A. Judul Percobaan
D. Dasar Teori :
Laju reaksi berkaitan dengan ilmu kimia. Dalam penerapannya, jika laju reaksi
tersebut sebanding dengan konsentrasi dua reaktan A dan B sehingga:
v = k [A][B]
koefisien k disebut konstanta laju, yang tidak bergantung pada konsentrasi (tetapi
bergantung pada temperatur). Lain halnya dengan orde dari suatu reaksi kimia, orde
reaksi nilainya ditentukan secara percobaan dan tidak dapat diturunkan secara teori,
walaupun stokhiometrinya telah diketahui (Atkins, 1996). Besar kecilnya nilai dari
laju dari suatu reaksi kimia dapat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain sifat
pereaksi, suhu, katalis dan konsentrasi pereaksi. Pada percobaan ini akan
membuktikan pengaruh katalis ammonium molibdat dalam reaksi kalium iodide
dan hidrogen peroksida. Dalam katalis, laju reaksi dapat dipercepat dengan
menambah zat yang disebut katalis. Katalis sangat diperlukan dalam reaksi organik,
termasuk dalam organisme. Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju
reaksi. Katalis mempercepat laju reaksi dengan cara memilih tahap reaksi yang
memiliki energi aktivasi yang lebih rendah, sehingga kompleks teraktivasi lenbih
mudah terbentuk dan reaksi menjadi lebih cepat. Dengan kata lain penambahan
katalis memberikan jalan baru bagi reaksi yang memiliki energi aktivasi yang lebih
rendah, sehingga lebih banyak molekul yang bertumbukan pada suhu normal dan
laju reaksi semakin cepat. Beriku ini adalah grafik energi aktivasi suatu reaksi
dengan penambahan katalis dan tanpa penambahan katalis :
Hidrogen peroksida (H2O2) adalah suatu reaktan jernih tak berwarna yang
viskositasnya lebih tinggi dibandingkan dengan air. Titik didihnya sekitar 152,1 C
dan titik bekunya -0,41 C. Hidrogen peroksida biasanya digunakan sebagai
pelarut, namun fungsi ini dibatasi oleh sifat pengoksidanya yang kuat. Hidrogen
peroksida merupakan oksidator kuat baik dalam larutan asam atau basa. Hidrogen
peroksida akan bereaksi dengan Kalium Iodida (KI) pada kondisi optimum, yaitu
dalam suasana asam.
Katalis
Katalis merupakan suatu senyawa yang dapat meningkatkan laju reaksi
tetapi tidak terkonsumsi oleh reaksi. Katalis digunakan secara luas baik di alam,
laboratorium dan industri.
Katalis yang berada pada fase yang sama (liquid) dengan reaktan disebut
sebagai katalis homogen. Sedangkan katalis yang berada pada fase yang berbeda
dengan reaktannya
(MgO, CaO, SrO, dan BaO) dikenal sebagai oksida logam tunggal (single metal
oxides). (Veljkovic (2009) telah menggunakanCaOpada reaksi transesterifikasi
minyak bunga matahari dengan yield 98%.
Katalis basa heterogen juga dapat berupa pencampuran atau pendopingan
oksida logam untuk meningkatkan kebasaannya seperti logam Na, Li, dan K yang
didoping pada CaO, MgO dan BaO pada reaksi tranesterifikasi minyak lobak
dengan yield 96,7% (D Cruz, 2007) dan oksida campuran antara Na, Li, dan
La2O3 untuk transesterifikasi minyak kacang tanah menghasilkan metil ester asam
lemak dengan yield > 99% . Selain katalis basa heterogen, katalis asam heterogen
juga telah banyak digunakan untuk mengkatalisis reaksi transesterifikasi.
Drelinkiewicz, A (2014) telah mensintesis asam polianilin sulfonat sebagai
katalis transesterifikasi dan esterifikasi menghasilkan biodiesel yang menunjukkan
kereaktifan dan kestabilan katalis yang tinggi.Garcia, C (2008) telah berhasil
menggunakan zirkonium sulfat sebagai katalis transesterifikasi miyak kacang
kedelai dengan metanol dan etanol dengan yield 98,6% (metanolisis) dan 92%
(etanolisis).
Katalis senyawa karbon dengan basis sulfonat menjadi katalis yang paling
diminati saat ini karena memiliki gugus SO3H dengan kerangka karbon yang
stabil sehingga mudah dipisahkan dari sistem reaksi.
Katalis heterogen memiliki keuntungan dibandingkan dengan katalis
homogen yaitu:
Katalis Enzim
Reaksi transesterifikasi secara enzimatis mencegah terbentuknya sabun,
reaksi terjadi pada pH netral, suhu reaksi yang lebih rendah sehingga lebih bersifat
ekonomis. Beberapa metode secara enzimatis bertujuan untuk memecah ikatan
4
kovalen, ikatan silang (cross linking) dan enkapsulasi mikro. Lipase merupakan
enzim yang paling banyak digunakan pada reaksi transesterifikasi, karena harganya
lebih murah dibandingkan dengan enzim yang lain dan mampu mengkatalisis baik
reaksi hidrolisis maupun transesterifikasi trigliserida dalam kondisi biasa untuk
menghasilkan biodiesel Macario (2009) telah melakukan enkapsulasi enzim lipase
(Rhizomucor miehe lipase).
Enzim tersebut dienkapsulasi di dalam fase micellar dari surfaktan yang
mengandung silika. Biokatalis yang dienkapsulasi telah digunakan untuk reaksi
transesterifikasitriolein dengan metanol dalam kondisi bebas pelarut. Metil ester
asam lemak yang dihasilkan dengan yield 77% dengan waktu reaksi selama 96 jam
dan suhu 400C.
Penggunaan katalis enzim dalam reaksi transesterifikasi memiliki
permasalahan yaitu selain harga enzim yang mahal juga adanya asam lemak bebas
pada bahan baku yang bereaksi dengan alkohol rantai pendek (seperti metanol dan
etanol) menyebabkan enzim terdenaturasi. Gliserol sebagai salah satu produk
reaksi, memberi efek negatif pada enzim yang digunakan.
E. Alat dan Bahan
Alat:
- Gelas ukur 10 mL
- Stopwatch
- Tabung Reaksi
- Labu Ukur 50 mL
Bahan :
- Larutan Kalium Iodida 0,5 M
- Larutan Asam Sulfat 0,5 M
- Larutan H2O2 10 M (30%)
- Larutan Ammonium Molibdat
1 buah
1 buah
6 buah
1 buah
- Larutan kanji
F. Alur Percobaan
10 tetes larutan H2O2 10 M (30%)
Diencerkan dengan air sampai 50 mL
Larutan KI
Dengan Katalis
1 tetes larutan asam sulfat
Tanpa Katalis
1 tetes larutan asam sulfat
Waktu
Waktu
G. Hasil Pengamatan
No
Prosedur Percobaan
1
10 tetes larutan H2O2 10 M (30%)
Diencerkan dengan air sampai 50 mL
Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
H2O2 =
- H2O2 + Aquades =
Larutan tidak larutan tidak
berwarna
berwarna
Aquades = - KI + Aquades =
Larutan tidak larutan tidak
berwarna
berwarna
KI = Larutan- Amonium
tidak
molibdat +
berwarna
Aquades =
Amonium
larutan tidak
molibdat =
berwarna
larutan tidakberwarna
Dugaan / Reaksi
Kesimpulan
H2O2(aq) + H2O(l)
H2O2(aq)
KI(aq) + H2O(l)
KI(aq)
KI(aq) + H2O(l)
KI(aq)
(NH4)2MoO4(aq) +
H2O(l)
(NH4)2MoO4(aq)
Reaksi
antara
kalium iodida dan
hidrogen peroksida
berjalan lebih cepat
dengan
adanya
Amonium molibdat
yang
bertindak
sebagai katalis.
Larutan KI
2 tetes larutan Ammonium molibdat
Sisa larutan pada erlenmeyer A
Diencerkan dengan air sampai 10 mL
dibiarkan beberapa hari
dititrasi dengan NaOH 0,2M
dicatat volume NaOH yang digunakan
Larutan
Ammonium molibdat encer
ditentukan titik akhir proses hidrolisis- Asam sulfat
Larutan CH3COOH
(sq)
= larutan
Larutan kanji +
tidak
H2O2 + Aquades
berwarna
+ Amonium
- Larutan kanji
molibdat =
Dengan Katalis
= larutan
larutan tidak
tidak
1 tetes larutan asam sulfat
berwarna
berwarna - Ditambah larutan
H
O2 encer =
2
KI = larutan
Dimasukkan tabung reaksi I
larutan
Ditambah 2 tetes larutan kanji
berwarna biru
Ditambah 1 tetes larutan H2O2 encer
tidak
- Waktu yang
Ditambah 5 tetes aquades
berwarna
dibutuhkan
Ditambah 1 tetes amonium molibdat
- Aquades =
untuk menjadi
Ditambah 1 tetes larutan kalium iodida
larutan
larutan biru =
Diamati dan dicatat waktu yang diperlukan mulai dari penambahan KI
sampai timbul
tidak
a. warna
Tabung biru
I
= 06:17
berwarna
- Larutan KI =
sekon
b.
