Anda di halaman 1dari 25

SALEP, PASTA, KRIM,

GEL, PLESTER
Di Susun Oleh :
1. Dian Pertiwi ( 14334004 )
2. Ida Purwati ( 14334005 )

DEFINISI SALEP
Menurut FI.IV. Salep adalah sediaan setengah
padat ditujukkan untuk pemakaian topikal pada
kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau
tengik kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat
dalam salep yang tidak mengandung obat keras
atau narkotika adalah 10 %.

KOMPONEN SALEP

1.

2.

DASAR SALEP,yaitu :
Dasar salep hidrokarbon : vaselin putih, vaselin
kuning, campuran vaselin dengan cera, paraffin
cair, paraffin padat, minyak nabati.
Dasar salep serap ( salep lemak bulu domba ) :
Adeps lanae, unguentum simplex (cera
flava:oleum sesami=30:70), hydrophilic
petrolatum (vaselin alba:cera alba:stearyl
alkohol:kolesterol=86:8:3:3).

3.

4.

Dasar salep dapat dicuci dengan air : emulsi tipe


m/a (vanishing cream), emulsifying ointment
B.P., emulsifying wax, hydrophilic ointment.
Dasar salep larut air : Poly Ethylen Glycol
(PEG), campuran PEG+tragacanth+gummi
arabicum.

1.
2.
3.
4.
5.

BAHAN OBAT, yaitu :


Zat padat dan larut dalam dasar salep :
Camphorae, pellidol, iodium
Zat padat larut dalam air : Protargol, Colargol,
Argentum nitrat, Fenol
Bahan obat yang dapat larut dalam air tetapi
tidak boleh dilarutkan dalam air : Hydrargyri
Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu
massa salep : Ichtyol, Gliserin, Marmer album
Zat padat tidak larut dalam air : Acidum boricum
(diambil bentuk yang pulveratum)

KARAKTERISTIK SALEP
Stabil, selama masih dipakai dalam masa
pengobatan. Maka salep harus bebas dari
inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan
kelembaban yang ada dalam kamar.
Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus
dan seluruh produk menjadi lunak dan
homogen, sebab salep digunakan untuk kulit
yang teriritasi, inflamasi dan ekskoriasi.

Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi


adalah yang paling mudah dipakai dan
dihilangkan dari kulit.
Dasar salep yang cocok adalah dasar salep
yang kompatibel secara fisika dan kimia
dengan obat yang dikandungnya.
Terdistribusi secara merata, obat harus
terdistribusi merata melalui dasar salep padat
atau cair pada pengobatan.

KETENTUAN UMUM CARA


PEMBUATAN SALEP
I.

II.

Peraturan Salep Pertama


zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak
dilarutkan kedalamnya, jika perlu dengan
pemanasan.
Peraturan Salep Kedua
bahan-bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak
ada peraturan lain dilarutkan terlebih dahulu
dengan air, asalkan air yang digunakan dapat
diserap seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air
yang dipakai dikurangi dari basis.

III.

IV.

Peraturan Salep Ketiga


bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat
larut dalam lemak dan air, harus diserbuk lebih
dahulu kemudian diayak dengan pengayak B40.
Peraturan Salep Keempat
salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan,
campurannya harus digerus sampai dingin.

EVALUASI SALEP

Daya Menyerap Air


Daya menyerap air diukur sebagai bilangan air,
yang digunakan untuk mengkarakterisasikan basis
absorpsi. Bilangan air dirumuskan sebagai jumlah
air maksimal (g), yang mampu diikat oleh 100 g
basis bebas air pada suhu tertentu (umumnya 15-20 o
C) secara terus-menerus atau dalam jangka waktu
terbatas (umumnya 24 jam), dimana air tersebut
digabungkan secara manual.

Kandungan Air
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk menentukan
kandungan air dalam salep:
1. Penentuan kehilangan akibat pengeringan.
2. Cara penyulingan.
3. Cara titrasi menurut Karl Fischer.
Konsistensi
Konsistensi merupakan suatu cara menentukan sifat berulang,
seperti sifat lunak dari setiap sejenis salap atau mentega,
melalui sebuah angka ukur. Untuk memperoleh konsistensi
dapat digunakan metode sebagai berikut:
Metode penetrometer dan Penentuan batas mengalir praktis

Penyebaran
Penyebaran salep diartikan sebagai kemampuan
penyebarannya pada kulit.Penentuannya dilakukan
dengan menggunakan entensometer.
Termoresistensi
Dihasilkan melalui tes berayun.Dipergunakan untuk
mempertimbangkan daya simpan salep di daerah
dengan perubahan iklim (tropen) terjadi secara nyata
dan terus-menerus.
Ukuran Partikel
Untuk melakukan penelitian orientasi, digunakan
grindometer yang banyak dipakai dalam industri
bahan pewarna.

CONTOH RESEP
R/ Zinci Oxydi
1
Vaselini albi
9
m.d.s.ad us.ext.
Ayak ZnO dengan pengayak no. 100 dan ditimbang
serbuk yang telah diayak tersebut 1 gram.Panaskan
mortar dan stamfer dengan menuangkan air
panas.Masukkan kurang lebih 1 gram Vaselin dalam
mortar panas, diaduk dan digerus sampai homogen.

DEFINISI KRIM
Menurut FI IV krim adalah bentuk sediaan
setengah padat, mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan
dasar yang sesuai. Yang istilah ini secara
tradisional telah digunakan untuk sediaan
setengah padat yang mempunyai konsistensi
relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam
minyak atau minyak dalam air.

CONTOH RESEP KRIM


R/ Bentonit 20
glycerin 10
Aq.dest. 70
m.f.ungt.
Cara pembuatan :
taburkan bentonit dalam campuran aqua dan
glycerin hangat,aduk biarkan sampai bentonit
larut.

DEFINISI PASTA
Menurut FI,IV, pasta adalah sediaan semi padat
yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topikal.

BAHAN DASAR PASTA


Bahan dasar pasta yang sering dipakai adalah
vaselin, lanolin, adeps lanae, ungt.Simplex,
minyak lemak dan paraffin liquidum yang sudah
atau belum bercampur dengan campuran lainnya.

KARAKTERISTIK PASTA
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Daya absorbsi pasta lebih besar.


Sering digunakan untuk mengabsorbsi sekresi cairan serosal
pada tempat pemakaian.
Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan
untuk pemakaian luar/topikal.
Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.
Memiliki persentase bahan padat lebih besar daripada salep
yaitu mengandung bahan serbuk (padat) antara 40%-50%.

METODE PEMBUATAN PASTA

a)

b)

Pembuatan Skala laboratorium


Pembuatan pasta dilakukan dengan dua metode :
Pencampuran
Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala
cara sampai sediaan yang rata tercapai.
Peleburan
Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan
dengan meleburkannya secara bersamaan, kemudian
didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai
mengental.Komponen-komponen yang tidak dicairkan
biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang
mengental setelah didinginkan dan diaduk.


a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)

Pembuatan skala industri


Penentuan bahan yang berkualitas.
Tes sterilisasi awal.
Sterilisasi terminal dari pasta.
Filtrasi agar jenih.
Pengerjaan penampilan.
Penggunaan LAF
Uji stabilitas obat.
Tonisitas.
Viscositas.
Pengemasan.
Pemeriksaan hasil dengan teliti

DEFINISI GEL

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, gel disebut jeli,


merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang
dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul
organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Menurut Formularium Nasional, gel adalah sediaan
bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari
zarah kecil senyawa anorganik atau makromolekul
senyawa organik, masing-masing terbungkus dan
saling terserap oleh cairan.

FORMULASI GEL
Formulasi Asam Borat (antiseptik)
R/ Asam Borat 40mg
Nipagin
10mg
CMC-NA
598mg
mf. Gelly
s.u.e

1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Cara pembuatan:
Disiapkan alat dan bahan,kemudian disetarakan timbangan.
Ditimbang CMC-Na 598 mg dan disiapkan air panas 9,372 ml digelas
ukur.
Air panas dimasukkan kedalam mortir kemudian ditaburkan CMC-Na
secara merata diatas air panas kemudianditunggu 30 menit hingga
mengembang.
Sambil menunggu CMC-NA mengembang, ditimbang asam borat 40
mg dilarutkan dengan air panas ad larut.
Ditimbang nipagin 10 mg.
Setelah CMC-Na mengembang kemudian digerus ad homogen.
Dimasukkan asam borat kedalam mortir no. (6) digerus ad homogen.
Dimasukkan nipagin kedalam mortir no. (7) digerus ad homogen hingga
membentuk gel.
Massa gel yang telah terbentuk dimasukkan dalam wadah dan diberi
etiket berwarna biru.

PLESTER

Plester ialah perban kecil yang digunakan pada luka yang


tidak begitu serius untuk diberi perban besar.
Plester ditemukan oleh Earle Dickson pada tahun 1920.
Plester berguna melindungi luka dari terbentur, rusak, atau
kotor.Plester biasanya ditutupi oleh tenunan, plastik, atau
karet lateks yang memiliki kemampuan rekat.Meskipun
terdapat banyak vatiasi plester dengan fungsi perlindungan,
terdapat pula jenis yang khusus untuk kesempatan tertentu,
seperti untuk kedokteran olahraga, pemegang makanan, dan
rehabilitasi. Misalnya Band-Aid, Curad, Nexcare, Kinesio
Tape, McConell Tape, Micropore, Vetrap, dll.
Plester yang berfungsi menyebarkan pengobatan ke kulit alihalih melindungi luka disebut plester transdermal.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai