Anda di halaman 1dari 1

Euthanasia sukarela

Dan contoh yang lain adalah Vincent Humbert, pemuda


Perancis ini mengalami kecelakaan mobil pada akhir
September 2000. Tiga tahun Vincecnt dirawat di sebuah
rumah sakit di kota Bercksur-Mer sembilan bulan
pertama dalam keadaan koma. Ketika kesadarannya pulih,
Vincent sudah kehilangan penglihatan dan kemampuan
berbicara. Tubuhnya pun lumuh. Cuma jempol tangan
kirinya yang bisa digerakkan. Kondisi tanpa daya ini
membuat Vincent tak mau meneruskan hidupnya. Pada
November 2002, ia mengirimkan surat kepada Presiden
Perancis, Jacques Chirac, meminta agar ia diberi hak untuk
mati. Chirac membalas surat Vinceent dan menelponnya.
ke rumah sakit, menjelaskan bahwa ia tak bisa memenuhi
permintaannya itu. Vincent pun akhirnya menyusun
rencana kematian bersama ibunya, Marie Humbert. Ia juga
menulis buku berisi penjelasan soal kasusnya dibantu
seorang wartawan bernama Frederick Veille.
Kemudian tepat tiga tahun setelah kecelakaan, Vincent
dan Marie melaksanakan rencana mereka, Marie
menyuntikkan obat penenang dengan dosis berlebih ke
pembuluh darah putranya. Hari berikutnya, buku karya
Vincent, FeVous Demande le Droit de Mourir (Saya
Meminta Pada Anda Hak untuk Mati), pun terpajang di rak
toko-toko buku di Perancis. Dalam buku itu Vincent
berkata, Saya tidak hidup. Saya dibuat untuk hidup. Saya
tetap hidup. Untuk Siapa, untuk apa yang tak saya
ketahui, yang saya tahu saya hanyalah mayat
hidup.Jumat 26 September 2003, Vincent meninggal
pada usia 22 tahun,Saya sangat bahagia, akhirnya kakak
saya bebas, kata Laurent Humbert, adik Vincent, kepada
LCI TV. Marie, 48 tahun, yang genjar mengkampanyekan
hak putranya untuk mengakhiri hidup, ditahan polisi
karena dituduh melakukan pembunuhan dengan sengaja.
Hari berikutnya, Marie dibebaskan dan diperbolehkan
menemui putranya sebelum meninggal. Marie kemudian
dimasukkan ke rumah sakit yang dirahasiakan nama dan
tempatnya. Keberadaannya pun sekarang tak diketahui
umum.

Anda mungkin juga menyukai