Anda di halaman 1dari 7

Sumur Resapan

March 19, 2013 The Architect Leave a comment

Saat ini Air hujan yang terserap tanah hanya 10% nya, sisanya terbuang karena lingkungan yang rusak
Sedikit ikut berperan sosialisasi pentingnya konservasi air bersih, berikut kesimpulan sisi praktisnya yang
berhubungan dengan keseharian arsitek dalam mendesain rumah. Bahwa sangat miris mengingat Indonesia yang
merupakan negara tropis dengan curah hujan relatif tinggi, -terutama dalam setahun ini- ketika musim hujan tiba,
masih terdapat berita beberapa daerah kekurangan air bersih, tapi di daerah lain malah banjir.
Padahal paling tidak terdapat 42 teknologi konservasi air, sebagai jebakan-jebakan air sebelum ia teralirkan
bebas ke laut. Salah satunya yang terkenal ahir-ahir ini yakni Sumur Resapan. Saya pilih yang lagi umum
dibicarakan dan paling mungkin diaplikasi yang berdampak signifikan dan paling mungkin akrab dalam
keseharian arsitek mendesain bangunan secara umum.
Sejauh ini, karena yang paling disorot adalah permasalahan banjir Jakarta, sehingga studi yang banyak tersebar
merupakan solusi dengan data-data lingkungan Jakarta dan sekitarnya. Tapi pastinya akan menjadi studi banding
untuk daerah lain. Saya sadari, posting ini bukan sebuah kesimpulan dari pengalaman pribadi, tapi sebuah niatan
awal ikut serta berperan dalam aksi collective local -bersama mereka yang sudah menyadari lebih dulu :)
GAMBARAN UMUM :
*Bumi menyimpan cadangan air hingga 80%, 97% nya adalah air asin dan hanya sekitar 3% air tawar yang
dapat digunakan manusia. Jumlah tersebut masih harus dikurangi dengan pencemaran air.
*Menurut Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), pada tahun 2030 hampir
setengah populasi manusia yang ada akan kekurangan air
*Indonesia mempunyai potensi sumber daya air berlimpah dengan total sekitar 3900 miliar (m3) per tahun yang
tersebar di 7956 sungai dan 521 danau.Persediaan air di Indonesia hingga 6% dari persediaan air dunia. Tapi dari
tahun ke tahun Indonesia mengalami krisis air bersih.
*Data Bappenas 2011 menunjukkan 85% rakyat Indonesia menggunakan air yang tak layak bagi kesehatan.

*Menurut para ahli, penurunan muka air tanah di Kota Jakarta mencapai 0,5-12
cm/tahun, sedangkan kenaikan air laut sekitar 0,9 cm/tahun. Diperkirakan bahwa Kota Jakarta akan tenggelam
dalam waktu 50 tahun ke depan.Kondisi tersebut juga diperkirakan akan terjadi di kota-kota lainnya di Indonesia
*Di kawasan jalan Thamrin-Sudirman telah terjadi penurunan permukaan air tanah dan menyebabkan amblesnya
tanah sekitar 80 cm.
*Selama ini, di Jakarta hampir 85 % air hujan menjadi limpasan dan kurang dari 10% yang masuk terserap
kedalam tanah dan menjadi air tanah

