Anda di halaman 1dari 18

UNDANGUNDANG K3

Kelompok :
- Ari Yuga Aswara (130513611133)
- Arif Choirul Amal (130513611137)
- Aris Ramdani
(130513605965)

Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(K3) Di Indonesia

Pada Zaman Prakemerdekaan

Hal yang dicari pada saat itu adalah pengeksplotasian


tenaga kerja secara penuh demi kepentingan pihak
penjajah, sedangkan kepentingan tenaga kerja tidak
diperhatikan sama sekali

Pada Zaman Kemerdekaan

20 April 1948 mengundangkan Undang-undang No.12


Tahun 1948 tentang kerja. Setelah Indonesia berbentuk
Negara kesatuan UU No.12 tahun 1948 ini di
berlakukan ke seluruh wilayah Indonesia dengan UU
No.2 Tahun 1951

Undang-undang pokok kerja ini


mamuat aturan dasar mengenai :
1. Pekerjaan anak
2. Pekerjaan orang muda
3. Pekerjaan wanita
4. Waktu kerja, istirahat, dan mengaso
5. Tempat kerja dan perumahan buruh, untuk
semua pekerjaan tidak membeda-bedakan
tempatnya

Ruang Lingkup Keselamatan Kerja


Undang-undang No.1 Tahun 1970
menetukan bahwa tempat-tempat yang
dimaksud dengan tempat kerja adalah tempattempat di darat, di dalam tanah, di permukaan
air, di dalam air maupun di udara yang berada di
wilayah kekuasaan hukum Indonesia

Mencegah dan mengurangi kecelakaan


Untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan
ini banyak sekali upaya yang dapat dilakukan
oleh pengusaha. Dalam Veiligheidregelement
(Peraturan Keamanan Kerja), antara lain
dinyatakan bahwa agar peralatan pabrik tidak
atau kurang menimbulkan bahaya, maka :
1) Ban penggerak, rantai, dan tali yang berat harus
diberikan alat penadah, jika putus tidak akan
menimbulkan bahaya.
2) Mesin-mesin harus terpelihara dengan baik,
mesin yang berputar harus diberikan penutup
agar jangan saampai beterbangan jika kurang
tahan dalam putaran yang keras.

Tanggung Jawab Perusahaan


Berdasarkan Peraturan Perundangan
Pasal 3 ayat 1 : Melaksanakan syarat-syarat
keselamatan untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran. Peraturan pelaksananya
Kepmenaker RI No. Kep.186/Men/1999 tentang
Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat
Kerja
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d. Memberikan kesempatan atau jalan
menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya
e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan

Pasal 8
Ayat 1 : Pengurus diwajibkan memeriksa
kesehatan badan, kondisi mental, dan
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan
diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai
dengan sifat-sifat pekerjaan yang
diberikan
kepadanya.
Peraturan pelaksananya Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.

Pasal 9
Ayat 1 : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta
yang dapat timbul dalam tempat kerja
b. Semua pengamanan dan alat-alat
perlindungan yang diharuskan dalam
tempat kerja
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga
kerja yang bersangkutan
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam
melaksanakan pekerjaannya

Tidak adil apabila masalah K3 ini hanya


dilimpahkan kepada perusahaan / pengusaha
saja. Karena masalah K3 juga merupakan
tanggung jawab pekerja sebagai objek dari K3
ini. Untuk itu pekerja juga memiliki hak dan
kewajiban terkait dengan K3 ini yaitu :
a. Memberikan keterangan apabila diminta oleh
Pegawai Pengawas / Ahli K3
b. Memakai alat-alat pelindung diri
c. Mentaati syarat-syarat K3 yang diwajibkan
d. Meminta pengurus untuk melaksanakan syaratsyarat K3 yang diwajibkan

Yang bertugas mengawasi atas ditaatinya


atau tidak peraturan perundangan di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja ini adalah :
1. Pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan
kerja yaitu pegawai teknis berkeahlian khusus
dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk
oleh Menteri Tenaga Kerja.
2. Ahli keselamatan dan kesehatan kerja yaitu
tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja.

Sistem Menajemen K3 Berdasarkan


Permenaker No.5 Tahun 1996
Sistem Manajemen K3 di lingkungan kerja
adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumberdaya yang
dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian resiko

Pendekatan manajemen secara professional


tidak akan efektif apabila tidak
memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Manajer harus memperhatikan adanya alat
pelindung (safety) dan kesehatan (health).
Beberapa problem seperti ini 85% dapat
dikontrol oleh pihak manajemen.
2. Manajer berpengaruh terhadap peluang
perusahaan untuk mendapatkan keuntungan.
Menekan kerugian dapat meningkatkan
keuntungan.

Dasar Hukum Penerapan sistem K3


1. UUD 1945 pasal 27 ayat (2) : Tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
2. UU No.13 tahun 2003 pasal 87: - Setiap
perusahaan wajib menerapkan sistem K3 yang
terintegrasi dengan sistem. - Manajemen
Ketentuan mengenai penerapan sistem K3
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur
dengan peraturan pelaksana.

Manusia melakukan tindakan-tindakan yang


berbahaya disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya :
a. pengetahuan dan keterampilan yang tidak
sesuai dengan pekerjaannya.
b. Keadaan fisik dan mental yang belum siap untuk
tugas-tugasnya
c. Tingkah laku dan kebiasaan ceroboh, sembrono,
terlalu berani tanpa mempedulikan petunjuk,
instruksi.
d. Kurangnya perhatian dan pengawasan dari
manajemen.
e. Kondisi berbahaya yang meliputi :
Mesin, pesawat, alat, instalasi, dll.

KESIMPULAN
Kecelakaan Kerja dapat terjadi pada siapa saja dan
dimana saja, akan tetapi dengan melakukan
pencegahan agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan pada saat melakukan suatu pekerjaan
Dengan adanya undang-undang untuk memperkuat
aturan keselamatan kerja dapat mengakibatkan
tersadarnya berbagai kalangan akan pentingnya
menerapkan bekerja aman dan selamat

THANKS FOR

ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai