FAKULTAS KEDOKTERAN
April 2016
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TUBERKULOSIS PARU
OLEH:
Abdurrahman
C11112002
C11112108
Anugerah
C11112115
C11112127
Shandy Shanaya
C11112133
Pembimbing Residen
dr. Emilya Jufianti
Dosen Pembimbing
dr.Luthfy Attamimi, Sp. Rad.
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
HALAMAN PENGESAHAN
dr.Emilya
Mengetahui,
Kepala Bagian Radiologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
BAB 1
PRESENTASI KASUS
A. Identitas Pasien
Nama
Tgl lahir
No. RekamMedik
Jenis kelamin
RuangPerawatan
Alamat
Tanggal MRS
: Ny. H
: 31/12/1964
: 753542
: Perempuan
: Palem
: Wajo, Dusun Massie
: 12/04/2016
B. Anamnesis
Keluhan utama
Allo Anamnesis
Pasien
dirujuk
dari
rumah
sakit
Grestelina
terakhir.
Riwayat Penyakit Dahulu
: Disangkal
C. PemeriksaanFisis
Keadaan umum
Tanda Vital
- Tekanandarah
- Nadi
-
Suhu
Pernafasan
:Somnolen
: 130/90 mmHg
: 80x/menit
: 36,5oC
: 22 x/menit
Status lokalis
1. Kepala
Rambut
Mata
:Konjungtiva
anemis
(-)
Ikterus
(-),
Gangguan
(-),
Gangguan
penglihatan(-),
Telinga
:Nyeri
(-),
Sekret
(-),
Tinnitus
pendengaran (-).
3
Hidung
Mulut
Tenggorokan
2. Leher
Inspeksi
Palpasi
: Tidak ada massa tumor, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
:
:
:
:
:
:
:
:
4. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
5. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: Edema (-)
: Tidak ada nyeri tekan
D. Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN
KIMIA DARAH
HASIL
NILAI RUJUKAN
SATUAN
101
140
mg/dl
13
10-50
mg/dl
0,41
L(<1,3) P(<1,1)
mg/dl
28
<38
U/L
20
<41
U/L
Glukosa
GDS
Fungsi Ginjal
Ureum
Kreatinin
Fungsi Hati
SGOT
SGPT
E. Radiologi
Gambar 1. Thorax AP
Gambar 2. Thorax AP
Foto thorax AP
Hasil Pemeriksaan :
-
Kesan :
-
F. Diagnosis
6
IVFD RL 20 tpm
Pasang kateter
Dexamethason 10 mg LD -> 5 mg / 6 jam / iv
Ranitidin 50 mg / 12 jam / IV
Citocholine 500 mg / 12 jam / IV
Sohobron 1 amp / 24 jam / IV
Diinstruksikan dilakukan pemeriksaan sputum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteriberbentuk
batang
(basil)
yang
dikenal
dengan
nama
batuk,
bersin
dan
atau
meludah,
butir-butir
air
ludah
orang yang lain dan masuk ke dalam paru yang kemudian menyebabkan
penyakit tuberkulosis paru.[1]
B. EPIDEMIOLOGI
Pada tahun 2013, diperkirakan ada 9 juta kasus insiden TB (kisaran
8.600.000-9.400.000) secara global, setara dengan 126 kasus per
100.000 penduduk. Jumlah kasus menurun perlahan, rata rata 1,5% per
tahun 2000-2013 dan 0,6% antara tahun 2012 dan 2013. Sebagian besar
perkiraan jumlah kasus pada tahun 2013 terjadi di Asia (56%) dan Daerah
Afrika (29%); sebagian kecil kasus terjadi di Mediterania Timur (8%),
wilayah Eropa (4%) dan Wilayah Amerika (3%). Keenam negara yang
memiliki jumlah terbesar kasus insiden pada tahun 2013 adalah India (2
juta -2.3 juta), Cina (0.9 juta-1.1 juta), Nigeria (340.000-880.000),
Pakistan (370.000 -650.000), Indonesia (410.000-520.000) dan Afrika
Selatan (410.000-520.000).[2]
Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban
TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar
660,000 (WHO, 2010) dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus
baru per tahun. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61,000 kematian
per tahunnya.[2]
C. KLASIFIKASI TUBERKULOSIS
1. Berdasarkan hasil Pemeriksaan Dahak (BTA)
[3]
Baru
[3]
adalah
pasien
yang
belum
pernah
mendapat
sembuh
(Relaps)
adalah
pasien
tuberculosis
yang
b.
10
[3]
bila
gambaran
foto
toraks
memperlihatkan
gambaran
D. PATOGENESIS
Droplet infeksius yang terhirup akan tertinggal di seluruh jalan napas.
Sebagian besar basil terjebak di bagian atas dari saluran udara di mana
sel-sel
goblet
menangkap
zat
penghasil
asing,
mukus
dan
silia
berada.
pada
Mukus
yang
permukaan
diproduksi
sel-sel
terus
[4]
pengendalian sukses
infeksi, diikuti
dengan
TB
laten,
atau
struktural.
ke
dalam
Material
nekrotik
bronkus
atau
semiliquid
pembuluh
kemudian
darah
di
dapat
dekatnya,
E. ANATOMI THORAX
1. Dinding Thorax
Dinding Thorax terdiri dari seperangkat tulang, articulus, dan otot-otot.
Dinding thorax dapat bergerak mengikuti irama respirasi. Tulangtulang yang membentuk dinding thorax adalah Vertebra thoracalis
bejumlah 12 buah, costae sebanyak 12 pasang, dan Os.Sternum.
Articulus
yang
menyusun
dinding
thorax
yaitu
Junctura
13
Costovertebralis,
Junctura
Costosternalis.
Musculus,
pada
dibagi
dan
lapisan
dinding
otot
thorax
menjadi
tiga
a. Lapisan
Superficial,
meliputi
otot-otot
ekskrmitas
superior,
seperti:
M.Pectoralis
Major,
oleh
M.Subcostalis
dan
M.Transversus Thoracis.
2. Mediastinum
Mediastinum dibagi menjadi dua bagian oleh Angulus Sternalis Louisi
dan Tepi caudal Corpus Vertebral Thoracalis IV yaitu Mediastinum
14
Superior
dan
Inferior.
dibagi
Mediastinum
Mediastinum
menjadi
anterius
mediastinum
disebelah
pericardium,
medius
pericardium
posterius
Inferius
ventral
mediastinum
yang
ditempati
dan
mediastinum
yang
posterior
terletak
di
pericardium.
N.
Vagus,
N.Phrenicus,
BifurcatioTrachea,
Bronchus,
F.
DIAGNOSIS
1. Gambaran Klinis
Keluhan yang dirasakan pasien dapat bermacam-macam bahkan
bisa tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan, keluhan tersering
16
a. Demam,
biasanya
demamsubfebril.
demam
Serangan
yang
dikeluhkan
demam
pertama
pasien
berupa
dapat
sembuh
timbul
peradangan
menjadi
batuk
produktif
yang
keringat malam, dll. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan
terjadi hilang timbut secara tidak teratur.
2. Pemeriksan Fisis
Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin
ditemukan konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia,
suhu demam (subfebril), badan kurus atau berat badan menurun. [6]
Pada pemeriksaan fisik pasien juga sering tidak dijumpai kelainan
terutama pada kasus-kasus dini. Tempat kelainan lesi yang utama
terletak pada apeks paru. Bila dicurigai adanya infiltrate yang agak
luas, maka didapatkan perkusi yang redup dan auskultasi suara napas
bronchial. Akan didapatkan juga suara napas tambahan berupa ronki
bawah, kasar dan nyaring. Bila terdapat kavitas yang cukup besar,
perkusi memberikan suara hipersonor atau timpani dan auskultasi
memberikan suara amforik. Pada tuberkulosis paru yang lanjut dengan
fibrosis yang luas sering ditemukan atrofi dan retraksi otot-otot
intercostal. Bila tuberkulosis mengenai pleura, sering terbentuk efusi
pleura. Paru yang sakit terlihat agak tertinggal dalam pernapasan.
Perkusi memberikan suara pekak. Auskultasi memberikan suara napas
yang lemah sampai tidak terdengar sama sekali.[6]
3. Pemeriksaan Laboratorium
18
Interpretasi
dari
hasil
pemeriksaan
mikroskopik
dari
kali
4. Radiologi
Gambaran radiologipada tuberculosis paru:[7],[8].[9]
-
Pada
awal
penyakit, lesi
masih
merupakan
sarang-
sarang
pneumonia
yang
mula-mula
berdinding
tipis,
lama-lama
dinding
20
Tb
paru
lama
tampak
bercak
berawan
pada
aktif
kedua
lapanganparu
disertai
kavitas, bintik-
21
TB Paru lama
aktif
22
TB Paru tenang, Nampak sarang seperti garis-garis fibrotic atau bitnik-bintik kapur
kalsifikasi
G. PENATALAKSANAAN
Penggunaan Obat Anti TB yang dipakai dalam pengobatan TB adalah antibotik dan
anti infeksi sintetis untuk membunuh kuman Mycobacterium. Aktifitas obat TB didasarkan
atas tiga mekanisme, yaitu aktifitas membunuh bakteri, aktifitas sterilisasi, dan mencegah
resistensi. Obat yang umum dipakai adalah Isoniazid, Etambutol, Rifampisin,
Pirazinamid, dan Streptomisin. Kelompok obat ini disebut sebagai obat primer. Rejimen
pengobatan TB mempunyai kode standar yang menunjukkan tahap dan lama pengobatan,
jenis OAT, cara pemberian (harian atau selang) dan kombinasi OAT dengan dosis tetap.
Contoh : 2HRZE/4H3R3 atau 2HRZES/5HRE. [10]
Kode huruf tersebut adalah akronim dari nama obat yang dipakai, yakni :
H = Isoniazid
R = Rifampisin
Z = Pirazinamid
E = Etambutol
S = Streptomisin
23
Sedangkan angka yang ada dalam kode menunjukkan waktu atau frekuensi. Angka 2
didepan seperti pada 2HRZE, artinya digunakan selama 2 bulan, tiap hari satu kombinasi
tersebut, sedangkan untuk angka dibelakang huruf, seperti pada 4H3R3 artinya dipakai 3
kali seminggu, selama 4 bulan. [10], [11]
KATEGORI-1 (2HRZE/4H3R3)
Obat ini diberikan untuk:
KATEGORI-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Obat ini diberikan untuk penderita TB paru BTA (+) yang sebelumnya pernah
diobati, yaitu:
Penderita kambuh (relaps)
Penderita gagal (failure)
Penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default)
Paduan OAT KDT ( Kombinasi Dosis Tetap) untuk kategori-1
Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap yaitu :
- Tahap intensif : mendapat obat tiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk
mencegah terjadinya reistensi obat. Bila diberikan dengan tepat maka pasien tidak
akan menularkan penyakit dalam waktu dua minggu.
- Tahap lanjutan : membunuh kuman persisten sehingga mencegah terjadinya
kekambuhan
24
H. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan yang mengebai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi pada jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
[6]
25
terlihat
Bersilhouette sign (+)
Peningkatan densitas
Batas tegas walaupun
pada
26
lain,
sehingga
sering
kali
dijumpai
bersama-sama
tbc,
Air-Fluid Level
TB Paru
Tipis
Tidak ada
Halus
27
Abses Paru
Tebal
Halus
Ada
Kanker Paru
Tebal
Irreguler
Ada/Tidak ada
I. PROGNOSIS
Prognosis Tuberkulosis yaitu Dubia, bergantung pada kondisi pasien.
J. KOMPLIKASI
Penyakit tuberculosis paru bila tidak ditangani dengan benar
akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi di bagi atas komplikasi dini
dan komplikasi lanjut.
Komplikasi dini :
Pleuritis
Efusi pleura
Empiema
Laringitis
Poncets arthropathy
Komplikasi lanjut :
Obstrruksi jalan nafas
Kerusakan parenkim berat
Kor pulmonal
Amiloidosis
Karsinoma paru
BAB III
DISKUSI
A. Resume Klinis
Seorang perempuan berusia 52 tahun dirujuk dari rumah sakit
Grestelina dengan keluhan utama afasia motoric dialami secara
28
perlahan-lahan sejak 2 bulan yang lalu. Lemah badan sebelah kiri sejak
6 bulan yang lalu secara perlahan. Ada nyeri kepala juga sebelumnya,
namun pasien tidak bisa menjelaskan deskripsi nyeri kepalanya.
Disertai juga batuk lama sejak 3 bulan yang lalu, namun tidak
didapatkan lendir dikarenakan pasien susah mengeluarkan lendirnya.
Mual dan muntah tidak jelas. Riwayat penyakit sebelumnya disangkal.
Pemeriksaan fisis didapatkan tanda vital dengan tekanan darah
130/90 mmHg, nadi 80 kali/menit, pernapasan 22 kali/menit, suhu
axilla 36,5
namun
tidak
didapatkan
lendir
dikarenakan
pasien
susah
bercak
berawan
pada
keduaparu
lapangan
atas
terutama kiri disertai garis fibrosis yang meretraksi kedua hilus dan
diafragma
kiri,
yang
disebabkan
oleh
bakteri
mycobacterium
31
DAFTAR PUSTAKA
1 World Health Organization. Tuberculosis fact sheet. In: Geneva
(Switzerland): WHO global TB programme; Reviewed March
2015 [Internet] [cited 2015 Aug 2]; [about 5 screens]. Available
from:,http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs104/en/.
2 World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2014.
[serial online] 2014; 1(1): [134 screens]. Available from URL:
http://www.who.int/tb/publications/global_report/en/
3 Departemen Kesahatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi kedua cetakan pertama.
Jakarta;2006
4 Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL. Harrisons
Principle of Internal Medicine. Edisi ke-16. McGraw-Hill: 2005
32