DEWA GANJEN
APPENDISITIS
HERNIA
HAEMOROID
HIPERTOFI PROSTAT
BATU SALURAN KEMIH
STRUMA
TUMOR MAMAE
FRAKTUR
APPENDISITIS
DEFINISI
Peradangan appendisitis
ANATOMI
-
ETIOLOGI :
-
60 %
35%
3. corpus alienum
4. striktur
4%
1%
PATOFISIOLOGI :
-
Sumbatan sekresi
mukus tekanan
intralumen >
gangguan drainage
regangan
limfe udem
- Kuman ulserasi
mukosa
Tekanan intralumen
>> gangguan vena
trombus iskemia
Kuman pus
APPENDISITIS SUPURATIF
Nyeri di Mc. Burney peritonitis lokal
APPENDISITIS GANGRENOSA
-
Tekanan intralumen
>>> gangguan arteri
nekrosis
Kuman gangren
PERFORASI
PERITONITIS UMUM
Rovsing Sign pada penekanan perut bagian kiri terasa nyeri di Mc.
Burney karene abdomen berisi udara
Psoas Sign
Monitor : 1. infiltrat
2. tanda-tanda peritonitis ( perforasi)
3. suhu tiap 6 jam
4. LED
5 Leukosit
Teknik Operasi
Appendektomy
-
Peritonium dibuka
Omentum dikembalikan
HERNIA
DEFINISI:
Penonjolan peritoneum parietale yang berisi viscus melalui bagian
yang lemah pada dinding abdomen.
UNSUR; 1. Kantong ( peritoneum parietale )
2. isi (viscus )
3. pintu ( Locus Minores resistentine)
ANATOMI
: Dinding abdomen
SUPERFISIAL
: -
PROFUNDA
kulit
Lemak
Fasia Scarpea
M.oblique externus
Aponeurosis
: - Canalis inguinalis
- M.oblique int.
- M. Tranversus abd.
- Fascia tranversus
- Peritoeum
CANALIS INGUINALIS:
Dikeliingi oleh M.Cremaster
Batas : Atas
Medial
Conjoin Tendon
Lateral
Lig. Inguinale
Bawah
Trig. Hasselbach
KLASIFIKASI
HERNIA KONGENITAL :
-
Hernia Umbilikalis
Hernia Diafragmatika
HERNIA DIDAPAT :
-
Hernia femoralis
Jika hernia Inguinalis Lateralis turun kedalam Scrotum disebut Hernia Scrotalis.
SECARA KLINIS :
-
Reponibilis
ETIOLOGI
HERNIA KONGENITAL :
-
Dapat timbul pada masa bayi berhubungan dengan kriptorkismus dan hidrokel
HERNIA DIDAPAT :
-
Batuk kronik
DIAGNOSA
ANAMNESA:
-
Timbul benjolan dilipat paha yang hilang timbul. Pada keadaan lanjut dapat menetap
(irreponibilis), kecuali pada hernia inguinalis medialis tidak terjadi irreponible
Benjolan dapat hilang jika pasien tiduran atau dimasukan dengan tangan (manual)
Dapat terjadi gangguan pasase usus ( obstruksi ) terutama pada hernia inkarserata
PEMERIKSAAN FISIK :
-
Benjolan pada lipat paha atau scrotum dengan batas atas tidak jelas, bising usus (+),
transiluminasi (-)
dengan
jari tangan dicincin ext. Teraba tekananpada ujung jari, jalan keluar hernia
tertutup.
-
DIAGNOSIS BANDING :
-
Hidrokel
Torsio testis
Varicocelle
Limfogranuloma venereum
PENATALAKSANAAN
KONSERVATIF
Hanya dengan keadaan yang masih reponible. Dengan cara mengatasi faktor-faktor
predisposisi, bukan merupakan penatalaksanaan yang ideal. Pada anak-anak dengan hernia
indirect irreponible diberikan terapi konservatif dengan obat penenang, posisi trendelenberg
dan kompres es. Jika dalam 6 jam tidak ada perbaikan maka segera dilakukan herniotomi.
OPERATIF
Pada keadaan inkarserata atau strangulata dilakukan operasi cito. Namun keadaan umum
haruslah diperbaiki dahulu. Jenis-jenis operasinya adalah :
1. Herniotomi
2. Herniorafi (tidak dilakukan pada anak-anak)
TEKHNIK OPERASI :
HERNIOTOMI :
-
HERNIORAFI :
-
Jahit conjoint tendon (jika tidak ada, pakai fasia M.oblikus internus) dengan
tuberpubikum
HAEMORHOID
DEFINISI :
ANATOMI
HAEMORHOIDALIS EXTERNA
ETIOLOGI
1. Kelainan
: - Sirosisi hepatis
- Trombosisi vena porta
- Tumor intra abdominal, terutama terutama pelvis
2. Idiopatik
PATOFISIOLOGI
Haemoroid Interna :
Sumbatan aliran darah sistem porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan terbentuk
kolateral pada vena hemoroidalis superior
Hemoroid Eksterna :
Robeknya V. Hemoridalis inferior membentuk hematom subkutis yang berwarna kebiruan,
kenyal sampai keras dan nyeri.
KOMPLIKASI
1. Anemia, jarang terjadi
2. Trombosi akut
DIAGNOSA
Anamnesa
1. BAB berdarah, biasanya berupa darah segar yang menetes pada akhir defekasi
2. Prolaps : Grade 1. Prolaps (-), perdarahan (+)
Grade 2. Prolaps (+) masuk spontan
Grade 3. Prolaps (+) masuk manual
Grade 4. Prolaps (+) inkarserata
3. BAB berlendir, lendir timbul karena iritasi mukosa rektum
4. Pruritus ani sampai dermatitis
5. Nyeri
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Hemoroid eksterna terlihat benjolan diantara kulit perineal
Hemoroid interna terlihat benjolan mukosa keluar dari anus
Palpasi : Pada RT tidak teraba apa-apa kecuali jika ada trombus atau penebalan mukosa
Pemeriksaan Penunjang
Anuskopi, untuk melihat Hemoroid interna. Tampak pelebaran vena pada jam 3,7 dan 11,
warna biru (tipe vaskuler dan mudah berdarah), warna merah (tipe muskular dan tidak mudah
berdarah)
DIAGNOSA BANDING
1. Prolaps rekti : cirinya tidak sakit, mukosa dengan rugae, jari darpat dimasukan
diantara benjolan dan kulit tapi tidak daalm
2. Prolaps anus : cirinya jari dapat dimasukan diantara benjolan dan kukit tanpa tahanan
3. Fisura ani : cirinya nyeri dan obstipasi
PENATALAKSANAAN
Konservatif :
Untuk Grade 1,2 dan < 6 jam, belum terbentuk trombus
Cara
1. Diet tinggi serat feses menjadi lunak
2. Rubber band ligation
3. Sklerosing agent (5% fenol dalam minyak nabati)
4. Phlebodinamic drugs dinding vena menjadi elastis
Operatif
Indikasi
-
Kontra indikasi
-
Timing Operasi
-
Secepatnya
Teknik Operasi
1. Langenback
2. Modifikasi langenback
3. Whitehead
4. Morganmiligant
5. Salman
6. Park
7. Takano
Langenback
Eksisi radier dan jahitan primer pada jam 3,7,11. Untuk hemoroid yang tidak begitu besar
operasi 15 menit, penyembuhan baik
Modifikasi Langenback
Eksisi dan suture
Penjahitan pedicle hemoroid
Insisi kulit dari dasar berbentuk V dan pembebasan jaringan
Penjahitan zigzag dibawah klem
Eksisi jaringan di atas klem
Whitehead
Eksisi sirkuler dan jahitan primer longitudinal
Hasil operasi lebih baik tapi sering terjadi striktur anus (u/ mencegahnya dilatasi dengan
bogie dan mukosa tidak diangkat eksisi dan ligasi)
Morganmiligant
Eksisi dan ligasi rendah
Semua primary pilles diangkat, u/ mencegah residif
Komplikasi Operasi
Segera (< 48 jam)
-
Sakit
Perdarahan
Retensi Urin
Lanjut
-
Stenosis
Abses
Fistula ani
PROGNOSA
Hemoroiektomi tampaknya lebih efektif dan permanen, tetapi mempunyai kerugian
komplikasi post op
Terletak dileher VU
ETIOLOGI
Belum diketahui dengan pasti. Diduga adanya ketidakseimbangan antara hormon Androgen
dan Estrogen, pada USILA Estrogen relatif >> Androgen
CARA MENENTUKAN PEMBESARAN PROSTAT
1. Pemeriksaan Bimanual
2. Rectal Gradding
3. Clinical Gradding
4. IntraUrethral Gradding
5. Intravesical Gradding
6. USG
Pemeriksaan Bimanual
Dengan melakukan RT dan penekanan pada suprapubik, jika teraba pembesaran prostat maka
dapat diperkirakan berat prostat > 50 gram
Rectal Gradding
Dengan RT :
Stage 0 : Prostat teraba < 1 cm dan beratnya < 10 gram
Pemeriksaan penunjang
-
Foto polos abdomen : terlihat trabekulasi (penebalan otot detrusor) dan sakulasi
(adanya kantung otot)
Endoskopi
DIFERENSIAL DIAGNOSA
1. Ca prostat
60thn
2. Prostatitis
Nyeri perineal
Demam
RU akut
3. Neurogenic Blader
Rest urin +
Inkontinensia urin
4. Stricture urethra
RU
PENATALAKSANAAN
Operatif
Indikasi
1. Rest urin > 50cc
Komplikasi
1. Perdarahan post op, bisa menyumbat vesica
2. Urin bocor lewat luka operasi
3. Infeksi dan striktus karena pemasangan kateter yang lama
4. Retrograd ejakulasi kedalam buli-buli (pada 30-40% kasus)
5. Inkontinensi karena unstabble blader
Iinfeksi
Def Vit A
Hipersaturasi bahan-bahan yang relatif tak larut dalam urin co/ Ca, Oxalat, as.urat,
karena kurang minum. Diet yang salh
Faktor lingkungan
JENIS BATU
1. Inorganik stones
2. Organik stones
Kalsium oksalat
Asam urat
Triple fosfat
Kalsium fosfat
SECARA RADIOLOGI
-
DIAGNOSA
Anamnesa
Batu bulli-bulli
-
pada anak-anak ditemui rasa sakit pada saat BAK sehingga anak menangis dan
menarik-narik penisnya, kadang-kadang dapat terjadi prolapsus ani. Biasanya anak
akan mengambil posisi tertentu yang memungkinkan urin keluar.
Jika batu sudah masuk kedalam urethra, maka akan terjadi retentio urin.
Batu ureter
-
Colic pain, menyebar dari pinggang kearah testis. Nyeri tidak hilang pada perubahan
posisi.
Hematuria
Batu ginjal
-
disamping itu, perlu juga ditanyakan : usia penderita, tingkat sosial, riwayat keluar
batu dan diet
Nyeri
Ballotement/Massa
Benjolan bulli-bulli
Nyeri tekan
Genitalia eksterna
Mungkin dapat meraba batu jika batu terletak pada urethra pars anterior
Rectal toucher
Untuk mendeteksi adanya hipertrofi prostat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Perlu pemeriksaan kalsium, asam urat dan fosfat dalam darah atau urin 24 jam. Untuk
meyelidiki faktor penyebab timbulnya batu yang penting untuk pencegahan.
Radiologik
1. Foto polos abdomen
-
kontur ginjal
batu radoiopaque
lokasi batu
besar batu
Ureter
Dinding bulli-bulli
Batu radiolusent
3. Retrograd pielografi
Jika tidak dapat dilakukan IVP
Ketok dengan bougie
(+) Pasti batu
(-) belum tentu bukan batu
DIFFERENSIALO DIAGNOSA
Batu ginjal
1. Pielonefritis akut
2. Adenocarsinoma ginjal
3. Tumor sel transisional sistem pelviokalises
4. TBC ginjal
5. Nekrosis papiler
6. Infark ginjal
Batu ureter
1. Tumor primer ureter
2. Sumbatan bekuan darah dari ginjal
3. Pielonefritis akut
Batu bulli-bulli
1. Hipertrofi prostat
2. Striktur urethra
3. Tumor vesika bertangkai
4. Pada anak :
-
PENATALAKSANAAN
Tujuan :
1. menghilangkan batu untuk mempertahankan fungsi ginjal
2. megetahui etiologi untuk mencegah residif
Batu bulli-bulli
-
Batu ureter
-
ekstraksi dengan basket atau loop untuk batu ukuran < 1cm, letak distal
Uretrolitotomi
Grading bendungan :
Untuk batu ureter yang kecil, bentuk memanjang dan diameter < 1 cm sedangkan
bendungan yang ditimbulkan grade 1 atau grade 2, slalu diambil sikap menunggu, yaitu
dengan terapi konservatif (minum banyak, diuretika, antispasmodik) dan diobservasi 3-6
bulan. Setelah itu dinilai lagi secara radiologi bila batu tetap ditempat semula dan
bendungan bertambah hebat berarti batu sudah melekat pada dinding, harus dilakukan
ureterolitotomi.
