Koordinator Kelas,
Rohanna
1407045058
Muhammad Fajri
1407045055
Asisten,
Indah Arifka
1407045060
KELOMPOK 3 - A
Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
Youvenalis Ding Ladjar
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
MULAWARMAN
ABSTRAK:
Lili Yunita Sari, Youvenalis Ding Ladjar berada dikelompok
3 pada percobaan Rangkaian Thevenin Dan Rangkaian
Northon dibawah bimbingan asisten Indah Arifka. Percobaan ini
tentang Rangkaian Thevenin Dan Rangkaian Northon
dilaksanakan hari Rabu, tanggal 2 November 2016, pukul 14.0016.00
Wita
bertempat di
Laboratorium
Elektronika
dan
Instrumentasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pegetahuan Alam,
Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur. Alat dan
bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah power supply,
kabel penghubung, AVO meter, project board, dan resistor. Cara
kerja percobaan Rangkaian Thevenin Dan Rangkaian
Northon adalah dengan membuat rangkaian seri terlebih
dahulu untuk percobaan thevenin dan menghitung nilai resistansi
resistor menggunakan AVO meter, kemudian dicari dan dicatatat
nilai Vs, Vab dan Is. Langkah tersebut diulangi sampai tiga kali
dengan nilai Tegangan 2V, 4V dan 6V. Untuk rangkaian northon kita
membuat rangkaian pararel dan menghitung nilai resistansi resistor
menggunakan AVO meter, kemudian dicari dan dicatatat nilai Vs,
Vab dan Is. Langkah tersebut diulangi sampai tiga kali dengan nilai
Tegangan 2V, 4V dan 6V. Pada percobaan ini terjadinya perbedaan
hasil antara nilai resistor teori dan nilai resistor pada pengukuran
dikarenakan ketidak telitian saat membaca AVO meter. Percobaan
ini bertujuaan untuk memahami Teorema Rangkaian Thevenin
Dan Rangkaian Northon pada rangkaian seri dan rangkaian
pararel dan menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan.
Kata Kunci: Rangkaian Thevenin Dan Rangkaian Northon,
rangkaian seri, rangkaian pararel
I. Pendahuluan
II. Sebuah rangkaian
elektronik
biasanya
mampu diamati secara
langsung tanpa merusak
alat tersebut dan ada
pula tidak dapat diamati
secara
langsung
dan
dilakukan pembongkaran
untuk
mengamatinya,
untuk mempermudah hal
itu
perlu
ada
FMIPA - FISIKA
penyederhanaan
rangkaian.
III.
Khusus untuk
menyederhanakan suatu
rangkaian dari rangkaian
yang
rumit
menjadi
rangkaian yang lebih
sederhana, maka ada
teorema
yang
membahas
untuk
masalah ini. Rangkaian
inilah
yang
disebut
KELOMPOK 3 - A
Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
Rangakaian
Thevenin
dan Rangkaian Northon.
Pada dasarnya teorema
thevenin dan northon
sama, tapi ada yang
membedakannya
yaitu
rangkaiannya.
Untuk
teorema
thevenin
digunakan
rangakaian
seri dan teorema northon
digunakan
rangkaian
pararel.
IV.
Oleh karena
itu dilakukan percobaan
teorema thevenin dan
northon untuk bertujuan
agar mahasiswa dapat
memahami
dan
mengetahui perbedaan
dari
kedua
teorema
tersebut.
V.
VI. Dasar Teori
VII.
Teorema Thevenin,
pada teorema ini berlaku:
suatu hubungan listrik dapat
disederhanakan secara seri
dengan
sebuah
tahanan
ekuivalennya
pada
dua
terminal yang diamati (Zam,
2002).
VIII.
Tujuan sebenarnya
dari
teorema
ini
untuk
menyederhanakan
analisis
rangkaian,
yaitu
membuat
rangkaian pengganti berupa
sumber
tegangan
yang
dihubungkan
secara
seri
dengan
suatu
resistensi
ekuivalennya (Zam, 2002).
IX.
Arus listrik (i) telah
dipilih sebagai besaran dasar
atau besaran pokok karena
nilainya bersifat makroskopis
sehingga
mudah
diukur
(Blocher, 2004).
X.Arus listrik (i) pada
sebuah
penghantar
didefinisikan sebagai jumlah
FMIPA - FISIKA
Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
atas dari R1 dan ujung
bawah dari R2. Maka
dengan persamaan 2.4
terdapat:
XIX.
V 0=V 1 +V 2=R 1 . I + R 2 . I =( R1 + R2 ) . I
XX.
2.4
V 0 =R01=R0
2.5
XXI. (Mahmod, 2004).
XXII.
Kalau
beberapa
komponen
dirangkaian
secara
pararel,
berarti
kaki
komponen
disambungkan, sehingga
arus tidak mengalir dari
satu
komponen
ke
komponen lain, tetapi
arus yang datang dari
satu
daya
dibagi
kedalam
berbagian
komponen
hukum
kirchoff tentang arus
menyatakan bahwa arus
I0 yang masuk ke dalam
titik P1 akan dibagi ke
dalam berbagai cabang:
XXIII.
..
I 0 =I 1 + I 2+ I 3 +
2.6
XXIV.
Karen
a cabang masing-masing
tergantung kaki kiri dari
semua
komponen
tersambung
dengan
sambungan
listrik
(tersambung
dengan
logam). Maka potensial
dari kaki kiri sama untuk
semua komponen. Sama
juga untuk kaki kanan,
maka
voltase
(beda
potensial) sama untuk
semua
komponen
(Mahmod, 2004).
FMIPA - FISIKA
XXV.
Teore
ma
Thevenin
dan
Northon
memungkinan
kita mencari rangkaian
ekuivalen lebih cepat
dan
lebih
mudah,
walaupun
dalam
rangkaian yang lebih
sukar (Yuliana, 2015).
XXVI.
Teore
ma
Thevenin
menyatakan bahwa jika
rangkaian sumber pada
hubungan dua terminal
adalah
linear,
maka
sinyal
pada
terminal
interkoneksi tidak akan
berubah jika rangkaian
seksi
sumber
figanti
dengan
rangkaian
ekuivalen
Thevenin.
Khusus
untuk
menyederhanakan suatu
rangkaian dari rangkaian
tersendiri
yang
membahasnya.
Rangkaian inilah yang
disebut
dengan
rangkaian
setara
thevenin-northon. Pada
dasarnya
teorema
thevenin dan northon
sama,
tapi
yang
membedakan
adalah
teorema
thevenin
mengunakan rangkaian
seri dan teorema northon
menggunakan rangkaian
pararel.
Teorema
thevenin dan northon
memilik
rangkaian
ekuivalensi yang harus
memproduksi tegangan
yang nilai yang sama
(Yuliana, 2015).
XXVII.
Kump
aran primer dihubungkan
kepada
sumber
tegangan
primer
itu
KELOMPOK 3 - A
Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
yang
hendak
diubah
besarnya.
Karena
tegangan
bolak-balik,
maka besar dan arah
tegangan
itu
tidak
berubah-ubah.
XXVIII.
Dalam
inti besi timbul medan
magnet yang besaran
arahnya
berubah-ubah
pula. Perubahan medan
magnet ini menginduksi
tegangan
bolak-balik
pada
kumparan
sekunder (Fajar, 2014).
XXIX.
XXX. Metodologi Percobaan
XXXI. Alat dan Bahan
XXXII. Pada percobaan
ini alat dan bahan yang
digunakan
adalah
project
board, 3 buah resistor (R1=2,5
0,5%, R =70 0,5 dan
2
R3=1100 0,5 ,
kabel
FMIPA - FISIKA
(V)
)
)
XLIV.XLV. XLVI. XLVII.1 XLVIII.
2,6
2
2,5
2
1100
0
0
0
,
5
0
,
5
XLIX.L.
LI.
LII. 7 LIII. 1
4
0,25
4
0
2
0
0
,
0
5
,
5
LIV. LV.
LVI. LVII. 1 LVIII. 7
5,4 0,3
5
1
0
0
0
0
,
0
5
,
5
LIX. Rangkaian Norton
LX. LXI. LXII.LXIII. LXIV. LXV.
Vs Is (A) R1
R2
R3
Vab
LXVI.LXVII. LXVIII.
LXIX. LXX. LXXI.
2,6
2,5 120 70
1100 0,25
KELOMPOK 3 - A
Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
CVII. Rangkaian
LXXII.
LXXIII.LXXIV.
LXXV.LXXVI.LXXVII.
0,35 0,2
4
4,5
70 1100 1200
kedua
CVIII.
LXXVIII.
LXXIX.LXXX.
LXXXI.
LXXXII.
LXXXIII.
5,4
5
110 1200 70 0,5
CIX.
CX.
LXXXIV.
LXXXV.
LXXXVI.
V TH 2=
Resistor :
R1= Coklat, Merah,
Merah, Emas = 1200 5%
R2= Coklat Biru, Abuabu, Hitam, Emas = 70 5%
LXXXVIII.
R3=
Coklat, Hitam,
Merah, Emas = 1100 5%
LXXXIX.
XC.
XCI.
XCII. Rangkaian Thevenin
XCIII. Rangkaian
Pertama
R1
V
=
V
TH
1
XCIV.
R + R SI
CXIV.
CXV.
RTH 2=
CXVII.
1200 x 1100
1200+1100
CI.
CII.
CIII.
CIV.
I TH 1=
CV.
CVI.
FMIPA - FISIKA
I TH 2=
CXVIII.
1200
2,6
1200+1100
XCVII. = 1,356 V
XCVIII.
R 1 R2
R
=
TH
1
XCIX.
R1 + R 2
RTH 1=
= 66,141
CXIX.
CXX.
V TH 1=
I TH 2=
CXXI.
10-3 A
0,220
66,141
= 3,333 x
CXXIII.
Rangkai
an Ketiga
R1
V
=
V
TH
3
CXXIV.
R1 + R2 SI
CXXV.
V
I TH 1= TH 1
RTH 1
CXXVI.
= 2,36 x 10-3 A
V TH 1
RTH 1
CXXII.
= 573,913
1,356
573,913
70 x 1200
70+1200
CXVI.
XCV.
XCVI.
70
4
70+1200
CXI.
= 0,220 V
CXII.
CXIII.
R R
RTH 2= 1 2
R1 + R 2
LXXXVII.
C.
R1
V
R + R SI
V TH 2=
V TH 3=
1100
5,4
1100+70
CXXVII.
= 5,076 V
CXXVIII.
R R
RTH 3= 1 2
R1 + R2
KELOMPOK 3 - A
Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
CXXIX.
CXXX.
CLIV.
1100 x 70
RTH 3=
1100 +70
CXXXI.
65,811
CXXXII.
I TH 3=
CXXXIII.
CXXXIV.
I TH 3=
CXXXV.
CLV.
=
V TH 1
RTH 1
5,076
65,811
1
Y =
CXLV.
70
CLXII.
Y 3=
I norton=
= 1,428 x 10
CLXIII.
CLXIV.
CLXV.
Y 2=
CLXVII.
1
1100
=
9,090 x 10
= 1,428 x 10
-2
1
1100
= 9,090 x 10-4 V
CXLVIII.
CXLIX.
1
70
Y 3=
1
1200
CLXVIII.
V
CXLVII.
Y 1=
= 8,333 x 10 V
CXLVI.
Y3
I
Y 2 +Y 3 s
CLI.
8,333 x 10
I norton=
2,6
1,428 x 10 2 +9,090 x 10
CLII.
CLIII.
CLXI.
CLXVI.
-4
CXLIV.
1
Y 1=
1200
CXLIII.
CL.
CLVI.
Y norton=
CXXXVI.
=
7,714 x 10-2 A
CXXXVII.
CXXXVIII. Rangkaian Norton
CXXXIX. Tanpa KTP
CXL.
Rangkaian
Pertama
1
Y n=
CXLI.
Rn
CXLII.
Y 1 (Y 2+ Y 3)
Y 1+Y 2 +Y 3
Y norton=
= 1,495 x 10-4 A
4
= 8,333 x 10
CLXIX.
CLXX.
I norton=
CLXXI.
Y3
I
Y 2 +Y 3 s
CLXXII.
CLXXIII.
I norton=
8,333 x 10 4
4
4
4
9,090 x 10 +8,333 x 10
CLXXIV.
A
CLXXV.
CLXXVI.
= 1,087
Y norton =
Y 1 (Y 2+ Y 3)
Y 1+Y 2 +Y 3
CLXXVII.
CLXXVIII.
FMIPA - FISIKA
KELOMPOK 3 - A
Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
CLXXIX.
= 1,553
CCVI. Nst
-3
x10 v
CLXXX.
CLXXXI.
an ketiga
1
Yn=
CLXXXII.
