Anda di halaman 1dari 8

Non Infeksi:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama Pasien: Zainuddin


Tanggal Lahir/Usia: 43 tahun.
Suku: Makassar
Jenis Kelamin: Pria
Alamat : Bangkeng Buki
Anamnesis Lengkap:
Pasien Z, seorang Pria berusia 43 tahun, warga Bangkeng Buki, Desa
Pabentengang, Kecamatan Eremerasa, Kabupaten Bantaeng. Pasien datang ke
Puskesmas Pabentengang pada tanggal 21 Januari 2016 dengan keluhan sakit kepala
dengan beringus 3 hari sebelum datang ke Puskesmas.
Sakit kepala dirasakan sejak 3 hari yang lalu dengan sakit di dahi dan bagian
samping dan belakang kepala. Riwayat penyakit dalam keluarga disangkal. Pasien
mengaku tidak mengkonsumsi obat sebelumnya. Pasien termasuk golongan ekonomi
menengah kebawah.
Pasien disuspek sebagai tension headache. Pasien diberikan edukasi berupa
mengistirahatkan diri saat sakit kepala menyerang, jangan melakukan pekerjaan berat,
sebaiknya mengurangi pekerjaan yang mengangkat barang berat, olahraga ringan
secara teratur, dan mengkonsumsi makanan bergizi. Terapi farmakologis untuk pasien

ini adalah ibu profen 3x1, gg 3x1, dexametason 3x1, vitamin C 1x1
7. Tanda Vital:
a. Tekanan darah: 130/80
b. Denyut Nadi: 84x/menit. Reguler
c. Frekuensi pernapasan: 20x/menit
d. Suhu: 8. Status Gizi:
BB: 55 kg
9. Pemeriksaan Fisis:
a. Inspeksi: pasien tampak kurus
b. Palpasi: c. Perkusi: d. Auskultasi: 10. Pemeriksaan Penunjang: Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
11. Diagnosis: Tension Headache
12. Perencanaan Terapi:
a. Ibuprofen 400 mg 3x1
b. Vit. C 1x1
c. gg 3x1
d. Dexametason 3x1
13. Kaji Pustaka:
a. Definisi
Tension headache atau nyeri kepala kontraksi otot adalah nyeri yang
ditimbulkan akibat kontraksi menetap otot-otot kulit kepala, dahi dan leher yang

disertai dengan vasokonstriksi ekstrakranium. Nyeri ditandai dengan rasa kencang


seperti pita disekitar kepala dan nyeri tekan di daerah oksipitoservikalis.
Tension headaches atau lebih dikenal sebagai tension-type headaches
(selanjutnya akan disebut sebagai TTH) pemberian nama oleh International
Headache Society pada tahun 1988, adalah nyeri kepala yang paling sering dalam
pembagian dari nyeri kepala. Rasa nyeri menjalar dari mata ke dahi lalu ke arah
atas telinga hingga ke bagian dari belakang leher hingga ke pundak. TTH adalah
nyeri yang meliputi hingga 90% dari semua tipe nyeri kepala Cuma 3% dari
seluruh populasi didunia yang menderita TTH Kronis.
b. Frekuensi dan Durasi
TTH bisa terjadi secara akut dan kronis. Periode TTH akut adalah apabila
TTH akut bila keluhan muncul kurang dari 15 hari dalam 1 bulan, sedangkan TTH
kronis adalah TTH yang mucul lebih dari 15 hari selama 1 bulan dan keluhan ini
muncul selama 6 bulan. Durasi TTH dapat berlangsung selama beberapa menit ,
hari , bulan hingga bertahun-tahun.
c. Etiologi:
Penyebab tension headache belum diketahui pasti, namun kontraksi otot dapat
dipicu oleh factor-faktor psikogenik :
Ansietas (kecemasan)
Physical dan stress emotional (Emergency department factsheet, 2008).
Penyakit lokal pada kepala dan leher (spondilosis servikal, maloklusi gigi)
Ketegangan/Stress
Lama membaca, mengetik atau konsentrasi (eye strain)
d. Faktor-Faktor Pencetus Tension Headache
1. stres,
2. kelelahan,
3. kurang tidur,
4. terlambat makan, dan
5. tegang.
Sumber lainnya menyatakan, faktor pencetus tension headache, diantaranya;(3)

Stres Muncul pada saat sore hari setelah mengalami stres panjang selama
bekerja atau setelah ujian

Kurangnya tidur /Sleep deprivation

Posisi yang tidak nyaman yang menyebabkan stres / posisi yang tidak benar

Waktu makan yang tidak pasti (lapar)

Kelelahan Mata

Withdrawal Kafein (Penghentian oleh efek kafein)

Peristiwa stres tertentu(4)


Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus sekitar
87%, exacerbasi maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life
time depresi pada penduduk adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai
adanya defisit kadar serotonin dan noradrenalin di otaknya.
1. depresi
2. kecemasan
3. kurang tidur atau perubahan pola tidur rutin
Jadwal tidur yang berubah juga bisa membuat sakit kepala, misalnya tidur
terlambat. Sebisa mungkin tidur teratur.
Tidak makan(4)
Hindari makan atau minum sesuatu yang sensitif, khususnya sebelum
melakukan kegiatan fisik. Rasa lapar juga bisa membuat kita sakit kepala.
Pasalnya, pembuluh darah akan melebar setiap kali kadar gula darah turun.
Jadi, sebisa mungkin makan secara teratur.
Posisi tubuh yang salah saat tidur(4)
Sakit kepala karena tegang. Gejalanya diawali dengan ketegangan di otot
leher, bahu, dan tengkorak akibat tekanan emosional. Sakitnya selalu berawal
dari kepala belakang, merambat ke depan, lalu ke kedua sisi kepala.
Bekerja dalam posisi yang tidak enak(4)
Leher tegang akibat bekerja sambil duduk yang terlalu lama, misalnya
mengetik dengan komputer.
Kurangnya aktifitas fisik(4)
Kegiatan fisik yang intens, termasuk aktifitas seksual, perubahan hormonal
yang berhubungan dengan menstruasi, kehamilan, atau penggunaan hormon, (4)
Penggunaan obat untuk sakit kepala yang berlebihan. (4)
e. Patogenesis
Kejadian sakit kepala ketegangan tentu lebih besar dari migrain. Namun,
kebanyakan pasien mengobati sakit kepala ketegangan sendiri dan tidak mencari
nasihat medis. Seperti migrain, sakit kepala ketegangan lebih sering terjadi pada
wanita dibandingkan pria. Tidak seperti migrain, mereka jarang dimulai pada masa

kanak-kanak atau remaja tetapi lebih mungkin terjadi pada usia pertengahan dan
bertepatan dengan kecemasan, kelelahan, dan depresi di saat susah hidup. Pada seri
besar Lance dan Curran, sekitar sepertiga dari pasien dengan sakit kepala ketegangan
terus-menerus telah siap mengakui gejala depresi. Berdasarkan pengalaman praktisi,
kecemasan kronis atau depresi berbagai tingkat keparahan hadir dalam sebagian besar
pasien dengan sakit kepala berkepanjangan. Migrain dan sakit kepala traumatis
mungkin rumit oleh sakit kepala ketegangan, yang, karena ketekunan, sering
membangkitkan kekhawatiran tumor otak atau penyakit intrakranial lainnya. Namun,
seperti Patten menunjukkan, tidak lebih dari satu atau dua pasien dari setiap ribu
dengan sakit kepala ketegangan akan ditemukan pelabuhan tumor intrakranial, dan
dalam pengalaman kami, penemuan tumor telah paling sering disengaja (lihat lebih
lanjut pada). (5)
Dalam kelompok besar pasien, sakit kepala, bila berat, mengembangkan
kualitas berdenyut, yang istilah ketegangan-ketegangan migrain atau sakit kepala
vaskular-telah diterapkan (Lance dan Curran). Ini terutama terjadi pada pasien dengan
sakit kepala harian berlarut-larut dan kronis. Pengamatan seperti ini cenderung
mengaburkan perbedaan yang tajam antara migren dan sakit kepala ketegangan dalam
beberapa kasus. (5)
Selama bertahun-tahun itu mengajarkan bahwa ketegangan sakit kepala yang
disebabkan kontraksi berlebihan dari otot craniocervical dan penyempitan terkait dari
arteri kulit kepala. Namun, tidak jelas bahwa salah satu dari mekanisme berkontribusi
terhadap usul ketegangan sakit kepala, setidaknya dalam bentuk yang kronis. Sampai
saat ini telah merasa bahwa pada kebanyakan pasien dengan sakit kepala tegang, otototot craniocervical cukup santai (palpasi) dan tidak menunjukkan bukti kontraksi
terus-menerus ketika diukur dengan permukaan (EMG) rekaman elektromiografi.
Anderson dan Frank tidak menemukan perbedaan dalam tingkat kontraksi otot antara
migrain dan sakit kepala tegang. Namun, dengan menggunakan perangkat laser yang
cerdik, Sakai et al telah melaporkan bahwa otot perikranium dan trapezius yang
mengeras pada pasien dengan sakit kepala karena tegang. Baru-baru ini, oksida nitrat
telah terlibat dalam asal-usul ketegangan-jenis sakit kepala, khususnya dengan
menciptakan sensitisasi sentral untuk stimulasi sensorik dari struktur tengkorak.
Dukungan kuat untuk konsep ini berasal dari beberapa laporan bahwa inhibitor oksida
nitrat mengurangi kekerasan otot dan nyeri pada pasien dengan sakit kepala kronis
ketegangan.(5)

f. Manifestasi Klinis(7)
Nyeri kepala yang dirasakan penderita tension headache sering dilaporkan
sebagai serangan nyeri kepala berulang yang berlangsung dalam hitungan menit
sampai hari, dengan sifat nyeri yang biasanya berupa rasa tertekan atau diikat, dari
ringan sampai berat, bilateral, tidak dipicu oleh aktifitas fisik dan gejala penyertanya
tidak menonjol. Nyeri kepala dirasakan seperti kepala berat, pegal, rasa kencang pada
daerah bitemporal atau bioksipital, atau seperti diikat sekeliling kepala. Nyeri ini juga
dapat menjalar sampai ke bahu. Nyeri tidak berdenyut,tidak ada nausea, fotofobia dan
fonofobia. Bila berlangsung lama pada palpasi dapat ditemukan daerah-daerah yang
membenjol keras berbatas tegas dan nyeri tekan.
Pada yang episodik pasien jarang berobat ke dokter karena sebagian besar
sembuh dengan obat-obat analgetik bebas yang beredar dipasaran. Pada yang kronis
biasanya merupakan manifestasi konflik psikologis yang mendasarinya seperti
kecemasan dan depresi. Oleh sebab itu, perlu dievaluasi adanya stres kehidupan,
pekerjaan, kebiasaan, sifat kepribadian tipe perfeksionis, kehidupan perkawinan,
kehidupan sosial, seksual, dan cara pasien mengatasinya.
Gejala lain yang dapat ditemukan seperti gangguan tidur (sering terbangun
atau bangun dini hari), nafas pendek, konstipasi, berat badan menurun, palpitasi dan
gangguan haid. Keluhan emosi antara lain perasaan bersalah, putus asa, tidak
berharga, takut sakit atau mati,dll. Keluhan psikis yaitu konsentrasi buruk, minat
menurun, ambisi menurun atau hilang, daya ingat buruk dan mau bunuh diri. Pasien
sering menghubungkan nyeri kepalanya secara tidak proposional dengan kejadian
yang pernah dialaminya seperti kecelakaan, trauma, kematian orang yang dicintai
bekas suntikan, tindakan operasi, kehilangan pekerjaan, atau masalah masalah
lainnya.
g. Diagnosis(8)
Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis dan dilihat dari manifestsi klinik yang
ada berupa:

Dull,nyeri kepala
Sensasi sesak atau tekanan di dahi atau pada bagian samping dan belakang kepala
Kelembutan pada kulit kepala, otot bahu dan leher
Kadang-kadang, kehilangan nafsu makan

Sebuah sakit kepala tegang dapat berlangsung dari 30 menit sampai satu minggu.
Penderita mungkin mengalami sakit kepala ini hanya kadang-kadang, atau hampir
sepanjang waktu. Jika sakit kepala terjadi 15 hari atau lebih dalam sebulan setidaknya
selama tiga bulan, maka dianggap kronis. Jika penderita memiliki sakit kepala yang
terjadi kurang dari 15 kali dalam sebulan, sakit kepala tersebut dianggap episodik.
Namun, penderita dengan sakit kepala episodik sering berada pada risiko lebih tinggi
terkena sakit kepala kronis.
h. Penatalaksanaan(14)
Obat-obat yang digunakan dapat digolongkan dalam dua kelompok. Pertama
obat-obat yang dinamakan psychotropic drugs yang mencakup itensiolytics,
anxiolytics, dan antidepressants. Dan kelompok kedua ialah kelompok obat-obat yang
menghilangkan sakit yang bervariasi antara analgetika dan spasmamolitika.
Dosis psychotropic drugs bagi penderita psikoneurosis jauh lebih rendah
daripada untuk penderita psikosis. Sukses pengobatan dengan psychotropic drugs bagi
penderita psikoneurosis terletak pada dosis dan jenis obat yang relevan dan sesuai
dengan keadaan efektif yang hendak diperbaiki.

i. Komplikasi(15)
Rebound headache
Nyeri kepala yang disebabkan oleh penggunaan obat analgesia (aspirin,
asetaminofen, dll) secara berlebihan.
j. Prognosis(1)
Karena etiologi penyebab tension headache ini kebanyakan oleh keadaankeadaan stress temporer, rasa cemas, serta kelelahan yang menyebabkan tegangan
otot yang berlebihan, maka prognosisnya ialah baik dan dapat sembuh dengan
keadaan rileks serta beristirahat.

REFERENSI
1.

Price A. Sylvia, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi konsep klinis proses-proses

penyakit Volume 2. Edisi 6. Jakarta: EGC . 2005. p.1096


2. Ginsberg L. Lecture notes neurologi. Edisi 8. Jakarta : Penerbit Erlangga.2008. p.75
3. dr. Rubiana H. Sp. S. Majalah kesehatan Health first, RS pondok indah. Vol. 4
Oktober-Desember 2008
4.

Nuzulul Zulkarnaini. UNAIR. ASKEP sakit Kepala (Headache).[Online]2011

October 13.[cited on 2013 March 18].[11 screens]. Available from: URL:


http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35567-Kep%20NeurobehaviourAskep%20Sakit%20Kepala%20%28Headache%29.html
5.

Ropper AH, Brown RH. Adams and Victors, Principles of neurology. 8th ed. New

York: Mc Graw Hill; 2005. p. 155,157


6. Scribd. Patofisiologi Klasifikasi. [Online] 2013 February 6 [cited on 2013 March 18].
[3 screens]. Available from:URL;
http://www.scribd.com/doc/124103615/Patofisiologi-Klasifikasi-docx.

7. PubMed Health. Tension Headache. [online] 2012 November 2 [cited 2013 march
14]; [3 screens].Available from :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001800/
8. Mayo Clinis Staff. Tension Headache. [Online]2011 February 8[cited on 2013 March
18]. [3 screens]Available from: Url: http://www.mayoclinic.com/health/tensionheadache/DS00304/DSECTION=symptoms
9. Blanda Michelle, Pamela Dyne, Tension headache different diagnosis. [Online] 2012
May 17. [cited on 2013 March 19]. [3 screens]. Available from:URL:
http://emedicine.medscape.com/article/792384-differential
10. A.D.A.M. Medical Encyclopedia. Cluster Headache. [online] 2 Nov 2012 [cited 18
Mar 2013] Availabe from : URL:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001790/
11. Mumenthaler M, Mattle H. Fundamentals of neurology. New York: Thieme; 2006. p.
249
12. USU. Tinjauan Pustaka Nyeri Kepala.[Online]2011 January 10. [cited on 2013 March
18].[11 Screens]. Available from:URL:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21509/4/Chapter%20II.pdf
13. A.D.A.M. Tension headache. [Online] 2011 November 7. [cited on 2013 March 19] .
[4 screens]. Available from: URL:
http://health.nytimes.com/health/guides/disease/tension-headache/diagnosis.html
14. Sidharta Priguna, Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian Rakyat.
15. Nyeri Kepala type tension headache. [Online] 2010 November 17 [cited on 2013
March 18].[11 screens].Available from: URL:
http://tovanmabez.blogspot.com/2010/11/nyeri-kepala-tension-type-headache.html
Repository USU. Chapter II.[Online].[cited on 2013 March 20].[25 screens].
Available from: URL;
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31992/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai