DESAIN
PROSEDURAL
PERANGKAT LUNAK
REKAYASA
PENDAHULUAN
Desain prosedural terjadi setelah data, desain arsitektur, dan
interface, dibangun.Dalam dunia yang ideal, spesifikasi prosedural diperlukan
untuk menetapkan detail algoritma yang akan dinyatakan dalam suatu bahasa
ibu seperti bahasa inggris. Akan tetapi, semua anggota organisasi
pengembangan perangkat lunak menggunakan bahasa ibu (paling tidak
secara teori), orang di luar domain perangkat lunak dapat lebih memahami
spesifikasi tersebut dan tidak ada pelajaran baru yang di perlukan.
Sayangnya ada satu masalah kecil, desain prosedural harus menentukan
detail desain prosedural tanpa ada ambiguitas, dan tidak ada ambiguitas. Di
dalam bahasa ibu bukan merupakan hal hal wajar. Dengan menggunakan
suatu bahasa ibu, kita dapat menuliskan serangkaian langkah prosedural
dalam begitu banyak cara yang berbeda. Kita kerap kali bersandar pada
konteks untuk mendapatkan fakta penting. Kita sering menulis seolah-olah
ada dialog dengan pembaca (sebenarnya tidak). Karena alasan tersebut dan
hal lainnya, harus digunakan mode yang lebih terbatas untuk
mempresentasikan detail prosedural
PEMROGRAMAN TERSTUKTUR REKAYAS PERANGKAT LUNAK
Definisi definisi mendasar dari pemrograman yang terstruktur adalah
sebagai berikut :
dari
Wirth
pernyataan-pernyataan
sendiri
bukanlah
dan
objek-objek
mendefininisikan
komputasi.
perangkat
atau
konstruksi kontrol logika yang dapat digunakan, atau tidak membatasi teknik
formulasi terstuktur yang tersedia untuk desain program.
Prinsip utama dari pemrograman yang terstuktur adalah bahwa jika
urutan suatu proses telah sampai pada suatu baris sintaks tertentu, maka
proses selanjutnya tidak boleh melompat mundur kebaris sebelumnya,
kecuali untuk proses dengan struktur kontrol repetition/looping. Modifikasi
akan sulit dilakukan terhadap suatu program, jika kode programnnya yang
dibuat tidak terstruktur dengan baik. Biasanya para pemrogram (programmer)
akan merasa sangat perlu untuk memahami metodologi perancangan
program yang terstruktur, jika mereka sedang membuat program yang besar
dan komplek.
untuk
pemrogramman
modular
atau
top-down.
Sebenarnya
yang
akan
dihadapi,
lalu
berapa
lama
proses
penyelesaian masalah tersebut. Pemrograman harus membuat langkahlangkah penyelesaian masalah berdasarkan ruang lingkup permasalahan
yang ditentukan, sehingga pekerjaan pembuatan program terarah dan
terjadwal dengan baik.
Masalah yang perlu didefinisikan adalah komponen input dari suatu
program yang akan dirancang tersebut apa saja yang akan terjadi didalam
menyelesaikan program tersebut dan menampilkan hasilnya, yang terakhir
adalah komponen output yang diinginkan seperti apa, dan formatnya
bagaimana.
dihasilkan nantinya
3. Pengkodean Program
Algoritma yang telah selesai dilakukan pengujian,dapat langsung
ditransformasikan kedalam salah satu bahasa pemrograman yang
diinginkan atau yang dikuasai oleh sipemrogram. Bahasa pemrograman
yang baik harusalah dapat dipakai pada berbagai jenis komputer yang
berbeda-beda dan berbaai jenis sistem informasi, hal ini dikenal dengan
portabilitas. Pemrogram juga haruslah menentukan batas waktu minimum
dalam
penulisan
suatu
modul
program,
dari
awal
hingga
siap
dioperasikan.
Tujuan pengkodean adalah terjadinya efisiensi terhadap memori
yang akan digunakan, efisiensi perintah dalam setiap modul program,serta
efisiesi terhadap penggunaan fasilitas input dan output yang akan
berpengaruh langsung terhadap porseor ataupun terhadap pengguna.
4. Eksekusi Program
Pekerjaan komputer (prosesor) pada dasarnya hanya dua yaitu fetch
(membaca instruksi/ program dari memori), lalu execute (mengeksekusi
instruksi/program tesebut) dan menampilkan hasilnya ke media output
seperti printer, monitor dll.Untuk memperoleh eksekusi program dengan
kecepatan maksimum, maka perlu diperhatikan beberapa faktor, seperti
jenis bahasa pemrograman yang dipilih apakah sanggup mengangkat data
yang akan diproses, dan spesifikasi perangkat keras yang digunakan.
5. Dokumentasi Dan Pemeliharaan Program
Penulisan program yang kompleks harus selalu didokumentasikan
setiap kurun waktu tertentu, jadwal dokumentasi juga perlu dibuat demi
menjaga keamanan terhadap program dan data dari orang-orang yang
tidak bertanggung jawab.
Pemeliharaan program berfungsi untuk menjabarkan aktivitas dari
hasil
analisis
terhadap
sistem
dan
dilakukan
setelah
program
pemrograman
mengimplemetasikan
terstruktur
langkah-langkah
yang
pemecahan
digunakan
masalah
untuk
pada
3. Pendekatan Waterfall
Model waterfall menawarkan cara pembuatan perangkat lunak secara lebih nyata.
Langkah-langkah yang penting dalam model ini adalah :
Pembuatan tujuan
Tujuan, hambatan dalam proses ataupun produk serta resiko-resiko proyek yang
ditentukan. Rencana rinci manajemen juga ditulis lengkap. Pembuatan strategistrategi alternatif direncanakan sesuai dengan resiko yang ada.
Untuk setiap resiko yang telah diidentifikasi, akan dibuat analisis rincinya. Kemudian
diambil langkah-langkah untuk mengurangi resiko. Contohnya jika ada resiko bahwa
persayaratan-persyaratan tidak tepat maka sebuah model mungkin dapat
dikembangkan.
Setelah evaluasi resiko, jika resiko sebuah model pengembangan untuk sistem dipilih.
Misalnya, jika resiko interface pengguna yang dominan maka model pengembangan
yang tepat mungkin pengembangan evolusioner dengan menggunakan contoh
(prototype). Jika resiko keselamatan yang diutamakan, model pengembangan sesuai
adalah transformasi formal. Model waterfall mungkin tepat digunakan jika resiko
yang diutamakan adalah integrasi sistem.
Perencanaan
Jika diputuskan untuk melanjutkan pada loop spiral berikutnya, maka prosyek yang
dibicarakan kembalai dan rencana perlu dibuat untuk tahap selanjutnya. Tidak perlu
untuk menggunakan satu model tunggal pada setiap loop spiral bahkan dalam