Berdasarkan perbedaan distribusi dan kedalaman dari serat nyeri, dan kualitas
sensasi yang diproduksi dari jaraingan yang berbeda, nyeri dapat dikategorikan
menjadi tiga kategori: nyeri dari kulit dan jaringan superfisial, nyeri kedalaman
somatic dan nyeri viseral
Nyeri dari Kulit dan Jaringan Superfisial
Kualitas dari persepsi nyeri yang terasa dari nyeri kulit dan jaringan superfisial
sangat beragam. Akan terasa tajam, menusuk, menikam atau terbakar, pendek
umur atau bertahan. Jadi dari nyeri somatic dan nyeri visceral pada umumnya dapat
diketahui.
Luka yang terdiri dari lecet, terbakar, membeku, terbakar sinar matahari dan
lainnya, kemungkinan akan ada peningkatan sensifitas pada akhir nyeri dari kulit.
Secara umum ini disebut hyperalgesia. Karakteristik umum dari kondisi seperti ini
adalah nyeri dari kualitas terbakar. Apabila luka melibatkan area yang besar dari
kulit, peningkatan sensifitas akan memungkinkan menyebar disekitarnya yang
sebelumnya tidak terkena luka. Hiperalgesia kedua ini seharusnya meningkat dari
difusi dan substansi yang dilepaskan dari sell yang rusak di area terluka.
Nyeri Kedalaman Somatic
Jaringan kedalaman somatic sangat beragam terkait sensifitas terhadap stimulus
pemicu nyeri. Jaringan otot secara umum tidak sensitif sedangkan perioustium,
ligamen dan tendon sangat sensitif terhadap stimulus nyeri. Nyeri dari jaringan
somatic dalam pada umumnya berdifusi dan terkadang dirasakan yang datang dari
area tubuh berbeda dari pemicu area sebenarnya.
Nyeri musculoskeletal adalah bentuk umum dari nyeri kedalaman somatic.
Kemungkinan meningkat dari berbagai arah, secara umum yaitu: (a) beban yang
berkepangangan, (b)
meningkat oleh pelepasan substansi nyeri. Penyebab nyeri lainnya oleh gangguan
suplai darah. Nyeri iskemik yang dikaitkan oleh akumulasi produk metabolik atau
substansi lain sebagai bradykinin. Dengan beban yang terus menerus penurunan
sirkulasi memungkinkan memberikan konstibusi untuk nyeri melalui mekanisme
yang sama. Nyeri yang meningkat dari kelebihan beban yang mendadak
memunculkan
faktor
mekanikal
yaitu
kerusakan
ligament,
dan
yg
lainnya
meningkat
dari
dalam
abdominal
yang
secara
bersamaan
dengan
meningkatkan tekanan pada otot dinding abdominal dipicu oleh reflex motor
viscero, yang memungkinkan akan mengarahkan pada akut kelembutan pada otot.
Nyeri Alih
Sebagaimana yang kita ketahui, nyeri dari jaringan viscera dan kedalaman somatic
seperti
otot
dan
tendon
yang
mungkin
dirasakan
tidak
dari
organ
yang
terkena/terluka tapi jauh dari area tersebut. Penjelasan dari fenomena ini sebagai
berikut. Serat nyeri muncul dari organ yang sakit kemudian menyebar ke beberapa
cabang setelah memasuki pada ujung dorsal dari medulla spinalis. Beberapa
cabang tersebut membuat kontak simpnastik dengen sel yang hanya menerima
impuls nyeri, sedangkan yang lainnya terhubung dengan sel yang ditambahkan
menerima input dari serat aferen somatic dari kulit. Dengan kata lain, serat nyeri
dan serat kulit berkumpul pada saraf kedua. Terdapat dua rute pusat untuk impuls
nyeri. Salah satunya hanya menyampaikan nyeri impuls dari viscera dan mungkin
dapat diperhitungkan sebagai rute khusus untuk peningkatan impuls nyeri dari
organ yang sakit. Peningkatan sensasi nyeri dari masuknya impuls oleh rute
tersebut yang pada umumnya menyebar dan sulit untuk diketehui lokasinya. Rute
selanjutnya pada umumnya memicu dari viscera dan kulit. Sebagai contoh, apabila
nyeri mengarahkan dari jantung dan beberapa serat nyeri melalui impuls saraf
tanduk dorsal yang juga menerima impuls dari kulit lengan kanan. Otak yang sudah
merasakan mempelajari yang sampai melalui jantung sebagai nyeri pada lengan.
Impuls nyeri dari jantung mengumpulkan impuls somatic pada level C2-C4, dan
nyeri akan disebut pada dermatories untuk C2-C4, contoh, bahu kiri dan lengan.
Lokasi nyeri visceral berkaitan dengan dermatories oleh sebab itu bergantung pada
serat nyeri visceral dan nyeri kulit pada sel yang sama dari tanduk dorsal.
Hal ini bisanya diketahui faktanya bahwa nyeri dapat diblokir oleh reaksi emosional
yang kuat. Sebagai contoh, selama keseruan pada pemain permainan rugby
kemungkinan tidak diketahui bahwa sudah luka berat. Hal dan pengalaman yang
sama secara jelas menunjukkan bahwa mekanisme psikologi ada yang dapat
mengontrol nyeri. Hingga saat ini proses neuropsikologi yang menjalankan control
tersebut belum diketahui pasti. Pada dua decade sebelumnya ditemukan bahwa
yang membuat terbuka control pada mekanisme tersebut. Pengetahuan ini
menyediakan dasar untuk perkembangan dari metode terbaru dan terkuat dalam
melawan rasa nyeri. Pada dasarnya, metode ini, melalui input peripheral maupun
melalui
mengaktifkan
mekanisme
utama
pada
otak
atau
batang
otak,
Mekanisme Periferal
Hal ini biasa disebut sebagai efek penyembuh nyeri yang didapatkan dari stimulasi
dari kulit seperti memijat, getaran atau aplikasi dengan dingin. Neuropsikologi
mempelajari bahwa hal ini mungkin dapat dijelaskan oleh interakasi antara besar
diameter serat dan nyeri serat oada semua tingkat tanduk dorsal. Berdasarkan
penemuan tersebut, Melzack dan Wall (1965) telah membuat formulasi dengan teori
ternama mereka sebagai system gerbang control yang mngontrol input dari implus
nyeri ke otak. Berdasarkan teori tersebut, aktifitas aferen pada besar diameter serat
dari kulit dan otak menghambat tansmisi sinaptik dari serat nyeri ke saraf kedua
ada tanduk dorsal. Sebagaimana penghambat peripheral, teori gerbang control
termasuk pengatur modulasi dari jalur utama pada input nyeri. Hal ini disimpulkan
bahwa kecemasan, perhatian dan pengalaman masa lalu mungkin dipengaruhi
persepsi nyeri dengan aktifitas pada mekanisme gerbang spinal. Teori gerbang
kontrol menyediakan pendekatan konsep baru kepada nyeri dan khusunya
perhatian langsung dari kehadiran mekanisme psikologi untuk control nyeri dan
kemungkinan menggunakan mekanisme tersebut sebagai pengobatan nyeri.
Perkembangan dari TENS mungkin dapat dipertimbangkan yang dimunculkan dari
teori gerbang control.
Mekanisme Pusat
Faktanya bahwa nyeri kemungkinan diblok pada saat kondisi emosional stress yang
berat dikemukakan bahwa disana kemungkinan terdapat mekanisme pusat yang hal
tersebut input nyeri ke otak dihambat. Pada tahun 1969, telah ditemukan oleh
Reynolds bahwa stimulasi elektrik dari beberapa area pada batang otak dihasilkan
analgesia lengkap pada tikus. Perkembangan ilmu selanjutnya dicontohkan bahwa
efek yang sama akan ditemukan oleh stimulasi dari area subcortical. Hal ini
terdapat di otak sebagai system pusat dimana rasa nyeri dapat ditekan. System ini
dilakukan dengan alur menurun, serat yang mengaktifkan sel pada tanduk dorsal.
Pada saat diaktifkan, sel tersebut menutup gerbang dengan menghambat transmisi
impuls nyeri.
Pertanyaan penting, pada kondisi seperti apakah system tersebut menggunakan
aksi tersebut. Hal ini aktif muncul oleh input aferen pada besar diameter serat dari
kulit dan dari otot atau dari pusat tertinggi. Impuls dari serat ini adalah (a) secara
langsung mengaktifkan sel control dari tanduk dorsal; (b) aktif melalui alur menurun
dari control nyeri pada batang otak, yang memutar balik secara menurun sebagai
aktifitas control sel pada tanduk dorsal. Batang otak mengontrol pusat mungkin
dapat memicu pada aktifitas melalui reaksi psikologi yaitu kecemasan, marah dan
shok fisik dan mungkin akan menyebabkan kehilangan nyeri secara utuh. Beberapa
orang seperti para yoga muncul mampu menggunakan system tersebut.
Mekanisme Neurohumoral
Pada tahun 1973 ditemukan oleh Terenius yang ketergantungan atau kecandungan
seperti
obat
memunculkan
ketergantungan
tertentu
efek
pada
pereda
otak.
nyeri
Penemuan
dengan
ligan
mengikat
alami
pada
reseptor
reseptor
kedepannya akan memicu pada demonstrasi keluarga hitherto, peptida yang belum
diketahui yang menggunakan aksi penghambat pada transmisi impuls nyeri pada
medulla spinalis dan pada otak. Peptida pertama yang ditemukan adalah
enkephalin. Selanjutnya jumlah peptide dengan ciri yang sama ditemukan.
Substansi ini disebut sebut sebagai endorphin. Belum ada substansi yang mampu
melewati pembatas darah otak, tidak dapat dilakukan secara oral maupun
intraveba. Beberapa dari mereka, ketika melalui cadangan otak, memberikan efek
analgesik yang secara signifikat lebih kuat dari morfin.
Enkephalin ditemukan pada saraf dari sistem kontrol nyeri. Secara umum
diasumsikan bahwa sebagai neurotransmitter yang menggunakan fungsi kontrol
nyeri dengan mengaktifkan sel kontrol dari tanduk dorsal. Morfin memiliki
karakteristik molekul yang mendekati sama dengan salah satu molekul endorphin.
Dengan demikian morfin dapat diasumsikan sebagai pereda nyeri dengan mengikat
pada reseptor endorphin dan mengaktifkan system control nyeri. Sebagai tambahan
morfine memiliki efek euphoric.
Aksi dari morfin dapat dilakukan melalui morfin antagonist, naloxone, yang
memblokir reseptor endorphin, sehingga berlawanan dengan efek endorphin.
Nalaxone itu sendiri memiliki sedikit atau tidak ada efek samasekali pada dosis
rendah dan dengan demikian secara global digubakan untuk mengetahui apakah
ada atau tidak efek Pereda nyeri pada pengobatan tersebut yang dimediasi oleh
endorphin. Sebagai contoh, efek analgesic dari stimulasi elektrik pada batang otak
memungkinkan untuk memblokir oleh naloxone, saat Pereda nyeri tercapai dengan
akuputur atau TENS frekuensi rendah, yang mengindikasikan pengobatan ini beraksi
dengan melepaskan endorphin. Pereda nyeri oleh frekunsi tinggi TENS atau
hypnosis,
disisi
lain
tidak
memberi
dampak
dengan
naloxone,
yang