Anda di halaman 1dari 33

Kebijakan Pengendalian Kualitas

Udara

Djurit Teguh Prakoso

Jogjakarta 11 Nopember 2016

Mengapa
Peningkatan
Kualitas Udara
dibutuhkan..?

Pendekatan
Kebijakan yang terintegrasi dan
menyeluruh
Koordinasi antar sektor dan antar
lembaga pusat maupun daerah
Partisipasi aktif dan efektif dari para
pemangku kepentingan

1. Pertumbuhan penduduk,
kendaraan dan ruang kota yang
tidak terkendali

2. Kualitas udara khususnya di


beberapa kota besar makin
memburuk

Konsentrasi Harian PM10 di Surabaya, 2001-2005

3. Kualitas udara telah mengakibatkan


kerugian ekonomi, berdampak pada
kesehatan, kerusakan bangunan, turunnya
produktifitas tanaman dan menyumbang
Kerugian ekonomi karena polusi
terhadap
pemanasan global
udara di Surabaya: Rp. 984 miliar per
tahun
Kerugian ekonomi karena PM10 di
Bandung:
Rp. 75 miliar per tahun
Kerugian ekonomi karena PM 10 di
Jakarta:
Rp. 1 triliun per tahun

4. Kualitas udara perkotaan kurang mendapat


perhatian
Pendanaan untuk kegiatan
terkait dengan urusan
lingkungan hidup masih
terbatas:
Walaupun trend meningkat,
tapi hanya 0,5% dari total
APBN
Pendanaan APBD juga masih
sangat minim

Perbandingan Alokasi Anggaran Lingkungan


Perbandingan Alokasi Anggaran Lingkungan
Hidup terhadap APBN
Hidup terhadap APBN
(Seluruh K/ L)
(Seluruh K/ L)
0.5
0.5
0.45
0.45
0.4
0.4
0.35
0.35
0.3
0.3
% 0.25
% 0.25
0.2
0.2
0.15
0.15
0.1
0.1
0.05
0.05
0
0

2002 2003
2002 2003 2004
2004 2005
2005 2006
2006
Tahun
Tahun

5. Penanganan kualitas udara


belum terintegrasi dan masih
dilakukan secara parsial
antar sektor di pusat
maupun di daerah;

Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Perbaikan


Kualitas Udara Perkotaan:
Visi

udara perkotaan Indonesia yang bersih dan


sehat pada 2020

Misi

untuk mengendalikan pencemaran udara


perkotaan secara terpadu dan terkoordinasi
melalui sinkronisasi dan implementasi
kebijakan

Tujuan

tercapainya kualitas udara yang aman terhadap


manusia dan lingkungan hidup serta
memelihara tingkat kualitas udara dalam batas
baku mutu kualitas udara ambien

Sasaran

Pemenuhan baku mutu kualitas udara ambien


untuk parameter SO2, NOx, CO, HC, PM10, O3,
Pb, sedikitnya 340 hari dalam setahun yang
akan dicapai pada 2015;

Strategi umum

pengendalian pencemaran dari kegiatan


pembangkit listrik, transportasi dan industri

Strategi Pencegahan Pencemaran Udara


Dekonsentrasi & Pengembangan perkotaan yang terencana
Integrasi sistem transportasi & rasionalisasi tataguna lahan
perkotaan
Promosi penggunaan kendaraan yang lebih bertanggungjawab
Promosi konservasi energi dan pemanfaatan bahan bakar
alternatif
Kampanye peningkatan perhatian masyarakat

Strategi Pengendalian Pencemaran Udara dari


Berbagai Sumber
Peningkatan kualitas bahan bakar
Penerapan baku mutu dan ambang batas batas emisi
kendaraan
Penerapan pengelolaan transportasi dan lalu lintas yang lebih
efektif
Penerapan pemenuhan baku mutu emisi untuk kegiatan
industri
Pengendalian pencemaran dari sumber-sumber lain

Strategi untuk Memantau Tingkat Pencemaran


Pemantauan kualitas udara terintegrasi
Penguatan sistem pemantauan kualitas udara nasional dan
daerah
Penyusunan database inventarisasi emisi yang berkelanjutan
Pengembangan metode prediksi kualitas udara
Penyebarluasan informasi kualitas udara secara teratur

Strategi Pengendalian Dampak Kesehatan &


Mitigasi Dampak dari Pencemaran Udara
Pemantauan komprehensif dan pengendalian dampak
kesehatan
Pengendalian pada sumber pencemar yang
berdampak pada kerusakan tanaman
Pengendalian pada sumber pencemar yang
berdampak pada kerusakan bangunan
Pengendalian pada sumber pencemar yang
berdampak pada kerusakan ekonomi
Mitigasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca

Strategi untuk Penguatan Institusi


Pembentukan tim koordinasi antar instansi di pusat
dan daerah
Sinkronisasi peraturan dan pengembangan pedoman
teknis
Penguatan penegakan hukum
Pembinaan daerah
Mobilisasi sumber pendanaan

Keterkaitan antara Strategi Nasional Perbaikan Kualitas Udara


dengan Perencanaan Pembangunan
RENSTRA
K/L

RPJPN
2005-2025

Kondisi
Kualitas Udara
Nasional dan
Wilayah

RENJA K/L

RPJMN
2010-2014

RKP

APBN

RPJMD

RKPD

APBD

RENSTRA
SKPD

RENJA
SKPD

National
Strategy and
Action Plan
Local Strategy
and Action
Plan

RPJPD

03/26/09

Seite

Dasar Kebijakan
Undang undang No. 32/2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Undang-undang No. 14/1992 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan
Peraturan Pemerintah No. 41/1999
Pengendalian Pencemaran Udara
Peraturan pemerintah dan pemerintah daerah
lainnya

Lingkup Pengendalian Pencemaran Lingkungan


Dalam UUPPLH No. 32/2009
Pencegahan
Pasal 14 UUPPLH
No. 32/2009

Pengendalian
Pencemaran

Penanggulangan
Pasal 53
UUPPLH No.
32/2009

Pelestarian fungsi
lingkungan
Pemulihan
Pasal 54
UUPPLH No.
32/2009

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

KLHS;
tata ruang;
baku mutu lingkungan hidup;
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup;
amdal;
UKL-UPL;
perizinan;
instrumen ekonomi lingkungan hidup;
peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;
anggaran berbasis lingkungan hidup;
analisis risiko lingkungan hidup;
audit lingkungan hidup; dan
instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu
pengetahuan.

a. pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakanlingkungan


hidup kepada masyarakat;
b. pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
c. penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
danatau
d. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
a.
b.
c.
d.
e.

penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar;


remediasi;
rehabilitasi;
restorasi; dan/atau
cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

UU PPLH NO. 32 TAHUN 2009 (Pencegahan)

BAKU MUTU
LINGKUNGAN HIDUP

Penentuan
terjadinya
Pencemaran
diukur melalui
Baku Mutu
Lingkungan
Hidup
(Psl 20 Ayat 1)

a. baku mutu air;


b. baku mutu air limbah;
c. baku mutu air laut;
d. baku mutu udara ambien;
e. baku mutu emisi;
f. baku mutu gangguan; dan
g. baku mutu lain sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

Psl 20 ayat 3
Setiap orang diperbolehkan untuk
membuang limbah ke media
lingkungan hidup dengan
persyaratan:
a. memenuhi baku mutu lingkungan
hidup; dan
b. mendapat izin dari Menteri,
gubernur, atau bupati /walikota
sesuai dengan kewenangannya.

INFORMASI PUBLIK DAN PERAN SERTA


MASYARAKAT YG TERTUANG DALAM UU NO. 32/2009

TARGET CAPAIAN RPJMN

TERWUJUDNYA KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP YANG BAIK DAN


SEHAT, SERTA KETERSEDIAAN SUMBER DAYA ALAM YANG
LESTARI UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT, DAN MENUJU PADA
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN.

SASARAN STRATEGIS
Menjaga kualitas LH yang
memberikan daya dukung,
pengendalian pencemaran,
pengelolaan DAS,
keanekaragaman hayati serta
pengendalian perubahan iklim

Menjaga keseimbangan ekosistem


dan keberadaan SDA untuk
kelangsungan kehidupan,
menjaga DAS dan sumber mata
air serta menjaga daya dukung
fisik ruang wilayah serta
kualitasnya

INDIKATOR KINERJA
SASARAN STRATEGIS
Indeks kualitas
lingkungan hidup
meningkat berada pada
selang 66,5 - 68,5

Program
Pengend.
Penc. &
Kerusakan
Lingk.

Peningkatan derajat
keberfungsian ekosistem

DITJEND. PENGENDALIAN PENCEMARAN &


KERUSAKAN LINGKUNGAN
USULAN
PROGRAM

SASARAN

INDIKATOR

TARGET 2016

DIT. PENGENDALIAN PENCEMARAN


UDARA
INDIKATOR

USULAN
KEGIATAN

SASARAN

Menjamin kelestarian fungsi lingkungan, sehat,


dan dapat mewujudkan kemanfaatan yang
berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat.
Mempertahankan dan memulihkan kualitas
lingkungan
Memperbaiki kualitas lingkungan.
Mencegah masuknya pencemaran ke lingkungan.

SUMBER PENCEMARAN UDARA

SUMBER PENCEMAR UDARA

KEBIJAKAN DALAM
PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA

DESKRIPSI UDARA

Udara yang
diemisikan dari
kendaraan bermotor

Udara yang
diemisikan dari
setiap kegiatan
yang mengeluarkan
emisi dari
sumbernya

Udara dalam
ruangan
(Hyperkes)

Fugitive Emission
Emisi yang Keluar Dari
Ruang Proses Produksi
( Exhaust)
Dari kebocoran Pipa
Gas/Bahan Kimia
Pengolahan Air Limbah
Penyimpanan Bahan
Baku/Kimia

Udara bebas dipermukaan


bumi pada lapisan
troposfer, yang dibutuhkan
dan dapat mempengaruhi
kesehatan manusia, makhluk
hidup dan unsur lingkungan
hidup lainnya

KEBIJAKAN PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA
Teknologi
Pengendali Emisi
Izin Emisi

Perdagangan
Emisi

Efisiensi
energi final
(bb)
Reduksi
emisi

PEMANTAUAN KUALITAS
UDARA

Pemantauan Kualitas Udara


Industri
Ambien

Pemantauan
Kualitas Udara

Kepdal 205/96

Pemukiman

SNI. No. 19-7119.62005

Roadside

SNI. No. 19-7119.9-2005

Sumber
Tdk Bergerak

Industri
(Cerobong)

Emisi
Umum

KIR

Perseorangan

Sumber
Bergerak
Off-road
Militer

Pribadi

Pengelolaan Kualitas Udara


Ambien
BMUA
Daera
h

BMUA
Nasio
nal

Pemantauan
Kualitas
Udara

Kondisi
Kualitas
Udara

Meteorologi:
arah dan kec.
angin,
temperatur, RH,
intesitas
matahari
Morfologi/Bentan

Penetapan
STATUS

BAIK

U
T
A
T
S

CEM
AR

RENCANA AKSI

Pencegahan
Penanggulangan
(jika ada indikasi)
Penanggulan
gan
Pemulihan

PREDIKSI

SKEMA
PKUA
BETT
ER
AIR
QUALI
TY

Emisi SB dan
STB
Penduduk
Land Use

Pemantauan Kualitas Udara & Pengendalian


Pencemaran Udara
Evaluasi
Kualitas
Udara

Voluntar
y
Bahan
Bakar
&
Produk
si
Bersih

Mandator
BME
y
Binwas
STB
Penaatan

Meningkat
kan
Kualitas
Udara

Efisien
si
Energi

Pemanta
uan
Kualitas
Udara
Ambien

STATU
S
BinWas
Penaatan

emisi/k
m
kendar
aan

Sumber
Bergera
k (SB)

Sumber
Tidak
Bergera
k (STB)
PKU &
PPU

panjang
perjala
nan

BME SB
Bhn bakar
Jumlah kend

Angkuta
n Massal

Tata Guna
Lahan
Zonasi
Penataan
Transportasi

PENYAMPAIAN INFORMASI
PUBLIK DAN PERAN SERTA
MASYARAKAT

MEDIA PENYAMPAIAN INFORMASI PUBLIK

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai