Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pakar mulai dikembangkan oleh para pakar komputer kecerdasan buatan, para
pakar di bidang tertentu, para pakar bahasa dan para psikolog yang berhubungan
dengan pemecahan masalah tentang daya pikir manusia.Pengembangan perangkat dan
teknik komputerisasi yang didasarkan pada kecerdasan buatan manusia, pada akhirnya
memunculkan satu cabang baru dari ilmu komputer, yaitu kecerdasan buatan
(Artificial

Intelligence).Artificial

Intelligence

terbagi

menjadi

tiga

bidang

pengembangan yang secara relatif berdiri sendiri, salah satunya bergerak dalam
bidang pengembangan perangkat lunak yang menggunakan pengetahuan simbolik
untuk meniru perilaku seseorang atau sekelompok ahli dan jenis perangkat lunak ini
dikenal dengan sistem pakar (expert system) (Marimin, 2002).

Tubuh manusia terdiri dari bermacam-macam organ tubuh dan rongga mulut
merupakan salah satu bagian tubuh yang cukup unik sehubungan dengan kesehatan
seseorang, karena rongga mulut merupakan pintu pertama masuknya bahan-bahan
kebutuhan untuk pertumbuhan individu yang sempurna serta kesehatan yang
optimal.Nutrisi yang cukup serta asupan makanan yang bergizi merupakan kunci
utama bagi pertumbuhan manusia yang optimal, namun adanya rasa sakit pada gigi
dan mulut menyebabkan menurunnya selera makan. Apabila keadaan ini dibiarkan
terus-menerus, maka akan mengakibatkan kekurangan gizi yang berdampak pada

Universitas Sumatera Utara

menurunnya kemampuan melakukan aktivitas sebagaimana biasabya dilakukan


manusia.

Beberapa peneliti menyatakan penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit


yang paling banyak diderita masyarakat. Hasil studi morbiditas SKRT-SURKESNAS
2001 menunjukkan bahwa dari sepuluh kelompok penyakit terbanyak yang
dikeluhkan masyarakat Indonesia, penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama
mencapai 60% dari jumlah penduduk secara keseluruhan, ini berarti lebih dari separuh
jumlah penduduk Indonesia pernah menderita penyakit gigi dan mulut. Hal ini
menunjukkan masih kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan dan
kesehatan rongga mulutnya. Di Jakarta yang merupakan ibukota negara Republik
Indonesia, 90% manusia mengalami masalah gigi berlubang dan 80% menderita
penyakit gusi, persentase tingginya angka penyakit gigi dan mulut tersebut diduga
lebih parah di daerah serta pada mereka dari golongan ekonomi menegah kebawah,hal
ini sejalan dengan pernyataan bahwa penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit
termahal keempat dalam pengobatan (The World Oral Health Report, 2003).

Masalah gigi dan mulut memang tidak termasuk dalam daftar penyakit yang
mematikan. Kondisi inilah yang membuat sebagian masyarakat mengesampingkan
upaya mencegah bahkan juga mengobati penyakit gigi dan mulut, padahal berbagai
kelainan rongga mulut dapat merupakan manifestasi suatu penyakit sistemik seperti
diabetes, penyakit jantung koroner, kelainan darah, defisisensi nutrisi, AIDS, dan
bahkan kelainan yang mengarah kepada keganasan (kanker).Selain itu, infeksi di
rongga mulut juga dapat menjadi sumber infeksi bagi organ tubuh lainnya yang
disebut fokal infeksi seperti pneumonia dan penyakit saluran pencernaan.Pada
penderita defisiensi nutrisi, pemeriksaan rongga mulut dapat memberikan informasi

Universitas Sumatera Utara

yang cepat dan vital tentang keadaan gizi pasien.Keilitis angularis merupakan
manifestasi oral yang paling sering dijumpai pada penderita kurang gizi.Bila masalah
ini tidak segera ditangani, maka efek yang ditimbulkannya tidak hanya di sekitar
rongga mulut saja, tetapi juga berimbas kepada kesehatan secara umum dan bahkan
fungsi mental.

Menurut beberapa peneliti, penelitian lesi mukosa mulut bahwa penyakit mulut
dapat mengganggu fungsi rongga mulut sebagai pintu gerbang masuknya makanan
untuk keperluan pertumbuhan dan juga dapat merupakan manifestasi oral dari
penyakit sistemik tertentu. Shulman dalam penelitiannya pada 10.030 anak dan remaja
usia 2-17 tahun, 914 orang diantaranya memiliki total 976 lesi. Daerah-daerah yang
paling banyak dijumpai lesi yaitu bibir (30,7 %), dorsum lidah (14,7 %), dan mukosa
bukal (13,6 %). Prevalensi terjadinya lesi mukosa mulut lebih banyak pada laki-laki
(11,76 %) dibandingkan dengan perempuan (8,67 %). Lesi yang paling umum terjadi
yaitu cheek bite (1,89 %), apthous stomatitis (1,64 %), recurrent herpes labialis (1,42
%), dan geographictongue (1,05 %). Pada penelitian Parlak mengenai prevalensi lesi
rongga mulut dan hubungannya dengan anemia terhadap 260 orang anak usia 13-16
tahun di Turky, diperoleh hasil yaitu lesi rongga mulut yang umum terjadi adalah
angular chelitis 9 %, linea alba 5,3 %, aphthous ulceration 3,6 % dengan kesimpulan
bahwa hanya angular cheilitis yang memiliki pengaruh signifikan terhadap terjadinya
anemia.

Untuk itulah perlu dibuat Aplikasi Sistem Pakar dalam Mendiagnosis Penyakit
Mulut yang dapat digunakan semua orang dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Pembuatan Aplikasi Sistem Pakar ini akan memudahkan masyarakat untuk
mendapatkan informasi tanpa harus datang kepada pakar, serta diharapkan dapat

Universitas Sumatera Utara

membrikan informasi yang cukup bagi pengguna untuk memastikan penyakit yang
diderita oleh sipenderita penyakit mulut. Aplikasi sistem pakar ini diharapkan dapat
membantu meringankan pekerjaan pakar dalam mendiagnosis penyakit pasiennya, dan
dapat memberikan informasi yang cukup bagi pasien sebelum melakukan konsultasi
dengan pakar.

Dalam sistem penentuan penyakit Mulut, Dengan fuzzy inference system


dengan metode fuzzy akan menganalisis bagaimana proses sistem pakar yang
dibangun dengan bahasa pemrograman PHP.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana merancang sistem pakar untuk mendiagnosis Penyakit Mulut dengan


metode Fuzzy.

1.3 Batasan Masalah

Batasan Masalah yang menjadi acuan dalam pengerjaan skripsi ini adalah:
1. Sistem pakar fuzzy ini ditujukan untuk sipenderita penyakit mulut atau yang dekat
dengan sipenderita.
2. Bahasa pemrograman yang digunakan PHP, Basis data yang digunakan
MySQL dan Desain aplikasi menggunakan Macromedia Dreamweaver CS5.
3. Output dari aplikasi ada 8 yaitu Herpes Labialis, Kandidas Oral , Keilitis
Angularis, Cheek Bite, Lidah Berfisur, Lidah Geografik, Glositis Atrofik,
Stomatitis Aphtosa Rekumen.

Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah membuat suatu aplikasi yang dapat dipergunakan sebagai
alat bantu medis dalam penegakkan diagnosis Penyakit Mulut dengan metode Fuzzy.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :


1. Membantu para medis dan orang awam dalam hal penegakan diagnosis Penyakit
Mulut.
2. Membantu pasien untuk mengetahui jenis lesi mukosa Penyakit Mulut yang
diderita.

1.6 Metode Penelitian


Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Literatur
Tahapan ini dilakukan dengan mempelajari sumber-sumber atau buku-buku
referensi yang berkaitan dengan skripsi ini,baik dari text book atau internet.

2. Pengumpulan Data
Pada tahapan pengumpulan data kebersihan rongga mulut dan penyakit mulut
dilakukan wawancara pada pihak kesehatan Dokter Gigi.

Universitas Sumatera Utara

3. Analisis data dan Perancangan Perangkat Lunak


Pada tahapan ini dilakukan gambaran sistem baik berupa diagram alir, Data Flow
Diagram ( DFD ), antarmuka, kamus data, dan melakukan analisis dan
perancanagn sistem pakar.

4. Implementasi Aplikasi Penentuan Penyakit Mulut


Pada tahapan ini dilakukan penerapan rancangan yang dibuat dalam suatu program.

5. Pengujian Aplikasi
Pada tahapan ini dilakukan pengujian akan perangkat lunak yang telah dibuat
untuk mengetahui kesalahan dan memperbaiki kesalahan yang ada.

6. Pembuatan Laporan
Membuat laporan skripsiuntuk dijadikan sebagai dokumentasi hasil penelitian
untuk mengetahui kesalahan dan memperbaiki kesalahan yang ada.

I.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bagian utama sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi pembahasan masalah umum yang meliputi latar belakang pemilihan
judul skripsi, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

Bab ini berisi dasar teori yang berfungsi sebagai sumber atau alat dalam memahami
permasalahan yang berkaitan dengan pengertian inteligensi, sistem pakar, serta alat
bantu yang mendukung pembuatan aplikasi.

BAB 3 :ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

Bab ini terdiri dari analisis sistem dan perancangan sistem untuk penegakan diagnosis
penyakit Mulut.Pada bagian analisis sistem dimuat uraian tentang analisis data sistem
dan komponen sistem.

Pada bagian perancangan sistem, membahas tentang perancangan variabel


indikator penentu penyakit Mulut ke dalam himpunan fuzzy dan perancangan yang
akan diimplementasikan pada sistem.

BAB 4 : IMPLEMENTASI

Bab ini membahas bagaimana mengimplementasikan aplikasi yang telah dirancang ke


dalam bahasa pemprograman dan menguji aplikasi yang telah dibangun.

BAB 5 :KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dari keseluruhan uraian bab-bab sebelumnya dan saransaran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai