Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH GEOMORFOLOGI

ABRASI PANTAI & PENANGGULANGANNYA

DISUSUN OLEH :
NAMA
NIM

: PUTRI LARASATI
: 03071181419017

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini abrasi pantai merupakan salah satu penyebab kerusakan
lingkungan di Indonesia. Abrasi pantai ini terjadi hampir di seluruh
wilayah di Indonesia. Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis
pantai menjadi semakin menyempit, tapi bila dibiarkan begitu saja
akibatnya bisa menjadi lebih berbahaya. Seperti kita ketahui, negara
kita Indonesia sangat terkenal dengan keindahan pantainya. Setiap
tahun banyak wisatawan dari mancanegara berdatangan ke Indonesia
untuk menikmati panorama pantainya yang sangat indah. Apabila
pantai sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi wisatawan
yang datang untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya sedikit banyak
akan mempengaruhi perekonomian di Indonesia karena secara
otomatis devisa negara dari sektor pariwisata akan mengalami
penurunan. Selain itu, sarana pariwisata seperti hotel, restoran, dan
juga kafe-kafe yang terdapat di areal pantai juga akan mengalami
kerusakan yang akan mengakibatkan kerugian material yang tidak
sedikit. Demikian juga dengan pemukiman penduduk yang berada di
areal pantai tersebut. Banyak penduduk yang akan kehilangan tempat
tinggalnya akibat rumah mereka terkena dampak dari abrasi.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dampak dari abrasi sangat
berbahaya. Untuk itu kami akan mencoba menjelaskan lebih lanjut
mengenai apa itu abrasi, penyebab abrasi, dan bagaimana solusi
untuk menanggulanginya. Kami harap apa yang akan kami sampaikan
ini dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat mengenai abrasi
dan menambah rasa kepedulian masyarakat pada lingkungannya.
1.2 Tujuan

Untuk

memperluas

wawasan

peraturan-peraturan pemerintah
dan laut.

serta

dapat

mengerti

mengenai

tentang pengelolaan wilaya pesisir

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori


a. Pengertian Abrasi
Abrasi adalah

sebuah

proses

pengikisan pantai oleh

media

tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi
biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat
abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah
pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala
alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama
abrasi. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya abrasi adalah
dengan penanaman hutan mangrove. Ada pula yang berpendapat
bahwa, abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai
akibat gerusan air laut. Gerusan ini terjadi karena permukaan air
laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini
disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan
global.
b. Penyebab Abrasi
Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia
karena mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya
lapisan es ini merupakan dampak dari pemanasan global yang
terjadi belakangan ini. Seperti yang kita ketahui,pemanasan global
terjadi karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun
dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya
gelombang panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi,
sehingga panas tersebut akan tetap terperangkap di dalam
atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi

meningkat. Suhu di kutub juga akan meningkat dan membuat es di


kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkan permukaan air di
seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus
daerah yang permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran
lingkungan.
Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di
Indonesia mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan.
Seperti yang terjadi di daerah pesisir pantai wilayah kabupaten
Indramayu. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan
antara 2 hingga 10 meter pertahun dan sekarang dari panjang
pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer. Dari 10 kecamatan
yang memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah kecamatan
yakni kecamatan Centigi yang hampir tidak memiliki persoalan
abrasi. Hal ini karena di wilayah kecamatan Centigi kawasan hutan
mangrove yang ada masih mampu melindungi kawasan pantai dari
abrasi.
Tingkat abrasi yang cukup tinggi juga terjadi di kecamatan Pedes
dan Cibuaya Kabupaten Karawang. Meskipun abrasi pantai dinilai
belum pada kondisi yang membahayakan keselamatan warga
setempat, namun bila hal itu dibiarkan berlangsung, dikhawatirkan
dapat menghambat pengembangan potensi kelautan di kabupaten
Karawang secara keseluruhan, baik pengembangan hasil produksi
perikanan maupun pemanfaatan sumber daya kelautan lainnya.
Abrasi yang terjadi di kabupaten Indramayu dan kabupaten
Karawang merupakan contoh kasus abrasi yang terjadi di
Indonesia. Selain di kedua tempat tadi, masih banyak daerah lain
yang juga mengalami abrasi dengan tingkat yang tergolong parah.
Apabila

hal

ini

tidak

ditindaklanjuti

secara

serius,

maka

dikhawatirkan dalam waktu yang tidak lama beberapa pulau yang

permukaannya rendah akan tenggelam.Selain abrasi, masalah


yang terjadi di daerah pesisir pantai adalah masalah pencemaran
lingkungan pantai. Beberapa pantai mengalami pencemaran yang
cukup parah seperti kasus yang terjadi di daerah Balikpapan,
dimana pada tahun 2004 tercemar oleh limbah minyak. Tumpukan
kerak minyak atau sludge berwarna hitam yang mirip dengan
gumpalan aspal tersebut beratnya diperkirakan mencapai 300 ton.
Contoh lain adalah kasus yang terjadi di sekitar teluk Jakarta.
Berbagai jenis limbah dan ribuan ton sampah yang mengalir
melalui 13 kali di Jakarta berdampak pada kerusakan Pantai Taman
Nasional Kepulauan Seribu. Pada tahun 2006, kerusakan terumbu
karang dan ekosistem taman nasional itu diperkirakan mencapai 75
kilometer. Tahun lalu saja telah terjadi kerusakan serius sepanjang
40 kilometer. Kali Ciliwung, Banjir Kanal Barat (BKB), Kali Sunter,
dan Kali Pesanggrahan merupakan penyumbang pencemaran
terbesar ke Teluk Jakarta. Setiap hari Kali Ciliwung, BKB, dan Kali
Sunter mengalirkan sampah yang berton-ton banyaknya. Sampah
berbagai jenis itu mengalir ke Teluk Jakarta, dan sampai ke Pantai
Taman Nasional Kepulauan Seribu. Kondisi ini memerlukan
penanganan segera. Terkait dengan itu, pencemaran teluk Jakarta
harus segera diatasi, terutama dengan melakukan pengurangan
limbah sampah di sungai.
Pencemaran yang terjadi di pesisir pantai merupakan sesuatu yang
sangat merugikan bagi manusia. Selain itu, sebagian besar objek
wisata di Indonesia merupakan wisata pantai. Keindahan panorama
pantai membuat wisatawan dari mancanegara berdatangan ke
Indonesia.

Hal

ini

seharusnya

membuat

pemerintah

lebih

mempedulikan kebersihan dan keasrian pantai, karena apabila


keadaan pantai tidak bersih dan dipenuhi sampah, wisatawan tidak
akan mau lagi mengunjungi pantai di Indonesia yang akibatnya
dapat mengurangi devisa negara.

Rusaknya lingkungan pantai juga dapat merusak ekosistem yang


ada disana. Biota yang hidup di daerah pantai seperti terumbu
karang dan ikan-ikan kecil akan mati bila tingkat pencemarannya
tinggi. Untuk itu diperlukan upaya dari pemerintah maupun
masyarakat untuk menjaga keindahan dan keasrian pantai.
2.2 Hasil & Pembahasan
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat
untuk mengatasi masalah abrasi dan pencemaran pantai ini. Untuk
mengatasi masalah abrasi di Indonesia ini pemerintah secara
bertahap melakukan pembangunan alat pemecah ombak serta
penghijauan hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena abrasi
tersebut. Dalam mengatasi masalah abrasi ini, tentu ada saja
hambatan-hambatan

dan

juga

kesulitan-kesulitan

yanag

akan

dihadapi, misalnya dalam pembangunan alat pemecah ombak ini


diperlukan biaya yang sangat mahal dan juga wilayah tempat
pembangunannya sangat luas, sehingga untuk membangun alat ini di
seluruh pantai yang terkena abrasi akan memerlukan waktu yang
sangat lama dan juga biaya yang sangat mahal. Upaya penanaman
tanaman bakau di pinggir pantai juga banyak hambatannya. Tanaman
bakau hanya dapat tumbuh pada tanah gambut yang berlumpur. Hal
ini akan menjadi sangat sulit karena sebagian besar pantai di
Indonesia merupakan perairan yang dasarnya tertutupi oleh pasir,
seperti kita ketahui bahwa tanaman bakau tidak dapat tumbuh pada
daerah berpasir. Meskipun sangat sulit, tetapi usaha untuk mangatasi
abrasi ini harus terus dilakukan. Jika masalah abrasi ini tidak segera
ditanggulangi, maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke
depan luas pulau-pulau di Indonesia banyak yang akan berkurang.
Agar upaya ini dapat berjalan dengan lebih baik, maka peranan dari
semua elemen masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah tidak akan

dapat mengatasinya tanpa partisipasi dari masyarakat. Apabila alat


pemecah ombak berhasil dibangun dan hutan bakau atau hutan
mangrove berhasil ditanam, maka dampak abrasi tentu akan dapat
dikurangi meskipun tidak sampai 100%.
Masalah pencemaran pantai juga harus diatasi dengan sangat serius
karena dapat merusak keindahan dan keasrian pantai. Untuk
megatasi permasalahan ini kesadaran masyarakat akan pentingnya
lingkungan harus ditingkatkan. Selain itu peraturan untuk tidak
merusak lingkungan harus dibuat dan menindak dengan tegas bagi
siapa pun yang melanggarnya.
Sekarang ini, di beberapa pantai masih banyak ditemui sampahsampah yang berserakan. Selain itu, limbah pabrik yang beracun
banyak yang dialirkan ke sungai yang kemudian mengalir ke laut. Hal
ini dapat merusak ekosistem laut, dan juga dapat membunuh
beberapa biota laut. Pemerintah seharusnya menghimbau agar
seluruh pabrik-pabrik tersebut agar membuang limbahnya setelah
dinetralisasi terlebih dahulu.

BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
1. Abrasi diakibatkan oleh maiknya permukaan air laut karena
mencairnya lapisan es yang ada di daerah kutub bumi. Es
tersebut mencair akibat terjadinya pemanasan global.
2. Masalah abrasi maupun pencemaran lingkungan ini sangat sulit
untuk diatasi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan
lingkungannya. Masih banyak orang yang membuang sampah
pada sembarang tempat yang nantinya dapat mencemari
lingkungan.
3. Dampak yang diakibatkan oleh abrasi ini sangat besar. Garis
pantai akan semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama
kelamaan daerah-daerah yang permukaannya rendah akan
tenggelam.
4. Dampak dari abrasi dapat dikurangi dengan membangun alat
pemecah ombak dan juga menanam pohon bakau di pinggir
pantai. Alat pemecah ombak dapat menahan laju ombak dan
memecahkan gelombang air sehingga kekuatan ombak saat
mencapai bibir pantai akan berkurang. Demikian juga dengan
pohon bakau yang ditanam di pinggiran pantai. Akar-akarnya
yang kokoh dapat menahan kekuatan ombak agar tidak
mengikis pantai.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. http://laporanperikanan.blogspot.co.id/2010/03/makalahmanajemen-laut-dan-pesisir.html (16 April 2016)
Anonim. 2014. http://takasiwabara.blogspot.co.id/2014/11/makalahekosistem-pantai.html (16 April 2016)
Anonim. Abrasi. https://emperordeva.wordpress.com/about/makalahtentang-abrasi/ (16 April 2016)

Anda mungkin juga menyukai