Anda di halaman 1dari 16

[TYPE THE DOCUMENT TITLE]

A. Judul Percobaan

: Pengaruh Katalis Amonium Molibdat Dalam Reaksi


Kalium Iodida dan Hidrogen Peroksida

B. Tanggal percobaan : 14 April 2016


C. Tujuan Percobaan

: Untuk mengetahui pengaruh katalis amonium molibdat


dalam reaksi kalium iodida dan hidrogen peroksida

D. Dasar Teori :
Laju reaksi berkaitan dengan ilmu kimia. Dalam penerapannya, jika laju reaksi
tersebut sebanding dengan konsentrasi dua reaktan A dan B sehingga:
v = k [A][B]
koefisien k disebut konstanta laju, yang tidak bergantung pada konsentrasi (tetapi
bergantung pada temperatur). Lain halnya dengan orde dari suatu reaksi kimia, orde
reaksi nilainya ditentukan secara percobaan dan tidak dapat diturunkan secara teori,
walaupun stokhiometrinya telah diketahui (Atkins, 1996). Besar kecilnya nilai dari
laju dari suatu reaksi kimia dapat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain sifat
pereaksi, suhu, katalis dan konsentrasi pereaksi. Pada percobaan ini akan
membuktikan pengaruh katalis ammonium molibdat dalam reaksi kalium iodide
dan hidrogen peroksida. Dalam katalis, laju reaksi dapat dipercepat dengan
menambah zat yang disebut katalis. Katalis sangat diperlukan dalam reaksi organik,
termasuk dalam organisme. Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju
reaksi. Katalis mempercepat laju reaksi dengan cara memilih tahap reaksi yang
memiliki energi aktivasi yang lebih rendah, sehingga kompleks teraktivasi lenbih
mudah terbentuk dan reaksi menjadi lebih cepat. Dengan kata lain penambahan
katalis memberikan jalan baru bagi reaksi yang memiliki energi aktivasi yang lebih
rendah, sehingga lebih banyak molekul yang bertumbukan pada suhu normal dan
laju reaksi semakin cepat. Beriku ini adalah grafik energi aktivasi suatu reaksi
dengan penambahan katalis dan tanpa penambahan katalis :

[TYPE THE DOCUMENT TITLE]

Berdasarkan grafik tersebut dapat terlihat bahwa penggunaan katalis dapat


memberikan alternative mekanisme lain yang energy aktivasinya lebih rendah,
sehingga reaksi dapat berjalan dengan lebih cepat. Pembentukan kompleks
teraktivasi akan lebih cepat tercapai dengan penambahan katalis yang
menyebabkan reaksi dapat lebih cepat berjalan.
Katalis juga dapat berfungsi sebagai zat perantara bagi zat-zat pereaksi dan
sebagai zat pengikat. Dimana katalis sebagai zat perantara yang pada hasil akhir
reaksi diperoleh kembali. Contoh :
Reaksi tanpa katalis : A + B AB

(reaksi berjalan lambat)

Reaksi dengan katalis : A + B AB (reaksi berjalan cepat)


Mekanisme reaksinya yaitu :
B + K BK
BK + A A B K
A B K A B + K
Terikatnya zat B pada katalis, maka senyawa B-K yang terbentuk menjadi lebih
reaktif ketika bereaksi dengan A hingga terbentuk senyawa A-B-K. pada tahap
berikutnya dihasilkan senyawa AB dan katalis K diperoleh kembali dalam jumlah
yang sama.
Orde reaksi didefinisikan sebagai hasil stoikiometri komponen-komponen
reaktan pada reaksi utuh. Laju reaksi untuk reaksi sederhana berbanding lurus
dengan hasil kali konsentrasi-konsentrasi reaktan yang dipangkatkan dengan
koefisien reaksinya sehingga dapat lebih mudah dihitung secara matematis. Energi
aktivasi adalah energi minimum yang diperlukan oleh suatu zat untuk ddapat
bereaksi.

[TYPE THE DOCUMENT TITLE]

Hidrogen peroksida (H2O2) adalah suatu reaktan jernih tak berwarna yang
viskositasnya lebih tinggi dibandingkan dengan air. Titik didihnya sekitar 152,1 C
dan titik bekunya -0,41 C. Hidrogen peroksida biasanya digunakan sebagai
pelarut, namun fungsi ini dibatasi oleh sifat pengoksidanya yang kuat. Hidrogen
peroksida merupakan oksidator kuat baik dalam larutan asam atau basa. Hidrogen
peroksida akan bereaksi dengan Kalium Iodida (KI) pada kondisi optimum, yaitu
dalam suasana asam.
Katalis
Katalis merupakan suatu senyawa yang dapat meningkatkan laju reaksi
tetapi tidak terkonsumsi oleh reaksi. Katalis digunakan secara luas baik di alam,
laboratorium dan industri.
Katalis yang berada pada fase yang sama (liquid) dengan reaktan disebut
sebagai katalis homogen. Sedangkan katalis yang berada pada fase yang berbeda
dengan reaktannya

(dapat berupa padatan, cairan yang tidak dapat bercampur

ataupun gas) disebut sebagai katalis heterogen.


Katalis Homogen
Katalis homogen terdiri atas dua jenis yaitu katalis asam homogen dan
katalis basa homogen. Katalis yang umum digunakan dalam reaksi transesterifikasi
yaitu KOH dan NaOH.Penggunaan katalis ini menimbulkan masalah pada proses
pemisahan produk reaksi sehingga menghasilkan limbah pencucian dalam jumlah
yang besar. Di samping itu, katalis basa bekerja dengan baik pada batas asam lemak
bebas (ALB)<0,5%. Jika bahan baku mengandung ALB tinggi, akan terjadi reaksi
antara katalis dengan asam lemak bebas membentuk sabun.
Katalis asam homogen yang digunakan dalam reaksi transesterifikasi
misalnya H2SO4, HCl, dan H3PO4. Akan tetapi penggunaan katalis ini
memerlukan waktu reaksi yang lama, menyebabkan korosi pada reaktor yang
digunakan, rasio molar alkohol dengan minyak harus besar serta memerlukan suhu
yang tinggi.
Katalis Heterogen
Katalis heterogen terdiri atas dua jenis yaitu katalis heterogen yang bersifat
asam dan katalis heterogen yang bersifat basa. Beberapa katalis heterogen telah
disintesis baik yang bersifat asam maupun basa. Katalis basa heterogen yang
paling umum digunakan adalah senyawa oksida logam seperti logam alkali, alkali
tanah sebagai katalis transesterifikasi minyak nabati. Oksida logam alkali tanah
3

[TYPE THE DOCUMENT TITLE]

(MgO, CaO, SrO, dan BaO) dikenal sebagai oksida logam tunggal (single metal
oxides). (Veljkovic (2009) telah menggunakanCaOpada reaksi transesterifikasi
minyak bunga matahari dengan yield 98%.
Katalis basa heterogen juga dapat berupa pencampuran atau pendopingan
oksida logam untuk meningkatkan kebasaannya seperti logam Na, Li, dan K yang
didoping pada CaO, MgO dan BaO pada reaksi tranesterifikasi minyak lobak
dengan yield 96,7% (D Cruz, 2007) dan oksida campuran antara Na, Li, dan
La2O3 untuk transesterifikasi minyak kacang tanah menghasilkan metil ester asam
lemak dengan yield > 99% . Selain katalis basa heterogen, katalis asam heterogen
juga telah banyak digunakan untuk mengkatalisis reaksi transesterifikasi.
Drelinkiewicz, A (2014) telah mensintesis asam polianilin sulfonat sebagai
katalis transesterifikasi dan esterifikasi menghasilkan biodiesel yang menunjukkan
kereaktifan dan kestabilan katalis yang tinggi.Garcia, C (2008) telah berhasil
menggunakan zirkonium sulfat sebagai katalis transesterifikasi miyak kacang
kedelai dengan metanol dan etanol dengan yield 98,6% (metanolisis) dan 92%
(etanolisis).
Katalis senyawa karbon dengan basis sulfonat menjadi katalis yang paling
diminati saat ini karena memiliki gugus SO3H dengan kerangka karbon yang
stabil sehingga mudah dipisahkan dari sistem reaksi.
Katalis heterogen memiliki keuntungan dibandingkan dengan katalis
homogen yaitu:

mudah dipisahkan dari produk reaksi,


lebih tahan terhadap asam lemak bebas yang terkandung di dalam bahan baku
tanpa melalui reaksi saponifikasi sehingga memungkinkan untuk melakukan reaksi
transesterifikasi dan esterifikasi sekaligus dengan bahan baku yang mengandung
kadar asam lemak bebas yang tinggi, baik bahan baku yang berasal dari hewan
maupun yang berasal dari tumbuhan.

Katalis Enzim
Reaksi transesterifikasi secara enzimatis mencegah terbentuknya sabun,
reaksi terjadi pada pH netral, suhu reaksi yang lebih rendah sehingga lebih bersifat
ekonomis. Beberapa metode secara enzimatis bertujuan untuk memecah ikatan
4

[TYPE THE DOCUMENT TITLE]

kovalen, ikatan silang (cross linking) dan enkapsulasi mikro. Lipase merupakan
enzim yang paling banyak digunakan pada reaksi transesterifikasi, karena harganya
lebih murah dibandingkan dengan enzim yang lain dan mampu mengkatalisis baik
reaksi hidrolisis maupun transesterifikasi trigliserida dalam kondisi biasa untuk
menghasilkan biodiesel Macario (2009) telah melakukan enkapsulasi enzim lipase
(Rhizomucor miehe lipase).
Enzim tersebut dienkapsulasi di dalam fase micellar dari surfaktan yang
mengandung silika. Biokatalis yang dienkapsulasi telah digunakan untuk reaksi
transesterifikasitriolein dengan metanol dalam kondisi bebas pelarut. Metil ester
asam lemak yang dihasilkan dengan yield 77% dengan waktu reaksi selama 96 jam
dan suhu 400C.
Penggunaan katalis enzim dalam reaksi transesterifikasi memiliki
permasalahan yaitu selain harga enzim yang mahal juga adanya asam lemak bebas
pada bahan baku yang bereaksi dengan alkohol rantai pendek (seperti metanol dan
etanol) menyebabkan enzim terdenaturasi. Gliserol sebagai salah satu produk
reaksi, memberi efek negatif pada enzim yang digunakan.
E. Alat dan Bahan
Alat:
- Gelas ukur 10 mL
- Stopwatch
- Tabung Reaksi
- Labu Ukur 50 mL
Bahan :
- Larutan Kalium Iodida 0,5 M
- Larutan Asam Sulfat 0,5 M
- Larutan H2O2 10 M (30%)
- Larutan Ammonium Molibdat

1 buah
1 buah
6 buah
1 buah

- Larutan kanji
F. Alur Percobaan
10 tetes larutan H2O2 10 M (30%)
Diencerkan dengan air sampai 50 mL

Larutan H2O2 encer

2 tetes larutan KI 0,5 M


Diencerkan dengan air sampai 10 mL

Larutan KI

[TYPE THE DOCUMENT TITLE]

2 tetes larutan Ammonium molibdat


Diencerkan dengan air sampai 10 mL

Larutan Ammonium molibdat encer

Dengan Katalis
1 tetes larutan asam sulfat

Tanpa Katalis
1 tetes larutan asam sulfat

ukkan tabung reaksi I


Dimasukkan tabung reaksi II
bah 2 tetes larutan kanji
Ditambah 2 tetes larutan kanji
bah 1 tetes larutan H2O2 encer
Ditambah 1 tetes larutan H2O2 encer
bah 5 tetes aquades
Ditambah 5 tetes aquades
bah 1 tetes amonium molibdat
Ditambah 1 tetes larutan kalium iodida
bah 1 tetes larutan kalium iodida
Diamati dan dicatat waktu yang diperlukan mulai dari penambahan KI samp
ti dan dicatat waktu yang diperlukan mulai dari penambahan KI sampai timbul warna biru

Waktu

Waktu

G. Hasil Pengamatan

No

Prosedur Percobaan

1
10 tetes larutan H2O2 10 M (30%)
Diencerkan dengan air sampai 50 mL

Larutan H2O2 encer


2 tetes larutan KI 0,5 M
Diencerkan dengan air sampai 10 mL

Hasil Pengamatan
Sebelum

Sesudah

H2O2 =
- H2O2 + Aquades =
Larutan tidak larutan tidak
berwarna
berwarna
Aquades = - KI + Aquades =
Larutan tidak larutan tidak
berwarna
berwarna
KI = Larutan- Amonium
tidak
molibdat +
berwarna
Aquades =
Amonium
larutan tidak
molibdat =
berwarna
larutan tidakberwarna

Dugaan / Reaksi

Kesimpulan

H2O2(aq) + H2O(l)
H2O2(aq)
KI(aq) + H2O(l)
KI(aq)
KI(aq) + H2O(l)
KI(aq)
(NH4)2MoO4(aq) +
H2O(l)

(NH4)2MoO4(aq)

Reaksi
antara
kalium iodida dan
hidrogen peroksida
berjalan lebih cepat
dengan
adanya
Amonium molibdat
yang
bertindak
sebagai katalis.

Larutan KI
2 tetes larutan Ammonium molibdat
Sisa larutan pada erlenmeyer A
Diencerkan dengan air sampai 10 mL
dibiarkan beberapa hari
dititrasi dengan NaOH 0,2M
dicatat volume NaOH yang digunakan
Larutan
Ammonium molibdat encer
ditentukan titik akhir proses hidrolisis- Asam sulfat

Larutan CH3COOH

H2O2(aq) + H+(aq) + 2I- Asam sulfat +

(sq)

= larutan
Larutan kanji +
tidak
H2O2 + Aquades
berwarna
+ Amonium
- Larutan kanji
molibdat =
Dengan Katalis
= larutan
larutan tidak
tidak
1 tetes larutan asam sulfat
berwarna
berwarna - Ditambah larutan
H
O2 encer =
2
KI = larutan
Dimasukkan tabung reaksi I
larutan
Ditambah 2 tetes larutan kanji
berwarna biru
Ditambah 1 tetes larutan H2O2 encer
tidak
- Waktu yang
Ditambah 5 tetes aquades
berwarna
dibutuhkan
Ditambah 1 tetes amonium molibdat
- Aquades =
untuk menjadi
Ditambah 1 tetes larutan kalium iodida
larutan
larutan biru =
Diamati dan dicatat waktu yang diperlukan mulai dari penambahan KI
sampai timbul
tidak
a. warna
Tabung biru
I
= 06:17
berwarna
- Larutan KI =
sekon
b.
Tabung II
larutan
= 09 : 54
tidak
sekon
berwarna
c.
Tabung III
- Amonium
= 09 :70
molibdat =
sekon
larutan
tidak
Waktu
berwarna
- Asam sulfat +
- Asam sulfat
Larutan kanji +
= larutan
H2O2 + Aquades

(NH 4)2 MoO 4

I2(aq) + H2O(l)

H2O2(aq) + H+(aq) + 2I(sq) I2(aq) + H2O(l)

Tanpa Katalis
-

tidak
+ = larutan
berwarna
tidak berwarna
Larutan kanji - Ditambah larutan
= larutan
KI = larutan
tidak
berwarna biru
Waktu
yang
berwarna
1 tetes larutan asam sulfat
H2O2 encer =
dibutuhkan
larutan
untuk menjadi
tidak
larutan biru =
Dimasukkan tabung reaksi II
a. Tabung I
berwarna
2 tetes larutan kanji
= Ditambah
35 : 43
Aquades =
Ditambah 1 tetes larutan H2O2 encer
sekon
larutan
Ditambah 5 tetes aquades
b.
Tabung II
tidak
1 tetes larutan kalium iodida
= Ditambah
42 : 28
berwarna
Diamati dan dicatat waktu yang diperlukan mulai dari penamba
sekon
Larutan KI =
c. Tabung III
larutan
= 50 : 87
tidak
sekon
berwarna

Waktu

H. Analisis dan Pembahasan


Percobaan ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh katalis amonium
molibdat terhadap reaksi kalium iodida dengan hidrogen peroksida. Pada percobaan
ini berada dalam suasana asam yakni digunakan asam sulfat. Hal pertama yang
dilakukan yaitu mengencerkan larutan H2O2 dengan cara melarutkan 10 tetes larutan
H2O2 dalam 50 mL aquades , selain itu larutan KI serta larutan (NH4)2MoO4 juga
diencerkan. Pengenceran dilakukan dengan cara melarutkan 2 tetes larutan KI dalam
10 mL aquades, dan 2 tetes ammonium molibdat dalam 10 mL aquades. Pengenceran
tersebut bertujuan agar konsentrasi larutan tersebut berkurang (semakin kecil) karena
apabila suatu zat dalam keadaan encer maka molekul-molekul akan mudah bergerak,
seperti pada kondisi gas yang molekul-molekulnya bisa bergerak secara bebas supaya
mudah untuk bertumbukan sehingga cepat terjadi reaksi dan terbentuknya produk.
Suatu tumbukan akan menghasilkan reaksi jika energi kinetiknya mencapai harga
minimum, energi aktivasi reaksi (Ea).
Reaksi pengenceran yang terjadi yaitu :
H2O2(aq) + H2O(l) H2O2(aq)
KI(aq) + H2O(l) KI(aq)
(NH4)2MoO4(aq) + H2O(l) (NH4)2MoO4(aq)
Pada percobaan ini, disiapkan 6 tabung reaksi. Pada percobaan yang
pertama reaksi antara KI dengan H2O2 dalam suasana asam (asam sulfat) dengan
katalis amonium molibdat, untuk percobaan kedua dilakukan hal yang sama namun
tanpa adanya katalis. Penambahan katalis amonium molibdat bertujuan untuk
memberi jalur reaksi lain dengan Ea rendah. Dimana katalis bekerja dengan mencari
jalur/jalan reaksi lain yang jalan reaksinya lebih rendah. Katalis ikut bereaksi namun
jumlah diakhir jumlahnya akan sama dengan jumlah awal yang bereaksi. Digunakan
katalis ammonium molibdat karena larutan tersebut merupakan larutan yang homogen
karena fasa katalis tersebut dengan pereaksinya sama.
Langkah pertama yaitu dimasukkan 1 tetes larutan H2SO4 berupa larutan tidak
berwarna kedalam tabung reaksi 1. Kemudian ditambahkan dengan 2 tetes larutan
kanji berupa larutan tidak berwarna dan dihasilkan larutan yang tidak berwarna.
Penambahan larutan kanji berfungsi sebagai indikator adanya iodium yang dihasilkan
dan asam sulfat berfungsi memberikan suasana asam dalam reaksi. Kemudian ke
ditambahkan lagi dengan 1 tetes larutan H2O2 encer berupa larutan tidak berwarna dan
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Setelah itu ditambahkan dengan 4 tetes
aquades yang tidak berwarna sehingga dihasilkan larutan yang tidak berwarna.

Kemudian ditambahkan 1 tetes larutan amonium molibdat berupa larutan tidak


berwarna sehingga dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Penambahan larutan
amonium molibdat ini berfungsi sebagai katalis untuk memberikan jalur lain antara
hidrogen peroksida dengan kalium iodida dengan energi aktivasi yang rendah
sehingga reaksi dapat terjadi dengan lebih cepat karena energi yang dibutuhkan
rendah. Kemudian ditambahkan 1 tetes KI berupa larutan tidak berwarna yang
sebelumnya telah diencerkan. Tepat saat larutan KI ini ditambahkan, stopwatch
dinyalakan dan dicatat waktu yang diperlukan untuk berubah menjadi larutan
berwarna biru. Percobaan diatas diulangi sebanyak tiga kali dan didapatkan waktu
yang diperlukan untuk merubah larutan menjadi biru adalah:

Tabung
1
2
3

Waktu (s)
06:17
09:54
09:70

Reaksi yang terjadi , dengan adanya katalis :


(NH 4)2 MoO 4
H2O2(aq) + H+(aq) + 2I- (sq)
I2(aq) + H2O(l)

Reaksi di atas merupakan reaksi oksidasi-reduksi. Dimana H2O2 merupakan oksidator


dan I- adalah reduktor. Reaksi ini dapat diamati dengan menambahkan larutan kanji
sebagai indikator ada/tidaknya pembentukan I2 (iodium). Pengamatan ini ditunjukkan
dengan perubahan warna larutan dari tidak berwarna menjadi berwarna biru. Warna
biru ini dihasilkan karena adanya I2 yang bereaksi dengan kanji membentuk suatu
kompleks:

Reaksi antara H2O2 dengan KI ini dipercepat dengan adanya penambahan ion
molibdat sebagai katalis, dalam percobaan ini ion-ion itu berasal dari ammonium
molibdat (NH4)2MoO4.

Percobaan kedua yaitu, langkah pertama yaitu dimasukkan 1 tetes larutan


H2SO4 berupa larutan tidak berwarna kedalam tabung reaksi 1. Kemudian
ditambahkan dengan 2 tetes larutan kanji berupa larutan tidak berwarna dan
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Penambahan larutan kanji berfungsi sebagai
indikator adanya iodium yang dihasilkan dan asam sulfat berfungsi memberikan
suasana asam dalam reaksi. Kemudian ke ditambahkan lagi dengan 1 tetes larutan
H2O2 encer berupa larutan tidak berwarna dan dihasilkan larutan yang tidak berwarna.
Setelah itu ditambahkan dengan 4 tetes aquades yang tidak berwarna sehingga
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Kemudian ditambahkan 1 tetes KI berupa
larutan tidak berwarna yang sebelumnya telah diencerkan. Tepat saat larutan KI ini
ditambahkan, stopwatch dinyalakan dan dicatat waktu yang diperlukan untuk berubah
menjadi larutan berwarna biru. Percobaan diatas diulangi sebanyak tiga kali dan
didapatkan waktu yang diperlukan untuk merubah larutan menjadi biru adalah:

Tabung
1
2
3

Waktu (s)
35:43
42:28
50:87

Reaksi yang terjadi tanpa penambahan katalis yaitu :


H2O2(aq) + H+(aq) + 2I- (sq) I2(aq) + H2O(l)
Pada percobaan pertama, reaksi yang terjadi berlangsung lebih cepat
dibandingkan percobaan kedua pada tabung 2 ditandai dengan perubahan warna
larutan menjadi biru yang lebih cepat pada percobaan pertama. Hal ini disebabkan
karena adanya penambahan katalis ammonium molibdat sementara pada percobaan
yang kedua tidak ditambahkan katalis. Hal ini sesuai teori bahwa katalis akan
mempercepat laju reaksi dengan cara mencari jalur/jalan reaksi lain yang reaksinya
lebih rendah .
Grafik pengaruh katalis :

Peranan katalis adalah memberikan mekanisme reaksi baru dalam suatu reaksi
dengan energi aktivasi lebih rendah dimana energi aktivasi sendiri merupakan energi
minimum yang dibutuhkan untuk terjadinya suatu reaksi, sehingga pada suhu yang
sama akan lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi, dan
membentuk produk.
I. Kesimpulan
Reaksi antara kalium iodida dan hidrogen peroksida berjalan lebih cepat dengan
adanya Amonium molibdat yang bertindak sebagai katalis dengan cara kerjanya
memberikan mekanisme reaksi baru dalam suatu reaksi dengan energi aktivasi lebih
rendah.

J. Daftar Pustaka
Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta: PT Gramedia.
Syukri, 1999, Kimia Dasar 2. Bandung: ITB Press.
Suyono dan Bertha Yonata. 2015. Panduan Praktikum Kimia Fisika III. Surabaya:
Jurusan Kimia FMIPA Unesa.

Surabaya, 21 April 2016


Mengetahui,
Dosen/Asistan Pembimbing

Praktikan,

(.........................................)

(....................................)

K. Lampiran
No.
1.

Alur Kerja

Gambar

Keterangan

Menyiapkan alat yang

Alat :

akan digunakan

- tabung reaksi
- rak tabung reaksi
- gelas kimia
- gelas ukur
- pipet tetes

2.

Menyiapkan bahan
yang akan digunakan

Bahan :
-

H2O2 10 M 30 %

KI 0,5 M

Amonium molibdat 0,5


M

Asam sulfat 0,5 M

Amilum 1%

Aquades

3.

Mengencerkan10 tetes

Larutan H2O2 encer tidak

larutan H2O2 10 M

berwarna

30% dengan aquades


sampai 50 mL

4.

Mengencerkan 2 tetes

Larutan amonium

larutan amonium

molibdat encer tidak

molibdatdengan

berwarna

aquades sampai 10
mL

5.

Memasukkan 1 tetes

Asam sulfat 0,5 M = tidak

asam sulfat 0,5 M

berwarna

dalam tabung reaksi

6.

Setelah penambahan 2

tetes amilum 1 % +1
tetes larutan H2O2

berwarna biru.
-

Waktu yang diperlukan

encer + 5 tetes

sampai timbul warna biru

aquades + 1 tetes

pada larutan, dengan

larutan amonium

penambahan katalis

molibdat encer + 1

amonium molibdat:

tetes larutan KI,

a. Tabung I
= 06:17 sekon
b. Tabung II
= 09 : 54 sekon
c. Tabung III
= 09 :70 sekon

diulangi sebanyak 3x

7.

Larutan campuran

Setelah penambahan 2

tetes amilum 1 % +1
tetes larutan H2O2

Larutan campuran
berwarna biru.

Waktu yang diperlukan

encer + 5 tetes

sampai timbul warna biru

aquades + 1 tetes

pada larutan, tanpa

larutan KI, diulangi

penambahan katalis

sebanyak 3x

amonium molibdat:

a. Tabung I
= 35 : 43 sekon
b. Tabung II
= 42 : 28 sekon
c. Tabung III
= 50 : 87 sekon

Anda mungkin juga menyukai