* Jawa Barat diperkirakan hanya memiliki cadangan air 8 miliar meter kubik pada musim kemarau. Itu hanya 9%
air yang tersimpan saat musim hujan 81 miliar meter kubik. 91% tidak terserap jadi cadangan karena rusaknya
lingkungan.
*Di BANDUNG, Tahun 1970an, permukaan air tanah hanya +-10cm. Data Pusat Lingkungan Geologi
menunjukkan, dalam 20 tahun terakhir penurunan permukaan air tanah mencapai 80 meter. Variasi penurunan per
tahun adalah 0,01-6,26 meter, mengakibatkan tanah amblas , antara 1-9 cm per tahun. Di Semarang penurunan
muka air tanahnya antara 1 2,5 meter per tahun, amblas tanahnya antara 1-8 cm per tahun.
Gambaran Solusi
*Seandainya di kawasan pemukiman seluas 1.000 hektar dan tertutupi 3/4 bagiannya, berarti setiap kali turun
hujan yang curah hujannya 1.000 mm akan ada 750.000 kubik air hujan yang tidak dapat meresap ke dalam
tanah. Jumlah sekian akan berkumpul dengan aliran permukaan dari kawasan lain pada lahan yang rendah
sehingga dapat mengakibatkan banjir
* Maka, sebuah kawasan yang jumlah rumahnya 1.000 buah, jika masingmasing membuat sumur resapan dengan
volume 2 kubik berarti dapat mengurangi aliran permukaan sebesar 2.000 kubik air.
*Sementara itu, jika dibangun sebanyak 265 ribu sumur resapan (berukuran 1 m x 1 m dengan kedalaman 3 m)
di Kota Jakarta maka fungsinya dapat disetarakan dengan Banjir Kanal Timur. Sumur resapan ini mampu
mengalihkan air yang biasanya dikirim ke Jakarta melalui 13 sungai.
*Skala kecilnya : kalau debet air hujan 48 mm/jam dengan luas lahan sebesar 1.000 m2, maka dalam 1 jam ada
air sejumlah 48m3, jadi kalau hanya 50% saja yang terserap maka kita sudah menabung air 24m3/jam
* Jika kawasan puncak dan kawasan di atas Jakarta berserta kawasan sekitar Aliran Sungai menerapkan konsep
konservasi air, maka minimal 50% permasalah banjir Jakarta teratasi.
Kavling seluas 150 m2, yang tidak memiliki saluran limpahan air hujan membutuhkan sumur resapan
sebesar minimal 6,2 m3 ; Atau dihitung rata-rata 5% dari luas lahan
PERSYARATAN DAN VOLUME KEBUTUHAN SUMUR RESAPAN
Secara prinsip Sumur resapan ini kebalikan dari sumur air minum. Sumur resapan merupakan lubang untuk
memasukkan air ke dalam tanah, sedangkan sumur air minum berfungsi untuk menaikkan air tanah ke
permukaan. Dengan demikian, konstruksi dan kedalamannya berbeda. Sumur resapan digali dengan kedalaman
di atas muka air tanah atau lebih dengan kondisi terisi media penyerap air, sedangkan sumur air minum digali
lebih dalam lagi di bawah muka air tanah.
1.SNI 03-2453-2002 (Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan).

Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam atau labil.

Sumur resapan harus dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank (minimum 5 m
diukur dari tepi), dan berjarak minimum 1 m dari fondasi bangunan.

Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal 2 m di bawah permukaan air tanah.
Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,5 m pada musim hujan.

Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) lebih besar atau
sama dengan 2,0 cm/jam (artinya, genagan air setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga
klasifikasi, yaitu sebagai berikut.
o Permeabilitas sedang, yaitu 2,0-3,6 cm/jam.
o Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6-36 cm/jam.
o Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar), yaitu lebih besar dari 36 cm/jam

>Sumur resapan sebaiknya berada diatas elevasi/kawasan sumur sumur gali biasa. Untuk menjaga pencemaran
air di lapisan aquifer, kedalaman sumur resapan harus diatas kedalaman muka air tanah tidak tertekan
(unconfined aquifer) yang ditandai oleh adanya mata air tanah. Pada daerah berkapur/karst perbukitan
kapur dengan kedalaman/solum tanah yang dangkal, kedalaman air tanah pada umumnya sangatlah
dalam sehingga tidak direkomendasikan. Demikian pula sebaliknya di lahan pertanian pasang surut yang
berair tanah sangat dangkal. ( http://yomizu.blogspot.com)
2.SNI No. 03-2459-1991 yang dikeluarkan oleh Departemen Kimpraswil

bentuk segi empat atau silinder dengan ukuran minimal diameter 0,8 m dan maksimum 1,4 m serta
kedalamannya disesuaikan dengan tipe konstruksi sumur resapan air. Sementara itu, pemilihan bahan

bangunan yang dipakai tergantung dari fungsinya, seperti plat beton bertulang tebal 10 cm dengan
campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil untuk penutup sumur dan dinding bata merah dengan campuran
spesi 1 semen : 5 pasir tidak diplester, tebal 1/2 bata
3. SK Gub No.17 Th 1992

4. Berdasar penelitian pihak ke 3.


* Pertokoan / Mall, Volume sumur resapan minimal 10% x luas lahan Mall / Pertokoan, jadi Kalau Luas
lahan 1.000 m2 maka volume sumur resapan = 100 m3. Ukuran panjang x lebar x dalamnya tergantung dari
ketinggian lahan tersebut dari permukaan laut. kalau ketinggian lahan diatas 10m DPL, maka ukuran sumur dapat
dibuat 4m x 2,5 m dengan kedalaman 10m. Kalau ketinggian lahan kurang dari 10m DPL maka ukuran sumur
resapan dibuat dengan ukuran 4m x 5m x 5m.
*Untuk rumah, Sumur resapan harus dibuat minimal 5% x luas lahan, jadi jika luas lahan 240m2 maka harus
dibuat sumur resapan dengan volume 12 m3, dengan ukuran 2m x 2m x 3m.
SKEMA DAN GAMBAR
1. Skema perletakan sumur resapan

2. Tertua yang pernah ditemukan dalam bentuk struktur bata tanpa spesi perekat, di sekitar masjid Kudus, atas
prakarsa Sunan Kudus, diameter 1,2 kedalaman 2 meter sebanyak 3 unit berjarak +-3-4 meter < klik >
3. Menggunakan material batu kali, batu bata, buis beton ( Sumur Resapan Individu Perkotaan )
klik >> Detail Pembuatannya

Sumur Resapan Batu kali

Sumur resapan batu bata

http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Sumur/sumur.html
4. Menggunakan bahan anyaman bambu ( Sumur resapan individu pedesaan )

http://smallidea.wordpress.com/2010/02/19/pemanen-air-hujan/
Klik : DETIL PEMBUATANNYA
TABEL-TABEL

Tabel Jarak Sumur Resapan

Biaya +- 2,5 juta rupiah untuk sumur resapan standar 6 m3, lebih baik daripada mengeluarkan minimal
1,5 juta rupiah untuk perbaikan rumah setiap kali banjir datang
Sumber:
http://bebasbanjir2025.wordpress.com
http://resapanairtanah.blogspot.com
http://civiliana.blogspot.com
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Sumur/sumur.html

http://polhukam.kompasiana.com/birokrasi/2013/02/07/3/532201/jokowi-kurangi-banjir-jakarta-sekarangjuga.html
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2011/09/25/3/398487/menabung-hujan-mencegah-banjir.html
http://galau.blogdetik.com/2012/12/06/wah-air-bersih-semakin-lama-semakin-langka-ya-dampaknya-serembanget/
http://www.technokonstruksi.com/detail_teknologi.php?idteknologi=8
http://green.kompasiana.com/penghijauan/2012/12/29/1/514903/bangun-kebiasaan-menjaga-air-yuk.html
http://megapolitan.kompas.com/read/2010/02/04/15091414/Kondisi.Air.Tanah.Memprihatinkan.
http://digilib-ampl.net/detail/detail.php?row=6&tp=kliping&ktg=airminum&kode=6266
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/message/7657
http://resapanairtanah.blogspot.com/2013/03/sumur-resapan-sunan-kudus-ditemukan.html

Anda mungkin juga menyukai