Anda di halaman 1dari 4

1.

Kurangnya Pasokan Air Hujan


Air hujan yang jatuh pada saat musim penghujan, akan meresap jauh ke dalam lapisan
bawah tanah mengingat selain hanya mampu menyimpan air dengan intensitas yang
terbatas, tanah juga tidak mampu menyimpan air dengan jangka waktu yang lebih lama.
Hal ini menyebabkan aliran-aliran air di bawah tanah (sungai bawah tanah) yang dalam,
sehingga tanaman tidak mampu menyerap air pada saat musim kemarau, karena akar
yang dimiliki tidak mampu menjangkaunya.
2. Kondisi Air Tanah Dalam
Air tanah yang dalam menyebabkan sumber-sumber mata air mengalami kekeringan di
musim kemarau,karena air yang terdapat jauh di bawah lapisan tanah tidak mampu naik,
sehingga kalaupun ada sumber mata air yang tidak mengalami kekeringan pada musim
kemarau, itu jumlahnya terbatas.
3. Intensitas Penguapan yang Tinggi
Pada musim kemarau, intensitas cahaya matahari akan otomatis lebih besar daripada
musim hujan. Hal ini menyebabkan terjadinya proses penguapan air sungai yang
cenderung signifikan selama berlangsungnya musim kemarau tersebut. Hal ini diperparah
dengan kondisi pola penyerapan air di pulau jawa yang notabennya merupakan resapan
air tanah dalam. Penyimpangan iklim mengakibatkan produksi uap air dan awan di
beberapa wilayah di Indonesia bervariasi dari kondisi sangat tinggi ke rendah maupun
sebaliknya. Dan, rendahnya uap air dan awan berdampak pada berkurangnya curah hujan
dan memicu kekeringan.
4. Tipisnya Lapisan Permukaan Tanah Sungai
Sungai-sungai di pulau jawa umumnya memiliki lapisan permukaan tanah yang tipis.
Dengan lapisan tanah yang tipis, air hujan yang terkandung dalam tanah tidak akan
bertahan lama. Hal ini dapat terjadi karena air akan lebih cepat mengalami penguapan
oleh panas matahari.
5. Iklim yang Ekstreme
Dalam hal ini iklim berkaitan langsung dengan bencana kekeringan. Keadaan alam yang
tidak menentu akan berpengaruh terhadap kondisi iklim yang terjadi. Sehingga
mengakibatkan perubahan musim. Misalnya: Akibat perubahan kondisi iklim,
menyebabkan musim kemarau berjalan lebih lama daripada musim penghujan, dengan
musim kemarau yang lebih lama tentunya akan memungkinkan terjadinya bencana
kekeringan. Karena kebutuhan air kurang terpenuhi di musim kemarau.
6. Vegetasi

Vegetasi juga mempunyai andil terhadap terjadinya kekeringan .Jenis vegetasi tertentu
seperti ketela pohon yang menyerap air tanah dengan intensitas yang lebih banyak,
daripada tanaman lain, tentunya akan sangat menguras kandungan air dalam tanah.
Dan lebih parahnya, penanaman ketela pohon banyak terjadi di daerah pinggiran sungai
yang rawan akan bencana kekeringan. Vegetasi lain yang dapat memicu kekeringan
adalah tanaman bambu. Bambu memiliki struktur yang sangat rumit, dan menutupi
permukaan tanah (lapisan tanah atas) di sekitar bambu itu tumbuh. Sehingga
kemungkinan tanaman lain untuk tumbuh sangat kecil. Dengan demikian tanaman yang
seharusnya berfungsi untuk menyimpan air tidak ada atau terbatas jumlahnya.
7. Topografi Sungai
Topografi atau tinggi rendah suatu daerah sangat berpengaruh terhadap kandungan air
tanah yang dimiliki. Biasanya daerah yang rendah akan memiliki kandungan air tanah
yang lebih banyak daripada di daerah dataran tinggi. Hal ini disebabkan karena air hujan
yang diserap oleh tanah akan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.
Oleh karena itu air akan lebih banyak terserap oleh tanah di dataran yang lebih rendah.
Dengan kata lain.di dataran tinggi kemungkinan terjadi bencana kekeringan lebih besar
daripada di dataran rendah. Karena dataran tinggi tidak mampu menyimpan air lebih
lama.

Pada saat curah hujan mencapai permukaan tanah, seluruh atau sebagian curah hujan akan
diserap oleh tanah. Bagian yang tidak terserap tanah akan menjadi limpasan permukaan hingga
terbentuk parit-parit dan mengalir ke sungai hingga ke danau dan berakhir di laut. Kapsitas
infiltrasi setiap permukaan tanah berbeda-beda tergantung pada tekstur dan struktur tanah.
Sebelum air diserap tanah ke dalam tanah, pada dasarnya ditahan terlebih dahulu oleh butiran

tanah hingga tanah menjadi lembab. Air di dalam tanah ditahan oleh gaya absorbsi permukaan
butir-butir tanah dan tegangan antara molekul air.
Sumber air tanah berasal dari air hujan yang meresap ke dalam tanah. Karena itu, jika tidak ada
hujan, air tanah juga akan berkurang. Namun, air hujan tidak memiliki kesempatan berinfiltrasi,
misalnya karena permukaannya tidak lagi ada pepohonan atau diperkeras dengan aspal atau
beton.
Kegiatan industri yang besar bisa juga menguras air tanah, sehingga sumur penduduk yang
berada di dekat pabrik akan kering kerontang karena kedalaman sumur penduduk tidak
menjangkau permukaan air yang sedang disedot oleh sumur pompa pabrik. Karena itu,
pembangunan pabrik jaraknya harus jauh dari permukiman penduduk dan pihak pabrik dilarang
mengambil air tanah dangkal (dari akiufer bebas) tetapi harus mengambil hanya dari air tanah
dalam.
Air tanah adalah air yang berada di ruang antar batuan atau celah-celah batuan di bawah
permukaan bumi. Air tanah terbentuk dari air hujan yang meresap ke dalam tanah kemudian
terkumpul pada suatu lapisan yang tidak tembus oleh air. Lapisan yang mudah di lalui oleh air
tanah di sebut lapisan permeabel, seperti pasir atau krikil. Sedangkan lapisan yang sulit di lalui
oleh air tanah di sebut lapisan impermeabel, seperti lapisan lempung atau geluh. Banyaknya air
hujan yang meresap dalam tanah di pengaruhi oleh berbagai faktor antara lain tingkat
kelembapan tanah, tingkat potositas tanah atau batuan, tingkat kemiringan lereng, dan vegetasi
penutup lahan. Berikut adalah jenis-jenis air tanah.
a. Air Tanah Dangkal (Air Tanah Freatik)
Air tanah dangkal adalah air tanah yang terjadi dari air hujan yang meresap kedalam
tanah dan berkumpul di atas lapisan kedap air (impermeabel) yang paling dekat ke
permukaan bumi. Kedalaman air tanah freatik pada setiap tempat berbeda-beda.
Di daratan rendah, pada umumnya permukaan air tanahnya dangkal. Makin tinggi
permukaan tanah, makin dalam letak air tanahnya. Akibatnya, kedalaman air tanah di
berbagai tempat tidak sama. Ketidaksamaan ini mungkin juga akibat jenis tanah dan

struktur tanah yang berbeda, dan juga mungkin karna faktor musim yaitu musim kemarau
dan musim penghujan.
b. Air Tanah Dalam (Air Tanah Artesis)
Air tanah dalam adalah air tanah yang berada pada lapisan porous (lolos air)lapisan air
trersebut berada di antara dua lapisan yang tidak tembus air. Apabila seseorang membuat
sumur sampai pada tanah air dalam, maka sumur relatif tidak akan mengalami kekeringan
walaupun pada musim kemarau. Air tanah dalam memungkinkan untuk menjadi sumur
artesis jika mendapat tekanan cukup tinggi.

Gambar 1. Skema Lapisan Air Tanah (google.co.id)

Anda mungkin juga menyukai