang untuk berkomunikasi dengan

orang lain

d. Hubungan Interpersonal

setiap melakukan komunikasi bukan hanya menyampaikan isi pesan

tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonal

6. Alat ukur yang digunakan pada Interpersonal Communication

Skala Interpersonal Communication yang dikemukakan oleh Devito yang

diadaptasi dari penelitian (Hidayah, 2007) skala ini memiliki jumlah 47 item

yang diadaptasi dan dimodifikasi oleh penelitian sehingga berjumlah 45 item.

7. Proses Interpersonal Communication

Definisi yang dikutip dari Philip Kotler dalam bukunya Marketing

Management (Effendu 2001:18) yang mengacu pada paradigm Harold

Lasswell. Terdapat unsur-unsur komunikasi dalam proses komunikasi yaitu :

14 | P a g e
a. Sender adalah komunikator yang menyampaikan pesan kepada

seseorang atau sejumlah orang

b. Encoding disebut penyandian, yakni proses pengalihan pikiran

kedalam bentuk lambing

c. Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna

yang disampaikan oleh komunikator

d. Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari

komunikator kepada komunikan

e. Decoding disebut juga penyandian, yaitu proses dimana komunikan

menetapkan makna pada lambing yang disampaikan oleh

komunikator kepadanya

f. Receiver adalah komunikan yang menerima pesan dari komunikator

g. Response adalah tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan

setelah diterima pesan

h. Feedback adalah umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila

pesan tersampaikan kepada komunikator

i. Noise adalah gangguanyang tak terencana, terjadi dalam proses

komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan

yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator

kepadanya

Pola Pikir Interpersonal Communication

Tujuan :

Interpersonal Communication mempunyai beberapa tujuan antara lain (Devito,

1997:245) :

15 | P a g e
a. Mengurangi Kesepian

kontak dengan sesame mausia akan mengurangi kesepian, adakalanya kita

mengalami kesepian karena secara fisik kita sendirian. Meskipun bersama

orang lain, kita mempunyai kebutuhan yang terpenuhi

b. Mendapatkan Rangsangan

manusia membutuhkan rangsangan untuk berkomunikasi, manusia akan

mengalami kemunduran dan bisa mati apabila tidak adanya rangsangan

antar manusia

c. Mendapatkan Pengetahuan Diri

sebagian besar melalui kontak dengan sesama munsia, kita belajar mengenai

diri kita sendiri. Persepsi diri kita sangat dipengaruhi oleh apa yang kita

yakini dan pikiran orang tentang kita

d. Memaksimalkan Kesenangan dan Meminimalkan Penderitaan

membina hubungan dan alasan yang dapat mencakup semua alasan lainnya

adalah kita berusaha berhubungan dengan manusia lain untuk

memaksimalkan kesenangan kita dan meminomalkan penderitaan

Efektivitas Interpersonal Communication

Interpersonal Communication yang efektif adalah penting bagi anggota organisasi

yang diharapkan dapat membawa hasil pertukaran informasi dan saling pengertian

(mutual understanding).

Contoh Kasus Interpersonal Communication

Kasus yang 1 : Intropeksi Diri

Komunikasi intrapersonal juga digunakan dalam memperbaiki diri sendiri

misalnya dalam berintropeksi. Ketika seseorang dirufung berbagai masalah maka ia

akan merenungkan kesalahan apa saja yang pernah dibuat olehnya.

16 | P a g e
Komunikasi intrapersonal dilakukan untuk merenungkan diri, memaafkan

masa lalu, dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Komunikasi intrapersonal juga

membangun rasa optimis dalam diri sendiri untuk mencapai perubahan diri yang

lebih baik lagi dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Kasus yang ke-2 : Komunikasi di Lingkungan Masyarakat

Ketika seseorang ingin membeli baju baru maka ia pergi ke took baju yang

diinginkannya. Akan tetapi ketika sampai di lokasi ada beberapa baju yang ia suka,

hati pun terasa bimbang untuk memilih baju mana yang akan ia beli. Hal ini terjadi

komunikasi intrapersonal dimana orang yang ingin membeli bajutersebut berpikir

untuk memilih baju yang mana yang ingin dibeli untuknya.

17 | P a g e
Sesi-3

Dasar Komunikasi, Komunikator, Masalah Hubungan Interpersonal

Tujuan :

Pada akhir sesi peserta akan :

Memandang penting peranan komunikasi interpersonal dalam peningkatan diri dan

dalam mengefektifkan kerjasama di lingkungan pekerjaan. Memahami konsep dasar

dan tujuan komunikasi interpersonal. Memahami keberartian komunikasi

interpersonal baik untuk fungsi kehidupan yang luas.

Topik yang akan dipelajari :

a. Bahan Dasar Komunikasi

b. Menjadi Komunikator

c. Masalah Hubungan Interpersonal

Metode :

1. Penyampaian Materi

2. Diskusi Kelompok

Total Waktu yang dibutuhkan : 1 jam 30 menit

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan

20’ Kegiatan 1 : Presentasi PowerPoint,

Bahan Dasar Komunikasi LCD projector, layar,

microphone

20’ Kegiatan 2 : Presentasi PowerPoint,

Menjadi Komunikator LCD projector, layar,

microphone

20’ Kegiatan 3 : Presentasi PowerPoint,

Masalah Hubungan LCD projector, layar,

Interpersonal microphone

18 | P a g e
BAHAN MATERI AJAR :

A. Bahan Dasar Komunikasi

Merupakan faktor yang penting dalam mendukung organisasi agar dapat

beroperasi dengan produktif dan lancar (Riggio, 2009). Bagaimana informasi

berputar dalam sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh jalur komunikasi

yang berlaku di lingkungan pekerjaan. Lebih lajut, dalam lingkup pekerjaan

komunikasi dapat dilakukan dalam beberapa cara, seperti komunikasi lisan

dan tertulis, percakapan informal, electronic message (email), laporan tertulis,

berbagai bentuk memo dan pengumuman, atau ada juga web-based

communication. Komunikasi merupakan jalur tempat pesan. Adapun

penjelasan mengenai komunikasi dalam organisasi secara detail, dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi diartikan sebagai penyampaian suatu informasi dan

pemahaman dengan menggunakan simbol-simbol verbal dan non verbal

(Gibson dkk, 2006) yang dilakukan antara seseorang atau kelompok

terhadap orang lain ataupun kelompok lain (Riggio, 2008).

2. Proses Komunikasi

Komunikasi sebagai proses merupakan kegiatan yang ditandai dengan

tindakan, perubahan, pertukaran, dan perpindahan. Robbins (2007)

mengatakan bahwa proses komunikasi adalah langkah-langkah yang

dilakukan oleh pengirim pesan dan penerima pesan yang mengakibatkan

pemindahan dan pemahaman makna.

19 | P a g e
Bentuk Komunikasi

Berdasar cara menyampaikan :

a. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan

dengan cara tertulis ataupun lisan (Riggio, 2009). Komunikasi verbal

mencakup beberapa aspek yaitu :

-kata). Komunikasi tidak akan

efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak

dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam

berkomunikasi.

h efektif dan sukses bila

kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau

terlalu lambat.

singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga

lebih mudah

kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti

bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat

menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa

yang disampaikan.

b. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata

dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal

(Riggio, 2009) yang disampaikan melalui postur tubuh, raut wajah, dan

pergerakan tangan dan mata (Gibson dkk, 2006). Yang termasuk

komunikasi non verbal :

20 | P a g e
karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.

Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya

jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan

bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar

mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan

pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya.

ersonal mengingat sentuhan

lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan

seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional,

kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.

seorang berjalan, duduk,

berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh

dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat

kesehatannya

satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat

dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk

komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat

menjadi pesan yang sangat jelas.

Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti

mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama

berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress/bingung

atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.

21 | P a g e
Berdasar partisipasi subjek

a. Komunikasi One Way (Satu Arah)

Komunikasi satu arah adalah suatu bentuk komunikasi dimana

hanya terdapat satu subjek dalam proses komunikasi dan tidak ada

subjek sebagai umpan balik dari komunikasi tersebut (Rhama, 2009).

b. Komunikasi Two Way (dua arah)

Komunikasi dua arah adalah suatu bentuk komunikasi dimana

terdapat dua subjek yang saling melakukan proses komunikasi dan

terdapat umpan balik didalamnya (Rhama, 2009).

Elemen Komunikasi

Menurut Gamble & Gamble (2005), terdapat beberapa elemen dalam

komunikasi, yaitu sebagai berikut :

a. People

Yang termasuk didalamnya adalah pengirim dan penerima pesan.

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk mengadakan

komunikasi. Sedangkan penerima pesan adalah Penerima pesan adalah

orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim meskipun dalam

bentuk kode/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh

pengirim.

b. Messages

Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan

oleh pengirim pesan. Pesan dapat berupa verbal atau non verbal dan

pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas. Materi pesan

dapat berupa :

22 | P a g e
c. Channel (media)

Adalah alat/ media komunikasi antara pengirim dan penerima pesan,

seperti: telepon, email, televisi, radio, surat kabar, papan

pengumuman, dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi

oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi

dan sebagainya.

d. Noise (gangguan)

Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi

sehingga penerima pesan salah menafsirkan pesan yang diterimanya

e. Context

Context bisa juga disebut sebagai setting. lingkungan tempat seseorang

berkomunikasi akan berpengaruh pada postur tubuh, perilaku, serta

cara orang berkuminikasi satu sama lain.

f. Feedback (umpan balik)

Umpan balik adalah balikan dari proses komunikasi sebagai reaksi

terhadap informasi yang disampaikan oleh pengirim. Umpan balik

yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi

pesan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Umpan

balik bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat

menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan

kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan serta dapat

memperjelas persepsi.

g. Effect

Komunikasi selalu menimbulkan efek baik pada pembicara maupun

pada lawan bicaranya. Efek yang tmbul bisa berupa efek emosional,

fisik, atau secara kognitif.

23 | P a g e
h. Encoding dan Decoding

Encoding adalah menterjemahkan informasi menjadi serangkaian

simbol untuk komunikasi. Sedangkan decoding (pengartian) adalah

interpretasi suatu pesan menjadi informasi yang berarti. Setelah pesan

diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si

penerima pesan harus dapat mengartikan simbol/kode dari pesan

tersebut sehingga dapat dimengerti/dipahaminya.

B. Menjadi Komunikator

Komunikator adalah penyampai atau penyebar pesan (Sastropoetro,1991:88).

Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara atau menulis,

kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televise,

dan sebagainya. Dalam komunikasi, komunikator dapat menjadi komukikan,

dan sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator (Suryanto,2015:161).

Menurut hemat peneliti siapa yang memberikan pesan dialah

komunikatornya.

Suryanto (2015: 165) menjelaskan beberapa syarat yang perlu diperhatikan

oleh seorang komunikator yaitu sebagai berikut :

a. Memiliki kedekatan dengan khalayak.

b. Memiliki kesamaan dan daya tarik sosial serta fisik.

c. Kesamaan yang meliputi gender, pendidikan, umur, agama, latar

belakang sosial, ras, hobi dan kemampuan bahasa.

d. Memiliki dan dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya.

e. Pandai dalam cara penyampaian pesan.

f. Dikenal status, kekuasaan dan kewenangannya.

24 | P a g e
C. Masalah Hubungan Interpersonal

Masalah kesamaan dan ketidak-samaan seringkali menjadi sorotan dalam

komunikasi interpersonal, sehingga penelitian yang dilakukan sering

menekankan pada analisa hubungan di antara pihak yang berkomunikasi.

Tidak semua hubungan dalam komunikasi interpersonal harus diarahkan

agar menjadi akrab dan keputusan rasional dapat dibuat. Perspektif hasil

penelitian Delia (1980) sebagaimana dikutip Stewart dan Sylvia (1991: 202-

203) memperlihatkan bahwa :

1) Bentuk suatu hubungan seringkali tidak sebagai sesuatu yang

dibutuhkan untuk kebaikan hubungan itu. Hubungan muncul bukan

karena keinginan terjalinnya hubungan tetapi lebih disebabkan oleh

sesuatu yang tumbuh dalam pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan

bersama, misalnya Anda diminta untuk mengerjakan sebagain dari

kegiatan suatu proyek.

2) Tuntutan keadaan seringkali mengatur dugaan dan persepsi,

membentuk harapan mengenai suatu hubungan dan membentuk cara

pengungkapannya, misalnya Anda tertarik dengan sebuah sepatu

untuk kemudian Anda memiliki harapan untuk membelinya dan

menjelaskan bagaimana Anda menawar harganya supaya lebih murah

dibeli Anda.

3) Banyak hubungan yang berlangsung lama dibatasi oleh suatu konteks

khusus atau rentang konteks dan tidak mengakibatkan peningkatan

keakraban, misalnya dua orang mitra kerja berhubungan baik namun

tidak pernah berkomunikasi secara interpersonal di luar jam kerja.

4) Meskipun derajat kepuasan yang diperoleh (Anda) dari hubungan dan

cara hubungan itu berkembang akan didasarkan atas penilaian implisit

tentang orang (lain) itu, penilaian berubah mengikuti konteks dan sifat

25 | P a g e
hubungan itu. Artinya, beberapa kualitas dan penilaian adalah penting

dalam suatu hubungan, tetapi beberapa sifat dan penialaian lainnya

yang amat berbeda adalah penting pula untuk jenis hubungan yang

lain.

Masalah penyingkapan diri

Jendela Johari adalah salah satu model inovatif untuk memahami tingkat-

tingkat kesadaran dan penyingkapan diri dalam komunikasi interpersonal

(Tubbs dan Moss; Editor: Mulyana, 1996: 13). Model ini menawarkan suatu

cara melihat kesaling-bergantungan hubungan antara intrapersonal dan

hubungan interpersonal.

Tahapan hubungan

Hubungan interpersonal berlangsung dalam beberapa tahap, mulai tahap

interaksi awal sampai tahap pemutusan ( dissolution ). Seorang kawan yang

akrab tidak begitu saja terjadi setelah adanya pertemuan, untuk

menumbuhkan keakraban dilakukan secara bertahap. Terdapat lima tahapan

yang dikemukakan DeVito (1986b) dimana tahapan ini dapat menjadi dasar

dalam menjalin hubungan.

Kontak

Tahap pertama kita membuat kontak, ada beberapa macam persepsi alat

indra, Anda melihat, mendengar dan membaui seseorang. Beberapa peneliti,

dalam tahap ini selama empat menit pertama (interaksi awal), Anda akan

memutuskan apakah ingin melanjutkan hubungan ini atau tidak. Pada tahap

ini penampilan fisik begitu penting, karena dimensi fisik begitu terbuka

untuk diamati secara mudah. Namun demikian, kualitas-kualitas lain, seperti

26 | P a g e
bersahabat, kehangatan, keterbukaan, dan dinamisme juga terungkap dalam

tahap ini. Jika Anda menyukai orang tersebut maka akan berlanjut ketahap

kedua.

Keterlibatan

Pada tahap ini Anda mengikat diri Anda lebih jauh. Anda mengikatkan diri

untuk lebih mengenal orang lain. Anda mungkin membina hubungan primer,

sehingga orang lain itu menjadi sahabat baik atau kekasih Anda. Komitmen

ini dapat menjadi berbagai bentuk, perkawinan, membantu orang itu atau

mengungkapkan rahasia besar Anda. Tahap ini hanya disediakan untuk

sedikit orang paling banyak empat orang, karena jarang sekali orang memiliki

lebih dari empat orang sahabat.

Perusakan

Dalam tahap berikutnya merupakan penurunan hubungan, ketika ikatan

diantara kedua pihak melemah. Pada tahap perusakan, Anda mulai merasa

bahwa hubungan ini mungkin tidaklah seperti yang Anda pikirkan

sebelumnya. Anda berdua menjadi semakin jauh, makin sedikit waktu

senggang yang Anda lalui bersama dan apabila Anda berdua bertemu Anda

saling berdiam diri tidak lagi banyak mengungkapkan diri. Jika tahap

perusakan ini berlanjut Anda memasuki tahap pemutusan.

Pemutusan

tahap pemutusan adalah pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua

pihak. Jika bentuk ikatan itu adalah perkawinan pemutusan hubungan

dilambangkan dengan perceraian, walaupun pemutusan hubungan aktual

dapat berupa hidup terpisah. Dalam bentuk materi inilah tahap ketika harta

kekayaan dibagi dan pasangan suami istri saling berebut hak pemeliharaan

anak.

27 | P a g e
Sesi-4

Menciptakan dan Memulai Work Communication Interpersonal

Tujuan :

Pada akhir sesi para peserta akan :

Peserta mampu memahami keberartian komunikasi interpersonal baik untuk

fungsi kehidupan yang luas.

Topik yang akan dipelajari :

a. Konsep menciptakan dan memulai interpersonal communication

b. Keunggulan interpersonal communication

c. Bentuk-bentuk interpersonal communication

d. Menyusun rencana memulai interpersonal communication yang efektif

Metode :

1. Penugasan atau instruksi latihan

2. Ceramah

3. Diskusi kelompok

Total waktu yang dibutuhkan : 1 jam

Agenda

Durasi Kegiatan Apa yang dibutuhkan


10’ Kegiatan 1 : Presentasi PowerPoint,
Konsep menciptakan dan memulai LCD projector, layar,
interpersonal communication microphone.
15’ Kegiatan 2 : Lembaran fotokopi
Keunggulan interpersonal communication, kuesioner, alat tulis, LCD
projector, presentasi.
Bentuk-bentuk interpersonal

communication

30’ Kegiatan 3 : Kartu ideks, flipchart,


Menyusun rencana memulai interpersonal papan tulis, spidol isolasi.
communication yang efektif

28 | P a g e
BAHAN MATERI AJAR :

1. Konsep mmenciptakan interpersonal communication

Dalam proses komunikasi antarpribadi atau komunikasi

interpersonal arus komunikasi yang terjadi adalah sirkuler atau berputar, artinya

setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi komunikator

dan komunikan. Karena dalam komunikasi atarpribadi efek atau umpan balik

dapat terjadi seketika. Untuk dapat mengetahui komponen – komponen

yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi dapat dijelaskan melalui gambar

berikut :

2. Kelebihan interpersonal communication

1) Tatap muka

Salah satu kelebihan utama komunikasi interpersonal atau komunikasi

antarpribadi adalah sumber pesan dapat melihat langsung siapa yang

menjadi penerima pesan. Hal ini dikarenakan baik sumber pesan maupun

penerima pesan bertatapan muka secara langsung ketika berkomunikasi.

29 | P a g e
2) Umpan balik bersifat segera

Dalam komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi, masing-

masing partisipan dapat berkomunikasi secara tatap muka dan langsung

tanpa harus menggunakan perantara. Karena itu, partisipan komunikasi juga

dapat dengan mudah dan langsung menerima umpan balik dari partisipan

komunikasi lainnya saat itu juga. Dengan kata lain, umpan balik dalam sistem

komunikasi interpersonal bersifat langsung dan segera.

3) Melibatkan dimensi isi dan hubungan

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi selalu melibatkan

dimensi dan hubungan. Dimensi isi pesan komunikasi interpersonal atau

komunikasi antarpribadi terdiri atas informasi baru, ide atau gagasan, atau

tindakan yang ingin dibagikan oleh sumber pesan kepada penerima pesan.

Sedangkan dimensi hubungan dalam komunikasi interpersonal atau

komunikasi tatap muka biasanya menawarkan beberapa petunjuk seperti

emosi, sikap, kekuasaan, serta pengawasan yang dirasakan oleh sumber

pesan terhadap penerima pesan.

4) Verbal dan nonverbal

Ketika berkomunikasi dengan orang lain dalam konteks komunikasi

interpersonal atau komunikasi antarpribadi, kita tidak hanya berkomunikasi

secara verbal melainkan juga secara nonverbal. Komunikasi nonverbal sendiri

dalam proses komunikasi interpersonal berfungsi untuk melengkapi

komunikasi verbal yang dilakukan. Misalnya, orang yang marah akan

memperlihatkan sorot mata yang tajam.

30 | P a g e
5) Efektif dalam memengaruhi orang lain

Dibandingkan komunikasi massa, komunikasi interpersonal atau komunikasi

antarpribadi lebih efektif memengaruhi orang lain agar yang bersangkutan

mengubah pendapat, sikap, atau perilakunya. Salah satu teori komunikasi

massa yaitu two step flow communication atau teori komunikasi dua tahap

menjelaskan hal ini.

6) Pola gilir komunikasi

Dalam proses komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi, setiap

partisipan komunikasi dapat berperan sebagai sumber atau pengirim pesan

dan penerima pesan sekaligus. Hal ini disebabkan masing-masing partisipan

komunikasi memperoleh kesempatan yang sama untuk berbicara. Manfaat

pola gilir dalam komunikasi seperti ini salah satunya adalah membuat

komunikasi menjadi lebih terarah kepada kedua belah pihak atau komunikasi

dua arah.

3. Proses interpersonal communication

31 | P a g e
4. Bentuk-bentuk interpersonal communication

a. Komunikasi antarpribadi

Komunikasi antar pribadi adalah dimana orang-orang yang terlibat dalam

komunikasi menganggap orang lain sebagai pribadi bukan sebagai objek.

b. Komunikasi publik

Penyampaian pesan (message), berupa ide atau gagasa, informasi, ajakan, dan

sebagainya kepada orang banyak.

c. Komunikasi massa

Bentuk komunikasi yang memanfaatkan saluran media baik cetak,elektronik

maupun online, media-media tersebut sangat berguna dalam proses

komunikasi antara pihak komunikator dengan pihak komunikan.

5. Meningkatan interpersonal communication yang efektif

a. Tunjukkan senyuman

Memberikan seyuman pada orang yang kamu temui pertama kali atau bahkan

pada orang yang tidak kamu kenal, tentu tidak akan sulit untuk memberikan

senyuman pada rekan-rekan kerjamu.

32 | P a g e
b. Jadilah partner yang pengertian dan perhatian

Memberi pujian ketika rekan kerjamu melakukan sesuatu yang memang patut

diberi apresiasi. Jangan pernah lupa juga untuk selalu berterimakasih untuk

hal yang mereka lakukan untukmu, seberapa kecilpun itu.

c. Bangun kebersamaan

Hargai pendapat semua orang dengan porsi yang sama karena setiap orang

memang memiliki hak untuk dipertimbangkan pendapatnya.

d. Menjadi penengah dan selesaian perselisihan

33 | P a g e
Bisa menjadi penengah untuk masalah yang muncul di antara rekan kerjamu.

Pastikan kamu mengetahui terlebih dulu masalah apa yang terjadi dan kamu

harus dapat bersikap netral.

e. Mendengarkan sebanyak kamu berbicara

Jangan pernah lupa untuk menanyakan pendapatnya dan biarkan ia ambil

bagian juga dalam percakapan, meskipun mungkin kamu adalah orang yang

lebih suka bicara sedangkan rekan kerjamu adalah orang yang pendiam. Kamu

tetap harus selalu bersedia mendengarkannya seperti mereka

mendengarkanmu.

f. Tempatkan dirimu di posisi mereka

Saatnya untuk lebih mengerti lagi apa yang dirasakan orang lain dan juga

melihat dari sudut pandang orang tersebut. Jadilah individu yang lebih peka

dan berempatilah pada orang lain.

34 | P a g e
g. Jangan banyak mengeluh

Mengeluh akan memicu munculnya energi negatif di sekitarmu yang tidak

hanya buruk untuk dirimu tapi juga untuk orang-orang disekitarmu.

Kendalikan dirimu dan jadilah orang yang selalu berpikiran positif.

35 | P a g e
LEMBAR EVALUASI
A. Evaluasi Reaction

Pernyataan Kurang Cukup Memuaskan

Ketersediaan dan kualitas media ( Laptop,


Camera, Proyektor )
Penyediaan bahan ajar dan modul
Kenyamanan ruangan pelatihan
Kedisiplinan kehadiran sesuai jadwal
Kemampuan berkomunikasi dengan peserta
pelatihan
Kemampuan memberikan motivasi kepada
peserta pelatihan
Penguasaan materi
Memberikan materi secara sistematis dan
mudah di pahami
Memberikan contoh yang menarik dan mudah
diingat
Mendorong peserta ikut aktif dalam pelatihan
Kemampuan menjawab pertanyaan
Kesesuaian materi pembelajaran dengan
keadaan terkini
Saya berpartisipasi aktif dalam pelatihan
Secara keseluruhan saya merasakan manfaat
yang cukup besar dari pelatihan ini
Saya merasakan bahwa pelatihan ini
memberikan pemikiran mendalam menganai
tugas-tugas saya

36 | P a g e
B. Evaluasi Learning

Evaluasi Learning akan diberikan sebelum dan sesudah pelatihan ( Pre Test –

Post Test )

No Pertanyaan
1 Menurut saudara seberapa pentingkah komunikasi interpersonal ?
2 Elemen apa saja yang terdapat dalam komunikasi interpersonal?
3 Sebagai seorang komunikator hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan?
4 Apa saja yang dapat menghambat komunikasi?
5 Menurut saudara bagaimana cara meningkatkan komunikasi interpersonal yang
efektif?

37 | P a g e
Referensi :
Hidayat Rais.2017. Peningkatan Aktivitas Komunikasi Interpersonal Dalam Organisasi
Melalui Perbaikan Efikasi Diri, Kepemimpinan dan Kekohesifan Tim. Jurnal
Manajemen Pendidikan. Vol 4. No 2

Dewi, Nyoman Riana & Sudhana Hilda. 2013. Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal
Pasutri dengan Keharmonisan dalam Pernikahan. Jurnal Psikologi Udayana. Vol 1. No
1

Afriyadi, Ferry. 2015. Efektivitas Komunikasi Interpersonal Antara Atasan dan Bawahan
Karyawan PT. Borneo Enterprsindo Samarinda. eJournal Ilmu Komunikasi. Vol 3.
No 1

Nurdin, Ali. 2020. Teori Komunikasi Disertai Contoh Fenomena Praktis. Prenadamedia
Group

Patriana,Eva. 2014. Komunikasi Interpersonal yang Berlangsung Antara Pembimbing


Kemasyarakatan dan Keluarga Anak Pelaku Pidana Di Bapas Surakarta. Journal of
Rural and Development. Vol V. No 2
Karina, Scholastica Piscesha. 2012. Pelatihan Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan
Perceived Organizational Support dan Motivasi Kerja Karyawan. Depok: Tesis FPSI
UI
Yuni, Kurniasih Anggorowati. 2017. Keterampilan Interpersonal : Upaya Menciptakan
Komunikasi Efektif. Journal ofHealth Studies. Vol 1. No 1

Liliweri, Alo.1996. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Retrieved From : https://glints.com/id/lowongan/meningkatkan-komunikasi-interpersonal-


yang-profesional/#.X_KrxBYxU2w

38 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai