Anda di halaman 1dari 8

Kasus

Nn. A, usia 25 tahun, berobat ke polikinik penyakit dalam di sebuah rumah sakit .
berdasarkan hasi pengkajian didapatkan data yaitu : Nn A mengeluh sering
mengalami nyeri sendi sejak 2 bulan lalu. Nyeri dirasakan pada sendi-sendi tangan,
pergelangan tangan, kaki, pergelangan kaki, dan lutut . kadang-kadang disertai
bengkak dan kaku di pagi hari 2-3 jam, dan untuk mengatasi nyeri pada sendisendinya kadang-kadang ia minum obat anti rematik tetapi obat tersebut hanya
memberikan efek sebentar dan nyeri akan dirasakan kembali secara berulang.
Kadang wajah dan leher timbul bercak kemerahan (butterfly rush) bila beraktivitas
diluar dan terkena terik matahari. Keluhan ini sudah 3 kali dialami oleh Nn. A dalam
kurun waktu 2 bulan terakhir. Nn. A juga mengeluh merasa cepat lelah ketika
beraktivitas dan sering mengalami sariawan di daerah mulutnya. Nn. A mengatakan
tidak mengalami demam, nyeri dada, sesak, nyeri perut, nyeri perut, berat badan
turun, gangguan BAB/BAK. Berdasarkan hasil laboratium didapatkan data Nn. A
mengalami leukopenia dan trombositopenia
Pertanyaan :
1. Jelaskan komponen-komponen dalam system pertahanan tubuh manusia
2. Jelaskan konsep penyakit yang dialami klien diatas
3. Analisis masalah keperawatan dan rencanakan intervensi untuk klien diatas

Latar belakang
Penyakit lupus adalah penyakit baru yang menyakitkan setara dengan kanker. Tidak
sedikit pengidap penyakit ini tidak tertolong lagi, didunia terdeteksi penyandang
penyakit lupus mencapai 5juta orang dan lebih dari 100.000 kasus baru setiap
tahunnya. Tubuh memiliki kekebalan untuk menyerang penyakit dan menjaga tetap
sehat. Namun, apa jadinya jika kekebalan tubuh menyerang organ tubuh yang
sehat. Penyakit lupus diduga berkaitan dengan system imunologi yang berlebih.
Penyakit lupus masih sangat awam bagi masyarakat. Penyakit lupus biasanya
menyerang wanita produktif. Meski kulit wajah penderita lupus dan sebagian tubuh
lainnya muncul bercak-bercak merah, tetapi penyakit ini tidak menular. Terkadang
kita meremehkan rasa nyeri pada persendian, seluruh organ tubuh terasa sakit atau
terjadi kelainan pada kulit, atau tubuh merasa kelelahan berkepanjangan serta
sensitif terhadap sinar matahari

Step 1
1. Leukopenia : berkurangnya jumlah leukosit dalam darah dibawah 5000
per/mL3
2. Trombositopenia : menurunnya jumlah trombosit dalam sirkulasi darah
3. Butterfly rush : adanya bercak kemerahan pada wajah dan leher
4. Rematik : kondisi tubuh yang sangat menyakitkan karena disebabkan oleh
pembengkakan, peradangan dan nyeri pada sendi atau otot
5. Nyeri : merupakan suatu rasa tidak menyenangkan yang berkaitan dengan
sisi emosional seseorang
Step 3
1. -Makrofag adalah sel darah putih yang berukuran besar, yang dapat
mencerna mikroba, anti gen dan zat-zat asing lainnya
-Sel pengenal anti gen adalah saat anti gen memasuki tubuh, ada suatu
molekul transport yang bertugas mengenali anti gen tersebut untuk limfosit T
-Imunoglobin M : antibodi ini berperan pada reaksi kekebalan awal misalnya
terhadap penyakit infeksi tahap awal. Antibodi ini tidak dapat ditransfer dari
ibu ke janin melalui placenta
-Limfosit adalah merupakan komponen penting pada respon imun dan
berasal dari sel stem hemopoietik. Sel-sel limfoidumum mengalami
diferensiesi dan proliferasi untuk menjadi sel B, yang mempertarai antibody
dan sel T (diproses dalam timus)
-Reseptor Antingen adalah salah satu salah satu karakteristik imunitas
adaptasi adalah kekhususan spesifik setiap zat antingen yang dihasilkan oleh
tubuh hanya mampu untuk melawan antingen tertentu diantara respon
tersebut menyesuaikan tipe yang spesifik dari antingen, dimana limfosit akan
memproduksi reseptor antingen
-Monosit adalah memiliki peran yang sama seperti makrofag, yaitu memakan
mikroba, monosit juga menghasilkan lisosim yang berfungsi untuk
menghancurkan sel mikroba dan makro molekul
-imunglobin merupakan gamagloblin yang dihasilkan oleh sel plasma.
Terdapat lima golongan utama: IgG, IgM, IgA, IgD, dan IgG . masing-masing
terdiri dari rantai ringan dan rantai berat, dan setiap rantai tersusun atas
regiovariabel, Joining dan Konstanta.
-Imunglobin B : berperan pada reaksi kekebalan sekunder (lanjutan)
- Imunglobin A : terdapat pada permukaan selaput lender misalnya misalnya
saluran cerna atau saluran nafas
- Imunglobin E : Imunoglobin ini menempel pada sel mast yang bila berkaitan
dengan zat asing akan menyebabkan pecahnya sel mast, yang mempunyai

