Anda di halaman 1dari 6

1. Sebutkan dan Jelaskan jenis-jenis logging yang saudara ketahui!

Jawab :
- Log Natural Gamma Ray
Sesuai dengan namanya, Log Gamma Ray merespon radiasi gamma alami pada suatu
formasi batuan (Ellis & Singer,2008). Pada formasi batuan sedimen, log ini biasanya
mencerminkan kandungan unsur radioaktif di dalam formasi. Hal ini dikarenakan elemen
radioaktif cenderung untuk terkonsentrasi di dalam lempung dan serpih. Formasi bersih
biasanya mempunyai tingkat radioaktif yang sangat rendah, kecuali apabila formasi tersebut
terkena kontaminasi radioaktif misalnya dari debu volkanik atau granit (Schlumberger,1989)
- Spectral Gamma Ray Log
Sama seperti GR log, spectral gamma ray log mengukur radioaktivitas alami dari formasi.
Namun berbeda dengan GR log yang hanya mengukur radioakivitas total, log ini dapat
membedakan konsentrasi unsur potassium, uranium, dan thorium di dalam formasi batuan
(Schlumberger,1989).
- Log SP
Log SP adalah rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di permukaan yang tetap
dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor yang bergerak turun naik
(Harsono,1997). Potensial listrik tersebut disebut potentiels spontanes, atau spontaneous
potentials oleh Conrad Schlumberger dan H.G. Doll yang menemukannya (Rider,1996).
Supaya SP dapat berfungsi, lubang harus diisi oleh lumpur konduktif.
-

Log Densitas

Log densitas merekam bulk density formasi batuan (Schlumberger,1989). Bulk


densitymerupakan densitas total dari batuan meliputi matriks padat dan fluida yang
mengisi pori. Secara geologi, bulk density merupakan fungsi dari densitas mineral yang
membentuk batuan tersebut dan volume fluida bebas yang menyertainya (Rider,1996).
Sebagai contoh, batupasir tanpa porositas mempunyai bulk density 2,65g/cm3, densitasnya
murni berasal dari kuarsa. Apabila porositasnya 10%, bulk density batupasir tersebut tinggal
2,49g/cm3, hasil rata rata dari 90% butir kuarsa (densitasnya 2,65g/cm 3 ) dan 10% air
(densitasnya 1,0g/cm3) (Rider,1996).
Log Neutron
Log Neutron digunakan untuk mendeliniasi formasi yang porous dan mendeterminasi
porositasnya (Schlumberger,1989). Log ini mendeteksi keberadaan hidrogen di dalam
formasi. Jadi pada formasi bersih dimana pori pori telah terisi oleh air atau minyak, log
neutron merefleksikan porositas yang terisi oleh fluida (Schlumberger,1989).

Log Resistivitas
Log resistivitas adalah rekaman tahanan jenis formasi ketika dilewati oleh kuat arus listrik,
dinyatakan dalam ohmmeter (Schlumberger,1989). Resistivitas ini mencerminkan batuan
dan fluida yang terkandung di dalam pori-porinya. Reservoar yang berisi hidrokarbon akan
mempunyai tahanan jenis lebih tinggi (lebih dari 10 ohmmeter), sedangkan apabila terisi
oleh air formasi yang mempunyai salinitas ringgi maka harga tahanan jenisnya hanya
beberapa ohmmeter (Schlumberger,1989).

2.

Jelaskan prinsip kerja dari masing-masing jenis logging yang saudara sebutkan pada soal
no.1
Jawab :
- Log Natural Gamma Ray
Prinsip Pengukuran
Log spektral menggunakan detektor sodium iodide scintillation (Schlumberger,1989). Sinar
gamma yang dikeluarkan oleh formasi jarang yang langsung ditangkap oleh detektor. Hal ini
disebabkan karena sinar tersebut menyebar dan kehilangan energinya melalui tiga jenis
interaksi dengan formasi; efek fotoelektrik, hamburan compton, dan produksi berpasangan
(Ellis & Singer,2008). Karena tiga jenis interaksi tersebut dan respon dari detektor sodium
iodide scintillation, kurva yang dihasilkan mengalami degradasi sehingga menjadi lebih
lentur.
Gelombang energi yang dideteksi dibagi menjadi tiga jendela energi yaitu W1, W2, dan W3;
dimana tiap tiap jendela merefleksikan karakter dari tiga jenis radioaktivitas yang berbeda.
Dengan mengetahui respon alat dan jumlah yang dihitung pada tiap jendela kita dapat
mendeterminasi banyaknya thorium 232, uranium 238, dan potassium 40 yang ada di dalam
formasi (Schlumberger,1989).
- Spectral Gamma Ray Log
Saat mendekati lapisan permeabel, kurva SP akan mengalami defleksi ke kiri (negatif) atau
ke kanan (positif). Defleksi ini dipengaruhi oleh salinitas relatif dari air formasi dan lumpur
penyaring (Harsono,1997). Jika salinitas air formasi lebih besar daripada salinitas lumpur
penyaring maka defleksi akan mengarah ke kiri sebaliknya apabila salinitas lumpur
penyaring yang lebih besar daripada salinitas air formasi maka defleksi akan mengarah ke
kanan (Harsono,1997).
Penurunan kurva SP tidak pernah tajam saat melewati dua lapisan yang berbeda melainkan
selalu mempunyai sudut kemiringan (Harsono,1997). Jika lapisan permeabel itu cukup tebal
maka kurva SP menjadi konstan bergerak mendekati nilai maksimumnya sebaliknya bila

memasuki lapisan serpih lain maka kurva akan bergerak kembali ke nilai serpih secara
teratur (Harsono,1997).
Kurva SP tidak dapat direkam di dalam lubang bor yang diisi dengan lumpur non-konduktif,
hal ini karena lumpur tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik antara elektroda dan
formasi (Harsono,1997). Selanjutnya apabila resistivitas antara lumpur penyaring dan air
formasi hampir sama, defleksi akan sangat kecil dan kurva SP menjadi tidak begitu berguna
(Harsono,1997).
Log SP
Saat mendekati lapisan permeabel, kurva SP akan mengalami defleksi ke kiri (negatif) atau
ke kanan (positif). Defleksi ini dipengaruhi oleh salinitas relatif dari air formasi dan lumpur
penyaring (Harsono,1997). Jika salinitas air formasi lebih besar daripada salinitas lumpur
penyaring maka defleksi akan mengarah ke kiri sebaliknya apabila salinitas lumpur
penyaring yang lebih besar daripada salinitas air formasi maka defleksi akan mengarah ke
kanan (Harsono,1997).
Penurunan kurva SP tidak pernah tajam saat melewati dua lapisan yang berbeda melainkan
selalu mempunyai sudut kemiringan (Harsono,1997). Jika lapisan permeabel itu cukup tebal
maka kurva SP menjadi konstan bergerak mendekati nilai maksimumnya sebaliknya bila
memasuki lapisan serpih lain maka kurva akan bergerak kembali ke nilai serpih secara
teratur (Harsono,1997).
Kurva SP tidak dapat direkam di dalam lubang bor yang diisi dengan lumpur non-konduktif,
hal ini karena lumpur tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik antara elektroda dan
formasi (Harsono,1997). Selanjutnya apabila resistivitas antara lumpur penyaring dan air
formasi hampir sama, defleksi akan sangat kecil dan kurva SP menjadi tidak begitu berguna
(Harsono,1997).
Log Densitas
Prinsip Kerja
Sebuah sumber radioaktif yang diarahkan ke dinding bor mengeluarkan sinar gamma
berenergi sedang ke dalam formasi (Schlumberger,1989). Sinar gamma tersebut
bertumbukan dengan elektron yang ada di dalam formasi. Pada tiap kali tumbukan, sinar
gamma kehilangan sebagian energinya yang diserap oleh elektron (Schlumberger,1989).
Sinar gamma tersebut terus bergerak dengan energinya yang tersisa. Jenis interaksi ini
dikenal sebagai hamburan Compton (Schlumberger,1989). Hamburan sinar gamma tersebut
kemudian ditangkap oleh detektor yang ditempatkan di dekat sumber sinar gamma. Jumlah
sinar gamma yang kembali tersebut kemudian digunakan sebagai indikator dari densitas
formasi (Schlumberger,1989).
Nilai hamburan Compton dipengaruhi oleh jumlah elektron yang di dalam formasi
(Schlumberger,1989). Sebagai akibatnya, respon density tool dibedakan berdasarkan
densitas elektronnya (jumlah elektron tiap centimeter kubik). Densitas elektron berhubungan
dengan true bulk density yang bergantung pada densitas matriks batuan, porositas formasi,
dan densitas fluida yang mengisi pori (Schlumberger,1989).
Log Neutron

3.

Prinsip Kerja
Neutron merupakan bagian dari atom yang tidak memiliki muatan namun massanya
ekuivalen dengan inti hidrogen (Schlumberger,1989). Neutron berinteraksi dengan material
lain melalui dua cara, yaitu melalui kolisi dan absorbsi: kolisi umumnya terjadi pada tingkat
energi tinggi sedangkan absorbsi terjadi pada tingkat energi yang lebih rendah
(Schlumberger,1989).
Jumlah energi yang hilang setiap kali terjadi kolisi tergantung pada massa relatif inti yang
betumbukan dengan neutron tersebut (Schlumberger,1989). Kehilangan energi terbesar
terjadi apabila neutron bertumbukan dengan material lain yang memiliki massa sama
dengannya, misalnya inti hidrogen (Schlumberger,1989) . Tumbukan dengan inti yang berat
tidak akan terlalu memperlambat laju dari neutron. Jadi, penurunan terbesar jumlah neutron
yang kembali ditentukan oleh seberapa besar kandungan air di dalam formasi batuan
tersebut (Schlumberger,1989).
Dalam waktu beberapa mikrodetik, neutron yang telah diperlambat melalui kolisi akan
bergerak menyebar secara acak tanpa kehilangan banyak energi (Schlumberger,1989).
Neutron tersebut baru akan berhenti apabila ditangkap oleh inti dari atom seperti klorin,
hidrogen, atau silikon (Schlumberger,1989).
Saat konsentrasi hidrogen di dalam material yang mengelilingi sumber neutron besar,
sebagian besar neutron akan bergerak semakin lambat dan dapat ditangkap pada jarak yang
dekat dengan sumber (Schlumberger,1989). Sebaliknya, apabila konsentrasi hidrogennya
sedikit, neutron akan bergerak jauh dari sumbernya baru kemudian ditangkap oleh inti atom
lain.
Log Resistivitas
Menurut jenis alatnya, log ini dibagi menjadi dua yaitu laterolog, dipakai untuk pemboran
yang menggunakan lumpur pemboran yang konduktif dan induksi yang digunakan untuk
pemboran yang menggunakan lumpur pemboran yang fresh mud (Harsono,1997).
Berdasarkan jangkauan pengukuran alatnya, log ini dibagi menjadi tiga yaitu dangkal (1-6
inci), medium (1,5-3 feet) dan dalam (>3 feet).
Kapan metode logging digunakan dalam eksplorasi geofisika!
Jawab :
Awalnya penggunaan log ini digunakan pada saat industri explorasi minyak sebagai alat
bantu interpretasi porositas. Kemudian dalam explorasi batubara malah dikembangkan
menjadi unsur utama dalam identifikasi ketebalan bahkan qualitas seam batubara. Dimana
rapat masa batubara sangat khas yang hampir hanya setengah kali rapat masa batuan lain
pada umumnya. Lebih extrem lagi dalam aplikasinya pada idustri batubara karena sifat fisik
ini (rapat masa) hampir linier dengan kandungan abu sehingga pemakaian log ini akan
memberikan gambaran khas bagi tiap daerah dengan karakteristik lingkungan
pengendapannya. ditembakan dari sumber melewati dan dipantulkan formasi batuan
kemudian direkam kembali oleh dua detector yang ditempatkan dalam satu probe dengan
jarak satu sama lain diatur sedemikan rupa. Kedua detector short dan long space

diamankan dari pengaruh sinar g yang datang langsung dari sumber radiasi. Sehingga yang
terekam oleh kedua detector hanya sinar yang telah melewati formasi saja. Dalam hal ini
efek pemendaran sinar radiasi seperti ditentukan dalam efek pemendaran Compton.
4.

Bidang kajian apa saja yang paling cocok menggunakan metode well logging!
Jawab :
Well loging dapat digunakan dalam bidang eksplorasi minyak dan gas, batubara, air bawah
tanah dan geoteknik.

5.

Jelaskan secara rinci ketika saudara akan menggunakan kajian struktur bawah permukaan
yang menggunakan analisa well logging!
Jawab :
Di dalam kegiatan pemboran, terdapat suatu kegiatan pengukuran log/logging, yaitu
kegiatan perekaman dan pengukuran data bawah permukaan (sifat-sifat fisik batuan) di
sepanjang lubang pemboran. Dengan logging dapat dilakukan penelitian terhadap formasi
batuan yang meliputi zona reservoar, kandungan fluida dalam formasi, petrofisika reservoar,
dan tekanan bawah permukaan. Data log sumur pemboran yang diperoleh, dianalisa untuk
memperoleh gambaran secara rinci kondisi dan strata bawah permukaan suatu area.

6.

Apa saja yang harus dipersiapkan ketika saudara akan melakukan eksplorasi menggunakan
metode well logging, jelaskan!
Jawab :
- Sebelum dilakukan pengeboran kita harus melakukan evaluasi formasi untuk mengetahui
karakteristik formasi batuan yang akan di bor.
- Setelah daerah tersebut dibor selanjutnya dilakukan mud logging dan measurements while
drilling (MWD) ; setelah itu bisa dilakukan pengambilan batu inti (Bateman, 1985). Saat
mata bor tersebut telah mencapai kedalaman tertentu maka logging dapat dilakukan.

7.

Bagaimana penggunaan metode well logging untuk kajian bawah permukaan untuk
mengetahui keberadaan minyak, gas dan batu bara jelaskan
Jawab :
Minyak dan Gas Bumi, sumber energi utama dunia saat ini. Minyak dan Gas Bumi, atau
dapat juga disebut hidrokarbon, suatu senyawa yang terdiri dari hidrogen dan karbon.
Hidrokarbon terbentuk dan tersimpan dalam batuan (reservoar) di bawah permukaan Bumi.
Untuk menemukan dan membawa hidrokarbon tersebut ke permukaan, diperlukan suatu
rangkaian panjang pekerjaan eksplorasi. Di mulai dari studi geologi permukaan, survey
seismik, hingga dilakukan pemboran.

8.

Jelaskan apa yang harus saudara berikan pendapat kepada teman saudara-saudara yang akan
membangun suatu gedung bertingkat sementara saudara adalah seorang geofisika yang hanya
memahami metode well logging, saran dan pendapat apa yang dapat saudara berikan kepada

teman saudara tersebut terkait dengan bidang kajian metode well logging, jelaskan pendapat
saudara!
Jawab :
Sebelum pembangunan gedung bertingkat itu berjalan, sebagai seorang geofisika dapat
menganalisis bawah permukaan, jenis bahannya, dan sifat fisik bawah permukaan tanah.
Dan untuk membangun bangunan bertingkat harus memiliki pondasi yang kuat dengan
mengetahui kedalaman lapisan lapuk, tingkat kekerasan batuan dan struktur bawah
permukaannya. Dengan kajian analisis well logging dapat digunakan analisis. Log Natural
Gamma Ray
9.

Banyak kejadian atau bencana alam saat ini sering terjadi, tanah longsor, badan jalan
mengalami amblesan dan sejenisnya, dapatkah saudara memberikan penjelasan terkait bencana
tersebut dengan kajian dari sudut pandang analisa well logging!
Jawab :
Penyebab tanah longsor umumnya karena gaya pendorong pada lereng lebih besar
dibandingkan denga gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan
batuan dan kepadatan tanah, sedangkan gaya pendorong biasanya dipengaruhi oleh besarnya
sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan. Untuk mengetahui temoat
itu rawan bencana tanah longsor atau mengalami amblesan dapat menggunakan analisis Log
Neutron (NPHI) Density (RHOB) dimana metode ini Menunjukan besarnya densitas batuan,
yang berhubungan dengan porositas batuan batuan.

10. Jika saudara ketemu seorang investor yang akan melakukan penambangan bijih logam disuatu
daerah, sebagai seorang yang pernah mempelajari analisa well loging saran dan sumbangan
pemikiran apa yang dapat saudara berikan kepada investor tersebut! jelaskan pendapat saudara!
Jawab :
Sebelum melakukan penambangan ,dapat di analisis dengan analisis Log Gamma Ray.
Karena Prinsip pengukuran log Gamma Ray, yaitu mengukur tingkat radioaktivitas (sinar
gamma) alami dari unsur Potasium (K), Thorium (Th), dan Uranium (U), yang menyusun
batuan.

Anda mungkin juga menyukai