Batu ginjal
-
Obstruksi
Nefrektomi
Jika ginjal sudah tidak berfungsi lagi
Heminefrektomi
Jika kerusakan pada salah satu pool ginjal
Luka dicuci
FRAKTUR
Putusnya hubungan kesinambungan/diskontinuitas permukaan tulang dan atau tulang
rawan.
KLASIFIKASI :
1. BERDASARKAN HUBUNGAN DENGAN DUNIA LUAR
a. Tertutup
Antara fragmen-fragmen tulang tidak terdapat hubungan dengan dunia luar.
b. Terbuka
Bila trdapat hubungan antara fragmen tulang denga dunia luar karena ada luka di kulit
GRADE 1 : Kulit ditembus oleh suatu fragmen tajam dari tulang, luka dari dalam <
2,5 cm
GRADE 2 : luka tembus kulit dan kerusakan dari luar ke dalam, dengan kerusakan
kulit, jaringan subkutan da otot. Luka dari luar 2,5-5 cm
GRADE 3 : kerusakan otot luas dengan hilangnya jaringan lunak, kadang disertai
kerusaka pembuluh darah atau saraf, luka > 5 cm
2. BERDASARKAN GARIS PATAH
a. Simple : mengenai seluruh kortex
b. Komplit : mengenai satu sisi kortex
3. BERDASARKAN JUMLAH GARIS PATAH
a. Simple
b. Komplit
c. Segmental
b. Miring
c. Spiral
d. Kompresi
e. Berbentuk V I Y, sering pada permukaan sendi
5. BERDASARKAN LOKASINYA
a. Tulang panjang : - 1/3 proksimal
- 1/3 tengah
- 1/3 distal
b. Tulang letak melintang : - medial
- lateral
6. BERDASARKAN DISLOKASI FRAGMEN
a. Undisplaced
b. Displaced
# kedua fragmen tulang masih searah : ad latus
1. ad latus
2. ad latus cum contractionum
3. ad latus cum discontractionum
# kedua fragmen tulang membentuk sudut : ad axia
1. ad axia cum contractionum
2. ad axia cum discontractionum
# fragmen distal memutar (dislokasi ad perifarian)
TANDA KLASIK FRAKTUR :
1. Riwayat trauma
2. Nyeri setempat dan sumbu
3. Bengkak
4. deformitas : memanjang/memendek, rotasi, angulasi
5. Krepitasi
6. gangguan dalam pergerakan
STADIUM PENYEMBUHAN TULANG :
1. Hematoma
2. Proliferasi sel subperi/endosteal
3. Callus
4. Konsolidasi
5. Remodelling
ANAMNESA :
1. Umur dan jenis kelamin : menentukan jenis fraktur patologis
2. Riwayat trauma
3. Lokalisasi nyeri
4. Gangguan fungsi
5. Riwayat penyakit dahulu
PEMERIKSAAN FISIK :
Look : # tertutup : deformitas (hematom, udem, dll)
# terbuka : deformitas, vulnus, perdarahan, fragmen tulang
Feel
Klasifikasi :
1. # kaput femoris
2. # kolum femoris
3. # intertrochanter : subcapital, trans-cervikal, dasar-collum
4. # subtrochanter
5. # intercondylar
6. # supracondylar
PENATALAKSANAAN
Fraktur tertutup :
-
Reposisi
Immobilisasi
Fraktur terbuka :
-
ATS-toxoid, antibiotik
Reposisi
Immobilisasi
Konservatif
Operatif
Jenis traksi :
-
Balanced traction :
-
Pemasangan traksi sampai terjadinya penyembuhan klinis, setelah itu pada anak-anak
dipasang gips Hemispica atau gips celana. Pada orang dewasa immobilisasi bertahap dengan
bantuan tongkat untuk menopang ketiak, yang dimulai dari non-weig bearing, partial weight
bearing sampai full weight bearing, dan akhirnya bekerja aktif. Tongkat dilepas jika kallus
betul-betul kuat.
Pemeriksaan radiologis 2 hari sekali sampai didapat reposisi yang sempurna dengan cara
mengatur traksi dan manipulasi. Setelah didapat reposisi yang baik , pemeriksaan radioogis 1
minggu sekali.
Jika kedudukan sudah baik, traksi dikurangi beratnya sampai 5 kg, tergantung keadaan
penderita. Setelah terjadi Clinical-Union, traksi dilepas.
Latihan tungkai bawah, kaki dan jari kaki harus segera dimulaisetelah 1-2 minggu.
Latihan terhadap M. Flexore dimulai pada minggu ke-4.
Periksa union secara klinis dan radiologis setelah kira-kira 12-14 minggu. Bila union
meragukan, teruskan traksi dengan beban yang dikurangi 4-8 minggu lagi.
OPERATIF :
Indikasi ( relatif ) :
o Sukar reposisi tertutup
o Usia lanjut
o Fraktur tungkai bawah multiple
o Fraktur dengan komplikasi
o Fraktur patologis
Kontra-indikasi :
o Toleransi operasi tidak baik
o Terjadi infeksi
o Anak-anak dan remaja
Timing :
o < 4 jam pada fraktur terbuka + kelainan neurovaskular
o secepat mungkin
TEKNIK :
Pre-operatif dilakukan Skin-Traksi ( Russel atau Bucks ) dengan tujuan mengurangi
spasme otot-otot femur.
Intra-Medullary Nail KUNTSCHER NAIL
Ideal untuk fraktur 1/3 proksimal atau 1/3 tengah.
Dipasang kira-kira 5 cm dibawah Trochanter minor, 7 cm proksimal inversi adduktor.
Fiksasi 3 titik :
1. Tempat fraktur
2.
Proksimal
3. distal ( os.Calcaneus )
KOMLPLIKASI :
o Shock neurogenik/hipovolemik
o Infeksi
o Crush syndrome
o Emboli lemak
o Trombosis vena
o Emboli paru
o Decubitus
o Kelainan otot & sendi
STRUMA
DEFINISI
Pembesaran kelenjar tiroid
ANATOMI
Kelenjar
tiroid
berada
di
region
coli
anterior
dengan
batas-batas
Kelenjar tiroid diluar region ini disebut tiroid ektopik atau struma-abberant
Kelenjar tiroid terdiri dari 2 lobus yang dihubungkan oleh 1 lobus piramidalis yang
berada di garis media
Kartilago tiroidea melekat pada trakea, sehingga pada saat menelan, kelenjar tiroid
ikut bergerak
KLASIFIKASI
1. Struma Non Toksik
Nodosa Neoplasma
2. Struma Toksik
Neoplasma
1. Jinak (Adenoma) Folikuler, Papiler, Hurtle
2. Ganas
Carcinoma anaplastik
ETIOLOGI
Defisiensi jodium
Autoimun
Tiroiditis hashimoto
DIAGNOSA
Anamnesa
Benjolan
pada
leher,
lama
dan
pembesarannya
Asal/tempat tinggal
Riwayat keluarga
Struma toksik kurus, irritable, keringat banyak, nervous, palpitasi, tidak tahan
udara panas
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
TD meningkat (sistole)
Nadi meningkat
Mata : Exopthalmus
Stellwag sign : jarang berkedip
Von graefe sign : Palpebra superior tidak mengikuti bulbus okuli waktu melihat
kebawah
Morbius sign : sukar konvergensi
Rossenbach sign : tremor palpebra jika palpebra ditutup
Jantung : takikardi
Benjolan
Warna
Permukaan
Bergerak waktu menelan
Palpasi :
Permukaan, suhu
Batas :
Atas
kartilago tiroidea
Mengenai 1 lobus
Fluktuasi (+)
Struma Nodosa
Batas tegas
Struma Difus
Konsistensi kenyal
Struma Vaskulosa
Berdenyut
Kista
Hematoma/perdarahan
Radang
Neoplasma
Hot area :
Struma adenomatosa
Adenoma toksik
Radang
Neoplasma
2. USG
u/ membedakan kelainan kistik atau solid, neoplasma biasanya solid
3. RADIOLOGIK
Foto Leher Ca kadang-kadang disertai pengapuran
Foto soft-tissue jika batas bawah tak jelas (retrosternal)
Foto thorax Coin lesion : Ca tiroid papiler
Cloudy : Ca tiroid folikuler
Bone scanning bone survey
4. PUNGSI TIROID
BMR : (0.75 x N) + (0,74 x TN) 72% (formula read)
PPbl, mendekati kadar hormone tiroid, Normal 4-8mg%
Serun Kolesterol, meningkat pada hipertiroid N: 150-300mg%
Free tiroxin index : T3/T4
5. POTONG BEKU
Durante operasi
6. NEEDLE BIOPSY
Large needle cutting biopsy : jarum besar sering pendarahan
Fine neddle aspiration biopsy : jarum no.22
DIAGNOSA BANDING
1. Colloid goiter
2. Tiroiditis
3. Struma riedel
4. Neoplasma
SOLITER NODUL CURIGA GANAS
1. Pada anak dibawah 12 tahun
2. Pada usia tua
3. Pada pria
4. Disertai pembesaran KGB leher
5. Pembesaran progresif
6. Disertai pembengkakkan tulang-tulang pipih (ca. foliuler)
7. Riwayat radiasi
8. Benjolan terfiksir, suara serak
PENATALAKSANAAN
Konservatif
Indikasi
1. Toleransi operasi tidak baik
2. Struma yang residif
3. Pasien usia lanjut
Struma non-toksik
Jodium
Ekstrak Tiroid 30-120mg/dl
Struma toksik
Bed rest
Lugol 5-10mg 3 x 1, selama 14 hari
PTU 100-200mg 3 x 1, periksa leukosit
I131
Operatif
Indikasi
1. Curiga / pasti ganas
2. Timbul tanda-tanda desakan trachea / esophagus
3. Struma toksik
4. Struma besar (kosmetik)
5. Struma retrosternal
6. Preventif
Persiapan Operasi
1. Rawat/ bed rest
2. Lab Protombin time (obat anti tiroid mempengaruhi pembekuan darah)
3. BMS
4. Lugolisasi : 3 x gtt I sd 3 x gtt XX u/ mencegah krisis tiroid dengan cara
mengahalangi pelepasan tiroxin
5. Takikardi propanolol 2 x 10mg
6. Neomercezale (anti tiroid) 3 x 1 tablet
7. Hemostatic drugs
Jenis Operasi
1. Lobectomi/ Isthmolobectomi : pada tonjolan jinak
2. Subtotal tiroidektomi : pada kelainan metabolit
Radiasi keganasan dengan metastase jauh
3. Total toroidektomi :
Perikapsuler nodul dan jr. areolar
Compartmentan dissection
KRISIS TIROID
Tanda
Gelisah
G3 GIT
Kulit hangat dan basah
Suhu > 38 C
Nadi > 160/menit
TD naik
Terapi
1. NaI 1-2 gr dalam D10% IVFD dalam 24 jam
2. Neomercazole 100-200mg
3. Inderal 20-80 mg / 4 jam
4. Antipiretik
5. Hidrokortison 100-300 mg/24 jam im
6. Oxigen
7. Digitalisasi
8. Diuretik
9. Lytic Coctail
Largectil 100mg
Fenergen 50mg
Petidin 100mg
Dalam D10% 500cc IVFD
TUMOR MAMMAE
Definisi
Benjolan pada mamae
Klasifikasi
Non-Neoplastik
1. Inflamasi
Mastitis akut (piogenik)
Mastitis sel plasma
Nekrosis lemak
2. Hiperplasia
Hipertropi
Ginekomastia
3. Displasia
Mastitis chronica cystica
Neoplastik
Jinak
- Parenkim
adenoma, papiloma
- Stroma
lipoma, fibroma
- Campuran
Ganas
- Prognosa baik
- Prognosa dubia
- Prognosa buruk
mastitis carcinomatosa
Ukuran
T1a, T1b
T0, T1a, T1b
T2a, T2b
T2a, T2b
T3a, T3b
T1a,b.. T2b,b.. T3a,b
T1a,b.. T2a,b.. T3a,b
T4a, b, c
Setiap T
KGB
N0, N1a
N1b
N0, N1a
N1b
N0, N1
N2
N3
Setiap N
Setiap N
T1
< 2 cm
T2
2 5 cm
T3
> 5 cm
T4
Metastase
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M1
a. dinding dada
b. udema kulit/ infiltrasi/ ulserasi
c.
N1
keduanya
N2
N3
Diagnosa
Kelompok High-risk (stark&ray) :
1. Wanita dgn thermogram meragukan dgn / tanpa mamogram meragukan
2. Wanita dgn benjolan payudara yang fibrokistik / dgn nipple discharge
3. Wanita dgn riwayat tumor jinak sebelumnya
Anamnesa