fungsi untuk menimbulkan reaksi peradangan yang bertujuan untuk


memusnahkan atau zat berbahaya dari luar.
Sistem pertahanan tubuh manusia ada 3 :
Respon imun fagositi
Garis pertama pertahanan tersebut
meliputi sel-sel darah putih yang dapat memakan pratikel asing .
sel-sel ini akan bergerak ke tempat serangan dan kemudian
menelan serta menghancurkan mikroorganisme penyerang
tersebut
Respon humoral
Mulai bekerja dengan terbentuknya limfosit
yang dapat mengubah dirinya menjadi sel-sel plasma yang
menghasilkan antibodi. Antibody itu merupakan protein yang
sangat spesifik diangkut dalam aliran darah dan memiliki
kemampuan untuk melumpuhkan penyerangannya
Respon Imun seluler
mengakibatkan limfosit yang disamping
mengubah dirinya menjadi sel plasma juga dapat berubah menjadi
sel-sel T sitotoksik, khusus yang dapat menyerang mikroorganisme
pathogen itu sendiri
2. -Definisi : Systemic Lupus erythematosus atau dikenal sebagai penyakit lupus
merupakan autoimun yang menyebabkan terjadinya peradangan dan
kerusakan berbagai bagian tubuh, misalnya kulit, sendi, ginjal, jantung,
pembuluh darah, dan otak. Penyakit ini banyak diderita perempuan berubur
antara 15 dan 44 tahun.
-Manifestasi awal dan manifestasi pada system tubuh : gejala klinis SLE
sangat bervariasi satu individu dengan individu lain. Karena itu SLE sering
sungkar dibedakan dari penyakit-penyakit lainnya .
Gejala-gejala klinis yang sering dijumpai SLE adalah:
Terdapat bercak merah berbentuk kupu-kupu yang melintang pada
hidung dan pipi
Nyeri dan pembengkakan sendi
Demam yang tidak diketahui sebabnya
Gangguan perut
Nyeri dada setiap menghirup udara dalam-dalam
Pembesaran kelenjar-kelenjar
Rasa lelah sepanjang hari
Rambut rontok
Jari tangan dan kaki menjadi pucat atau biru jika kedinginan atau
mengalami stress
Peka terhadap sinar matahari
Sel darah merah menurun jumlahnya
Gangguan memori , sungkar berfikir atau depresi
-Etiologi : Lupus disebabkan oleh gangguan system imun penderita yang
memproduksi antibody yang bekerja terhadap jaringan dan sel sehat
tubuhnya sendiri (autoantibodi) sehingga menyebabkan terjadinya

keradangan dan kerusakan berbagai organ dan jaringan tubuhnya sendiri.


Tipe aoutoantibodi yang terbentuk pada penderita SLE adalah antinuclear
antibody (ANA) yang bereaksi terhadap bagian-bagian dari inti sel. Faktorfaktor genetik, lingkungan, dan faktor hormonal diduga secara bersama-sama
mempengaruhi terjadinya penyakit ini.
-Patofisiologi : penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan
yang menyebabkan peningkatan autoimun yang berlebihan. Gangguan
imunoregulasi ini ditimbulakan oleh kombinasi factor-faktor genetic, hormonal
(sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya terjadi selama
usia reprodiktif) dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar terminal).
Obat-obat tertentu seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, klorpromazin,
dan beberapa preparat anti konfulsan disamping makanan seperti kecambah
alfalfa turut terlibat dalam penyakit SLE- akibat senywa kimia atau obatobatan
Patofiologi penyakit SLE dihipotesiskan sebagai berikut : adanya satu atau
beberapa factor pemicu yang tepat pada individu yang mempunyai
predisposisi genetic akan menghasilkan tenaga pendorong abnormal
terhadap sel TCD 4+, mengakibatkan hilangnya toleransi sel T terhadap selantigen.
Sebagai akibatnya muncul lah sel T autoreaktif yang akan menyebabkan
induksi serta ekspansi sel B, baik yang memproduksi autoantibodi maupun
yang berupa sel memori. Wujud pemicu ini masih belum jelas. Sebagian dari
yang diduga termasuk didalamnya ialah hormone sex, sinar ultraviolet dan
berbagai macam infeksi
Pada SLE auto antibody yang terbentuk di tunjukan terhadap antigen yang
terutama terletak pada nukleoplasma. Antigen sasaran ini meliputi DNA,
protein histon dan non histon. Kebanyakan diantaranya dalam keadaan
alamiah terdapat dalam bentuk agregad protein dan atau komplek protein
RNA yang disebut partikel ribonukleoprotein (RNA). Ciri khas autoantigen ini
ialah bahwa mereka tidak tissue-spesifik dan merupakan komponen integral
semua jenis sel. Antibody ini secara bersama-sama disebut ANA (anti-nuclear
antibody). Dengan antigennya yang spesifik, ANA membentuk kompleks imun
yang beredar dalam sirkulasi.
Uptake kompleks imun pada limpa. Gangguan-gangguan ini memungkinkan
terbentuknya leukosit kompleks imun luar system fagosit mononuclear.
Kompleks imun ini akan mengendap pada berbagai macam organ dengan
akibat terjadinya fiksasi komplemen pda organ tersebut. Peristiwa ini
menyebabkan aktifitas komplemen yang menghasilkan substansi penyebab
timbulnya reaksi radang. Reaksi radang inilah yang menyebabkan timbulnya
keluhan atau gejala pada organ atau tempat yang bersangkutan seprti ginjal,

sendi, pleura, pleksuskoroideus, kulit dan sebagainya. Bagian penting pada


patofisiologi ini ialah tergnggunya mekanisme regulasi yang dalam keadaan
normal mencegah autoimunitas patologis pada individu yang resisten.
-Pemeriksaan penunjang : Lupus timbul mendadak (akut) mirip penyakit
infeksi sehingga awalnya sungkar dikenali. Untuk menentukan diagnosis
selain memperhatikan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik, dilakukan
pemeriksaan laboratorium, antara lain :

Pemeriksaan darah : hitung jenis dan laju endap darah (LED) dan
pemeriksaan kimiawi darah.
Pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya ANA (antinuclear
antibody), autoantibodi test lainnya missal anti-DNA, anti-Sm, antiRNP, anti-Ro (SSA), anti-La (SSB)
Pemeriksaan kadar komplemen
Anticardiolipin antibody test. Cardiolipin berperan untuk mencegah
pembekuan darah patologis atau mencegah abortus.
Biopsi kulit atau organ ginjal
Pemeriksaan radiologis atau imaging test pada organ-organ yang
terserang.

-Komplikasi : penyakit lupus yang berat dapat berdampak kerusakan organ


tubuh antara lain:

Ginjal (nefritis lupus) dengan akibat gagal ginjal


Jantung dengan akibat radang selaput jantung (perikarditis) dan
jantung iskemik
Paru yaitu radang selaput paru (pleuritis) dan radang paru
(pneumonia)
System saraf dan kejiwaan berupa kejang, lumpuh, stroke, depresi,
dan psikosis
Mata, antara lain : katarak
Pada ibu hamil dapat terjadi keguguran, lahir premature, dan lupus
neonatal
Kelainan system darah berupa anemia, kurang sel darah putih
(leukopenia) dan kurang sel pembekuan darah (trombositopenia)

-Pemeriksaan lupus :

Pemeriksaan anti-nuclear antibody (ANA)


Pemeriksaan anti-ds DNA (anti double stranded DNA)
Pemeriksaan anti-SM antibody
Pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan imun kompleks
(kekebalan) di dalam darah
Pemeriksaan untuk menguji tingkat total dari serum komplemen
(kelompok protein yang dapat terjadi pada reaksi kekebalan) dan

pemeriksaan untuk menilai tingkat spesifik dari C3 dan C4 dua jenis


protein dari kelompok pemeriksaan ini
Pemeriksaan sel LE (LE Sell Prep)
Pemeriksaan darah lengkap leukosit, trombosit
Urine rutin
Antibody : anti phospholipid
Biopsy kulit
Biopsy ginjal

3. -Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan kerusakan jaringan


-Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan proses penyakit
-Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi
Intervensi
Dx
Dx1

Tujuan
Gangguan
nyeri dapat
teratasi
Perbaikan
dalam tingkat
kenyamanan
Mengkaji skala
nyeri 1-10

Dx2

Pemeliharaan dan
perawatan integritas
kulit dengan kriteria
kulita dapat
terpelihara dan
terawatt dengan baik

Intervensi
Kaji keluhan
nyeri :
pencetus,
catat lokasi
dan intervensi
skala nyeri
Pertahankan
suhu
lingkungan
Dorong
perasaan
tingkat nyeri
Kolaborasi,
diberikan
analgesic
sesuai indikasi
Kaji kulit setiap
hari. Catat
warna, tugor,
sirkulasi dan
sensasi,
gambaran lesi,
dan amati
perubahan
Pertahankan
hygine kulit
Kolaborasi :
diberikan obat-

Rasional
Nyeri hamper
selalu ada pada
beberapa derajat
keterlibatan
jaringan atau
kerusakan

Menentukan garis
dasar

Dx3

Memberikan
informasi
tentang
penyakit dan
protesnya
kepada klien
dan keluarga
klien atau
orang terdekat
Klien dan
keluarga
mendapatkan
pengetahuan
dan informasi
yang diberikan

obatan (NSAID
dan
kortikosteriod)
sesuai induksi
Tinjau ulang
penyakit
Tinjau ulang
cara penularan
Px
Tekankan
perlunya
melakukan
perawatan
kesehatan dan
evaluasi8

Anda mungkin juga menyukai