Anda di halaman 1dari 14

Praktikum ED I-3

Samarinda, 02 November 2016


LEMBAR PENGESAHAN
RANGKAIAN THEVENIN DAN RANGKAIAN NORTHON
Disusun oleh:
Kelompok 3-A

Lili Yunita Sari


1507045027

Youvenalis Ding Ladjar


13070450 73

Telah disetujui dan disahkan sebagai Laporan Percobaan Elektronika Dasar I di


Laboraorium Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman.
Samarinda, 09 November 2016
Koordinator Umum,

Koordinator Kelas,

Rohanna
1407045058

Muhammad Fajri
1407045055
Asisten,

Indah Arifka
1407045060

RANGKAIAN THEVENIN DAN RANGKAIAN NORTHON


Disusun oleh:
FMIPA - FISIKA

KELOMPOK 3 - A

Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
Youvenalis Ding Ladjar
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
MULAWARMAN
ABSTRAK:
Lili Yunita Sari, Youvenalis Ding Ladjar berada dikelompok
3 pada percobaan Rangkaian Thevenin Dan Rangkaian
Northon dibawah bimbingan asisten Indah Arifka. Percobaan ini
tentang Rangkaian Thevenin Dan Rangkaian Northon
dilaksanakan hari Rabu, tanggal 2 November 2016, pukul 14.0016.00
Wita
bertempat di
Laboratorium
Elektronika
dan
Instrumentasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pegetahuan Alam,
Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur. Alat dan
bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah power supply,
kabel penghubung, AVO meter, project board, dan resistor. Cara
kerja percobaan Rangkaian Thevenin Dan Rangkaian
Northon adalah dengan membuat rangkaian seri terlebih
dahulu untuk percobaan thevenin dan menghitung nilai resistansi
resistor menggunakan AVO meter, kemudian dicari dan dicatatat
nilai Vs, Vab dan Is. Langkah tersebut diulangi sampai tiga kali
dengan nilai Tegangan 2V, 4V dan 6V. Untuk rangkaian northon kita
membuat rangkaian pararel dan menghitung nilai resistansi resistor
menggunakan AVO meter, kemudian dicari dan dicatatat nilai Vs,
Vab dan Is. Langkah tersebut diulangi sampai tiga kali dengan nilai
Tegangan 2V, 4V dan 6V. Pada percobaan ini terjadinya perbedaan
hasil antara nilai resistor teori dan nilai resistor pada pengukuran
dikarenakan ketidak telitian saat membaca AVO meter. Percobaan
ini bertujuaan untuk memahami Teorema Rangkaian Thevenin
Dan Rangkaian Northon pada rangkaian seri dan rangkaian
pararel dan menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan.
Kata Kunci: Rangkaian Thevenin Dan Rangkaian Northon,
rangkaian seri, rangkaian pararel
I. Pendahuluan
II. Sebuah rangkaian
elektronik
biasanya
mampu diamati secara
langsung tanpa merusak
alat tersebut dan ada
pula tidak dapat diamati
secara
langsung
dan
dilakukan pembongkaran
untuk
mengamatinya,
untuk mempermudah hal
itu
perlu
ada

FMIPA - FISIKA

penyederhanaan
rangkaian.
III.
Khusus untuk
menyederhanakan suatu
rangkaian dari rangkaian
yang
rumit
menjadi
rangkaian yang lebih
sederhana, maka ada
teorema
yang
membahas
untuk
masalah ini. Rangkaian
inilah
yang
disebut

KELOMPOK 3 - A

Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
Rangakaian
Thevenin
dan Rangkaian Northon.
Pada dasarnya teorema
thevenin dan northon
sama, tapi ada yang
membedakannya
yaitu
rangkaiannya.
Untuk
teorema
thevenin
digunakan
rangakaian
seri dan teorema northon
digunakan
rangkaian
pararel.
IV.
Oleh karena
itu dilakukan percobaan
teorema thevenin dan
northon untuk bertujuan
agar mahasiswa dapat
memahami
dan
mengetahui perbedaan
dari
kedua
teorema
tersebut.
V.
VI. Dasar Teori
VII.
Teorema Thevenin,
pada teorema ini berlaku:
suatu hubungan listrik dapat
disederhanakan secara seri
dengan
sebuah
tahanan
ekuivalennya
pada
dua
terminal yang diamati (Zam,
2002).
VIII.
Tujuan sebenarnya
dari
teorema
ini
untuk
menyederhanakan
analisis
rangkaian,
yaitu
membuat
rangkaian pengganti berupa
sumber
tegangan
yang
dihubungkan
secara
seri
dengan
suatu
resistensi
ekuivalennya (Zam, 2002).
IX.
Arus listrik (i) telah
dipilih sebagai besaran dasar
atau besaran pokok karena
nilainya bersifat makroskopis
sehingga
mudah
diukur
(Blocher, 2004).
X.Arus listrik (i) pada
sebuah
penghantar
didefinisikan sebagai jumlah

FMIPA - FISIKA

muatan listrik positif (da) yang


melewati
penampang
pengantar itu secara normal
persatuan waktu (dt), sehingga
dapat ditulis:
XI.
.
i=da /dt
2.1
XII.
Teore
ma northon, pada ini berlaku
bahwa: suatu hubungan listrik
dapat disederhanakan secara
pararel
dengan
sebuah
tahanan ekuivalennya pada
dua terminan yang diamati
(Zam, 2002).
XIII.
Tujuan
untuk
menyederhanakan
analisis rangkaian yaitu untuk
membuat rangkaian pengganti
berupa sumber arus yang
dipararelkan dengan tahan
ekuivalennya.
XIV.
V
i=
+isc
RN
2.2
XV. (Zam, 2002).
XVI.
Kalau
kedua
komponen
merupakan
resistor,
maka dari persamaan
2.3 langsung didapatkan
hubungan
antara
perbandingan
voltase
dengan
perbandingan
resistivitas pada kedua
resistor:
XVII.
..
V 1 R1 . I R 1
=
=
V 2 R2 . I R 2
2.3
XVIII.
Karen
a voltase pada dua
resistor
dijumlahkan
sehingga menghasilkan
voltase V0 antara ujung
KELOMPOK 3 - A

Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
atas dari R1 dan ujung
bawah dari R2. Maka
dengan persamaan 2.4
terdapat:
XIX.
V 0=V 1 +V 2=R 1 . I + R 2 . I =( R1 + R2 ) . I

XX.

2.4
V 0 =R01=R0

2.5
XXI. (Mahmod, 2004).
XXII.
Kalau
beberapa
komponen
dirangkaian
secara
pararel,
berarti
kaki
komponen
disambungkan, sehingga
arus tidak mengalir dari
satu
komponen
ke
komponen lain, tetapi
arus yang datang dari
satu
daya
dibagi
kedalam
berbagian
komponen
hukum
kirchoff tentang arus
menyatakan bahwa arus
I0 yang masuk ke dalam
titik P1 akan dibagi ke
dalam berbagai cabang:
XXIII.
..
I 0 =I 1 + I 2+ I 3 +
2.6
XXIV.
Karen
a cabang masing-masing
tergantung kaki kiri dari
semua
komponen
tersambung
dengan
sambungan
listrik
(tersambung
dengan
logam). Maka potensial
dari kaki kiri sama untuk
semua komponen. Sama
juga untuk kaki kanan,
maka
voltase
(beda
potensial) sama untuk
semua
komponen
(Mahmod, 2004).
FMIPA - FISIKA

XXV.
Teore
ma
Thevenin
dan
Northon
memungkinan
kita mencari rangkaian
ekuivalen lebih cepat
dan
lebih
mudah,
walaupun
dalam
rangkaian yang lebih
sukar (Yuliana, 2015).
XXVI.
Teore
ma
Thevenin
menyatakan bahwa jika
rangkaian sumber pada
hubungan dua terminal
adalah
linear,
maka
sinyal
pada
terminal
interkoneksi tidak akan
berubah jika rangkaian
seksi
sumber
figanti
dengan
rangkaian
ekuivalen
Thevenin.
Khusus
untuk
menyederhanakan suatu
rangkaian dari rangkaian
tersendiri
yang
membahasnya.
Rangkaian inilah yang
disebut
dengan
rangkaian
setara
thevenin-northon. Pada
dasarnya
teorema
thevenin dan northon
sama,
tapi
yang
membedakan
adalah
teorema
thevenin
mengunakan rangkaian
seri dan teorema northon
menggunakan rangkaian
pararel.
Teorema
thevenin dan northon
memilik
rangkaian
ekuivalensi yang harus
memproduksi tegangan
yang nilai yang sama
(Yuliana, 2015).
XXVII.
Kump
aran primer dihubungkan
kepada
sumber
tegangan
primer
itu

KELOMPOK 3 - A

Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
yang
hendak
diubah
besarnya.
Karena
tegangan
bolak-balik,
maka besar dan arah
tegangan
itu
tidak
berubah-ubah.
XXVIII.
Dalam
inti besi timbul medan
magnet yang besaran
arahnya
berubah-ubah
pula. Perubahan medan
magnet ini menginduksi
tegangan
bolak-balik
pada
kumparan
sekunder (Fajar, 2014).
XXIX.
XXX. Metodologi Percobaan
XXXI. Alat dan Bahan
XXXII. Pada percobaan
ini alat dan bahan yang
digunakan
adalah
project
board, 3 buah resistor (R1=2,5
0,5%, R =70 0,5 dan
2

R3=1100 0,5 ,

kabel

penghubung, power supply dan


multimeter.
XXXIII.
Langkah Kerja
XXXIV. Disiapkan alat
dan
bahan
yang
akan
digunakan,
langkah
awal
adalah
Multimeter
dikalibrasikan, untuk dapat
membaca tegangan resistor.
Kemudian dirangkai resistor
pada project board dengan
rangkaian Thevenin dan Norton
seperti
pada
modul.
Dihubungkan resistor yang
telah di pilih ke Multimeter
dengan kabel penghubung.
Dihubungkan resistor ke power
supply
dengan
kabel
penghubung untuk ditentukan
besar tegangan dan kuat arus
sumber
resistor.
Diulangi
langkah kerja 6 sebanyak 2 kali
untuk
ditentukan
besar
tegangan dan kuat arus sumber

FMIPA - FISIKA

resistor kedua dan ketiga.


Terakhir dicatat nilai resistor, v
sumber, vab dan kuat arus
sumber pada tabel data
pengamatan.
XXXV.
XXXVI. Hasil
Dan
Pembahasan
XXXVII.
Rangkaian Thevenin
XXXVIII.
XLI. XLII. R XLIII. R
XXXIX.
Vs
Vab
Is
1
2(
XL.
(

(V)

)
)
XLIV.XLV. XLVI. XLVII.1 XLVIII.
2,6
2
2,5
2
1100

0
0
0
,

5
0
,
5
XLIX.L.
LI.
LII. 7 LIII. 1
4
0,25
4
0
2
0

0
,
0
5
,
5
LIV. LV.
LVI. LVII. 1 LVIII. 7
5,4 0,3
5
1
0

0
0
0

,
0
5
,
5
LIX. Rangkaian Norton
LX. LXI. LXII.LXIII. LXIV. LXV.
Vs Is (A) R1
R2
R3
Vab
LXVI.LXVII. LXVIII.
LXIX. LXX. LXXI.
2,6
2,5 120 70
1100 0,25

KELOMPOK 3 - A

Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
CVII. Rangkaian

LXXII.
LXXIII.LXXIV.
LXXV.LXXVI.LXXVII.
0,35 0,2
4
4,5
70 1100 1200

kedua
CVIII.

LXXVIII.
LXXIX.LXXX.
LXXXI.
LXXXII.
LXXXIII.
5,4
5
110 1200 70 0,5

CIX.
CX.

LXXXIV.
LXXXV.
LXXXVI.

V TH 2=

Resistor :
R1= Coklat, Merah,
Merah, Emas = 1200 5%
R2= Coklat Biru, Abuabu, Hitam, Emas = 70 5%

LXXXVIII.

R3=

Coklat, Hitam,
Merah, Emas = 1100 5%

LXXXIX.
XC.
XCI.
XCII. Rangkaian Thevenin
XCIII. Rangkaian
Pertama
R1
V
=
V
TH
1
XCIV.
R + R SI

CXIV.
CXV.
RTH 2=

CXVII.

1200 x 1100
1200+1100

CI.
CII.
CIII.
CIV.

I TH 1=
CV.

CVI.
FMIPA - FISIKA

I TH 2=

CXVIII.

1200
2,6
1200+1100

XCVII. = 1,356 V
XCVIII.
R 1 R2
R
=
TH
1
XCIX.
R1 + R 2
RTH 1=

= 66,141

CXIX.
CXX.

V TH 1=

I TH 2=
CXXI.
10-3 A

0,220
66,141
= 3,333 x

CXXIII.
Rangkai
an Ketiga
R1
V
=
V
TH
3
CXXIV.
R1 + R2 SI
CXXV.

V
I TH 1= TH 1
RTH 1

CXXVI.

= 2,36 x 10-3 A

V TH 1
RTH 1

CXXII.

= 573,913

1,356
573,913

70 x 1200
70+1200

CXVI.

XCV.
XCVI.

70
4
70+1200

CXI.
= 0,220 V
CXII.
CXIII.
R R
RTH 2= 1 2
R1 + R 2

LXXXVII.

C.

R1
V
R + R SI

V TH 2=

V TH 3=

1100
5,4
1100+70

CXXVII.
= 5,076 V
CXXVIII.
R R
RTH 3= 1 2
R1 + R2

KELOMPOK 3 - A

Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
CXXIX.
CXXX.

CLIV.

1100 x 70
RTH 3=
1100 +70

CXXXI.
65,811
CXXXII.
I TH 3=

CXXXIII.
CXXXIV.
I TH 3=

CXXXV.

CLV.
=
V TH 1
RTH 1

CLVII.= 7,900 x 10-4 v


CLVIII.
CLIX.
Rangkaian
kedua
1
Yn=
CLX.
Rn

5,076
65,811

1
Y =
CXLV.
70

CLXII.

Y 3=

I norton=

= 1,428 x 10

CLXIII.
CLXIV.
CLXV.

Y 2=

CLXVII.

1
1100
=

9,090 x 10

= 1,428 x 10

-2

1
1100

= 9,090 x 10-4 V

CXLVIII.
CXLIX.

1
70

Y 3=

1
1200

CLXVIII.

V
CXLVII.

Y 1=

= 8,333 x 10 V

CXLVI.

Y3
I
Y 2 +Y 3 s

CLI.

8,333 x 10
I norton=
2,6
1,428 x 10 2 +9,090 x 10

CLII.
CLIII.

CLXI.

CLXVI.

-4

CXLIV.

8,333 x 10 (1,428 x 102 +9,090 x 104 )


8,333 x 10 +1,428 x 102 +9,090 x 104

1
Y 1=
1200

CXLIII.

CL.

CLVI.

Y norton=

CXXXVI.
=
7,714 x 10-2 A
CXXXVII.
CXXXVIII. Rangkaian Norton
CXXXIX. Tanpa KTP
CXL.
Rangkaian
Pertama
1
Y n=
CXLI.
Rn
CXLII.

Y 1 (Y 2+ Y 3)
Y 1+Y 2 +Y 3

Y norton=

= 1,495 x 10-4 A

4
= 8,333 x 10

CLXIX.
CLXX.

I norton=

CLXXI.

Y3
I
Y 2 +Y 3 s

CLXXII.
CLXXIII.
I norton=

8,333 x 10 4
4
4
4
9,090 x 10 +8,333 x 10

CLXXIV.
A
CLXXV.
CLXXVI.

= 1,087

Y norton =

Y 1 (Y 2+ Y 3)
Y 1+Y 2 +Y 3

CLXXVII.
CLXXVIII.

FMIPA - FISIKA

KELOMPOK 3 - A

Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
CLXXIX.

= 1,553

CCVI. Nst

-3

x10 v
CLXXX.
CLXXXI.
an ketiga
1
Yn=
CLXXXII.
Rn
CLXXXIII.
Y 1=

CLXXXIV.

1
1100

Y 2=

CLXXXVII.

Y 3=

CCXIV.
4,166 105

1
70
= 1,428 x 10-2

CXCI.

Y3
I norton=
I
Y 2 +Y 3 s

CXCII.

1,428 x 102
5,4
8,333 x 10 +1,428 x 102
= 5,511 x 10-2A

CXCV.
CXCVI.

Y norton=

CXCVII.

Y 1 (Y 2+ Y 3)
Y 1+Y 2 +Y 3

CCXV.

Y 2=

R2
R2

CCXVI.

Y 2=

0,05
70

CCXVIII.

Y 3=

R3
R3

CCXIX.

Y 3=

0,05
1100

CCXXI.

CXCIX.

CCXX.
4,545 105

CXCVIII.
Y norton=

0,05
1200

CCXVII.
7,142 104

CXCIII.
CXCIV.
I norton=

Y 1=

CCXIII.

= 8,333 x 10-4 V

CLXXXVIII.
CLXXXIX.

= 0,05

Untuk VS (2,6)
R1
Y 1=
R1

CCXII.

1
1200

1
0,5
10

= 0,05
Nst
1
R3 = 0,5
10

CCIX.
CCX.
CCXI.

= 9,090 x 10-4 V

CLXXXV.
CLXXXVI.

CXC.

CCVII.
CCVIII.

Rangkai

R2=

9,090 x 10 (8,333 x 10 +1,428 x 10 )


9,090 x 104 +8,333 x 10 +1,428 x 10 2
CC.

= 8,575 x 10-4 v

CCI.
CCII. Dengan KTP hukum Norton
CCIII.
1
R1= 0,5
CCIV. Nst
10
CCV.

FMIPA - FISIKA

= 0,05

X=

Y 2 + Y 3
Y 1+ Y 2+ Y 3

CCXXII.

CCXXIII.

X=

7,142 x 104 + 4,545 x 105


4,166 x 105 +7,142 x 104 + 4,545 x 105
CCXXIV.

CCXXV.

0,948

CCXXVI.
CCXXVII.
KELOMPOK 3 - A

Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
CCXXVIII.

7,142 10

CCXXIX.

Y=

4,166 x 105 +8,333 x 105


5
5
5 CCXLVI.
4,166 x 10 + 7,142 x 10 + 4,545 x 10
CCXXX.

CCXXXI.

0,943

4,166 10

Y 1 + Y 2
Z=
Y 1+ Y 2+ Y 3

CCXXXIV.
5

0,05
1200

CCXLVII.

CCXXXII.
CCXXXIII.

Y 3=

CCXLVIII.
Y 2 + Y 3
X=
Y 1+ Y 2+ Y 3
CCXLIX.

4,166 x 10 +7,142 x 10
CCL.
5
5
5
7,142 x 104 +4,166 x 105
4,166 x 10 +7,142 x 10 +4,545 x 10
X=
3,333 x 105 +5 x 105+3,846 x 105
0,439
CCXXXV.
0,726
CCLI.
x y1
y y
CCLII.
Y 1+ Y 3
z y3
Y=

Y 1 + Y 2 + Y 3
CCXXXVI.

2 +( 2)2 +
CCLIII.

'
3,333 x 105 +3,846 x 105
y N =
Y=
4,166 x 105+ 7,142 x 104 +4,545 x 105
2,441 1011

CCLIV. 0,948

CCLV.
1,560 109 2 ( 4,539 107 )2 +
Y 1 + Y 2

Z=
CCLVI.
Y 1+ Y 2+ Y 3
CCXXXVII.
=
6,749 x 10 -5
CCLVII.
CCXXXVIII.
4,166 x 105+ 7,142 x 104
Z=
CCXXXIX.
4,166 x 105 +7,142 x 104 + 4,545 x 105
CCXL.
Untuk
Vs (4)
0,948
CCLVIII.
Rn
Y n=
x y1
CCXLI.
Rn
y y
0,05
z
y3
Y 1=
CCXLII.
70

CCLIX.

2
4
+( 2)2 +
CCXLIII.
= 7,142 10

'
0,05

y
N
=
Y 2=
CCXLIV.
1100
Z=

CCXLV.

FMIPA - FISIKA

KELOMPOK 3 - A

Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
Y 1 + Y 2
Z
=
CCLXXVIII.
Y 1+ Y 2+ Y 3

1,560 10

9 2
6,029 10 (1,856 109)2 +

CCLX.

= 9,719 x 10

CCLXXIX.

Z=

-5

CCLXI.
CCLXII.
Untuk
Vs (5,4)
Rn

Y
=
n
CCLXIII.
Rn
CCLXIV.

Y 1=

CCLXXXI.
5

Y 2=

0,05
1200

Y 3=

CCLXXXII.

0,05
70
4

CCLXX.
Y 2 + Y 3
X=
Y 1+ Y 2+ Y 3

x y1
y y
z y3

2 +( 2)2 +

'
y N =
9

7,142 10

CCLXIX.

0,589

1,560 10

6,029 109 2 (1,856 109)2 +

CCLXVII.
5
4,166 10
CCLXVIII.

CCLXXX.

= 4,545 10

CCLXV.
CCLXVI.

0,05
1100

4,166 x 105+ 7,142 x 104


5
4
5
4,166 x 10 +7,142 x 10 + 4,545 x 10

=
9,719 x 10 -5
CCLXXXIII.
CCLXXXIV.
CCLXXXV. KTP Mutlak
CCLXXXVI. Untuk Data 1
CCLXXXVII.
y 1 y 1=( 8,333 104 4,166 105 )

CCLXXI.

CCLXXXVIII.
7,142 x 104 + 4,545 x 105
X=
y 2 y 2=( 1,428 102 7,142 104 )
4,166 x 105 +7,142 x 104 + 4,545 x 105
CCLXXXIX.

0,943
CCLXXII.
y 3 y 3 =( 9,090 104 4,545 105 )
CCLXXIII.
CCXC.
CCLXXIV.
y N 1 y N 1=( 7,900 104 6,749 x 105 )
Y 1+ Y 3
Y=
Y 1 + Y 2 + Y 3
CCXCI.
CCXCII.
Untuk Data 2
CCLXXV.
5
5
CCXCIII.
4,166 x 10 + 4,545 x 10
Y=
5
4
5
y 1 y 1=( 1,428 102 7,142 104 )
4,166 x 10 + 7,142 x 10 +4,545 x 10
CCLXXVI.

0,948

CCLXXVII.

CCXCIV.
y 2 y 2=( 1 105 4,545 105 )
CCXCV.

FMIPA - FISIKA

KELOMPOK 3 - A

Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
CCXCVI.
y N 2 y N 2=( 1,553 103 9,719 x 105 )
CCXCVII. Untuk Data 3
CCXCVIII.
y 1 y 1=( 9,090 104 4,545 105 )
CCXCIX.
y 2 y 2=( 8,333 104 4,166 105 )
CCC.
y 3 y 3 =( 1,428 102 7,142 104 )
CCCI.
y N 3 y N 3=( 8,575 104 9,709 x 105 )
CCCII.
CCCIII.

CCCXVI.

y2
4,545 105
100=
100
4
y2
9,090 10
CCCXVII.
CCCXVIII.

y3
4,166 105
100=
100
y3
8,333 104
CCCXIX.

CCCXX. 5

CCCXXI.
5
yN 1
9,719 x 10
100=
100
3
yN
1,553 10

KTP Relativ
Vs (2,6)

CCCXXII.
6,258

CCCIV.

y1
4,166 105
100=
100
y1
8,333 104
5

CCCV.

y2
7,142 104
100=
100
y2
1,428 102
5

CCCVIII.

y3
4,545 105
100=
100
y3
9,090 104
CCCIX.

CCCXXV.

CCCXXVI.
CCCXXVII.

4
y2
7,142 10
100=
100
2
y2
1,428 10

CCCXXVIII.
CCCXXIX.

CCCXXX.

CCCX.

yN 1
6,749 x 105
100=
100
yN
7,900 104

5
y3
4,166 10
100=
100
4
y3
8,333 10

CCCXXXI.
CCCXXXII.

CCCXI.
8,543
CCCXIII.

CCCXXIII.
CCCXXIV. Vs (5,4)
y1
4,545 105
100=
100
4
1
9,090 10

CCCVI.

CCCVII.

CCCXXXIII.

yN 1
9,709 x 105
100=
100
yN
8,575 104

CCCXII.
Vs2 (4)

CCCXIV.

CCCXXXIV.
11,323

4
y1
7,142 10
100=
100
y1
1,428 102

CCCXV.

FMIPA - FISIKA

CCCXXXV.
CCCXXXVI.
CCCXXXVII.
KELOMPOK 3 - A

Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
CCCXXXVIII.
CCCXXXIX.Pembahasan
CCCXL. Pada
rangkaian
Thevenin
terdapat suber arus VTh
yaitu
tegangan
Thevenin.
Tegangan
thevenin
adalah
teganganyang
diukur
atau di hitung pada
terminal beban, ketika
beban
terlepas
pada
rangkaian, karena diukur
atau di hitung ketika
beban
dilepas,
maka
tegangan ini sering di
sebut
teganganrangkaian
terbuka.
RTh
disebut
hambatan
thevenin
adalah hambatan yang
diukur
atau
dihitung
pada
terminal beban
ketika
beban
dilepas
pada
terminal beban
ketika beban dilepas dari
rangkaian dan sumber
arus dibuat menjadi nol
atau dihubung singkatan
untuk mengukur tahanan
thevenin
kita
harus
mengurangi
tegangan
sumber arus hingga nol,
untuk sumber tegangan
dapat dinolkan dengan
menghubungkan
singkatan
terminal
tegangan atau melepas
sumber tegangan dan
menggantikannya
dengan
sebuah
penghantar.
CCCXLI. Pada
rangkaian
nothon
hamper sama dengan
teori
thevenin
yang
membedakan
teori
northon dengan thevenin
adalah pada penggunan

FMIPA - FISIKA

arus pada teori Norton


dan sumber tegangan
pada
teori
thevenin,
hambatan di pasang seri
dengan
sumber
tegangan, arus Norton
didefinisikan
sebagai
arus beban ketika beban
dihubungkan
singkat
atau
disebut
arus
hubungan singkat. Arus
northon ditulis dengan
simbol IN . hambatan
northon
adalah
hambatan thevenin yang
mana hambatan northon
adalah hambatan yang
diukur atau di hitung
ketika sumber arus di
kurangi hingga nol dan
hambatan bebas beban
dilepas.
Hambatan
northon sama dengan
hambatan
thevenin.
Pada
teori
rangkaian
thevenin
kita
menghitung arus beban (
IL ), sedangkan pada
teori rangkaian northon
kita
menghitung
tegangan beban ( VL ).
CCCXLII.Adapun
factor kesalahan yang
mungkin terjadai pada
percobaan kali ini pada
saaat pengambilan data
yang mungkin terjadi
keteledoran
praktikan
sehingga data yang di
dapat tidak akurat dan
memperbesar
nilai
presentasi
kesalahan
pada saat menganalisis
data. Kesalahan lainnya
pada saat penentuan nst
( nilai satuan terkecil )
karena
mengakibatkan
tidak mendapatkan hasil
analisis
data
yang

KELOMPOK 3 - A

Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
sebenarnya.
CCCXLIII.
Pada
percobaan
untuk
membuktikan
teorema
thevenin
kita
menggunakan
dua
resistor
yang
mana
resistor pertama adalah
resistor yang di ubah
ubah dan resistor yang
kedua sebagai resistor
tetap,
dan
pengaruh
diubahnya posisi resistor
mengakibatkan
tegangan ( Vab ) pada
rangkaian
juga
ikut
berubah dimana ketika
resistor
pertama
digantikan
dengan
resistor yang memiliki
nilai
resistansi
yang
besar maka nilai Vab
akan semakin mengecil
demikian
juga
sebaliknya.
CCCXLIV.
Pada
percobaan membuktikan
teorema northon dimana
dalam
percobaan
northon
R1 dan R 2
adalah sebagai resistor
yng diubah ubah dan
resistor tetap dimana
perlakuan
seperti
ini
mengakibatkan
berubahnya
nilai
tegangan
Vab
pada
rangkaian
northon
dimana dalam percobaan
ini ada tiga data yang
berbeda.
CCCXLV. Berdasarkan
pehitungan
ketidak
pastian relatif diperoleh
nilai
kesalahan
yang
kecil hal ini dapat terjadi
karena adanya beberapa
factor
dalam
pengambilan
data

FMIPA - FISIKA

maupun
dalam
perhitungan.
Bebrapa
factor
tersebut
ialah
kejelian mata praktikan
saat pengambilan data
atau pengamatan dalam
melihat skala instrumen
yang di gunakan saat
pengambilan data dan
dalam perhitungan atau
analisis data.
CCCXLVI. Dalam
percobaan
Hukum Ohm ini digunakan beberapa
alat sebagai berikut : Power supply,
kabel penghubung, AVO meter,
resistor dan papan PCB.
CCCXLVII.
CCCXLVIII. Kesimpulan
CCCXLIX.
Pengunaan
teori teorema thevenin dalam
rangkaiaan
listrik
yaitu
membuat
rangkaiaan
pengganti
berupa
sumber
yang di hubungkan secara seri
dengan
suatu
resistor
pengganti.
CCCL. Penggunaan
teorema
northon
dalam
rangkaian listrik yaitu dengan
membuat rangkaian pengganti
berupa sumber arus yang
parallel dengan suatu resisitor
pengganti.
CCCLI. Hambatan
pada
rangkaian thevenin selalu seri
dengan
tegangannya
dan
bekerja
pada
rangkaian
terbuka. Sebaliknya rangkaian
northon hambatannya paralel
dengan arus dan rangkaiannya
dihubungkan singkat.
CCCLII.
CCCLIII.
DAFTAR
PUSTAKA
CCCLIV.
Blocher,
Richard.
2004. Dasar Elektronika.
Yogyakarta: Andi
CCCLV.
Nahvi, Mahmood.
2004. Rangkaian Listrik

KELOMPOK 3 - A

Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
Edisis
Keempat.
Bandung: Erlangga
CCCLVI.
Timur, Fajar, dkk.
2015. Rangkaian Catu
Daya.
Surabaya:
ITS
https://www.academia.ed
u/9036237/Rangkaiancatu-day
CCCLVII.
Yuliana,
Eka.2015.
Teorema
Thevenin
dan

FMIPA - FISIKA

Norton. (Diakses pada 03


November 2016 pukul 21.48
Wita,
pada
website
http://jurnal%20thevenin
%20norton/Teorema_Theveni
n_dan_Norton.pdf
CCCLVIII. Zam,
Efvy
Zamidra. 2002. Mudah
Mengusahai Elektronika.
Surabaya: Indah
CCCLIX.

KELOMPOK 3 - A

Anda mungkin juga menyukai