CA MAMMAE
Oleh :
M Faiz K Anwar
G99141163
M Rama Anshorie
G99141164
Christian Ganda W A
G99141167
G99151019
Ismael
G99151020
Pembimbing :
dr. Junardi, Sp.B, FINACS
HALAMAN PENGESAHAN
Referat ini disusun untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/ RSUD Pandan Arang Boyolali.
Referat dengan judul:
CA MAMMAE
Hari/tanggal
Disusun oleh:
M Faiz K Anwar
G99141163
M Rama Anshorie
G99141164
Christian Ganda W A
G99141167
G99151019
Ismael
G99151020
Mengetahui dan menyetujui
Pembimbing Referat:
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Embriologi Payudara
Payudara (mammae) sebagai kelenjar subkutan mulai tumbuh sejak
minggu keenam masa embrio, yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis
yang disebut sebagai garis susu, terbentang dari aksila sampai ke regio inguinal5.
Dua pertiga kaudal dari garis tersebut segera menghilang dan tinggal
bagian dada saja yang berkembang menjadi cikal bakal payudara. Beberapa hari
setelah lahir, pada bayi dapat terjadi pembesaran payudara unilateral atau bilateral
diikuti dengan sekresi cairan keruh. Keadaan ini disebut dengan mastitis
neonatorum, disebabkan oleh berkembangnya duktus dan tumbuhnya asinus serta
vaskularisasi pada stroma yang dirangsang secara tidak langsung oleh tingginya
kadar estrogen ibu di dalam sirkulasi darah bayi. Setelah lahir, kadar hormon ini
menurun, dan merangsang hipofisis untuk memproduksi prolaktin. Prolaktin
inilah yang menimbukan perubahan pada payudara2.
B. Anatomi Payudara
Kelenjar susu merupakan kelenjar kulit atau apendiks kulit yang terletak di
fasia pektoralis. Pada bagian lateral atasnya jaringan kelenjar ini keluar dari
bulatannya ke arah aksila, dan disebut penonjolan Spence atau ekor payudara7.
Setiap payudara terdiri dari 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masingmasing mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus. Di
antara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut,
mungkin terdapat jaringan lemak. Di antara lobulus tersebut, terdapat jaringan ikat
yang disebut ligamentum Cooper yang memberi rangka untuk payudara7.
Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang A. Perforantes anterior
dari A. Mammaria interna, A. Torakalis lateralis yang bercabang dari A. Aksilaris,
dan A. Interkostalis7.
Persarafan kulit payudara oleh cabang pleksus servikalis dan N.
Interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri disarafi oleh saraf simpatik. Juga
mungkin dilakukan. Pada saat itu pemeriksaan mammogram tidak berguna karena
kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang5.
Perubahan ketiga terjadi saat hamil dan menyusui. Saat itu payudara
membesar karena epitel duktus lobul dan alveous berproliferasi dan tumbuh
duktus baru5.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi.
Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan
melalui duktus ke puting susu5.
D. Definisi
Kanker
merupakan
suatu
kondisi
dimana
sel
telah
kehilangan
F. Faktor Resiko
1.
Usia
Insiden naik dengan bertambahnya usia. Pada usia sebelum 35 tahun,
Keluarga
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 kali lebih besar
Patologi
Displasia atau kelainan fibrokistik tertentu, riwayat menderita kanker,
Hormon
Pertumbuhan karsinoma mammae sering dipengaruhi perubahan
Menarche
Menarche lebih awal (<13 tahun) dan menopause yang lambat (>50
melahirkan anak pertama pada usia lebih muda dan resiko tinggi pada
wanita yang melahirkan anak pertama pada usia > 30 tahun7.
7.
Laktasi
Laktasi bukan merupakan faktor resiko, walaupun pendapat lain
G. Patofisiologi
Transformasi sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu
proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan
promosi. Tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas. Perubahan ini disebabkan adanya karsinogen,
salah satunya adalah virus. Tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami
inisiasi akan berubah menjadi ganas (karsinogenesis). 70% kanker payudara
mulai tumbuh unifokal dan unicentris yaitu dari satu sel kanker pada satu
tempat dalam duktus atau alveolus dan jarang (30%) mulai unifokal
multicentris dari beberapa sel dari satu tempat. Sebagian besar kanker
payudara berasal dari epitel duktus laktiferus (90%), sebagian kecil dari epitel
lobulus (5%), dari areola (3%), dan sisanya dari stroma payudara. Waktu
ganda kanker payudara antara 23 909 hari dengan rata-rata 100 hari. Waktu
ganda adalah waktu yang diperlukan oleh suatu tumor membesar sehingga
volumenya menjadi 2 kali semula. Besar sel kanker rata-rata 10 mU, sehingga
baru setelah menjalani 30X ganda terbentuk 1 miliar sel membentuk tumor
dengan diameter 1 cm. Tumor sebesar 1 cm adalah besar minimal yang dapat
diketahui secara klinis. Pertumbuhan lokal kanker ini menimbulkan
pendesakan dan infiltrasi jaringan sekitarnya sehingga menimbulkan
pembesaran payudara, peau dorange, perlekatan dengan kulit, otot pektoralis
atau dinding toraks. Reaksi tubuh terhadap pertumbuhan sel kanker adalah
timbulnya fibrosis dan faktor nekrose. Fibrosis ini menimbulkan retraksi kulit
atau papila serta pengerutan payudara. Adanya faktor nekrose beserta
kekurangan nutrisi pada tumor akibat pertumbuhan tumor yang cepat yang
tidak diimbangi oleh pertumbuhan pembuluh darah maka timbullah nekrose
pada tumor yang kemudian menjadi ulkus6.
