Anda di halaman 1dari 21

NIH Public Access

Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

Epidemiologi Preeklamsia: Dampak dari Obesitas

Arun Jeyabalan, MD
Department of Obstetrics, Gynecology and Reproductive Sciences, University of
Pittsburgh School of Medicine, Pittsburgh, Pennsylvania, USA

Abstrak
Preeklamsia merupakan gangguan spesifik pada kehamilan yang dapat
mempengaruhi 2-8% dari seluruh kehamilan serta menjadi penyebab utama
kecacatan dan kematian maternal dan perinatal di seluruh dunia. Diagnosis ini
dilandaskankan pada onset baru terjadinya hipertensi dan proteinuria. Ganguan ini
dapat membahayakan sistem organ yang mengakibatkan munculnya penyakit yang
cukup kronis. Terdapat beragam faktor risiko yang mencerminkan heterogenitas
preeklampsia. Obesitas, yang mengalami peningkatan pada level yang
mengkhawatirkan, juga merupakan faktor risiko dari preeklampsia yang dapat
menimbulkan penyakit kardiovaskuler di kemudian hari. Mempelajari bagianbagian umum ini dapat memberikan wawasan pada mekanisme patofisiologi yang
mendasari preeklampsia pada wanita yang mengalamai obesitas.
Kata kunci: kehamilan, preeklamsia, obesitas

Pengantar
Gangguan hipertensi kehamilan, termasuk preeklamsia, terdiri dari berbagai
kondisi yang cukup luas cakupannya, mulai dari kondisi yang berhubungan dengan
penyebab dasar morbiditas (kecacatan) serta mortalitas (kematian) pada ibu
maupun janin/neonatal. Hal ini diperkirakan terjadi pada 3-10% dari semua
kehamilan.1,2 Di seluruh dunia, preeklampsia dan beragam kondisi yang berkaitan
dengannya merupakan salah satu penyebab yang memicu mortalitas ibu yang
melahirkan.2 Sementara, kematian ibu yang diakibatkan preeklampsia jarang
ditemui di negara-negara maju, morbiditas tinggi pada seoarang ibu merupakan
kontributor utama pada unit penerimaan perawatan intensif selama masa
kehamilan.2,3 Sekitar 12-25% dari hambatan tumbuh kembang janin dan janin kecil

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

pada masa usia kehamilan awal seperti halnya pada 15- 20% dari semua kelahiran
prematur disebabkan oleh preeklamsia; komplikasi yang terkait prematuritas begitu
mendasar termasuk kematian neonatal serta merupakan faktor morbiditas jangka
panjang yang cukup serius pada neonatal.2,4 Meskipun ilmu pengobatan medis
sudah maju, pemberian terapi obat untuk penderita preeklamsia yang sudah dikenal
saat ini terbatas pada janin dan plasenta.
Di sini kita akan meninjau klasifikasi dari berbagai gangguan hipertensi pada
kehamilan dan tantangannya, dampak global dari preeklamsia, epidemiologi dari
faktor risiko, efek obesitasfaktor risiko yang berkembang menjadi preeklamsia,
dan beberapa informasi yang berkaitan dengan mekanisme patogen dimana obesitas
kemungkinan dapat meningkatkan risiko pada sebagian besar wanita.

Klasifikasi preeklampsia
Preeklamsia merupakan sindrom spesifik pada kehamilan yang dapat
mempengaruhi sistem organ dan kemungkinan dapat memberikan dampak
hipertensi serta proteinuria yang bisa terjadi setelah usia kehamilan di atas 20
minggu. Diperkirakan kasus ini menjadi kondisi penyulit kehamilan hingga 2-8%
dari semua masa kehamilan.2 Meskipun penyebab pastinya tidak diketahui, proses
patofisiologis yang mendasari gangguan tersebut dapat dijelaskan dalam dua
tahap.5 Tahap yang pertama ditandai dengan berkurangnya perfusi plasenta yang
terkait dengan plasentasi abnormal dengan gangguan invasi trofoblas dari arteri
spiral rahim. Tahap kedua mengacu pada manifestasi sistemik maternal dengan
inflamasi, metabolik, dan rangsangan dari trombotik konvergen untuk mengubah
fungsi vaskular yang dapat mengakibatkan kerusakan banyak organ.6,7
Klasifikasi yang tepat dari berbagai gangguan hipertensi pada kehamilan
masih menjadi tantangan karena nomenklatur (penamaan istilah) masih terus
mengalami perubahan

sebagaimana variasi geografis masuk kriteria sebuah

diagnostik yang dapat diterima. Misalnya, istilah-istilah seperti "toksemia" dan


"hipertensi kehamilan" sekarang dianggap sudah kuno. Selanjutnya, berbagai
kriteria diagnostik yang digunakan di berbagai belahan dunia masih menjadi
perdebatan sehubungan dengan tingkat hipertensi, ada/tidaknya proteinuria, dan

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

klasifikasi tingkat keparahan suatu penyakit.7 Inkonsistensi ini memberikan


tantangan tersendiri dalam perbandingan dan generalisasi epidemiologi.
Sistem klasifikasi berdasarkan Working Group on High Blood Pressure pada
masa kehamilan paling sering digunakan di Amerika Serikat, klasifikasi ini
memiliki empat kategori utama yang didefinisikan sebagai berikut: hipertensi
gestasional, preeklampsia-eklampsia, hipertensi kronis, dan preeklamsia pada
hipertensi kronis (lihat Tabel 1 untuk kriteria). Preeklamsia didefinisikan sebagai
onset baru pada penderita tekanan darah tinggi (sistolik 140 mmHg atau diastolic
90mm Hg, setidaknya memiliki dua kali pemeriksaan terpisah selama 6 jam) dan
proteinuria (setidaknya 1+ pada dipstick atau 300 mg dengan mengumpulkan urin
selama 24 jam) pertama terjadi setelah 20 minggu kehamilan.
Meskipun gejala dan tanda preeklamsia terjadi di sepanjang rangkaian
perjalanan penyakit, sindrom ini sering dikategorikan sebagai sebuah sindrom yang
masih ringan dan memiliki tingkat berkomunikasi yang sulit dikarenakan tingkat
keparahan penyakit serta pendekatan manajemennya yan belum baik. Preeklamsia
dianggap parah ketika salah satu dari gejala di bawah ini ditemukan di samping
kriteria tekanan darah dan proteinuria yang dijelaskan sebagai berikut:8
Tekanan darah 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik

Ekskresi protein urin lebih besar dari 5 gr yang didapat selama 24 jam
Gangguan neurologis (perubahan visual, sakit kepala, kejang, koma)
Edema paru
Disfungsi hati (transaminase hati meningkat atau nyeri epigastrium)
Kompromi ginjal (oliguria atau konsentrasi kreatinin serum; kreatinin 1,2
dianggap abnormal pada wanita tanpa riwayat penyakit ginjal)
Trombositopenia
Solusio plasenta, hambatan pertumbuhan janin, atau oligohidramnion
Eklampsia memicu terjadinya kejang yang terjadi pada wanita dengan
preeklampsia, hal ini tidak dapat dikaitkan dengan penyebab lain. Sindrom HELLP
dijelaskan oleh munculnya hemolisis, transaminase hati yang tinggi, dan trombosit
yang rendah. Hal ini kemungkinan terjadi pada penderita hipertensi atau
proteinuria, tetapi dianggap sebagai spektrum preeklampsia.

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

Diagnosis preeklampsia dapat menimulkan bahaya pada wanita dengan


adanya hipertensi dan/atau penyakit ginjal karena keduanya menimbulkan tekanan
darah dan peningkatan urin serta ekskresi protein menjelang akhir masa kehamilan.
Dengan demikian, diagnosis dapat disusun berdasarkan peningkatan tekanan darah
atau proteinuria dan/atau bukti kerusakan end-organ (Tabel 1).8
Kritik utama dari berbagai sistem klasifikasi adalah bahwa tidak ada telah
dievaluasi secara independen untuk kemampuan untuk mengidentifikasi
subkelompok wanita yang berada pada peningkatan risiko hasil kehamilan yang
merugikan. Penelitian terbaru berusaha untuk mengembangkan definisi klinis yang
relevan yang dipandu oleh bukti dan berdasarkan prediksi dari berbagai hasil yang
merugikan.9

Epidemiologi preeklampsia
Sebuah tinjauan sistematis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menunjukkan bahwa gangguan hipertensi memiliki prosentasi 16% sebagai
peyebab kematian pada ibu di negara-negara maju, 9% dari kematian ibu di Afrika
dan Asia, dan 26% di Amerika Latin dan Karibia. Di mana kematian ibu sebagian
besar disebabkan oleh eklampsia, bukan preeklamsia. Berdasarkan data dari Rumah
Sakit Nasional Amerika Serikat Discharge Survey, tingkat preeklamsia selama
masuk persalinan meningkat 25% dalam kurun waktu 1987-2004, sementara
tingkat eklampsia menurun hingga 22%, meskipun tidak signifikan secara statistik.
Morbiditas berat sangat erat kaitanya dengan preeklamsia dan eklamsia, termasuk
gagal ginjal, stroke, disfungsi jantung atau penangkapan, gangguan pernapasan,
koagulopati, dan kegagalan hati.2 Dalam sebuah penelitian dari rumah sakit yang
dikelola oleh Health Care America Corporation, preeklampsia merupakan
penyebab utama kedua dari penyakit terkait kehamilan yang membutuhkan
perawatan intensif terkait kehamilan setelah perdarahan obstetrik.3

Efek janin dan Neonatal


Janin dan bayi yang berhubungan dengan preeklampsia sangat bervariasi di
seluruh dunia. Sekitar 12 sampai 25% dari pengawasan pertumbuhan janin dan usia
kehamilan serta 15 sampai 20% dari semua kelahiran prematur yang disebabkan

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

preeklamsia. Komplikasi yang terkait prematuritas substansial termasuk kematian


neonatal dan merupakan morbiditas neonatal yang cukup serius jangka panjang.2,4
Seperempat dari angkar kelahiran dan kematian neonatal di negara berkembang
berhubungan dengan preeklamsia/eklamsia. Kematian bayi yang berhubungan
dengan preeklamsia yaitu tiga kali lebih tinggi pada pengaturan sumber daya yang
rendah dibandingkan dengan negara-negara maju, sebagian besar disebabkan oleh
kurangnya fasilitas perawatan intensif neonatal.2

Kekambuhan pada kehamilan berikutnya


Beberapa Studi melaporkan sekitar 7-20% dari preeklamsia mengalami
gangguan berupa kekambuhan pada kehamilan berikutnya (rekurensi).11-13 Risiko
ini akan meningkat jika seorang wanita memiliki dua kehamilan preeklampsia
sebelumnya dan hal ini juga dipengaruhi oleh onset usia kehamilan.14 Perkiraan
kekambuhan preeklampsia bervariasi, didasarkan pada kualitas kriteria diagnostik
yang digunakan. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Islandia dengan
menggunakan kriteria diagnostik yang ketat untuk preeklamsia dan gangguan
hipertensi lain, kekambuhan diperkirakan reeclampsia atau preeklamsia pada
kehamilan kedua yaitu 13%.15

Preeklampsia dan penyakit kardiovaskular kemudian hari


Dr Leon Chesley, pelopor dalam bidang preeklamsia, menunjukkan bahwa
wanita yang memiliki eklampsia dalam kehamilan mereka memiliki risiko kematian
yang mencapai dua hingga lima kali lipat lebih tinggi selama 35 tahun ke depan
dibandingkan dengan mereka yang memiliki jadwal kontrol yang teratur.16
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa hubungan antara preeklampsia dan
penyakit kardiovaskular berpengaruh di kemudian hari pada tataran mortalitas
terkait. Risiko penyakit kardiovaskular meningkat delapan kali lipat pada populasi
wanita di Skandinavia melalui nulipara sehat yang dikembangkan preeklamsia
untuk menyadarkan kelahiran prematur.17 Dalam sebuah studi kohort pada wanita
yang melahirkan di Yerusalem, dua kali lebih berisiko mengalami kematian pada
24-36 tahun dibanding wanita tana diagnosis preeklamsia.18 Kematian sebagian
besar berhubungan dengan penyebab kardiovaskular. Temuan ini juga telah

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

dikonfirmasi dalam populasi lain.14,19 Hipertensi, dislipidemia, resistensi insulin,


disfungsi endotel dan gangguan vaskuler semuanya telah diamati setelah
ditemukannya preeklamsia, lebih jauh lagi mendukung hubungan antara
preeklamsia dan penyakit-penyakit kardiovaskular di masa mendatang.20 Faktor
risiko umum ini mengarah pada pengembangan preeklamsia dan penyakit
kardiovaskular kemudian hari atau apakah preeklamsia sendiri dapat berkontribusi
terhadap risiko masa depannya. Berdasarkan data tersebut, preeklampsia dianggap
sebagai faktor risiko kardiovaskular dan wanita dengan riwayat preeklampsia harus
memiliki berkelanjutan, pengawasan yang ketat untuk mencegah dan / atau
mendeteksi penyakit kardiovaskular di masa depan.

Faktor risiko preeklamsia


Epidemiologi preeklamsia mencerminkan berbagai faktor risiko serta
kompleksitas dan heterogenitas penyakit. Faktor risiko dapat diklasifikasikan ke
dalam karakteristik khusus kehamilan (Tabel 2). Insiden preeklampsia meningkat
di Amerika Serikat dan mungkin terkait dengan prevalensi lebih tinggi dari
gangguan predisposisi seperti hipertensi, diabetes, obesitas, keterlambatan
melahirkan anak, dan penggunaan teknologi reproduksi buatan dengan peningkatan
terkait dalam kehamilan dengan janin lebih dari satu.1,21

Bagian khususkehamilan.
ParitasNullipara merupakan faktor risiko yang sangat berbahaya, hampir
tiga kali lipat risiko preeklamsia (odds rasio 2,91; 1,28-6,61) berdasarkan studi
review sistematis terkontrol. diperkirakan dua pertiga kasus yang terjadi pada
kehamilan pertama akan terus berlanjut hingga trimester pertama.23
Faktor ayah juga meningkatkan risiko preeklampsia pada kehamilan
berikutnya. Hubungan antara primipara dan preeklampsia menunjukkan
mekanisme imunologis sehingga kehamilan kemudian dilindungi terhadap mereka
antigen paternal.24 Mendukung konsep ini, keguguran sebelumnya, peningkatan
durasi aktivitas seksual sebelum kehamilan, atau berkepanjangan kohabitasi prakehamilan memberi risiko yang lebih rendah dari preeklamsia.25 Sebaliknya, risiko

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

preeklampsia meningkat dengan penggunaan kontrasepsi penghalang dan donor


inseminasi sperma.25,26
Faktor-faktor plasentaKelebihan plasenta seperti mola hidatidosa dan
kehamilan multifetal juga terkait dengan perkembangan preeklampsia. Proses
penyakit dapat terjadi lebih awal dan memiliki manifestasi yang lebih berat dalam
kasus ini. Risiko semakin meningkat dengan setiap janin tambahan.

Karakteristik maternal.
UsiaUsia subur telah dikaitkan dengan preeklamsia. Namun, setelah
penyesuaian paritas yang dibuat pada kelompok usia yang lebih muda (karena
kebanyakan kehamilan pertama terjadi pada usia yang lebih muda) hubungan antara
usia muda dan preeklampsia tidak signifikan.22,30 Beberapa studi menunjukkan
insiden yang lebih tinggi dari preeklamsia pada wanita yang lebih tua yaitu
independen paritas; Namun, banyak yang tidak mengontrol kondisi yang sudah ada
sebelumnya melalui langkah medis.1,22 Setelah mengendalikan perbedaan awal,
wanita yang 40 tahun atau lebih tua memiliki hampir dua kali risiko pengembangan
preeklampsia (rasio risiko 1,68, 1,23-2,29 antara primipara dan 1,96, 1,34-2,87
antara multipara).31
RasHubungan antara ras Afrika-Amerika dan preeklamsia telah
dikacaukan dengan tingginya prevalensi hipertensi kronis yang sering tidak
terdiagnosis dalam kelompok ini. Sementara beberapa studi lain menunjukkan
risiko preeklampsia lebih banyak ditemukan pada wanita Afrika-Amerika,32-34 studi
prospektif lebih besar yang mengontrol faktor-faktor risiko lain dan secara ketat
menjeaskan bahwa preeklampsia tidak berhubungan secara signifikan antara
preeklampsia dengan ras Afrika-Amerika. Bentuk yang lebih parah dari
preeklamsia dapat berhubungan dengan ras non-putih dari seorang ibu.
Beberapa kondisi yang sudah ada sebelumnyaBanyak dari faktorfaktor risiko kematian penyebab preeklamsia memiliki kesamaan erat dengan
mereka yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular. Riwayat hipertensi,
diabetes, obesitas, dan gangguan-ganggunan pembuluh darah (penyakit ginjal,
beberapa kondisi autoimun) yang sebelumnya pernah ada sangat berhubungan
dengan munculnya preeklamsia.30,37 Risikonya terkait dengan tingkat keparahan

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

dari gangguan yang mendasari. Wanita dengan kondisi hipertensi kronis berisiko
10-25% dan berkembang menjadi preeklamsia dibandingkan dengan keseluruhan
populasi.13,38,39 Risiko ini meningkat menjadi 31% pada wanita dengan durasi
hipertensi yang lebih lama dari minimal empat tahun atau pada dasarnya mengalami
hipertensi yang lebih parah.39 Dengan diabetes pra-gestasi (sebelum kehamilan),
risiko berkembang menjadi preeklamsia secara keseluruhan sekitar 21% .40,

41

Namun, risiko ini menjadi 11-12% pada wanita dengan durasi diabetes kurang dari
10 tahun, dan meningkat menjadi 36 sampai 54% di antara wanita dengan diabetes
yang bertahan lama yang berhubungan dengan penyakit mikrovaskuler.41, 42 Untuk
penyakit ginjal ringan (kreatinin serum kurang dari 1,5 mg/dL), risiko preeklamsia
diperkirakan mencapai 20 sampai 25% tetapi lebih besar dari 50% untuk wanita
hamil dengan penyakit ginjal berat.43 Preeklamsia juga terjadi lebih sering pada
wanita hamil dengan kondisi autoimun seperti lupus eritematosus sistemik (SLE)
dan sindrome antibodi antifosfolipid.22
ObesitasPeningkatan

indeks

massa

tubuh

(BMI,

kg/m2)

juga

berhubungan dengan munculnya preeklamsia. Mengingat epidemi obesitas di


Amerika Serikat dan di seluruh dunia, obesitas merupakan salah satu faktor risiko
terbesar yang dapat diatasi yang mampu menimbulkan dan berpotensi
memunculkan kondisi preeklamsia. Ini akan dibahas secara rinci lebih lanjut di
bawah.
Riwayat keluarga dengan preeklampsiaKeluarga dengan riwayat
pernah mengalami preeklampsia berisiko hampir tiga kali lipat.22
MerokokMasih diperdebatkan, merokok selama kehamilan justru
dikaitkan dengan penurunan risiko preeklamsia,44-46 mungkin dikarenakan
modulasi pada beberapa factor angiogenik. 47

Obesitas dan Preeklamsia


Di Amerika Serikat, prosentase perempuan dengan berat badan berlebih atau
obesitas telah meningkat sekitar 60% lebih sejak 30 tahun terakhir ini.48 Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan prevalensi obesitas dan kelebihan berat
badan pada wanita (indeks massa tubuh 25 kg/m2) menjadi 77% di Amerika
Serikat, 73% di Meksiko, 37% di Perancis, 32% di Cina, 18% di India, dan 69% di

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

Afrika Selatan dengan variasi yang luas dalam setiap benua.49 Tingginya angka
prevalensi dari obesitas dan diproyeksikan memiliki implikasi yang amat penting
bagi kehamilan sejak obesitas berhubungan dengan infertilitas, keguguran spontan,
malformasi janin, komplikasi tromboemboli, diabetes gestasional, lahir mati,
persalinan prematur, operasi caesar, pertumbuhan janin berlebih dan beberapa
komplikasi akibat hipertensi.50
Obesitas meningkatkan keseluruhan risiko terjadinya preeklampsia sekitar 2
sampai 3 fold.51 Risiko preeklampsia semakin meningkat dengan meningkatnya
BMI, bahkan dalam kisaran normal. Poin pentingnya, tidak hanya bentuk akhir atau
ringan preeklampsia yang meningkat, tetapi juga awal dan beratnya preeklamsia,
yang berhubungan dengan morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian)
perinatal yang lebih besar.52,53 Peningkatan risiko terlihat pada wanita-wanita
kelompok Kaukasia dan Afrika-Amerika.52 Hubungan antara risiko preeklamsia
dan obesitas juga telah ditunjukkan dalam berbagai populasi di seluruh dunia.54,55
Mendukung konsep bahwa obesitas mungkin memainkan peran kausal, maka
beberapa temuan menunjukkan bahwa penurunan berat badan dapat mengurangi
risiko preeklamsia.56 Beberapa studi menunjukkan bahwa berat badan ibu yang
berlebih dikaitkan dengan risiko preeklamsia, meskipun ini mungkin dikacaukan
oleh peningkatan retensi cairan dengan kontribusi preeklamsia terhadap
bertambahnya berat badan.57 Meskipun penurunan berat badan yang dianjurkan
pada kehamilan, obesitas merupakan faktor risiko potensial preeklamsia yang dapat
dimodifikasi. Penurunan berat badan sebelum kehamilan dianjurkan pada wanita
dengan berat badan berlebih dan obesitas untuk menurunkan risiko hasil yang
merugikan.50 Dalam populasi kami (Pittsburgh, Pennsylvania), diperkirakan bahwa
30% dari risiko preeklamsia terkait dengan obesitas.
Obesitas merupakan faktor risiko untuk preeklampsia dan penyakit-penyakit
kardiovaskular.58 Memahami mekanisme umum dapat memberikan pemahaman
mendalam mengenai patofisiologi preeklamsia, bidang-bidang ilmu potensial untuk
penelitian lebih lanjut, dan mungkin untuk target terapi. Di sini, kita akan menyoroti
secara singkat beberapa bagian bahasan yang diakibatkan oleh kondisi ini termasuk
resistensi insulin, peradangan, stres oksidatif dan disfungsi vaskular, berbagai
adipokine, dan faktor angiogenik (lihat referensi 58, untuk pembahasan rinci).

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

Resistensi Insulin
Resistensi insulin diperkirakan akan ditemukan pada dua-pertiga dari
penderita obesitas. Resistensi ini juga merupakan faktor risiko penyakit
kardiovaskular dan diabetes mellitus tipe 2. Resistensi insulin lebih umum dengan
preeklamsia dan dapat bertahan selama tujuh belas tahun setelah kehamilan dengan
preeklampsia, sehingga meningkatkan risiko kardiovaskular.59,60 Berbagai kondisi
kondisi khas dari sindrom metabolik (seperti obesitas, hipertensi, resistensi insulin,
gangguan toleransi glukosa dan dislipidemia) juga diamati ternyata lebih sering
disertai preeklamsia.59 Dengan adanya sindrom metabolik, obesitas dicurigai
memberi kontribusi terjadinya hipertensi oleh beberapa mekanisme termasuk
reduksi keberadaan nitrat oksida (nitrit oxide) karena stres oksidatif, peningkatan
tonus simpatik, dan peningkatan angiotensinogen oleh jaringan adiposa.61
Dislipidemia dan peningkatan asam lemak bebas yang dilepaskan dari banyak
adiposit berkontribusi terhadap munculnya stres oksidatif dan resistensi insulin.

Proses Inflamasi
Peradangan adalah kondisi klinis umum pada orang dengan obesitas, penyakit
jantung dan preeklampsia. Jaringan adiposa menghasilkan beberapa mediator
inflamasi yang dapat mengubah fungsi endotel dan diproduksi lebih aktif pada
orang obesitas. C-reactive protein (CRP), mediator inflamasi yang dihasilkan oleh
hati serta adiposit, lebih tinggi pada individu obesitas dan berkaitan erat dengan
risiko morbiditas kardiovaskular. Sirkulasi CRP meningkat pada awal kehamilan
sebelum berkembang menjadi preeklamsia dan tampaknya memiliki hubungan
yang lebih kuat antara preeklamsia dengan wanita yang obesitas.62,63 Interleukin-6
adalah mediator inflamasi lain yang berpotensi menyebabkan kerusakan pembuluh
darah dan berhubungan dengan obesitas, resistensi insulin dan penyakit-penyakit
kardiovaskular yang muncul beberapa waktu mendatang.64 Konsentrasi dalam
peredaran darah juga lebih tinggi pada individu dengan obesitas dan preeklamsia,
yang menunjukkan potensi hubungan.65 Tumor necrosis factor-alpha (TNF-) juga
diproduksi di jaringan adiposa dan berkaitan dengan resistensi insulin, kerusakan
endotel dan stres oksidatif. Tingkat sirkulasi meningkat pada individu dengan
obesitas serta preeklamsia.66 Namun, penelitian menunjukkan bahwa TNF- tidak

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

lebih tinggi pada wanita hamil yang obesitas dibandingkan dengan kontrol wanita
hamil yang non-obesitas.67,68

Stres Oksidatif
Pada preeklamsia, stres oksidatif diakui dapat memicu perubahan fungsi
endotelial dan menghasilkan disfungsi vaskuler.59 Obesitas juga berhubungan
dengan munculnya stres oksidatif yang mungkin secara tidak langsung mampu
meningkatkan proses inflamasi dan asam lemak bebas sebagai konsekuensi
menurunnya konsentrasi anti oksidant dalam peredaran darah.

Berbagai adipokin
Leptin dan adiponektin, dua zat yang dihasilkan oleh jaringan adiposa,
mempengaruhi proses metabolisme, telah dikaitkan dengan timbulnya penyakit
kardiovaskular. Obesitas berhubungan dengan peningkatan kadar leptin dan
penurunan konsetrasi adiponektin.70 Leptin dalam sirkulasi darah meningkat pada
preeklampsia dan berkorelasi dengan indeks masa tubuh (BMI) pada ibu hamil.60,
71,72

Sebagai informasi tambahan, leptin ini juga diproduksi oleh plasenta dan

kemungkinan menjadi kontributor utama terhadap peredaran berbagai konsentrasi


molekul selama kehamilan. Adiponektin, memiliki efek sensitasi insulin, menurun
pada individu dengan obesitas, dan berbanding terbalik dengan risiko
kardiovaskular. Belum ada konsensus tentang konsentrasi adiponektin pada
individu dengan preeklampsia, beberapa penelitian melaporkan konsentrasi
adiponektin tidak lebih tinggi maupun tidak lebih rendah.73-75 Berdasarkan
mekanisme aksi dan hubungan dengan penyakit kardiovaskular dan obesitas,
berbagai adipokin ini mungkin relevan pada preeklampsia, terutama antara wanita
dengan obesitas dan kelebihan berat badan.

Faktor-faktor Angiogenik
Keseimbangan peredaran faktor-fakor angiogenik mengalami perubahan
pada kondisi kehamilan dengan preeklampsia dibandingkan dengan kehamilan
normal, bahkan berminggu-minggu sebelum perubahan kondisi klinis individu.76
Faktor pertumbuhan plasenta (PGF), bagian dari kelompok faktor pertumbuhan

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

endotel vaskular (VEGF), lebih rendah pada wanita dengan preeklampsia. Hal ini
mungkin dikarenakan konsentrasi dari Flt-1 terlarut yang beredar dalam sistem
sirkulasi darah lebih tinggi. Flt-1 merupakan faktor anti-angiogenik yang mengikat
dan menginaktivasi PGF dan VEGF.77 Beberapa studi menunjukkan bahwa sFlt 1
dan PGF keduanya lebih rendah pada wanita hamil yang obesitas,78 sementara
penelitian lain menunjukkan semakin besar angka BMI semakin tinggi kadar sFlt1 dan rasio sFlt-1/PGF sebagai indikasi dari sebuah kondisi anti-angiogenik bahkan
di awal proses kehamilan.79 Meskipun temuan ini tidak konsisten pada seluruh
studi, perubahan kondisi angiogenik dengan obesitas mungkin memiliki implikasi
dalam berkembangnya preeklamsia.
Faktor gaya hidup seperti diet, gangguan tidur, dan aktivitas fisik juga
berhubungan dengan obesitas dan penyakit kardiovaskular. Banyak dari faktorfaktor ini juga telah terlibat dengan preeklamsia; dengan demikian, memperbesar
kemungkinan jalur mekanistik dimana obesitas dapat meningkatkan risiko
preeklamsia.58

Meninjau berbagai mekanisme umum


Gangguan sintesis nitrat oksida (NO) dan bioavailabilitasnya sebagai
penyebab disfungsi vaskular telah menjadi kunci jalur mekanistik yang sampai saat
ini menjadi pusat perhatian dalam konteks penyakit kardiovaskular dan obesitas.80
Asymmetric dimethylarginine (ADMA) merupakan agonis kompetitif L-arginin,
prekursor sintesis nitrat oksida. Fungsi ADMA sebagai inhibitor sintesis nitrat
oksida sehingga mampu menurunkan produksi NO dan meningkatkan
pembentukan superoksida. Peningkatan konsentrasi ADMA berhubungan dengan
inflamasi, resistensi insulin, dislipidemia, obesitas, dan penyakit kardiovaskular.80
Menariknya, peredaran ADMA dalam darah terbukti dalam penurunan berat
badan.81,82 Beberapa studi telah menunjukkan konsentrasi ADMA yang lebih tinggi
ditemukan pada individu dengan preeklamsia dan bahkan sebelum timbulnya
penyakit pada pertengahan kehamilan.83,84 L-arginine digunakan untuk melawan
beberapa efek ADMA dalam studi klinis. Substansi ini telah digunakan dengan
aman di pada kehamilan.85 Satu uji coba acak terkontrol, menunjukkan bahwa
preeklamsia berkurang dengan pemberian kombinasi arginin dan terapi anti-

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

oksidan pada populasi berisiko tinggi dibandingkan dengan plasebo atau antioksidan tungal.86 Studi lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan efek pemberian
L-arginin pada risiko preeklampsia pada populasi lain termasuk wanita dengan
obesitas. Jadi, lebih baik memahami hubungan antara obesitas, preeklamsia dan
penyakit kardiovaskular dapat menjelaskan mekanisme umum dan beberapa target
yang potensial untuk terapi.
Singkatnya, dampak preeklampsia pada wanita dan bayi mereka begitu
kompleks dan mendalam. Beragam faktor risiko menyoroti heterogenitas dari
sindrom ini. Obesitas, masalah yang berkembang di seluruh dunia, merupakan
faktor risiko untuk kedua kondisi preeklampsia maupun penyakit kardiovaskular di
kemudian hari. Eksplorasi lebih lanjut ke dalam mekanisme yang mendasari
hubungan ini memiliki potensi untuk mengungkapkan mekanisme patofisiologi
penting yang mengarah ke preeklamsia serta target yang potensial untuk terapi.

Ucapan Terima Kasih


Karya ini didukung oleh hibah National Institutes of Health nomor P01 HD30367.

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

Referensi
1. Wallis AB, Saftlas AF, Hsia J, Atrash HK. Secular Trends in the Rates of Preeclampsia,
Eclampsia, and Gestational Hypertension, United States, 1987-2004. Am J Hypertens.
2008; 21(5):521526. [PubMed: 18437143]
2. Duley L. The Global Impact of Pre-eclampsia and Eclampsia. Semin Perinatol. 2009;
33(3):130137. [PubMed: 19464502]
3. Porreco RP, Barkey R. Peripartum intensive care. J Matern Fetal Neonatal Med. 2010;
23(10):11361138. [PubMed: 20540680]
4. Goldenberg RL, Rouse DJ. Prevention of premature birth. N Engl J Med. 1998;
339(5):313320.[PubMed: 9682045]
5. Roberts JM, Hubel CA. Is oxidative stress the link in the two-stage model of
preeclampsia? Lancet.Sep 4; 1999 354(9181):788789. comment. [PubMed:
10485715]
6. Roberts JM, Gammill HS. Preeclampsia - Recent insights. Hypertension. Dec; 2005
46(6):12431249. [PubMed: 16230510]
7. Steegers EAP, von Dadelszen P, Duvekot JJ, Pijnenborg R. Pre-eclampsia. The Lancet.
2010 Aug 27; 376(9741):631644.
8. Gifford RW, August PA, Cunningham FG, et al. Report of the National High Blood
Pressure Working Group on Research on Hypertension in Pregnancy. Am J Obstet
Gynecol. 2000; 183:S1S22.
9. von Dadelszen P, Payne B, Li J, et al. Prediction of adverse maternal outcomes in preeclampsia: development and validation of the fullPIERS model. Lancet. Jan 15; 2011
377(9761):219227. [PubMed: 21185591]
10. Khan KS, Wojdyla D, Say L, Gulmezoglu AM, Van Look PF. WHO analysis of
causes of maternal death: a systematic review. The Lancet. 2006 Apr 8;
367(9516):10661074.
11. Hernandez-Diaz S, Toh S, Cnattingius S. Risk of pre-eclampsia in first and subsequent
pregnancies: prospective cohort study. BMJ. 2009; 338:b2255. [PubMed: 19541696]
12. McDonald SD, Best C, Lam K. The recurrence risk of severe de novo pre-eclampsia
in singleton pregnancies: a population-based cohort. BJOG. 2009; 116(12):1578
1584. [PubMed: 19681845]
13. Caritis S, Sibai B, Hauth J, et al. Low-Dose Aspirin to Prevent Preeclampsia in
Women at High Risk. N Engl J Med. 1998; 338(11):701705. [PubMed: 9494145]
14. Sibai BM, Mercer B, Sarinoglu C. Severe preeclampsia in the second trimester:
recurrence risk and long-term prognosis. Am J Obstet Gynecol. 1991; 165(5 Pt
1):14081412. [PubMed: 1957870]
15. Hjartardottir S, Leifsson BG, Geirsson RT, Steinthorsdottir V. Recurrence of
hypertensive disorder in second pregnancy. Am J Obstet Gynecol. 2006; 194(4):916
920. [PubMed: 16580276]
16. Chesley SC, Annitto JE, Cosgrove RA. The remote prognosis of eclamptic women.
Sixth periodic report. Am J Obstet Gynecol. 1976; 124(5):446459. [PubMed:
1258900]
17. Irgens HU, Reisaeter L, Irgens LM, Lie RT. Long term mortality of mothers and
fathers after preeclampsia: population based cohort study. BMJ. 2001;
323(7323):12131217. [PubMed: 11719411]
18. Funai EF, Friedlander Y, Paltiel O, et al. Long-term mortality after preeclampsia.
Epidemiology. 2005; 16(2):206215. [PubMed: 15703535]

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

19. Smith GC, Pell JP, Walsh D. Pregnancy complications and maternal risk of ischaemic
heart disease: a retrospective cohort study of 129, 290 births. Lancet. 2001;
357(9273):20022006.[PubMed: 11438131]
20. McDonald SD, Malinowski A, Zhou Q, Yusuf S, Devereaux PJ. Cardiovascular
sequelae of preeclampsia/eclampsia: a systematic review and meta-analyses. Am
Heart J. 2008; 156(5):918930. [PubMed: 19061708]
21. Berg CJ, MacKay AP, Qin C, Callaghan WM. Overview of Maternal Morbidity
During Hospitalization for Labor and Delivery in the United States: 1993-1997 and
2001-2005.
Obstet
Gynecol.
2009;
113(5):10751081.
1010.1097/AOG.1070b1013e3181a1009fc1070. [PubMed: 19384123]
22. Duckitt K, Harrington D. Risk factors for pre-eclampsia at antenatal booking:
systematic review of controlled studies. BMJ. Mar 12.2005 330(7491):565. [PubMed:
15743856]
23. Funai EF, Paltiel OB, Malaspina D, Friedlander Y, Deutsch L, Harlap S. Risk factors
for preeclampsia in nulliparous and parous women: the Jerusalem perinatal study.
Paediatr Perinat Epidemiol. 2005; 19(1):5968. [PubMed: 15670111]
24. Redman CW. Immunology of preeclampsia. Semin Perinatol. Jun; 1991 15(3):257
262. [PubMed: 1925656]
25. Hutcheon JA, Lisonkova S, Joseph KS. Epidemiology of pre-eclampsia and the other
hypertensive disorders of pregnancy. Best Pract Res Clin Obstet Gynecol. Aug;
25(4):391403.
26. Robillard P-Y, Dekker GA, Hulsey TC. Revisiting the epidemiological standard of
preeclampsia: primigravidity or primipaternity? Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol.
1999 May; 84(1):3741. [PubMed: 10413224]
27. Page E. The relation between hydatid moles, relative ischemia of the gravid uterus,
and placental origin of eclampsia. Am J Obstet Gynecol. 1939; 37:291.
28. Sibai BM, Hauth J, Caritis S, et al. Hypertensive disorders in twin versus singleton
gestations. National Institute of Child Health and Human Development Network of
Maternal-Fetal Medicine Units. Am J Obstet Gynecol. 2000; 182(4):938942.
[PubMed: 10764477]
29. Day MC, Barton JR, OBrien JM, Istwan NB, Sibai BM. The effect of fetal number
on the development of hypertensive conditions of pregnancy. Obstet Gynecol. Nov;
2005 106(5 Pt 1): 927931. [PubMed: 16260508]
30. Roberts, JM.; Funai, EF. Pregnancy-related hypertension. In: Creasy, RK.; Resnik,
R.; Iams, JD., editors. Creasy and Resniks Maternal-Fetal Medicine: Principles and
Practive. Sixth. Philadephia: Elsevier; 2009. p. 651-688.
31. Bianco A, Stone J, Lynch L, Lapinski R, Berkowitz G, Berkowitz RL. Pregnancy
outcome at age 40 and older. Obstet Gynecol. Jun; 1996 87(6):917922. [PubMed:
8649698]
32. Eskenazi B, Fenster L, Sidney S. A multivariate analysis of risk factors for
preeclampsia. Jama. 1991; 266(2):237241. [PubMed: 2056625]
33. Mittendorf R, Lain KY, Williams MA, Walker CK. Preeclampsia. A nested, casecontrol study of risk factors and their interactions. J Reprod Med. 1996; 41(7):491
496. [PubMed: 8829061]
34. Knuist M, Bonsel GJ, Zondervan HA, Treffers PE. Risk factors for preeclampsia in
nulliparous women in distinct ethnic groups: a prospective cohort study. Obstet
Gynecol. Aug; 1998 92(2): 174178. [PubMed: 9699746]

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

35. Sibai BM, Gordon T, Thom E, et al. Risk factors for preeclampsia in healthy
nulliparous women: a prospective multicenter study. The National Institute of Child
Health and Human Development Network of Maternal-Fetal Medicine Units. Am J
Obstet Gynecol. 1995; 172(2 Pt 1):642648. [PubMed: 7856699]
36. Sibai BM, Ewell M, Levine RJ, et al. Risk factors associated with preeclampsia in
healthy nulliparous women. The Calcium for Preeclampsia Prevention (CPEP) Study
Group. Am J Obstet Gynecol. Nov; 1997 177(5):10031010. [PubMed: 9396883]
37. Ness, RB.; Roberts, JM. Epidemiology of pregnancy-related hypertension. In:
Lindheimer, MD.; Roberts, JM.; Cunningham, FG., editors. Chesleys Hypertensive
Disorders in Pregnancy. 3. San Diego: Elsevier (Academic Press); 2009. p. 37-50.
38. Rey E, Couturier A. The prognosis of pregnancy in women with chronic hypertension.
Am J Obstet Gynecol. 1994; 171(2):410416. [PubMed: 8059820]
39. Sibai BM, Lindheimer M, Hauth J, et al. Risk factors for preeclampsia, abruptio
placentae, and adverse neonatal outcomes among women with chronic hypertension.
National Institute of Child Health and Human Development Network of MaternalFetal Medicine Units. N Engl J Med. 1998; 339(10):667671. [PubMed: 9725924]
40. Hanson U, Persson B. Outcome of pregnancies complicated by type 1 insulindependent diabetes in Sweden: acute pregnancy complications, neonatal mortality and
morbidity. Am J Perinatol. Jul; 1993 10(4):330333. [PubMed: 8397576]
41. Sibai BM, Caritis S, Hauth J, et al. Risks of preeclampsia and adverse neonatal
outcomes among women with pregestational diabetes mellitus. National Institute of
Child Health and Human Development Network of Maternal-Fetal Medicine Units.
Am J Obstet Gynecol. 2000; 182(2): 364369. [PubMed: 10694338]
42. Hanson U, Persson B. Outcome of pregnancies complicated by type 1 insulindependent diabetes in Sweden: acute pregnancy complications, neonatal mortality and
morbidity. Am J Perinatol. 1993; 10(4):330333. [PubMed: 8397576]
43. Jeyabalan, A.; Conrad, KP. Renal physiology and pathophysiology in pregnancy. In:
Schrier, RW., editor. Renal and electrolyte disorders. 7. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2010. p. 462-518.
44. Conde-Agudelo A, Althabe F, Belizan JM, Kafury-Goeta AC. Cigarette smoking
during pregnancy and risk of preeclampsia: a systematic review. Am J Obstet Gynecol.
1999; 181(4):10261035. [PubMed: 10521771]
45. England L, Zhang J. Smoking and risk of preeclampsia: a systematic review. Frontiers
in Bioscience. 2007; 12:24712483. [PubMed: 17127256]
46. Wikstrom A-K, Stephansson O, Cnattingius S. Tobacco Use During Pregnancy and
Preeclampsia Risk: Effects of Cigarette Smoking and Snuff. Hypertension. May 1;
2010 55(5):12541259. [PubMed: 20231527]
47. Jeyabalan A, Powers RW, Durica AR, Harger G, Roberts JM, Ness RB. Cigarette
smoke exposure and angiogenic factors in pregnancy and preeclampsia. Am J
Hypertens. 2008; 21(8):943947. [PubMed: 18566591]
48. Wang Y, Beydoun MA, Liang L, Caballero B, Kumanyika SK. Will all Americans
become overweight or obese? estimating the progression and cost of the US obesity
epidemic. Obesity (Silver Spring). 2008; 16(10):23232330. [PubMed: 18719634]
49. World Health Organization Global Infobase. Prevalence of obesity and overweight
females > 15 years. Updated Last Updated Date. 2011
50. Yogev Y, Catalano PM. Pregnancy and obesity. Obstet Gynecol Clin North Am. Jun;
2009 36(2): 285300. viii. [PubMed: 19501314]

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

51. Bodnar LM, Ness RB, Markovic N, Roberts JM. The risk of preeclampsia rises with
increasing prepregnancy body mass index. Ann Epidemiol. 2005; 15(7):475482.
[PubMed: 16029839]
52. Bodnar LM, Catov JM, Klebanoff MA, Ness RB, Roberts JM. Prepregnancy body
mass index and the occurrence of severe hypertensive disorders of pregnancy.
Epidemiology. Mar; 2007 18(2): 234239. [PubMed: 17237733]
53. Catov JM, Ness RB, Kip KE, Olsen J. Risk of early or severe pre-eclampsia related
to pre-existing conditions. Int J Epidemiol. 2007; 36(2):412419. [PubMed:
17255351]
54. Mahomed K, Williams MA, Woelk GB, et al. Risk factors for pre-eclampsia among
Zimbabwean women: maternal arm circumference and other anthropometric measures
of obesity. Paediatr Perinat Epidemiol. 1998; 12(3):253262. [PubMed: 9690261]
55. Hauger MS, Gibbons L, Vik T, Belizan JM. Prepregnancy weight status and the risk
of adverse pregnancy outcome. Acta Obstet Gynecol Scand. 2008; 87(9):953959.
[PubMed: 18720038]
56. Magdaleno R, Pereira B, Chaim E, Turato E. Pregnancy after bariatric surgery: a
current view of maternal, obstetrical and perinatal challenges. Archives of Gynecology
and Obstetrics. 2012; 285(3):559566. [PubMed: 22205187]
57. Fortner RT, Pekow P, Solomon CG, Markenson G, Chasan-Taber L. Prepregnancy
body mass index, gestational weight gain, and risk of hypertensive pregnancy among
Latina women. Am J Obstet Gynecol. Feb; 2009 200(2):167 e161167. [PubMed:
19070831]
58. Roberts JM, Bodnar LM, Patrick TE, Powers RW. The Role of Obesity in
Preeclampsia. Pregnancy Hypertens. Jan 1; 2011 1(1):616. [PubMed: 21532964]
59. Kaaja R. Insulin resistance syndrome in preeclampsia. Semin Reprod Endocrinol.
1998; 16(1):4146. [PubMed: 9654606]
60. Laivuori H, Kaaja R, Koistinen H, et al. Leptin during and after preeclamptic or
normal pregnancy: its relation to serum insulin and insulin sensitivity. Metabolism.
Feb; 2000 49(2):259263. [PubMed: 10690955]
61. Dandona P, Aljada A, Chaudhuri A, Mohanty P, Garg R. Metabolic syndrome: a
comprehensive perspective based on interactions between obesity, diabetes, and
inflammation. Circulation. 2005; 111(11):14481454. [PubMed: 15781756]
62. Wolf M, Kettyle E, Sandler L, Ecker JL, Roberts J, Thadhani R. Obesity and
preeclampsia: the potential role of inflammation. Obstet Gynecol. Nov; 2001 98(5 Pt
1):757762. [PubMed:11704165]
63. Bodnar LM, Ness RB, Harger GF, Roberts JM. Inflammation and triglycerides
partially mediate the effect of prepregnancy body mass index on the risk of
preeclampsia. Am J Epidemiol. 2005; 162(12):11981206. [PubMed: 16269584]
64. Grimble RF. Inflammatory status and insulin resistance. Curr Opin Clin Nutr Metab
Care. 2002; 5(5):551559. [PubMed: 12172480]
65. Conrad KP, Miles TM, Benyo DF. Circulating levels of immunoreactive cytokines in
women with preeclampsia. American Journal of Reproductive Immunology
(Copenhagen). 1998; 40(2):102 111.
66. Kupferminc MJ, Peaceman AM, Wigton TR, Rehnberg KA, Socol ML. Tumor
necrosis factoralpha is elevated in plasma and amniotic fluid of patients with severe
preeclampsia. Am J Obstet Gynecol. Jun; 1994 170(6):17521757. discussion 17571759. [PubMed: 8203436]

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

67. Founds SA, Powers RW, Patrick TE, et al. A comparison of circulating TNF-alpha in
obese and lean women with and without preeclampsia. Hypertens Pregnancy. 2008;
27(1):3948. [PubMed: 18293203]
68. Stewart FM, Freeman DJ, Ramsay JE, Greer IA, Caslake M, Ferrell WR. Longitudinal
assessment of maternal endothelial function and markers of inflammation and
placental function throughout pregnancy in lean and obese mothers. J Clin Endocrinol
Metab. Mar; 2007 92(3):969975. [PubMed: 17192290]
69. Wallstrom P, Wirfalt E, Lahmann PH, Gullberg B, Janzon L, Berglund G. Serum
concentrations of beta-carotene and alpha-tocopherol are associated with diet,
smoking, and general and central adiposity. Am J Clin Nutr. Apr; 2001 73(4):777
785. [PubMed: 11273853]
70. Correia ML, Haynes WG. Leptin, obesity and cardiovascular disease. Curr Opin
Nephrol Hypertens. Mar; 2004 13(2):215223. [PubMed: 15202616]
71. Teppa RJ, Ness RB, Crombleholme WR, Roberts JM. Free leptin is increased in
normal pregnancy and further increased in preeclampsia. Metabolism. Aug; 2000
49(8):10431048. [PubMed: 10954024]
72. Chappell LC, Seed PT, Briley A, et al. A longitudinal study of biochemical variables
in women at risk of preeclampsia. Am J Obstetric Gynecol. 2002; 187(1):127136.
73. Mazaki-Tovi S, Romero R, Vaisbuch E, et al. Maternal serum adiponectin multimers
in preeclampsia. J Perinat Med. 2009; 37(4):349363. [PubMed: 19348608]
74. Fasshauer M, Waldeyer T, Seeger J, et al. Serum levels of the adipokine visfatin are
increased in pre-eclampsia. Clin Endocrinol (Oxf). Jul; 2008 69(1):6973. [PubMed:
18034779]
75. Takemura Y, Osuga Y, Koga K, et al. Selective increase in high molecular weight
adiponectin concentration in serum of women with preeclampsia. J Reprod Immunol.
Feb; 2007 73(1):6065. [PubMed: 16860876]
76. Levine RJ, Maynard SE, Qian C, et al. Circulating angiogenic factors and the risk of
preeclampsia. New England Journal of Medicine. 2004; 350(7):672683. [PubMed:
14764923]
77. Maynard SE, Min JY, Merchan J, et al. Excess placental soluble fms-like tyrosine
kinase 1 (sFlt 1) may contribute to endothelial dysfunction, hypertension, and
proteinuria in preeclampsia. J Clin Invest. 2003; 111(5):649658. [PubMed:
12618519]
78. Mijal RS, Holzman CB, Rana S, Karumanchi SA, Wang J, Sikorskii A. Midpregnancy
levels of angiogenic markers in relation to maternal characteristics. Am J Obstet
Gynecol. Mar; 204(3):244 e241212. [PubMed: 21145529]
79. Faupel-Badger JM, Staff AC, Thadhani R, et al. Maternal angiogenic profile in
pregnancies that remain normotensive. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol. Oct;
158(2):189193. [PubMed: 21641103]
80. Boger RH, Bode-Boger SM. Asymmetric dimethylarginine, derangements of the
endothelial nitric oxide synthase pathway, and cardiovascular diseases. Semin Thromb
Hemost. 2000; 26(5):539 545. [PubMed: 11129410]
81. Eid HM, Arnesen H, Hjerkinn EM, Lyberg T, Seljeflot I. Relationship between
obesity, smoking, and the endogenous nitric oxide synthase inhibitor, asymmetric
dimethylarginine. Metabolism. Dec; 2004 53(12):15741579. [PubMed: 15562402]
82. Krzyzanowska K, Mittermayer F, Kopp HP, Wolzt M, Schernthaner G. Weight loss
reduces circulating asymmetrical dimethylarginine concentrations in morbidly obese
women. J Clin Endocrinol Metab. Dec; 2004 89(12):62776281. [PubMed: 15579789]

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

83. Boger RH, Diemert A, Schwedhelm E, et al. The role of nitric oxide synthase
inhibition by asymmetric dimethylarginine in the pathophysiology of preeclampsia.
Gynecol Obstet Invest. 2010; 69(1):113. [PubMed: 19828999]
84. Speer PD, Powers RW, Frank MP, Harger G, Markovic N, Roberts JM. Elevated
asymmetric dimethylarginine concentrations precede clinical preeclampsia, but not
pregnancies with small-forgestational- age infants. Am J Obstet Gynecol. 2008;
198(1):112.e111117. [PubMed: 18166322]
85. DePace V, Chiossi G, Facchinetti F. Clinical use of nitric oxide donors and L-arginine
in obstetrics. J Matern Fetal Neonatal Med. 2007; 20(8):569579. [PubMed:
17674274]
86. Vadillo-Ortega F, Perichart-Perera O, Espino S, et al. Effect of supplementation
during pregnancy with L-arginine and antioxidant vitamins in medical food on preeclampsia in high risk population: randomised controlled trial. BMJ. 342:d2901.
[PubMed: 21596735]

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

Lampiran Tabel
1. Klasifikasi Gangguan Hipertensi pada Kehamilan
Preeklamsia ringan Onset baru pada tingginya tekanan darah yang menetap
setelah 20 minggu masa kehamilan yang sebelumnya
normotensi (systolic 140 mm Hg or diastolic 90 mm Hg
on at least 2 occasions 6 hours apart.
Proteinuria of at least 1+ on a urine dipstick or 300 mg
in a 24 hour urine collection after 20 weeks
Blood pressure 160 mmHg systolic or 110 mmHg
Severe
diastolic
preeclampsia
(above criteria plus Urine protein excretion of at least 5 grams in a 24 hour
collection
any of the items
Neurologic disturbances (visual changes, headache,
listed)
seizures, coma)
Pulmonary edema
Hepatic dysfunction (elevated liver transaminases2 or
epigastric pain)
Renal compromise (oliguria or elevated serum creatinine
concentration, 1.2 is considered abnormal in women with
no history of renal disease)
Thrombocytopenia
Placental abruption, fetal growth restriction, or
oligohydramnios
seizures that occur in a preeclamptic women that can not
Eclampsia
be attributed to other causes.
sudden and sustained increase in blood pressure with or
Superimposed
without substantial increase in proteinuria
preeclampsia
new onset proteinuria (300 mg in a 24 hour protein
collection) in a woman with chronic hypertension and no
proteinuria prior to 20 weeks
peningkatan proteinuria secara mendadak atau
peningkatan tekanan darah dengan tiba-tiba sudden
increase in proteinuria or a sudden increase in blood
pressure in a woman with previously well controlled
hypertension in a women with
elevated blood pressure and proteinuria prior to 20 weeks
of gestation*
Trombositopneia, enzim-enzim hati abnormal, perburukan
fungsi ginjal yang sangat cepat.
*Diagnosis pasti selalu menjadi tantangan dan kecurigaan
besar pada klinis yang menjamin dapat meningkatkan risiko
maternal
dan
fetal/neonatal
terkait
preeklamsia
superimpos**
Timbulnya proses hemolisis, peningkatan enzim hati dan
HELLP syndrome
menurunnya kadar platelet (trombosit). Hal ini mungkin

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

NIH Public Access


Author Manuscript
Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01.

Hipertensi
Gestasional

dapat ditemukan atau tidak pada kasus hipertensi dan


sering dianggap bentuk lain dari preeklamsia.
Onset baru pada peningkatan tekanan darah yang bertahan
setelah 20 minggu gestasi pada wanita yang sebelumnya
normotensi (systolic 140 mmHg atau diastolic 90 mmHg
setidaknya pada dua kali pemeriksaan dengan rentang 6 jam.
Tidak ada proteinuria

2. Faktor-faktor risiko umum untuk preeklamsia


Masalah spesifik
kehamilan

Kondisi yang
sebelumnya ada
pada kondisi Ibu
(Maternal)

nullipara
faktor kelainan pada pasangan/partner (paternitas awal,
spermeksposur terbatas seperti kontrasepsi penghalang).
kehamilan banyak fetus
Mola hidatidiform
Usia tua
Ras Afrika-Amerika
BMI tinggi
Diabetes pregestasi
Hipertensi Kronis
Penyakit Ginjal
Sindrome antibodi Antifosfolipid
Gangguan jaringan ikat (misal SLE)
Riwayat Preeklamsia pada Keluarga
Sedikit merokok

[Nutr Rev. Author manuscript; available in PMC 2014 October 01]

Anda mungkin juga menyukai