Pendahuluan
Latar Belakang
Kabupaten Fakfak sebagai sentra pala di Provinsi Papua Barat, khususnya pala papua
(Myristica argentea ware). Fakfak sebagai penyumbang Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) terbesar ketiga setelah subsektor kehutanan dan perikanan. jumlah daging pala
yang cukup besar yaitu sebanyak 1.162.691 ton per tahun selama ini belum dikelola dengan
baik. Apabila dikelola dengan baik maka dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi
petani pala maupun industri rumah tangga dalam emningkatkan kesejahteraannya. Melihat
potensi tersebut, pengembangan produk komoditas pala papua merupakan lahan investasi
yang mempunyai prospek yang cukup baik. Analisis mendalam diperlukan, salah satunya
pengambilan keputusan dalam penentuan lokasi industri.
Kemampuan dalam pengambilan
keputusan secara cepat, tepat sasaran dan dapat
dipertanggungjawabkan
adalah kunci
keberhasilan
dalam persaingan
global.
Namun,
sebelum dilakukan proses pengambilan keputusan dari berbagai alternatif yang ada
dibutuhkan adanya suatu kriteria yang dapat menjawab satu pertanyaan mengenai seberapa
baik suatu alternatif dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Untuk itu, kendalakendala tersebut
dapat
diatasi
dengan
menerapkan
metode
Analyticalal
Hierarchy
Process
(AHP). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis dan strategi pengembangan lokasi
industri daging pala untuk dikembangkan di Kabupaten Fakfak.
Tujuan
Tujuan dari penulisan critical review jurnal ini adalah untuk meringkas dan mengevaluasi
tulisan pada jurnal dengan judul Penentuan Lokasi Industri Pala Papua Berdasarkan Proses
Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process) dan Aplikasi Sistem Penunjang Keputusan
(SPK) di Kabupaten Fakfak. Selain itu, dengan membaca jurnal lain yang serupa kemudian
membandingkannya dengan jurnal yang diambil, sehingga dapat memberikan tinjauan dari
evaluasi mengenai keunggulan dan kelemahan untuk jurnal yang diambil tersebut.
memilih
alternatif
tiap
4. Melakukan
pengujian
konsitensi
didapatkan pada setiap tingkat hierarki..
elemen
terhadap
masalah
perbandingan
pada
antar
hierarki
elemen
dapat
dengan
yang
Metode Penelitian
Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer untuk penentuan
lokasi agroindustri yang diperoleh dengan cara wawancara dengan pelaku usaha dan
dinas terkait, yaitu Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinas Perindagkop),
Dinas Pertanian dan Perkebunan, dan Bappeda Kabupaten Fakfak. Selain itu, terdapat ata sekunder
yang
berupa data distrik
yang
ada di Kabupaten Fakfak
yang dijadikan
daerah pengembangan pala papua.
Penentuan lokasi industri potensial
Pada
tahap
ini
dilakukan
pemilihan
lokasi
agroindustri
potensial
untuk
pengembangan pala papua dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) dengan cara wawancara dengan pelaku usaha dan dinas terkait sebagai
responden.
Tahap
terpenting
dalam
AHP
adalah
penilaian
dengan
teknik
komparasi
berpasangan terhadap aktor-aktor suatu tingkat hierarki. Penilaian dilakukan dengan
memberikan bobot numerik dan membandingkan antara satu elemen dengan elemen
lainnya. Tahap selanjutnya adalah melakukan sintesa terhadap hasil penilaian untuk
menentukan elemen mana yang memiliki prioritas tertinggi dari terendah. Skala koparasi
yang digunakan adalah 1 sampai 9. Diawali dengan penyusunan matriks individu,
kemudian matriks pendapat gabungan dilanjutkan dengan pengolahan horizontal dan
pengolahan vertikal, sehingga diperoleh skala prioritas lokasi agroindustri potensial
untuk pengembangan pala papua.
Perancangan Sistem
Terdiri atas perancangan sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis
model, sistem pengolahan pusat, dan sistem dialognya.
Pemodelan Sistem
ecara garis besar Sistem Penunjang Keputusan (SPK) yang akan dibuat terdiri
atas dua komponen sistem, yaitu sistem manajemen basis data yaitu sistem yang terdiri
dari sekumpulan data dan sistem manajemen basis model yaitu sistem yang terdiri dari
sekumpulan model. Sistem yang satu dapat berinteraksi secara timbal balik dengan
sitem lainnya melalui sistem pengolahan pusat. Pusat pengolahan sistem ini menerima
sinyal dari sistem manajemen dialog yang bersifat interaktif dengan pengguna.
Model yang digunakan pada tahapan ini adalah Model Perbandingan Eksponensial
(MPE). Sistem akan menghitung dan menampilkan 3 lokasi agroindustri potensial dari
data tahapan sebelumnya yaitu tahap penentuan lokasi agroindustri potensial dengan
metode AHP.
Implementasi Dan Verifikasi
Hasil rancangan diimplementasikan ke dalam suatu bentuk model paket program
komputer. Pengembangan model Sistem Penunjang Keputusan (SPK) ini dilakukan
menggunakan perangkat lunak Visual Basic 6.0 untuk pengembangan keseluruhan
sistem dan Microsoft Access 7.0 untuk pengembangan manajemen basis data.
Hasil Penelitian
Berikut Merupakan Bobot Enam Alternatif Lokasi Industri.
Tabel 1 Bobot 6 Alternatif Lokasi Industri
Pada tahap ini dihitung nilai bobot dari keenam distrik untuk ditentukan lokasi yang
paling diprioritaskan menjadi lokasi industri menurut skala prioritas hasil wawancara dan
dihitung dengan metode AHP. Berdasarkan hasil dari Tabel 1 tersebut, dapat disimpulkan
bahwa Distrik Fakfak Barat merupakan lokasi industri yang paling potensial untuk
pengembangan industri pala papua dengan bobot 0,2975.
1. Perancangan Sistem
Perancangan SPK perencanaan lokasi industri pala papua berdasarkan atas sistem
yang dikaji, meliputi perancangan sistem manajemen basis data, sistem manajemen
basis model, sistem pengolahan pusat, dan sistem dialognya.
2. Pemodelan Sistem
Berdasarkan data yang sudah diperoleh sebelumnya di Tabel 1, verifikasi dilakukan
terhadap 6 distrik yang ada di Kabupaten Fakfak. Penentuan dan pembobotan kriteria
dari hasil
wawancara selanjutnya
akan dihitung
dengan menggunakan
Metode
Perbandingan Eksponensial (MPE) untuk memilih 3 lokasi agroindustri potensial dari 6
lokasi potensial.
Masukan model analisa lokasi agroindustri potensial dibedakan menjadi 2, yaitu
input statis yang tersedia dalam sistem berupa data prioritas lokasi agrindustri (Tabel 1) dan input
dinamis berupa data yang di input oleh pengguna. Input dinamis merupakan
nilai alternatif lokasi untuk setiap kriteria. Keluarannya berupa urutan 3 prioritas alternatif
lokasi yang paling potensial untuk pengembangan pala papua berdasarkan nilai MPE.
3. Implementasi Dan Verifikasi
Pengguna diminta menginput data beberapa alternatif lokasi industri potensial dan
nilai untuk masing-masing alternatif lokasi. Skala penilaian yang disarankan adalah nilai
genap (2,4,6,8). Bobot setiap kriteria pemilihan lokasi diambil dari hasil AHP. Nilai-nilai
alternatif lokasi telah diinput dan dihitung dengan Metode Perbandingan Eksponensial
(MPE). Keluaran yang dihasilkan oleh model Analisa Prioritas Lokasi industri adalah
urutan prioritas alternatif lokasi yang paling potensial untuk lokasi pengembangan
agroindustri pala papua. Urutan tersebut diperoleh dari nilai total perhitungan MPE
masing-masing alternatif lokasi.
Tabel 2 Contoh Hasil Perhitungan Model Analisa Prioritas Lokasi Agroindustri Potensial
- Kelebihan
Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan kelemahan dalam system
analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah :
Kesatuan (Unity)
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang
fleksibel dan mudah dipahami.
Kompleksitas (Complexity)
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan
pengintegrasian secara deduktif.
Saling ketergantungan (Inter Dependence)
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerluka n
hubungan linier.
Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)
AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke levellevel yang berbeda dari masing- masing level berisi elemen yang serupa.
Pengukuran (Measurement)
AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.
Konsistensi (Consistency)
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentuka n
prioritas.
Sintesis (Synthesis)
AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing- ma s ing
alternatif.
Trade Off
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu
memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)
AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang
berbeda.
Pengulangan Proses (Process Repetition)
AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangka n
penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.
KELEMAHAN
Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli
sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak
berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak
ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk
APLIKASI AHP
AHP sendiri Dapat Menghasilkan Aplikasi Sebagai Berikut :
1. Membuat suatu set alternatif;
2. Perencanaan
3. Menentukan prioritas;
4. Memilih kebijakan terbaik setelah menemukan satu set alternatif;
5. Alokasi sumber daya
6. Menentukan kebutuhan/persyaratan;
7. Memprediksi outcome;
8. Merancang sistem;
9. Mengukur performa;
10.Memastikan stabilitas sistem;
11.Optimasi;
12.Penyelesaian konflik