H. Anamnesis
Benjolan di payudara biasanya mendorong penderita untuk ke dokter.
Pada umumnya keluhan waktu datang : tumor mamae tidak nyeri (66%),
tumor mamae nyeri (11%), perdarahan/ cairan dari puting susu (9%), edema
lokal (4%), retraksi puting susu (3%). Konsistensi kelainan ganas biasanya
keras. Pengeluaran cairan dari puting biasanya mengarah ke papiloma atau
karsinoma intraduktal, sedangkan nyeri lebih mengarah ke kelainan
fibriokistik4.
I. Pemeriksaan Klinis
Sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan di saat pengaruh hormonal
seminimal mungkin (setelah 1 minggu dari hari terakhir menstruasi). Untuk
inspeksi, pasien dapat diminta duduk tegak atau berbaring, atau keduaduanya. Kemudian perhatikan bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan,
lekukan, retraksi, adanya kulit berbintik seperti kulit jeruk, ulkus dan
benjolan. Dengan lengan terangkat lurus ke atas, kelaianan terlihat lebih
jelas4.
Palpasi lebih baik dilakukan pada pasien yang berbaring dengan bantal
tipis di punggung, sehingga payudara terbentang rata. Palpasi dilakukan
dengan telapak jari tangan yang digerakkan perlahan tanpa tekanan pada
setiap kuadran payudara. Yang diperhatikan pada dasarnya sama dengan
penilaian tumor di tempat lain4.
Pada sikap duduk, benjolan yang tidak teraba ketika penderita
berbaring, kadang lebih mudah ditemukan. Perubahan aksila pun lebih mudah
pada posisi duduk.Pemeriksaan kelenjar getah bening regional dilakukan
dengan palpasi kelompok kelenjar getah bening sekitar payudara5.
J. Gejala dan Tanda Penyakit Payudara
Gejala yang Dirasakan
Nyeri:
Berubah
sesuai
menstruasi
siklus
menstruasi
Benjolan di Payudara
- Keras
- Kenyal
Kelainan Fibrokistik
- Lunak
Perubahan Kulit
Lipoma
Penarikan kulit/dinding dada lebih khas pada
tumor daripada penyakit jinak
Bercawak
Benjolan kelihatan
Kulit jeruk
Kemerahan
Tukak
Kelainan Puting/Areola
Retraksi
Inversi Baru
Eksema
Keluarnya Cairan
Seperti susu
Jernih
Normal
Hijau
(Peri) menapouse
Pelebaran duktus
Kelainan fibrokistik
Hemoragik
Karsinoma
Papiloma intraduktus3
K. Staging
Menurut AJCC VI :
Tx
To
Tis
Papilla)
T1
T1a
: diameter <0,5cm
T1b
: diameter 0,5-1cm
T1c
: diameter 1-2cm
T2
: diameter 2-5cm
T3
: diameter >5cm
T4a
T4b
T4c
T4d
: Ca inflammatory
Nx
No
N1
N2a
: metastase lnn axilla ipsilateral terfiksir satu sama lain atau perlekatan
N3a
axilla
N3b
N3c
axilla
Mx
Mo
M1
10
L. Klasifikasi
Klasifikasi Stadium PORTMAN yang disesuaikan dengan aplikasi klinik:
Stadium I
Stadium I,besar tumor 2,5-5 cm dan sudah ada satu atau beberapa KGB
axilla yang masih bebas < 2cm2
Stadium IIIA :
Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tapi masih bebas di
jaringan sekitarnya,KGB axilla masih bebas satu sama lain2
Stadium IIIB :
Local
advanced.
Tumor
sudah
meluas
dalam
payudara
(5-
10cm),fiksasi pada kulit atau dinding dada,kulit merah dan ada edema (lebih dari
1/3 payudara kiri),ulserasi,nodul satelit,KGB axilla melekat satu sama lain atau
terhadap jaringan sekitarnya lebih dari 2 cm, belum ada metastase jauh2
Stadium IV :
Disertai dengan KGB aksia supra-klavikula dan metastase jauh lainnya2.
M. Pemeriksaan Penunjang
1 Pemeriksaan Sitologi
Pemeriksaan sitologi antara lain : fine needle aspiration, needle core
biopsy dengan
jarum
silverman, exicional
biopsy dan
pemeriksaan frozen
section saat operasi. Pada umumnya pungsi dengan jarum halus (FNAB/Fine
Needle Aspiration Biopsy) sering dipakai. Pemeriksaan ini juga dapat menentukan
perlu tidaknya segera pembedahan dengan sediaan beku atau dilanjutkan dengan
pemeriksaan lain ataupun langsung dilakukan ekstirpasi. Penentuan derajat
diferensial histologis4 :
1.
2.
3.
1.
2.
radikal, sebab hasil negatif palsu sering terjadi, sedangkan hasil pemeriksaan
positif palsu selalu dapat terjadi4.
2. Pemeriksaan Radiologi
Pemerisaan dengan mammografi dapat ditemukan benjolan yang kecil
sekalipun. Tanda berupa mikrokalsifikasi tidak khas untuk kanker. Bila secara
klinis dicurigai ada tumor dan pada mammografi tidak ditemukan apa pun, maka
pemeriksaan harus dilanjutkan dengan biopsi, sebab sering karsinoma tidak
tampak pada mammogram. Sebaliknya jika mammografi positif, dan secara klinis
tidak teraba tumor, maka pemeriksaan harus dilanjutkan pada pungsi atau biopsi
pada tempat yang ditunjukkan pada foto tersebut.Mammogram pada masa
pramenopause kurang bermanfaat karena gambaran kanker di antara jaringan
kelenjar kurang tampak. USG berguna terutama untuk menentukan kista; kadang
tampak kista 1-2 cm. Pada mammografi, gambaran karsinoma mammae adalah
ireguler, berspikula, massa radioopak dengan mikrokalsifikasi2.
N. Diagnosis Pasti
Penilaian untuk karsinoma mammae melalui 3 langkah (triple diagnostic),
yaitu: Pemeriksaan klinis, radiologis dan sitologis4.
O. Terapi
Sebelum merencanakan terapi karsinoma mammae, diagnosis klinis dan
histopatologik serta tingkat penyebarannya harus dipastikan dahulu. Diagnosis
klinis harus sama dengan diagnosis histopatologik. Bila keduanya berbeda, harus
ditentukan yang mana yang keliru. Atas dasar diagnosis tersebut, termasuk tingkat
penyebaran penyakit, disusun rencana terapi. Bila tujuannya kuratif, maka
12
tindakan
radikal
yang
berkonsekuensi
mutilasi
harus
dikerjakan
demi
kesembuhan. Tetapi bila tindakan paliatif, maka tindakan bedah tidak bermanfaat5.
P. Pembedahan
Untuk mendapatkan diagnosis histologi biasanya dilakukan biopsi
sehingga tindakan ini dapat dianggap sebagai tindakan pertama pada pembedahan
mamma. Dengan sediaan beku, hasil pemeriksaan histologi-patologi dapat
diperoleh dalam waktu 15 menit. Bila pemeriksaan menunjukkan tanda tumor
jinak, maka operasi selesai, tetapi pada hasil yang menunjukkan tumor ganas,
operasi dapat diulanjutkan dengan tindakan bedah kuratif.
Bedah kuratif yang mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal, bedah radikal
yang diubah maupun bedah konservatif yang merupakan eksisi tumor luas1.
Bedah konservatif selalu ditambah disseksi kelenjar aksila dan radio terapi pada
(sisa) payudara tersebut. Tiga tindakan tersebut merupakan satu paket terapi yang
harus dilaksanakan serentak1.
Secara singkat paket tindakan tersebut disebut Breast Conservating
Surgery (BCT/Breast
Conservating Therapy)
atau
terapi
dengan
13
Terapi kuratif dilakukan jika tumor terbatas pada payudara dan tidak ada
infiltrasi ke dinding dada, kulit mamma, atau infiltrasi dari kelenjar limfe ke
struktur sekitarnya. Tumor disebut mampu-angkat (operable) jika dengan tindak
bedah radikal seluruh tumor dengan penyebarannya dikelenjar limfe dapat
dikeluarkan1.
Bedah radikal dikerjakan menurut Halsted (William S. Halsted, ahli bedah
AS) yang meliputi pengangkatan payudara dengan sebagian besar kulitnya, M.
Pektoralis mayor dan M. Pektoralis minor, dan semua kelenjar ketiak sekaligus.
Pembedahan ini merupakan pembedahan baku sejak abad ke-20 hingga tahun
lima-puluhan1.
Setelah tahun enam-puluhan, biasanya dilakukan operasi radikal yang
dimodifikasi oleh Patey (D.H. Patey, ahli bedah Inggris). Pada operasi ini
dipertahankan otot sekitar jika tumor mamma jelas bebas dari otot tersebut1.
Akhir-akhir ini, biasanya
dilakukan
14
Bila
dilakukan
pengangkatan
mamma,
maka
dipertimbangkan
radikal
- Fiksasi tumor ke dinding toraks (bukan ke M. Pektoralis) atau ke kulit
15
M1 :
Q. Radioterapi
Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan pada terapi
kuratif dengan mempertahankan mammae dan sebagai terapi tambahan
atau terapi paliatif.
1. Radioterapi kuratif sebagai terapi tunggal lokoregional tidak begitu
efektif, tapi sebagai terapi tambahan untuk tujuan kuratif pada tumor
yang relatif besar mungkin berguna.
2. Radioterapi paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu
terbatas bila tumor sudah tak mampu-angkat secara lokal. Tumor
disebut tak mampu-angkat bila mencapai tingkat T4misalnya ada
perlekatan pada dinding toraks atau kulit. Pada penyebaran di luar
daerah lokoregional, yaitu di luar kawasan payudara dan ketiak, bedah
payudara tidak berguna karena penderita tidak dapat sembuh.
Biasanya seluruh payudara dan kelenjar aksila serta supraklavikula
diradiasi. Tetapi penyulitnya adalah pembengkakan lengan karena
limfudem akibat rusaknya kelenjar ketiak supraklavikula. Jadi, radiasi bisa
dipertimbangkan pada karsinoma mammae yang tak mampu-angkat atau
jika ada metastasis. Kadang masih dapat dipikirkan amputasi mamma
setelah tumor mengecil oleh radiasi5.
R. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada
penyebaran secara sistemik dan juga dipakai sebagai terapi ajuvan4.
16
hormonal
paliatif
dapat
dilakukan
pada
penderita
yang
17
1.
Stadium I
-
2.
Stadium II
- MRM sebagai terapi utama.
- Radiasi eksterna dan kemoterapi maupun hormonal bila ada metastase
ke KGB axilla dapat diberikan sebagai terapi adjuvans.
3.
Stadium IIIA
- MRM sebagai terapi utama
- Terapi adjuvans meliputi radiasi eksterna, kemoterapi dan terapi
hormonal.
4.
Stadium IIIb
a. Operable
1) Simple mastektomi dan axillary toilet. Terapi adjuvans
meliputi radiasi eksterna, hormonal dan kemoterapi.
2) Kemoterapi 3x kemudian MRM. Terapi adjuvans post op
3x dan bila perlu dilakukan radiasi eksterna.
b. Inoperable
1) Radiasi eksterna pre operative, bila operabel mastektomi
simpel. Bila tetap inoperable, lanjutkan radiasi 50006000cGy. Terapi adjuvans dengan melanjutkan radiasi
eksterna 2000-3000 c.Gy dan bila perlu terapi hormonal
dan atau kemoterapi
2) Kemoterapi neoajuvans 3x. Bila operablemastektomi
simple. Bila inoperableteruskan sampai 6 kali. Terapi
adjuvans meliputi radiasi eksterna dan hormonal terapi.
5.
Stadium IV
- Prinsip paliatif
18
U. Prognosis
Dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain :
1.
Ukuran tumor
2.
3.
Skin involvement
4.
5.
derajat anaplasia
6.
7.
Kelambatan terapi
8.
Histologis :
- Ductal : baik medular
- Acinus : baik lobuler
9.
Kehamilan
10.
ER content3
19
(%)
I. T1N0M0 (kecil, terbatas pada mammae)
85
II. T2N1M0 (tumor lebih besar, kelenjar terhinggapi 65
tetapi bebas dari sekitar)
III. T0-2N2M0 - T3N1-2M0 (kanker
lanjut
dan 40
10
Istilah lokoregional dimaksudkan untuk daerah yang meliputi struktur dan organ
tumor primer, serta pembuluh limfe, daerah saluran limfe dan kelenjar limfe dari
struktur atau organ yang bersangkutan3.
Metastasis hematogen kanker payudara
Letak
Otak
Pleura
Paru
Hati
Tulang
parestesia
Efusi, sesak nafas
Biasanya tanpa gejala
Kadang tanpa gejala, ikterus obstruksi
tengkorak
vertebra
costae
Nyeri, fraktur
tulang panjang
Nyeri, fraktur6
Stadium 0 95-99%
2.
Stadium I 70-95%
3.
Stadium II 40-45%
4.
5.
Stadium IV jarang6
20
Daftar Pustaka
21
22