Isbd Revisi 2 (Fix)
Isbd Revisi 2 (Fix)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan lahir bersama dengan ketika manusia diciptakan Tuhan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang memerlukan asuhan keperawatan
dalam proses hidupnya. Awal mulanya perawat dianggap sebagai pemberi
asuhan.
Secara
tradisional
pelaksanaannya
dilakukan
oleh
penyebaran
agama,
kondisi
sosial
ekonomi
masyarakat.
tanpa AC, tiba- tiba ketika ia harus dirawat inap di sebuah Rumah Sakit,
kondisi ruang rawatnya sangat panas dan harus menggunakan AC agar sejuk.
Kondisi yang tiba- tiba berubah seperti ini tentu akan membuat klien syok,
maka dari itu perawat harus bisa memahami latar belakang budayanya.
Dalam hal ini akan dibahas mengenai pengkajian dan intervensi yang
diberikan kepada klien dengan memperhatikan latar belakang budaya
komunikasi, ruang dan organisasi sosial klien.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teknik pengkajian dan intervensi pada budaya komunikasi?
2. Bagaimana teknik pengkajian dan intervensi pada budaya ruang?
3. Bagaimana teknik pengkajian dan intervensi pada budaya organisasi
sosial?
C.
1.
2.
3.
Tujuan
Mengetahui teknik pengkajian dan intervensi pada budaya komunikasi
Mengetahui teknik pengkajian dan intervensi pada budaya ruang
Mengetahui teknik pengkajian dan intervensi pada budaya organisasi sosial
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Budaya
keyakinan
menginterpretasikan
dan
praktek
harapan
kesehatan
antar
sehingga
kelompok.
perawat
dapat
Keperawatan
untuk
penuaan, antara budaya perawatan dan kejiwaan, dan dari klien, dan antara
etika keperawatan dan ketentuan asuhan yang sesuai. Ketika perawat dan
berasal dari latar belakang yang berbeda, diagnosis akurat, treatment, dan
asuhan tergantung pada pengetahuan dan ketrampilan khusus yang
memerlukan banyak waktu. [2]
C. Intervensi Keperawatan Transkultural
Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat dan
pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan latar belakang
budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang
ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :
mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak
bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya
klien kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila
budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
BAB III
PENBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan Transkultural
Langkah awal dari proses keperawatan adalah mencari informasi
tentang pasien, informasi mencakup biopasikososiocultural dan spiritual. Data
yang merupakan hasil dari pencarian informasi bisa diperoleh melalui pasien
sendiri bersadar wawancara, respon verbal dan non verbal, keluarga dan orang
lain yang terkait.
Pengkajian bidang transkultural dilakukan oleh seorang perawat
professional. Perawat transkultural menggunakan banyak cara dalam
memahami untuk mencoba menyesuaikan pengalaman, interpretasi, dan
harapan yang berbeda dalam budaya. Semua kelompok budaya memiliki
sistem waktu dalam keyakinan dan praktek kesehatan sehingga perawat dapat
menginterpretasikan harapan antar kelompok. Wawancara cultural yang
sensitive diperlukan untuk mengetahui siapa klien mereka. Keperawatan,
untuk memberikan asuhan congruent secara cultural, memperhatikan
hubungan antara diri sendiri dan orang lain, antara penyakit, psikologis, dan
kejiwaan, dan dari klien, dan antara etika keperawatan dan ketentuan asuhan
yang sesuai. Ketika perawat dank lien berasal dari latar belakang budaya yang
berbeda, diagnosis akurat, treatment, dan asuhan tergantung pada pengetahuan
dan ketrampilan khusus yang memperlakukan banyak waktu. (Benner, Tanner,
& Chesia, 1996;Lipson & Streiger,1996;Westermeyer, 1987 dalam Leininger
2000)
Wawancara dalam pengkajian merupakan tahap awal dari proses
keperawatan,
pengkajian
dalam proses
pola
pengkajian
tersebut
mengambarkan
bahwa
pengkajian
penjelasan
budaya
terhadap
permasalahan
interpersonal,
pemahaman tentang adanya perbedaan makna satu terhadap yang lain, dan
pemahaman akan sistem sosial politik untuk menghargai pengobatan
terhadap kaum minoritas. Dalam domain behaviour (keterampilan
berkomunikasi), adanya fleksibilitas dalam gaya komunikasi baik verbal
maupun nonverbal, kemampuan untuk berbicara dengan perlahan, dan
jelas tanpa istilahistilah yang berlebihan, kemampuan untuk memberi
dorongan pada klien untuk mengekspresikan dirinya, kemampuan untuk
berkomunikasi secara menarik dan empati, sabar, serta mengenali apabila
ada kesalah pahaman yang terjadi. Pedoman Dalam Berhubungan Dengan
Klien dengan Budaya yang Berbeda:
a. Kaji nilainilai kepercayaan pribadi anda terhadap budaya yang
berbeda.
Review kembali pengalaman pribadi
Singkirkan nilainilai, bias, ideide dan tingkah laku yang
berpengaruh negatif terhadap perawatan.
b. Kaji variabelvariabel komunikasi dari perspektif budaya
Tentukan identitas etnis pasien
Gunakan pasien sebagai sumbernya (apabila memungkinkan).
Kaji
faktorfaktor
kultural
yang
dapat
mempengaruhi
klien.
Dorong pasien untuk menyatakan persepsinya terhadap
tandatanda
rasa
takut,
kecemasan
dan
kebingungan klien
Beri respon yang menenangkan hati dengan mempertahankan
budayaklien.
e. Pahami bahwa penghargaan terhadap klien merupakan hubungan yang
terapeutik.
Berkomunikasi dengan hormat menggunakan pendekatan
pendekatan yang baik dan menenangkan hati.
Gunakan teknik mendengar yang sesuai.
f. Berkomunikasi tanpa caracara yang kelihatan mengancam.
Lakukan wawancara tanpa terburuburu
Ramah tama.
Tanyakan pertanyaan yang umum selama mengumpulkan
informasi.
Bersikap sabar apabila respon klien tidak sesuai dengan
persoalan kesehatan klien.
sesering mungkin.
Pertahankan pesan yang sederhana dan ulangi terus menerus
Hindari penggunaan istilah medis dan singkatan yang tidak
dipahami klien.
Gunakan kamus bahasa yang tepat.
j. Gunakan interpreter (penerjemah) untuk meningkatkan komunikasi.
Minta interpreter untuk menerjemahkan pesan, tidak hanya
katakata pribadi.
Dapatkan fedback untuk mengkonfirmasi pemahaman.
Gunakan interpreter yang sensitif terhadap budaya
pemahaman
keperawatan
transkultural
untuk
berkomunikasi,
misalnya
di
suku
jawa,
betawi,
dan
keterbatasan.
Lambat
laun
seiringi
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
e.
Anda?
f. Apa harapan Anda terhadap anggota keluarga yang pria, wanita,
tua, atau muda?
C. Teknik intervensi
1. Komunikasi
Komunikasi seringkali berhubungan dengan bahasa yang digunakan oleh
klien. Berikut adalah teknik komunikasi :
a. Komunikasi lintas budaya
b.
c.
d.
e.
f.
g.
berbicaradengan
bahasa
perawat
untuk
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mengkaji seorang klien, perlu digunakan komunikasi, ruang dan
organisasi social. Begitu pula dengan intervensinya. Setiap bebeda klien, pasti
memiliki perbedaan budaya.untuk mengatasi perbedaan tersebut, perlu
diketahui:
Pedoman Dalam Berhubungan Dengan Klien dengan Budaya yang
Berbeda yaitu
1. Mengkaji nilainilai kepercayaan pribadi anda terhadap budaya
yang berbeda. .
2. Mengkaji variabelvariabel komunikasi dari perspektif budaya
3. Merencanakan perawatan sesuai dengan kebutuhan komunikasi
dan latar belakang budaya.
4. Memodifikasi pendekatan komunikasi untuk memenuhi kebutuhan
budaya.
5. Memahami bahwa penghargaan terhadap klien merupakan
hubungan yang terapeutik.