Rn
CLXXXIII.
Y 1=
CLXXXIV.
1
1100
Y 2=
CLXXXVII.
Y 3=
CCXIV.
4,166 105
1
70
= 1,428 x 10-2
CXCI.
Y3
I norton=
I
Y 2 +Y 3 s
CXCII.
1,428 x 102
5,4
8,333 x 10 +1,428 x 102
= 5,511 x 10-2A
CXCV.
CXCVI.
Y norton=
CXCVII.
Y 1 (Y 2+ Y 3)
Y 1+Y 2 +Y 3
CCXV.
Y 2=
R2
R2
CCXVI.
Y 2=
0,05
70
CCXVIII.
Y 3=
R3
R3
CCXIX.
Y 3=
0,05
1100
CCXXI.
CXCIX.
CCXX.
4,545 105
CXCVIII.
Y norton=
0,05
1200
CCXVII.
7,142 104
CXCIII.
CXCIV.
I norton=
Y 1=
CCXIII.
= 8,333 x 10-4 V
CLXXXVIII.
CLXXXIX.
= 0,05
Untuk VS (2,6)
R1
Y 1=
R1
CCXII.
1
1200
1
0,5
10
= 0,05
Nst
1
R3 = 0,5
10
CCIX.
CCX.
CCXI.
= 9,090 x 10-4 V
CLXXXV.
CLXXXVI.
CXC.
CCVII.
CCVIII.
Rangkai
R2=
= 8,575 x 10-4 v
CCI.
CCII. Dengan KTP hukum Norton
CCIII.
1
R1= 0,5
CCIV. Nst
10
CCV.
FMIPA - FISIKA
= 0,05
X=
Y 2 + Y 3
Y 1+ Y 2+ Y 3
CCXXII.
CCXXIII.
X=
CCXXV.
0,948
CCXXVI.
CCXXVII.
KELOMPOK 3 - A
Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
CCXXVIII.
7,142 10
CCXXIX.
Y=
CCXXXI.
0,943
4,166 10
Y 1 + Y 2
Z=
Y 1+ Y 2+ Y 3
CCXXXIV.
5
0,05
1200
CCXLVII.
CCXXXII.
CCXXXIII.
Y 3=
CCXLVIII.
Y 2 + Y 3
X=
Y 1+ Y 2+ Y 3
CCXLIX.
4,166 x 10 +7,142 x 10
CCL.
5
5
5
7,142 x 104 +4,166 x 105
4,166 x 10 +7,142 x 10 +4,545 x 10
X=
3,333 x 105 +5 x 105+3,846 x 105
0,439
CCXXXV.
0,726
CCLI.
x y1
y y
CCLII.
Y 1+ Y 3
z y3
Y=
Y 1 + Y 2 + Y 3
CCXXXVI.
2 +( 2)2 +
CCLIII.
'
3,333 x 105 +3,846 x 105
y N =
Y=
4,166 x 105+ 7,142 x 104 +4,545 x 105
2,441 1011
CCLIV. 0,948
CCLV.
1,560 109 2 ( 4,539 107 )2 +
Y 1 + Y 2
Z=
CCLVI.
Y 1+ Y 2+ Y 3
CCXXXVII.
=
6,749 x 10 -5
CCLVII.
CCXXXVIII.
4,166 x 105+ 7,142 x 104
Z=
CCXXXIX.
4,166 x 105 +7,142 x 104 + 4,545 x 105
CCXL.
Untuk
Vs (4)
0,948
CCLVIII.
Rn
Y n=
x y1
CCXLI.
Rn
y y
0,05
z
y3
Y 1=
CCXLII.
70
CCLIX.
2
4
+( 2)2 +
CCXLIII.
= 7,142 10
'
0,05
y
N
=
Y 2=
CCXLIV.
1100
Z=
CCXLV.
FMIPA - FISIKA
KELOMPOK 3 - A
Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
Y 1 + Y 2
Z
=
CCLXXVIII.
Y 1+ Y 2+ Y 3
1,560 10
9 2
6,029 10 (1,856 109)2 +
CCLX.
= 9,719 x 10
CCLXXIX.
Z=
-5
CCLXI.
CCLXII.
Untuk
Vs (5,4)
Rn
Y
=
n
CCLXIII.
Rn
CCLXIV.
Y 1=
CCLXXXI.
5
Y 2=
0,05
1200
Y 3=
CCLXXXII.
0,05
70
4
CCLXX.
Y 2 + Y 3
X=
Y 1+ Y 2+ Y 3
x y1
y y
z y3
2 +( 2)2 +
'
y N =
9
7,142 10
CCLXIX.
0,589
1,560 10
CCLXVII.
5
4,166 10
CCLXVIII.
CCLXXX.
= 4,545 10
CCLXV.
CCLXVI.
0,05
1100
=
9,719 x 10 -5
CCLXXXIII.
CCLXXXIV.
CCLXXXV. KTP Mutlak
CCLXXXVI. Untuk Data 1
CCLXXXVII.
y 1 y 1=( 8,333 104 4,166 105 )
CCLXXI.
CCLXXXVIII.
7,142 x 104 + 4,545 x 105
X=
y 2 y 2=( 1,428 102 7,142 104 )
4,166 x 105 +7,142 x 104 + 4,545 x 105
CCLXXXIX.
0,943
CCLXXII.
y 3 y 3 =( 9,090 104 4,545 105 )
CCLXXIII.
CCXC.
CCLXXIV.
y N 1 y N 1=( 7,900 104 6,749 x 105 )
Y 1+ Y 3
Y=
Y 1 + Y 2 + Y 3
CCXCI.
CCXCII.
Untuk Data 2
CCLXXV.
5
5
CCXCIII.
4,166 x 10 + 4,545 x 10
Y=
5
4
5
y 1 y 1=( 1,428 102 7,142 104 )
4,166 x 10 + 7,142 x 10 +4,545 x 10
CCLXXVI.
0,948
CCLXXVII.
CCXCIV.
y 2 y 2=( 1 105 4,545 105 )
CCXCV.
FMIPA - FISIKA
KELOMPOK 3 - A
Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
CCXCVI.
y N 2 y N 2=( 1,553 103 9,719 x 105 )
CCXCVII. Untuk Data 3
CCXCVIII.
y 1 y 1=( 9,090 104 4,545 105 )
CCXCIX.
y 2 y 2=( 8,333 104 4,166 105 )
CCC.
y 3 y 3 =( 1,428 102 7,142 104 )
CCCI.
y N 3 y N 3=( 8,575 104 9,709 x 105 )
CCCII.
CCCIII.
CCCXVI.
y2
4,545 105
100=
100
4
y2
9,090 10
CCCXVII.
CCCXVIII.
y3
4,166 105
100=
100
y3
8,333 104
CCCXIX.
CCCXX. 5
CCCXXI.
5
yN 1
9,719 x 10
100=
100
3
yN
1,553 10
KTP Relativ
Vs (2,6)
CCCXXII.
6,258
CCCIV.
y1
4,166 105
100=
100
y1
8,333 104
5
CCCV.
y2
7,142 104
100=
100
y2
1,428 102
5
CCCVIII.
y3
4,545 105
100=
100
y3
9,090 104
CCCIX.
CCCXXV.
CCCXXVI.
CCCXXVII.
4
y2
7,142 10
100=
100
2
y2
1,428 10
CCCXXVIII.
CCCXXIX.
CCCXXX.
CCCX.
yN 1
6,749 x 105
100=
100
yN
7,900 104
5
y3
4,166 10
100=
100
4
y3
8,333 10
CCCXXXI.
CCCXXXII.
CCCXI.
8,543
CCCXIII.
CCCXXIII.
CCCXXIV. Vs (5,4)
y1
4,545 105
100=
100
4
1
9,090 10
CCCVI.
CCCVII.
CCCXXXIII.
yN 1
9,709 x 105
100=
100
yN
8,575 104
CCCXII.
Vs2 (4)
CCCXIV.
CCCXXXIV.
11,323
4
y1
7,142 10
100=
100
y1
1,428 102
CCCXV.
FMIPA - FISIKA
CCCXXXV.
CCCXXXVI.
CCCXXXVII.
KELOMPOK 3 - A
Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
CCCXXXVIII.
CCCXXXIX.Pembahasan
CCCXL. Pada
rangkaian
Thevenin
terdapat suber arus VTh
yaitu
tegangan
Thevenin.
Tegangan
thevenin
adalah
teganganyang
diukur
atau di hitung pada
terminal beban, ketika
beban
terlepas
pada
rangkaian, karena diukur
atau di hitung ketika
beban
dilepas,
maka
tegangan ini sering di
sebut
teganganrangkaian
terbuka.
RTh
disebut
hambatan
thevenin
adalah hambatan yang
diukur
atau
dihitung
pada
terminal beban
ketika
beban
dilepas
pada
terminal beban
ketika beban dilepas dari
rangkaian dan sumber
arus dibuat menjadi nol
atau dihubung singkatan
untuk mengukur tahanan
thevenin
kita
harus
mengurangi
tegangan
sumber arus hingga nol,
untuk sumber tegangan
dapat dinolkan dengan
menghubungkan
singkatan
terminal
tegangan atau melepas
sumber tegangan dan
menggantikannya
dengan
sebuah
penghantar.
CCCXLI. Pada
rangkaian
nothon
hamper sama dengan
teori
thevenin
yang
membedakan
teori
northon dengan thevenin
adalah pada penggunan
FMIPA - FISIKA
KELOMPOK 3 - A
Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
sebenarnya.
CCCXLIII.
Pada
percobaan
untuk
membuktikan
teorema
thevenin
kita
menggunakan
dua
resistor
yang
mana
resistor pertama adalah
resistor yang di ubah
ubah dan resistor yang
kedua sebagai resistor
tetap,
dan
pengaruh
diubahnya posisi resistor
mengakibatkan
tegangan ( Vab ) pada
rangkaian
juga
ikut
berubah dimana ketika
resistor
pertama
digantikan
dengan
resistor yang memiliki
nilai
resistansi
yang
besar maka nilai Vab
akan semakin mengecil
demikian
juga
sebaliknya.
CCCXLIV.
Pada
percobaan membuktikan
teorema northon dimana
dalam
percobaan
northon
R1 dan R 2
adalah sebagai resistor
yng diubah ubah dan
resistor tetap dimana
perlakuan
seperti
ini
mengakibatkan
berubahnya
nilai
tegangan
Vab
pada
rangkaian
northon
dimana dalam percobaan
ini ada tiga data yang
berbeda.
CCCXLV. Berdasarkan
pehitungan
ketidak
pastian relatif diperoleh
nilai
kesalahan
yang
kecil hal ini dapat terjadi
karena adanya beberapa
factor
dalam
pengambilan
data
FMIPA - FISIKA
maupun
dalam
perhitungan.
Bebrapa
factor
tersebut
ialah
kejelian mata praktikan
saat pengambilan data
atau pengamatan dalam
melihat skala instrumen
yang di gunakan saat
pengambilan data dan
dalam perhitungan atau
analisis data.
CCCXLVI. Dalam
percobaan
Hukum Ohm ini digunakan beberapa
alat sebagai berikut : Power supply,
kabel penghubung, AVO meter,
resistor dan papan PCB.
CCCXLVII.
CCCXLVIII. Kesimpulan
CCCXLIX.
Pengunaan
teori teorema thevenin dalam
rangkaiaan
listrik
yaitu
membuat
rangkaiaan
pengganti
berupa
sumber
yang di hubungkan secara seri
dengan
suatu
resistor
pengganti.
CCCL. Penggunaan
teorema
northon
dalam
rangkaian listrik yaitu dengan
membuat rangkaian pengganti
berupa sumber arus yang
parallel dengan suatu resisitor
pengganti.
CCCLI. Hambatan
pada
rangkaian thevenin selalu seri
dengan
tegangannya
dan
bekerja
pada
rangkaian
terbuka. Sebaliknya rangkaian
northon hambatannya paralel
dengan arus dan rangkaiannya
dihubungkan singkat.
CCCLII.
CCCLIII.
DAFTAR
PUSTAKA
CCCLIV.
Blocher,
Richard.
2004. Dasar Elektronika.
Yogyakarta: Andi
CCCLV.
Nahvi, Mahmood.
2004. Rangkaian Listrik
KELOMPOK 3 - A
Praktikum ED I-3
Samarinda, 02 November 2016
Edisis
Keempat.
Bandung: Erlangga
CCCLVI.
Timur, Fajar, dkk.
2015. Rangkaian Catu
Daya.
Surabaya:
ITS
https://www.academia.ed
u/9036237/Rangkaiancatu-day
CCCLVII.
Yuliana,
Eka.2015.
Teorema
Thevenin
dan
FMIPA - FISIKA
KELOMPOK 3 - A