Bab II Edit1
Bab II Edit1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kepuasan Siswa
Menurut
Haryanto
(1999),
kata
pelanggan
kebanyakan
badan, perusahaan, institusi, atau sering juga disebut sebagai orang yang
mau membelanjakan uangnya untuk membeli suatu yang ditawarkan oleh
suatu badan. Dengan demikian, siswa/pelanggan sebagai orang yang
mengambil manfaat dari jasa yang diberikan lembaga pendidikan dapat
dikategorikan
sebagai
konsumen
lembaga
pendidikan
(haryonto,1999,p,22).
Menurut Zeithaml et al (1990), Kepuasan konsumen dalam bisnis
pelayanan jasa dsapat diukur dari kesenjangan antara harapan dan persepsi
pelanggan tentang pelayanan yang akan diterima (p.20). harapan
pelanggan mempunyai dua pengertian. Pertama, apa yang pelanggan yakini
akan terjadi pada saat layanan disampaikan. Kedua, apa yang diinginkan
pelanggan untuk terjadi (harapan). Persepsi adalah apa yang dilihat atau
dialami setelah memasuki lingkungan yang diharapkan memberi sesuatu
padanya. Secara tradisional pengertian kepuasan atau ketidakpuasan
pelanggan merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja yang
didrasakan (perceived performance).
Kepuasan pelanggan ditentukan oleh dua variabel kognitif yakni
harapan pada saat sebelum pembelian (prepurchase expectation) yaitu
keyakinan tentang kinerja yang diantisipasi dari suatu produk jasa dan
disconfirmation yaitu perbedaan antara perbedaan prapembelian dan
persepsi dari purna pembelian (post purchase prescripation).
Kepuasan pelanggan adalah kepuasan atau kekecewaan yang
dirasakan oleh kosumen setelah membandingkan antara harapan dengan
kenyataan yang ada (Kottler,1997,p.40). Day dalam Tjiptono (1998)
mengatakan: Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respons
pelangan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang
dirasakan antara harapan sebelumnya atau harapan kinerja lainnya dan
kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.
Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa kepuasan siswa, orang
tua, atau pemakai jasa adalah perbandigan antara harapan yang diinginkan
guru/karyawan
atau
pengelola
sekolah
harus
mencoba
bahasa
perhatian
dari
segi
kebersihan,
keindahan,
serta
kenyamanannya.
Fasilitas
pembelajaran
merupakan
bagian
yang
tidak
Nomor
Pendidikan,
Bab
19 Tahun
VII
2005
Standar
tentang Standar
Nasional
yang
meliputi
perabot,
peralatan
pendidikan,
media
10
olahraga,
berkreasi,
dan
tempat
ruang/
beribadah,
tempat
tempat
bermain,
tempat
yang
diperlukan
untuk
lain
(2005:49)
menyatakan
bahwa, yang
dimaksud
langsung
menunjang
jalannya
proses
pendidikan atau
Undang-Undang
Sistem
Pendidikan
Nasional
formal
dan nonformal
menyediakan
sarana
dan
dan
sosial,
perkembangan
emosional,
dan
potensi
fisik, kecerdasan
kejiwaan
siswa
(Iskandar
11
tentang Pedoman
Penyusunan
Penyelenggaraan Persekolahan
Standar
Bidang
Pelayanan
Pendidikan
Minimal
Dasar
dan
halaman
permukiman
dijangkau
sekolah.
sesuai
dan
dengan
aman
dari
Kebun sekolah
cakupan
gangguan
berada
di
wilayah sehingga
bencana
alam
wilayah
mudah
maupun
dalam
pembelajaran,karena
proses
belajar
mengajar
12
Ada
kalanya
penafsiran
tidak.Kegagalan/ketidakberhasilan
berhasil,
adakalanya
memahami
apa
dalam
yang
diterima.
Lantas dimana fungsi media? Ada baiknya kita melihat diagram cone
of learning dari Edgar Dale yang secara jelas memberi penekanan
terhadap pentingnya media dalam pendidikan:
13
pembelajaran
dapat
berlangsung
kapanpun
dan
dimanapun diperlukan
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan
8. Peran guru berubahan kearah yang positif
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu
diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai contoh media kaset
audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik
pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation)
14
bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat
karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi
ketidaktepatan yang akurat dalam pengucapan pengulangan dan
sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini termasuk mudah, hanya
membutuhkan alat perekam dan narasumber yang dapat berbahasa
asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama
pula.
B. Kerangka Konseptual
Fasilitas pembelajaran merupakan faktor pendukung utama terlaksananya
propses pembelajaran selain guru, sarana pembelajaran yang lengkap akan
dapat membuat proses pembelajaran berjalan dengan lancar efektif dan efisien
selain itu sarana pembelajaran yang lengkap juga akan memudahkan siswa
dalam memahami konsep yang di berikan guru, terutama dalam pelajaran
praktek sehingga semakin lengkap fasilitas pembelajaran akan memberikan
kepuasan bagi siswa dalam pembelajaran. Indicator dari kepuasan siswa
adalah siswa mampu menerima, memahami, dan menguasai materi yang telah
disampaikan guru serta memberikan hasil pembelajaran atau mutu hasil
belajar yang baik.
FASILITAS
PEMBELAJARAN
(X)
Rxy
KEPUASAN
SISWA
(Y)
C. Perumusan Hipotesis
Peneliti dapat merumuskan hipotesis penelitian ini yaitu kepuasan siswa
dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh fasilitas pembelajaran.