LAPORAN
LAPORAN
RINGKASAN EKSEKUTIF
Evaluasi eksplorasi yang dilakukan pada lapangan ini adalah untuk mengetahui prospek
yang terdapat pada lapangan ini serta mengetahui besarnya cadangan yang terdapat pada lapisan
reservoir BRF yang berada pada Formasi Batu Raja.
Dengan mengkaji potensi yang terdapat di sumur 1 ini akan didapatkan nilai porositas,
saturasi, dll. sampai dengan volume dari hidrokarbon pada lapisan reservoir BRF. Serta
mengetahui volume bulk dari lapisan reservoir itu sendiri dengan picking lapisan melalui line
seismic yang didapati yaitu penampang seismik NE-SW 1, penampang seismik NE-SW 2,
penampang seismik NE-SW 3, penampang seismik NE-SW 4, penampang seismik NW-SE 1,
penampang seismik NW-SE 2, penampang seismik NW-SE 3, penampang seismik NW-SE 4.
Hasil dari perhitungan yang dilakukan pada lapisan reservoir BRF dimana markernya
berupa top A dan bottom B dan dengan marker OWC diantaranya, didapati cadangan yang
didapat adalah sebesar STOIIP (in oil)[*10^6 sm3].
BAB II
STUDI REGIONAL DAN PENEMUAN GEOLOGI
peristiwa
tektonik
Sumatera Selatan
dan
yang
berperan
proses
pada
perkembangan
sedimentasinya,
Cekungan
yaitu
1. Tektonik pertama
Tektonik pertama ini berupa gerak tensional pada Kapur Akhir sampai
Tersier Awal yang menghasilkan sesar-sesar bongkah (graben) berarah timur
lautbarat daya atau utara-selatan. Sedimentasi mengisi cekungan atau graben di atas
batuan
dasar
bersamaan
dengan
berlangsung
pada
kegiatan
gunung
api.
Tengah-Akhir
(Intra
2. Tektonik kedua
Tektonik
ini
Miosen) menyebabkan
pengangkatan
Miosen
tepi-tepi
cekungan
dan
diikuti
Kelompok Pra-tersier
Formasi ini merupakan batuan dasar (basement rock) dari Cekungan Sumatra
2.
Formasi Lahat
Formasi Lahat merupakan suatu rangkaian breksi vulkanik tebal, tuf, endapan
lahar dan aliran lava, serta dicirikan dengan kehadiran sisipan lapisan batupasir kuarsa.
Anggota Formasi Lahat dari tua ke muda adalah Kikim Bawah, anggota batupasir
kuarsa, Kikim Atas. Formasi Lahat diendapan pada lingkungan danau, serta berumur
Eosen Oligosen Awal. Ketebalan formasi ini 200-700 m.
3.
erosi ini diperlihatkan oleh Formasi Talang Akar yang terendapkan tidak selaras diatas
Formasi Lahat. Setelah masa hiatus umur Oligosen Tengah, kemudian diendapkan
sedimen pada topografi yang rendah pada Oligosen Akhir. Variasi lingkungan
pengendapannya berkisar dari lingkungan sungai teranyam dan sungai bermeander
yang berangsur berubah menjadi lingkungan delta front dan lingkungan prodelta.
Formasi Talang Akar berakhir pada masa transgresi maksimum dengan munculnya
endapan laut pada cekungan selama Miosen Awal. Formasi ini memiliki ketebalan
460-610 m.
4.
Fornasi Baturaja
Anggota ini dikenal dengan Formasi Baturaja. Lingkungan pengendapannya
shallow marine, di atas dan di sekitar platform dan tinggian.Kontak pada bagian
bawah dengan Formasi Talang Akar atau dengan batuan Pra Tersier. Komposisi dari
Formasi Baturaja ini terdiri dari Batugamping Bank (Bank Limestone) atau platform
dan reefal. Ketebalan bagian bawah dari formasi ini bervariasi, namun rata-ratta 200250 feet (sekitar 60-75 m). Singkapan dari Formasi Baturaja di Pegunungan Garba
tebalnya sekitar 1700 feet (sekitar 520 m). Formasi ini sangat fossiliferous dan dari
analisis umur anggota ini berumur Miosen. Fauna yang ada pada Formasi Baturaja
umurnya N6-N7.
5.
Formasi Gumai
Formasi ini diendapkan setelah Formasi Baturaja dan merupakan hasil
pusat cekungan atau pada bagian cekungan yang dalam terkadang menjari dengan
Formasi Baturaja (Pulonggono, 1986). Menurut Spruyt (1956) Formasi ini terdiri atas
napal tufaan berwarna kelabu cerah sampai kelabu gelap. Kadang-kadang terdapat
lapisan-lapisan batupasir glaukonit yang keras, tuff, breksi tuff, lempung serpih dan
lapisan tipis batugamping. Endapan sediment pada formasi ini banyak mengandung
Globigerina spp, dan napal yang mengeras. Westerfeld (1941) menyebutkan bahwa
lapisan-lapisan Telisa adalah seri monoton dari serpih dan napal yan mengandung
Globigerina sp dengan selingan tufa juga lapisan pasir glaukonit. Umur dari formasi
ini adalah Awal Miosen Tengah (Tf2) (Van Bemmelen, 1949) sedangkan menurut
Pulonggono (1986) berumur Miosen Awal hingga Miosen Tengah (N9 N12).
Lingkungan pengendapan formasi ini adalah shallow deep marine dengan tebal 200500 m.
6.
merupakan awal fase regresi. Didominasi oleh shale sisipan batulanau, batupasir dan
batugamping. Ketebalannya antara 100 1000 meter. Berumur Miosen Tengah sampai
Miosen Akhir, dan diendapkan di lingkungan laut dangkal.
7.
lapisan batubara. Batas bawah dari Formasi Middle Palembnag di bagian selatan
cekungan berupa lapisan batubara yang biasanya digunakan sebgai marker. Jumlah
serta ketebalan lapisan-lapisan batubara menurun dari selatan ke utara pada cekungan
ini. Ketebalan formasi berkisar antara 1500 2500 kaki (sekitar 450-750 m). De
Coster (1974) menafsirkan formasi ini berumur Miosen Akhir sampai Pliosen,
berdasarkan kedudukan stratigrafinya. Formasi ini diendapkan pada lingkungan laut
dangkal sampai brackist (pada bagian dasar), delta plain dan lingkungan non marine.
Ketebalan formasi ini adalah 250-800 m.
8.
Formasi Kasai
Litologi Formasi Kasai berupa pumice tuff, batupasir tufaan dan batulempung
tufaan. Fasies pengendapannya fluvial dan alluvial fan dengan sedikit ashfall (jatuhan
erupsi vulkanik, non-andestik). Pada Formasi Kasai hanya ditemukan sedikit fosil,
6
beupa moluska air tawar dan fragmen-fragmen tumbuhan. Umur Formasi Kasai adalah
Pliosen Akhir Plistosen. Lingkungan pengendapan formasi ini fluvial dengan
ketebalan >200 m.
berasal dari Formasi Batu Raja. Jebakan yang ada berupa jebakan struktural. Strukturnya
berupa sintetik yang disebabkan oleh gaya regangan.
BAB III
INTERPRETASI GEOLOGI
umum, daerah penelitian berada pada Lapangan X di Cekungan Sumatera Selatan. Pada
daerah penelitian dilakukan analisis petrofisika untuk menunjang studi geologi bawah
permukaan dan secara lebih lanjut untuk menentukan prospektivitas daerah penelitian.
Analisa petrofisika yang dilakukan meliputi interpretasi log untuk menentukan kisaran
letak reservoar. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa sumur-sumur tersebut
memiliki prospek hidrokarbon.
III.1.1. Hasil Analisis Petrofisika
Well-1 di lapangan X daerah Sumatera Selatan menunjukkan adanya lapisan yang
memiliki prospek hidrokarbon yaitu pada interval X1. Target utama reservoir utama pada
sumur ini adalah batupasir pada interval X1 di Formasi Batu Raja. Zona lapisan reservoir
pada interval X1 berada pada kedalaman 5582.96 6023.06 m pada Well-1 dengan batas
owc pada kedalaman 5826.96 m dalam MD.
BAB IV
INTERPRETASI SEISMIK
10
11
12
13
14
15
16
17
18
BAB V
PEMODELAN GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN
19
20
21
BAB VI
22
BAB VII
23
KESIMPULAN
Terdapat lima marker, yaitu BRF, OWC, PDPF, TAF, dan BSMT
Lapisan reservoir X1 memiliki ketebalan 5 20 m yang diduga berada di dalam Formasi
Batu Raja
Batas minyak dengan air berada pada kedalaman 5826.96 m dalam MD.
Memiliki cadangan sebesar STOIIP (in oil) [*10^6 sm3].
24