Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

ANALISA WILAYAH PERKOTAAN TABANAN


4.1. Analisis Wilayah yang Lebih Luas
dalam penyusunan rencana tata ruang kesinambungan suatu daerah dengan
lain memiliki posisi yang penting dalam perencanaan. Hal ini berhubungan dengan
suatu kondisi dasar yang lebih luas dimana setiap aspek regional berpengaruh
secara langsung ke wilayah local. Analisis dengan wilayh lingkup yang lebih luas
mempunyai keluaran hubungan apa saja yang terjadi sehingga dapat memajukan
dan memaksimalkan perencanaan di wilayah local, yaitu perkotaan kecamatan
Tabanan.
4.2. Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik
Lahan pada kawasan/wilayah perencanaan merupakan Sumber Daya Alam
yang memilki Keterbatasan dalam menampung kegiatan manusia dalam
pemanfaatannya. Banyak contoh kasus kerugian ataupun korban yang disebablkan
oleh ketidaksesuian pengunaan lahan yang melampaui kapasitasnya. Untuk itu,
perlu dikenali sedini mungkin karakteristik fisik suatu wilayah maupun kawasan
yang dapat dikembangkan untuk dimanfaatkan oleh aktifitas manusisa. Adapun
analisa yang harus dilakukan untuk aspek fisik sendiri yaitu sebagai berikut :
4.2.1. Analisa Kondisi Fisik
!

Topografi
Aspek topografi menggambarkan kelerengan dari suatu wilayah.
Dilihat dari keadaan topografinya Kecamatan Tabanan terletak
pada ketinggian __________ di atas permukaan laut dan terletak
pada kelerengan yang datar ______. Ketinggian daratan di Kota
Tabanan berkisaran antara ______diatas permukaan laut (dpl).
Tabel
Analisa Kelerengan Kecamatan Tabanan

Geologi
Aspek geologi ini menjelaskan tentang kondisi batuan di suatu
wilayah dan untuk Kecamatan Tabanan sendiri merupakan
daratan ____________|

Jenis Tanah
Aspek ini menggambarkan tentang keadaan atau jenis tanah yang
terdapat di Kecamatan Tabanan. Untuk jenis tanah yang terdapat
di Kecamatan Tabanan sendiri yaitu, ___________

Hidrologi
Aspek hidrologi merupakan gambaran tentang permukaan air
tanah dan pengunaan air pada suatu wilayah. Untuk Kecamatan
Tabanan sendiri aspek hidrologinya sudag cukup baik, karena
banyak penduduk sudang menggunakan PDAM, selain itu juga
ada yang menggunakan sumur gali. Disamping itu Kecamatan
Tabanan pun dialiri oleh sungai Yeh Gangga dan saluran irigasi.

Klimatologi
Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh iklim, keadaan
topografi dan pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah
hujan beragam antar waktu. Curah hujan yang ada di kecamatan
Tabanan ___________.

4.2.2. Analisa Kemampuan Lahan


Analisis ini dilaksanakan untuk memperoleh gambaran tingkat
kemampuan lahan untuk dikembangkan sebagai perkotaan, sebagai
acuan bagi arahan-arahan kesesuaian lahan pada tahap analisis
berikutnya. Data-data yang dibutuhkan meliputi peta-peta hasil
analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) yang meliputi :
!

SKL Morfologi
Kondisi morfologi Kecamatan Tabanan sendiri beradapa pada
kelerengan _______ yang artinya kemampuan lahan yang dimiliki
berdasarkan morfologinya rendah. Ini berarti tanahnya datar dan
mudah dikembangan sebagai tempat permukimann dan budi daya.

SKL Kemudahan Dikerjakan

Wilayah Kecamtan Tabanan teletak pada kelerangan yang relative


datar sehingga sangat mudah untuk dijangkau.
!

SKL Kestabilan Lereng


Ketabilan lereng Kecamatan Tabanan sangat tinggi karena kondisi
kelerengannya sendiri datar yang artinya bahwa lahan yang ada di
Kecamatan Tabanan sangat aman untuk dipergunakan sebagai
kawasan budidaya baik perumahan ataupun peruntukan lahan
lainnya.

SKL Kestabilan Pondasi


Kestabilan

pondasi

artinya

kondisi

lahan/wilayah

yang

mendukung stabil atau tidaknya suatu hubungan atau kawasan


terbangun. SKL ini diperlukan untuk memperkirakan jenis
pondasi wilayah terbangun.
Wilayah Kecamatan Tabanan termasuk dalam kriteria daya
dukung dan kestabilan pondasi yang tinggi. Kestabilan pondasi
tinggi artinya wilayah tersebut akan stabil untuk pondasi
bangunan apa saja atau untuk segala jenis pondasi.
!

SKL Untuk Drainase


Di Kecamatan Tabanan sering terjadi adanya genangan-genangan
air, terlebih lagi stelah hujan deras. Hal ini dikarenakan
permukaan tanah yang relative datar sehingga air tidak mudah
mengalir bahkan sulit untuk mengalir. Dan satuan kemampuan
lahan untuk Kecamatan Tabanan sendiri termasuk dalam kriteria
SKL drainase ________.

SKL Terhadap Erosi


Erosi berarti mudah atau tidaknya lapisan tanah terbawa air atau
angina. Erosi tinggi berarti lapisan tanah mudah terkelupas dan
terbawa oleh angin dan air. Erosi rendah berarti lapisan tanah
sedikit terbawa oleh angina dan air. Tidak ada erosi berarti lapisan
tanah sedikit terbawa oleh angin dan air. Tidak ada erosi berarti
tidak ada pengelupasan lapisan tanah dan Kecamatan Tabanan
termasuk dalam kriteria tidak erosi karena wilayahnya yang
relative datar.

_____________
!

SKL Pembuangan Limbah


SKL pembuangan limbah adalah tingkatan untuk memperlihatkan
wilayah tersebut cocok atau tidak sebagai lokasi pembuangan.
Sedangkan wilayh Kecamatan Tabanan sangat mendukung untuk
dijadikan tempat pembuangan limbah.

SKL Terhadap Bencana Alam


Kecamatan Tabanan memiliki kelerengan yang _______________

Peta 4.1 : Analisa Kemampuan Lahan

4.2.3 Analisa Kesesuaian Lahan


Maksud kesesuaian lahan adalah kesesuaian lahan pengunaan lahan
berdasarkan skor yang telah ditentukan/standar untuk mengetahui
bentang alam yang digunakan sebagai kawasan budidaya maupaun
kawasan non budidaya.
Sesuai SK MENTAN No.837 Tahun 1980, parameter yang digunakan
untuk kesesuaian lahan ini adalah :
1. Instesitas Curah Hujan
Merupakan rata-rata curah hujan dalam mm setahun di suatu
tempat di bagi dengan rata-rata jumlah hari hujan setahun di
tempat bersangkutan. Untuk nilai skor untuk cuh hujan sebagai
berikut :
!

Kelas I (sangat rendah) : Intensitas cuha hujan hujannya 013,6 mm/hari

Kelas II (rendah) : Intensitas curah hujannya 13,6-20,7


mm/hari

Kelas III (sedang) : Intensitas curah hujannya 20,7-22,7


mm/hari

Kelas IV (tinggi) : Intensitas curuh hujannya 22,7-34,8


mm/hari

Kelas V (sangat tinggi) : Intensitas curuh hujannya >34,8


mm/hari

Kecamatan

Tabanan

memiliki

intensitas

curah

hujan

________
2. Kelerengan Lahan
Kecamatan Tabanan terletak pada kelerengan yang datar
________. Berikut merupakan klasifikasi kelerengan lahan :
!

Kelerengan kelas I (datar) : 0-8 %

Kelerengan kelas II (landau) : 8-15 %

Kelerengan kelas III (agak curam) : 15-25 %

Kelerengan kelas IV (curam) : 25-45 %

Kelerengan kelas V (sangat curam) : >45%

3. Kepekaan Terhadap Erosi

Jenis tanah suatu wilayah juga akan berpengaruh pada


kepekaan suatu lahan terhadap adanya suatu erosi. Jenis tanah
yang terdapat di Kecamatan Tabanan ________
!

Kelas I (rendah/tidak peka) : Aluvial, tanah glei,


planosol, hidromorf kelabu dan laterit air tanah.

Kelas II (sedang/agak peka) : Latosol, regosol

Kelas III (tinggi/kurang peka) : kambisol, mediteran,


tanah brown forest, non calcic brown.

Kelas IV (sangat tinggi/peka) : Vertisol, andosol,


grumosol, laterit, podsol dan podsolik.

Kelas V (amat sangat tinggi/sangat peka) : Litosol,


organosol, rendzina, regosol.

4.2.4. Analisa Daya Tampung Lahan


Analisa

daya

tamping

penduduk

maksimun

bertujuna

untuk

mengetahui daya tamping maksimum suatu wilayah perencanaan


terhadap

jumlah

pneduduk.

Metode

yang

digunakan

dalam

menganalisa daya tamping ini dengan perbandingan unit untuk rumah


kecil, sedang dan besar adalah 6:3:1. Adapun asumsi yang digunakan
dalam menganalisis daya tamping adalah sebagi berikut :
a. Luas kavling eksisting tipe besar 200m2 , tipe sedang 80 m2,
dan tipe kecil 50 m2 maka totalnya 330 m2.
b. Lahan yang dibutuhkan untuk fungsi RTH berdasarkan standar
PU yaitu 30% dari total wilayah perencana.
c. Luas lahan yang dibutuhkan untuk fungsi prasarana dan sarana
70%. Yang dibagi lagi untuk fungsi sarana khususnya
permukiman/perumahan 60%, maka yang terisisa adalah 40%
untuk

sarana

dan

prasarana

diluar

fungsi

permukiman/perumahan.
Adapun analisa daya tampung Kecamatan Tabanan adalah
sebagai berikut :

a.

Rumah Terbuka Hijau

: 30 % x 1094 Ha = 328,2 Ha

b.

Sarana Prasarana

: 1094 Ha 328,2 Ha = 765,8 Ha


: 40% x 756,8 Ha = 306,32 Ha

c.

Perumahan

: 765,8 Ha 306,32 Ha= 459,48 Ha (4.594.800


m 2)
: 4.594.800m2: 330 m2
:13.924 m2

d.

Daya Tampung

: (13.924 x 0.6) x 6= 50.126 Jiwa


: (13.924 x 0.3) x 6 = 25.063,2 Jiwa
: (13.924 x 0.1) x 6 = 8.354 Jiwa

Berdasarkan hasil analisa daya tampung Kecamatan Tabanan


diatas deng luas wilayah layak bangun _______ dapat
diketahui bahwa wilayah Kecamatan Tabanan yang mampu
menampung fasilitas perumahan yaitu _____, untuk kavling
besar ______, kavling sedang ______ dan kavling kecil_____.

Peta 4.2 : Fungsi Kesesuian Lahan/Kawasan

Peta 4.3: Kawasan Konservasi

4.3. Analisa Sosial Budaya


Sebagaian besar penduduk di Kecamatan Tabanan merupakan suku Bali.
Keberadaan dari dominannya suku ini mempengaruhi hal-hal yang penting dalam
kebudayaan, kehidupan sosial dan kebiasaan hidup masyarakatnya. Adat istiadat
dan kebudayaan ini dapat diamati dari adanya adat dan budaya masyarakat yang
masih dipertahankan di wilayah perencanaan yang menonjolkan budaya Bali. Adat
dan budaya ini menyebabkan hubungan sosial diantara masyarakat menjadi lebih
erat, dimana hubungan kekeluargaan masih tetap di utamakan dan ditinjolkan.
Kondisi ini juga didukung dengan karakteristik persebaran penduduknya yang
cenderung mengelompok pada permukiman umum/perkampungan, dimana jarak
antar rumah yang satu denga yang lainnya cenderung berdekatan, sehingga
hubungan antar manusianya menjadi lebih akrab. Hubungan sosial terbukti dengan
adanya kegiatan gotong royong antar masyarakat dalam pembangunan sarana dan
prasarana permukiman, kerja bakti maupun kegiatan ronda. Selainya itu juga
terdapat sejumlah kecil perkumpulan seperti kelompok tani, kelompok usaha
ternak, PKK, dan lain semestinya.
Selain sistem sosial budaya termaksudkan diatas, terdapat juga faktor agama
yang mempengaruhi kebiasaan hidup masyarakat di dalam wilayah perencanaan
Kecamatan Tabanan. Adapun berdasarkan faktor agama, di Kecamatan Tabanan
sebagian besar masyarakat memeluk agama Hindu. Hal tersebut bisa dilihat dari
data Kecamatan Dalam Angka maupun hasil survey primer. Dari hasil survey dapat
dibuktikan dengan banyaknya Pura yang tersebar di 7 desa. Berdasarkan latar
belakang agama ini nantinya akan menimbulkan adat dan kebiasaan masyarakat
yang lainnya, seperti ________.
Partisipasi masyarkat juga menggunakan faktor penting yang perlu dibangun
dan dikembangkan da;am upaya pemanfaatan ruang. Hal ini berkaitan dengan
keterbitan masyarakat dalam suatu wilayah. Indicator yang digunankan adalah
berdasarkan karakteristik sosial budaya, dimana dalam pengembangan suatu
wilayah

diperlukan

juga

sosialisasi

kepada

masyakarat

sehingga

dalam

perencaannya tidak bertengan dengan norma atau adat istiadat masyarkat setempat.
Berdasarkan indicator-indikator tersebut, karakteristik sosisal budaya masyarakat di
wilayah perencanaan adalah sebagai berikut :
" Norma yang berlaku

Norma yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat umumnya berupa


norma agama, norma kesusilaan dan norma kemasyakarat lainnya.
Norma agama umumnya diatur untuk mengatur hubungan kekerabatan
antar manusia dengan Tuhannya serta hubungan manusia yang satu
dengan manusia yang lainnya. Sedangkan norma kesusilaan dan norma
kemasyarakat umumnya mengatur hubungan manusia dengan manusia
yang

lainnya,

dalam

kehidupan

rumah

tangga,

bertetangga,

berorganisasi, mengatur hubungan antara yang muda dengan yang tua,


dan sebaliknya, antar pemimpin dan bawahannya serta antar sesame
sebagi makhluk ciptaan Tuhan. Norma-norma tersebut merupakan
pedoman alami yang digunakan oleh seluruh masyarakat.
" Adat istiadat yang masih berlaku
Adat istiadat yang masih berlaku dimasyarakat ini tidak terlepas dari
kebudayaan Bali, karena mayoritas penduduk merupakan etnis Bali.
Kesamaan etnit yang dimiliki penduduk memudahksn mereka untuk
bergual antara satu dengan lainnya, sehingga menimbulkan keakraban
antar masyarakatnya. Adapun perwujudan dan adat istiadat di
masyrakat umumnya ditunjukan dalam bentuk kegiatan maupun acara
seperti acara ritual perkawinan dan kematian. Adat istiadat yang masih
berlaku ini perlu dipertahankan dilestarikan, sehingga tidak merubah
karakteristik dan budaya asli masyarakat.
" Jenis lembaga/organisasi yang diikuti masyrakat
Lembaga/organisasi

yang

diikuti

oleh

masyrakat

di

wilayah

perencaanan antara lain berupa organisasi Ibu PKK, kelompok tani,


kelompok usaha masyarakat dan diperuntukan bagi masyarakat itu
sendiri. Melalui aktifitas organisasi ini masyarakat dapat meningkatkan
hubungan sosialnya serta produktifnya. Adanya lembaga atau organisasi
masyarakat ini perlu dikembangkan sebagai fasilitator pemerintah
dalam

berhubungan

dengan

masyarakat,

terutama

dalam

hal

pengembangan wilayah.
" Tokoh masyarakat yang dihormati
Dalam hidup bermasyarakat umumnya terdapat beberapa orang yang
diangggap sebagai paling paham mengenai urusan agama maupun

kemasyarakatan, seperti pendeta ataupun pemangku adat. Tokoh seperti


ini umumnya dihormati dan disegani oleh masyarakat.
" Sistem kegotongroyongan
Sistem kegotongroyongan masyarakat di wilayah perencanaan masih
tergolong erat. Hal ini terlihat dari adanya aktifitas ronda maupun kerja
bakti dalam membangun sarana permukiman. Dalam hal ini sikap
kegotongroyongan perlu ditingkatkan untuk menunjang kenyamanan
hidup masyarakat.
4.3.2. Sosial
Kependudukan adalah salah satu komponen yang penting dalam
merencanakan suatu kota. Dengan adanya kependudukan maka
perputaran arus barang dan arus ruang akan menjadi keseimbangan.
Analisis kepndudukan yang dilakukan adalah mencakup tingkat
pertumbuhan penduduk dan proyeksi jumlah penduduk untuk tahuntahun yang akan datang.
Analisa kependudukan bertujuan untuk mengetahui proyeksi
penduduk di Kabupaten Tabanan beserta mengetahui pertumbuhan
penduduk setiap tahunnya, apakah kabupaten tersebut terjadi
peningkatan penduduk atau sebaliknya, hal ini bertujuan untuk
menciptakan pertumbuhan dan penyebaran penduduk yang merata dari
tahun ketahun.
4.3.2.1. Analisa Pertimbuhan Penduduk
Untuk merencanakan pembangunan teknis yang sesui
dengan kebutuhan masyarakat maka perlu dilakukan
proyeksi penududuk tahun-tahun mendatang. Diaman
jangka dan skala waktu proyeksi diambil dengan jarak 20
tahun terhitung dari tahun 2014. Untuk mengetahui proyeksi
jumlah penduduk 20 tahun mendatang, maka digunakan
rumus berikut.
Untuk Analisa Proyeksi jumlah penduduk di 7 desa
Kecamatan Tabanan digunakan metode eksponensial. Hal
ini di karenakan jumlah penduduk

stabil dan terus

mengalami kenaikan. Untuk lebih lengkapnya dapat pada


tabel dibawah ini.
Tabel
Analisa Tingkat Pertumbuhan Penduduk
No

Tahun

Jumlah Penduduk

Tingkat Pertumbuhan

(Jiwa)
1

2010

44.791

0.00

2011

45.046

0.00569

2012

47.476

0.05394

2013

47.849

0.00785

2014

48.100

0.00524

Rata-rata

Rumus pertumbuhan penduduk =

0.07272

Penduduk Akhir Penduduk Awal


Penduduk Awal

Metode Ekponesial
Pn#=#Po#(#1#+#r)#n#
Keterangan :
Pn

: Jumlah Penduduk yang di cari

r : Rata-rata Pertumbuhan

Po

: Jumlah penduduk awal

n : Interval tahun

Tabel
Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan Tabanan
Tahun 2014-2034
No

Desa/Kelurahan

Bongan

Gubug

Dauh Peken

Delod Peken

Dajan Peken

Subamia

Denbantas

Proyeksi penduduk
2014

2019

2024

4.3.2.2. Analisa Kepadatan Penduduk

2029

2034

Analisa

kepadatan

penduduk

sangat

diperlukan untuk mengetahui tingkat kepadatan


penduduk pda masa yang akan datang. Dari hasil
analisa kepadatan penduduk di dapat pertambahan
penduduk setiap 5-20 tahun mendatang dari tahun
2014-2034. Untuk memperoleh data kepadatan
penduduk penduduk dapat diketahui dari jumlah
penduduk di bagi luas area. Rumus yang digunakan
adalah sebagi berikut :
Kepadatan(Penduduk(=

Jumlah(Penduduk(Tahun(Eksisting
Luas(Wilayah

Selain itu juga proyeksi penduduk ini dpaat di


jadikan sebagi pembantu

dalam penempatan

proyeksi fsilitas pda rencana ke depan. Berikut ini


adalah tabel hasil analisa penduduk tahun 20142034.
Tabel
Proyeksi Jumlah Kepadatan Penduduk per Desa
Tahun 2014-2034
No

Desa/Kelurahan

1#

Bongan

2#

Gubug

3#

Dauh Peken

4#

Delod Peken

5#

Dajan Peken

6#

Subamia

7#

Denbantas

Luas
Desa
(Ha)
445
512
449
448
464
238
515

Kepadatan Penduduk
2014

2019

2024

2029

2034

4.3.2.3. Analisa Proyeksi Penduduk Menurut Umur


Analsisa penduduk umur bertujuan untuk mengetahui
jumlah penduduk produktif dan nini produktif serta untuk
mengetahui proyeksi jumlah penduduk menurut tingkat
pendidikan. Untuk mengetahui proyeksi jumlah penduduk
menurut umur terlebih dahulu menghitung prosentase
jumlah penduduk tiap kelompok umur dalam lima tahun
terakhir.
Rumus yang digunakan untuk menghitung prosentase
jumlah penduduk adalag sebagi berikut :
Prosentase)Jumlah)Penduduk)=))Penduduk)Kelompok)Umur)Tahun)n)
)Penduduk)Tahun)n)

Setelah mendapatkan prosentase penduduk menurut


umur di atas, selanjutnya dapat memproyeksi jumlah
penduduk menurut umur 20 tahun ke depan, dengan
menggunakan rumus :
)Penduduk)yang)Dicari)=))Pn)X)Pu)

Keterangan :
Pn

= Jumlah Penduduk Proyeksi

Pu

= Rata rata Prosentase Penduduk Menurut Umur


" Analisa Proyeksi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan
perkembangan suatu daerah dan juga mempengaruhi kemajuan
daerah tersebut.
Proyeksi jumlah penduduk menurut usia sekolah bertujuan untuk
mengetahui jumlah penduduk menurut kelompok usia pendidikan
pada masa yang akan datang. Dalam memproyeksikan jumlah
penduduk menurut usia sekolah menggunakan metode kuatitatif yang
menghitung jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan dari data

jumlah penduduk menurut umur dan didasarkan pada standar usia


sekolah. Adapun rumusnya, yaitu sebagai berikut :

Proyeksi)Penduduk)Usia)TK)(53)6)Tahun))
2/5)x)kelompok)umur)5)39)tahun)
Proyeksi)Penduduk)usia)SD)(63)12)Tahun))
(4/5) x) kelompok) umur) 53) 9) tahun)) +) (3/5) x) kelompok) umur) 10) ) 14)
tahun))
Proyeksi)Penduduk)usia)SMP)(133)15)Tahun))
(2/5)x)kelompok)umur)10))14)tahun))+)(1/5)x)kelompok)umur)15))19)
tahun))
Proyeksi)Penduduk)usia)SMA)(163)18)Tahun))
3/5)x)kelompok)umur)15))19)tahun)

Tabel
Potensi-Masalah Aspek Sosial Kependudukan

4.4. Analisa Ekonomi Regional


Perekonomian pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui komoditi mana
yang akan dikembangkan di sector Kecamatan Tabanan untuk menentukan sector
ekonomi basis (ekspor) dan non-basis. Selain itu perekonomian dapat d igunakan
untuk mengetahui perubahan struktur ekonomi yang lebih tinggi (Kota Bali)
merupakan tolok ukur perkembangan suatu wilayah.
Semakin tinggi tingkat perekonomian suatu wilayah, maka akan semakin
cepat pula perkembangannya. Di Kecamatan Tabanan terdapat beberapa jenis
perekonomian, yaitu pertanian, peternakan. Untuk analisa Perekonomian di
Kecamatan Tabanan menggunakan metode Location Quotient (LQ).
Setelah di dapat perekonomian yang hasil Location Quotient (LQ) lebih
dari satu dibuat pohon industry untuk mengembangkan potensi yang ada di
Kecamatan Tabanan.
4.4.1. Pertanian

Tabeel
Jumlah Pertanian
Kecamatan Tabanan tahun 2014

No
1
2
3
4
5
6
7

Desa/Kelurahan

Luas Tanam (Ha)

Padi
Luas Panen (Ha)

464

464

Rata2 Produksi
(ton)
2755.7

407

466

2767.6

168

168

997.8

44

44

243.7

206

206

1223.4

391

391

2239.0

1.680

1.725

9.004

Bongan
Gubug
Dauh Peken
Delod Peken
Dajan Peken
Subamia
Denbantas
Jumlah

Sumber : KDA Kecamatan Tabanan 2014


" Dari hasil analisa Location Quotient (LQ)
Yaitu teknis analisis untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam
sektor kegiatan tertentu. Dengan formula :

Tabel
Analisa LQ Pertanian
Kecamatan Tabanan
Jenis#
Padi#
Komoditi# Sawah#
LQ#
1.46#
Sumber : Hasil Analisa
vi#/#vt#

LQ#=#

vi#/#vt#

Dimana :
vi

= Jumlah produksi atau tenaga kerja industri i di wilayah

peneliti
vt

= Jumlah produksi atau tenaga kerja total di wilayah peneliti

Vi

= Jumlah produksi atau tenaga kerja industri i di wilayah yang

lebih luas (regional)

Vt

= Jumlah produksi atau tenaga kerja industri total di wilayah

yang lebih luas (regional).


Dapat di ambil kesimpulan bahwa :
________________
4.4.2. Peternakan
Tabel
Jumlah Produksi Peterkanan
Kecamatan Tabanan
No
1
2
3
4
5
6
7

Desa/Kelurahan

Sapi
(Eko
r)

Bongan
Gubug
Dauh Peken
Delod Peken
Dajan Peken
Subamia
Denbantas
Jumlah

711
104
91
50
131
160
162
1409

Jenis Ternak
Kamb
Babi
ing
(Ekor)
(Ekor
)
1116
13
592
34
137
166
22
295
7
265
12
1189
88
3760

Kelinci
(Ekor)

Ayam
Ras
Petelor
(Ekor)
3000
2000
20.000
25.000

20
100
120

Jenis Ungah
Ayam
Ayam
Ras
buras
Pedaging (Ekor)
(Ekor)
6000
4948
3000
3452
1942
1716
2891
20.000
2350
41.000
3670
70.000
20.969

Itik
(Ekor
)
2100
100
10
30
20
200
300
2.760

Sumber : KDA Kecamatan Tabanan 2014


Tabel
Analisa LQ Peternakan
Jenis

Sapi

Kambing

Babi

Kelinci

Ayam

Ayam

Ayam

Itik

Populasi

(Ekor)

(Ekor)

(Ekor)

(Ekor)

Ras

Ras

buras

(Ekor)

Petelor

Pedaging

(Ekor)

(Ekor)

(Ekor)

Ternak
LQ

Kecamatan Tabanan
Sumber : Hasil analisa
Dapat diambil kesimpulan bahwa :

Tabel
Kesimpulan Analisa Perekonomian
Kecamatan Tabanan

No

Komoditas Sektor

LQ<1

LQ=1

LQ>1

Potensi
Pengembangan

Pertanian

Peternakan

4.5. Analisis Fungsi Kawasan Perkotaan


Pembagian fungsi ruang yang terdapat di 7 desa dilihat dari
penggunaan lahannya yaitu untuk kawsan industry terdapat di Sub BWP VI,
kawasan pengembangn perumahan terdapat di Sub BWP I, III, IV, dan V. dan
untuk fungsi kawasan pertanian (persawahan) di 7 desa di Sub BWP I, III.
4.6. Pembagian Sub BWP
Pada sub kali akan dijelaskan menganai pembagian sub BWP.
Kabupaten Tabanan di bagi menjadi 10 kecamatan yang salah satu diantaranya
yaitu Kecamatan Tabanan. Yang terbagi menjadi 7 desa perkotaan, yaitu :
1. Desa Bongan
2. Desa Gubug
3. Desa Dauh Peken
4. Desa Delod Peken
5. Desa Dajan Peken
6. Desa Subamia
7. Desa Denbatas

Pembagian sub BWP ini tidak di tentukan oleh kelurahan sehingga


ada beberapa bagian dari sub BWP yang masuk di desa lain. Lebih jelas dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel
Pembagian sub BWP
Kecamatan Tabanan
4.7. Analisis Kebutuhan Rumah
4.7.1. Analisis Peruntukan Lahan
Analisa peruntukan lahan secara luas terdiri atas 2 yaitu, kawasan
terbangun dan kawasan tak terbangun. Kawasan terbangun merupak lahan yang

dapat dibangun untuk kepentingan masyarkat, yang meliputi kawasan permukiman


dan lahan untuk pembangunan fasilitas dan sarana penunjang lainnya. Sedangkan
kawasan tak terbangun dapat berupa RTH, sawah, tegalan, hutan, dll. Di wilayah
perencanaan BWP Tabanan kawasan tak terbangun sangat berperan penting dalam
menunjang perekonomian, terbukti denganadanya sawah yang dijadikan mata
pencaharian pokok bagi sebagian di wilayh perencanaan BWP Tabanan.
Tabel
Property Lahan Terbangun
Kecamatan Tabanan
Pengunaan Lahan (Ha)
No

Desa/Kelurahan

Bongan

Gubug

Dauh Peken

Delod Peken

Dajan Peken

Subamia

Denbantas

Permukiman

Fasilitas

Perdagangan

umum

dan jasa

perkantoran

Industry

Jumlah

Total

Tabel
Proporsi Lahan Tak Terbangun
Kecamatan Tabanan
Penggunaan Lahan
No

Desa/Kelurahan

Bongan

Gubug

Dauh Peken

Delod Peken

Dajan Peken

Subamia

RTH

Pertanian

Pertanian

Lahan

Lahan

Basah

Kering

Tambak

Hutan
Bakau

Jumlah

Denbantas
Total

4.7.2. Analisi Fasilitas Lingkungan


a. Fasilitas Perumahan
Perkembangan permukiman pda wilayh perencanaan relatif sangat tinggi,
hal ini terlebih dari pola persebaran permukiman yang cenderung merata diawali
dari daerah pusat ke daerah pinggiran kota.
Perumahan merupakan bagian dari permukiman yang terdiri dari kumpulan
rumah, baik di perkotaan maupun perdesaan yang dilengkapi dengan prasarana,
sarana, dan utilitas umum sebagi hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
Untuk itu lokasi perumahan haruslah memenuhi beberapa persyaratan berikut :
1)
2)
3)
4)
5)

Tidak terganggu oleh polusi (air, udara, suara)


Tersedianya air bersih (air minum)
Member kemungkinan untuk berkembang
Mempunyai aksesibilitas yang baik
Tidak berada di bawah permukaan air atau sekitar kawasan
konservasi
6) Memiliki kemiringan 0 25 % (topografi datar-bergelombang)
Untuk kawasan perumahan yang terdapat di wilayah perencanaan BWP
Tabanan terdiri atas 2, yaitu :
1) Kawasan Perumahan Yang Dibangun Sendiri Oleh Penduduk
a) Perumahan Umum (kampong)
Perumahan kampong merupakan jenis perumahan yang
paling pesat pertumbuhannya. Secara umum perumahan kampong
perkembangannya cenderung tidak teratur karena berkembang
dengan sendirinya, memiliki kondisi yang beragam, kepadatan
bangunannya relative tinggi dan prasarana penunjangnya kurang
memadai. Di wilayah perencanaan BWP Tabanan perumahan desa
tersebar merata hampir di setiap kecamatan maupun SUB BWP-nya.
2) Kawasan Perumahan Yang Dibangun Oleh Pengembang (Developer)
Perumahan yang dibangun oleh pengembang atau developer
merupakan perumahan yang direncanakan, dengan kavling rumah yang

teratur dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang kawasan perumahan yang


memadai. Kawasan perumahan developer yang ada di wilayah perencanaan
BWP Tabanan terdapat di Kabupaten Tabanan,_______ Blok IVB dan Blok
IIIE.
Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk untuk beberapa
tahun ke depan, maka dibutuhkan penambahan fasilitas perumahan maupun
penambahan jumlah rumah. Untuk lebih jelasnya mengenai analisa
kebutuhan rumah BWP Tabanan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel
Proyeksi Kebutuhan Rumah
Kecamatan Tabanan 2014-2034

b. Fasilitas Pendidikan

Pengembangan fasilitas pendidikan di wilayah perencanaan sangat


penting untuk mendukung program mencerdaskan kehidupan bangsa dan
Negara. Di samping itu, pengembangan fasilitas ini juga berguna sebagai
sarana peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Proyeksi
kebutuhan fasilitas pendidikan di dasarkan pada proyeksi jumlah penduduk
di wilayah perencanaan. Standar dari proyeksi fasilitas pendidikan untuk
lebih jelasnya terdapat di SNI 03-1733-2004.
Tabel&
Standar&Kebutuhan&Sarana&Pendidikan&
Jumlah#
Luas#
Luas#
Radius#
Jenis#
Penduduk#
No#
Lantai# Lahan# Pencapaian#
Sarana# Pendukung#
(m2)#
(m2)#
(m2)#
(Jiwa)#
1" TK"
1250"
216"
500"
500"
2" SD"
1600"
633"
2000"
1000"
3" SMP"
4800"
2282"
9000"
1000"
4" SMA"
4800"
3835" 12500"
3000"
Sumber:&SNI&038173382004&

Untuk Proyeksi kebutuhan fasilitas pendidikan BWP Tabanan lebih jelasnya


dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel
Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Pendidikan
Kecamatan Tabanan
c. Fasilitas Peribatan
Pengembangan fasilitas peribadatan di wilayah perencanaan bisa di
katakan cukup penting. Hal itu di karenakan untuk memudahkan masyarakat
setempat dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya. Di
BWP Kedungkandang dan Sukun mayoritas penduduknya beragama muslim, oleh
karena itu di wilayah perencanaan ini belum terdapat tempat ibadat bagi penganut
agama lain. Untuk memproyeksikan berapa banyak kebutuhan fasilitas peribadatan
sampai dengan proyeksi tahun yang telah ditentukan, kita perlu berdasar pada
standar kebutuhan sarana peribadatan SNI 03-1733-2004.
Tabel&
Standar&Kebutuhan&Sarana&Peribadatan&
Jumlah#
Luas#
Luas#
Radius#
Jenis#
Penduduk#
No#
Lantai# Lahan# Pencapaian#
Sarana# Pendukung#
(m2)#
(m2)#
(m2)#
(Jiwa)#
1" Masjid"
2500"
300"
600"
1000"
2" Musholla"
250"
45"
100"
100"

Anda mungkin juga menyukai