Tabung II
larutan
= 09 : 54
tidak
sekon
berwarna
c.
Tabung III
- Amonium
= 09 :70
molibdat =
sekon
larutan
tidak
Waktu
berwarna
- Asam sulfat +
- Asam sulfat
Larutan kanji +
= larutan
H2O2 + Aquades
I2(aq) + H2O(l)
Tanpa Katalis
-
tidak
+ = larutan
berwarna
tidak berwarna
Larutan kanji - Ditambah larutan
= larutan
KI = larutan
tidak
berwarna biru
Waktu
yang
berwarna
1 tetes larutan asam sulfat
H2O2 encer =
dibutuhkan
larutan
untuk menjadi
tidak
larutan biru =
Dimasukkan tabung reaksi II
a. Tabung I
berwarna
2 tetes larutan kanji
= Ditambah
35 : 43
Aquades =
Ditambah 1 tetes larutan H2O2 encer
sekon
larutan
Ditambah 5 tetes aquades
b.
Tabung II
tidak
1 tetes larutan kalium iodida
= Ditambah
42 : 28
berwarna
Diamati dan dicatat waktu yang diperlukan mulai dari penamba
sekon
Larutan KI =
c. Tabung III
larutan
= 50 : 87
tidak
sekon
berwarna
Waktu
Tabung
1
2
3
Waktu (s)
06:17
09:54
09:70
Reaksi antara H2O2 dengan KI ini dipercepat dengan adanya penambahan ion
molibdat sebagai katalis, dalam percobaan ini ion-ion itu berasal dari ammonium
molibdat (NH4)2MoO4.
Tabung
1
2
3
Waktu (s)
35:43
42:28
50:87
Peranan katalis adalah memberikan mekanisme reaksi baru dalam suatu reaksi
dengan energi aktivasi lebih rendah dimana energi aktivasi sendiri merupakan energi
minimum yang dibutuhkan untuk terjadinya suatu reaksi, sehingga pada suhu yang
sama akan lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi, dan
membentuk produk.
I. Kesimpulan
Reaksi antara kalium iodida dan hidrogen peroksida berjalan lebih cepat dengan
adanya Amonium molibdat yang bertindak sebagai katalis dengan cara kerjanya
memberikan mekanisme reaksi baru dalam suatu reaksi dengan energi aktivasi lebih
rendah.
J. Daftar Pustaka
Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta: PT Gramedia.
Syukri, 1999, Kimia Dasar 2. Bandung: ITB Press.
Suyono dan Bertha Yonata. 2015. Panduan Praktikum Kimia Fisika III. Surabaya:
Jurusan Kimia FMIPA Unesa.
Praktikan,
(.........................................)
(....................................)
K. Lampiran
No.
1.
Alur Kerja
Gambar
Keterangan
Alat :
akan digunakan
- tabung reaksi
- rak tabung reaksi
- gelas kimia
- gelas ukur
- pipet tetes
2.
Menyiapkan bahan
yang akan digunakan
Bahan :
-
H2O2 10 M 30 %
KI 0,5 M
Amilum 1%
Aquades
3.
Mengencerkan10 tetes
larutan H2O2 10 M
berwarna
4.
Mengencerkan 2 tetes
Larutan amonium
larutan amonium
molibdatdengan
berwarna
aquades sampai 10
mL
5.
Memasukkan 1 tetes
berwarna
6.
Setelah penambahan 2
tetes amilum 1 % +1
tetes larutan H2O2
berwarna biru.
-
encer + 5 tetes
aquades + 1 tetes
larutan amonium
penambahan katalis
molibdat encer + 1
amonium molibdat:
a. Tabung I
= 06:17 sekon
b. Tabung II
= 09 : 54 sekon
c. Tabung III
= 09 :70 sekon
diulangi sebanyak 3x
7.
Larutan campuran
Setelah penambahan 2
tetes amilum 1 % +1
tetes larutan H2O2
Larutan campuran
berwarna biru.
encer + 5 tetes
aquades + 1 tetes
penambahan katalis
sebanyak 3x
amonium molibdat:
a. Tabung I
= 35 : 43 sekon
b. Tabung II
= 42 : 28 sekon
c. Tabung III
= 50 : 87 sekon