Documents - Tips - Sirosis Hepatis Fix Xixixixixixixixixixixixixixixixixixixixixixixixixixiixix
Documents - Tips - Sirosis Hepatis Fix Xixixixixixixixixixixixixixixixixixixixixixixixixixiixix
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era gloalisasi ini penyakit sirotis hepatis ini banyak ditemukan
kasusnya di Indonesia baik yang data maupun tidak didata. Sirosis merupakan
suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosishepatik
yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dan arsitektur hepar
dan pembentukan nodulus regeneratif. Gambaran ini terjadi akibar nekrosis
hepatoselular.Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan
ikat, distorsi jaringan vaskular,dan regenerasi nodularis parenkim hati. Sirosis
secara klinis dibagi menjadi sirosis hati kompensata yang berarti belum
adanya gejala klinis yang nyata dan sirosis hati dekompensata yang ditandai
dengan gejala-gejala dan tanda klinis yang jelas.
Sirosis hati kompensata merupakan kelanjutan dari proseshepatitis kronik
dan pada satu tingkat tidak terlihat perbedaannya secara klinis. Hal ini
hanyadapat dibedakan melalui pemeriksaan biopsi hati.Di negara maju,
sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ketifa pada pasien yang
berusia 45 - 46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker).Diseluruh
dunia sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab kematian. Sekitar25.000
orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini.
Sirosis hati merupakan penyakit hati yang sering ditemukan dalam ruang
perawatan Bagian Penyakit Dalam.Perawatan di Rumah Sakit sebagian besar
kasus
terutama
ditujukan
untuk mengatasi
berbagai
penyakit
yang
diharapkan
mampu
menerima
semua
materi
yang
disampaikan.
2) Bagi penulis
Dapat memperluas kaidah-kaidah pengetahuan serta sumber ajar
yang berguna dalam proses pembelajaran khususnya pada materi
sirosis hepatis.
BAB 2
PEMBAHASAN
Etiologi
Beberapa penyebab dari sirosis hepatis yang sering adalah :
1) Malnutrisi
2) Alkoholisme
3) Kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatika
4) Virus hepatitis
5) penyakit Wilson
Merupakan kelainan autosomal resesif yang diturunkan dimana
tembaga tertimbun di hepar dan ganglia basal otak.
6) Zat toksik
2.1.3
1. Pembesaran hati
Pada awal perjalanan sirosis, hati cenderung membesar dan selselnya dipenuhi oelh lemak. Hati tersebut menjadi keras dan
memiliki tepi tajam yang dapat diketahui melalui palpasi. Nyeri
abdomen dapat terjadi sebagai akibat dari pembesaran hati yang
cepat dan baru saja terjadi sehingga mengakibatkan regangan pada
selubung fibrosa hati (kapsula Glissoni). Pada perjalanan penyakit
yang lebih lanjut, ukuran hati akan berkurang setelah jaringan
parut menyebabkan pengerutan jaringan hati. Apabila dapat
dipalpasi, permukaan hati akan teraba berbenjol-benjol (noduler)
2. Obstruksi Portal dan Asites
Manifestasi lanjut sebagian disebabkan oleh kegagalan fungsi hati
yang kronis dan sebagian lagi oleh obstruksi sirkulasi portal.
Semua darah dari organ-organ digestif praktis akan berkumpul
dalam vena porta dan dibawa ke hati. Karena hati yang sirotik
tidak memungkinkan pelintasan darah yang bebas, maka aliran
darah tersebut akan kembali ke dalam limpa dan traktus
gastrointestinal dengan konsekuensi bahwa organ-organ ini
menjadi tempat kongesti pasif yang kronis; dengan kata lain,
kedua organ tersebut akan dipenuhi oleh darah dan dengan
demikian tidak dapat bekerja dengan baik. Pasien dengan keadaan
semacam ini cenderung menderita dyspepsia kronis dan konstipasi
atau diare. Berat badan pasien secara berangsur-angsur mengalami
penurunan. Cairan yang kaya protein dan menumpuk di rongga
peritoneal akan menyebabkan asites.
3. Varises Gastrointestinal
Obstruksi aliran darah lewat hati yang terjadi akibat perubahan
fibrotic yang mengakibatkan pembentukan pembuluh darah
kolateral dalam sistem gastrointestinal dan pemintasan (shunting)
darah dan pembuluh portal ke dalam pembuluh darah dengan
tekanan yang lebih rendah. Sebagai akibatnya, penderita sirosis
sering memperlihatkan distensi pembuluh darah abdomen yang
mencolok serta terlihat pada inspeksi abdomen (kaput medusa),
dan distensi pembuluh darah di seluruh traktus gastrointestinal.
4. Edema
Gejala lanjut lainnya pada sirosis hepatis ditimbulkan oleh gagal
hati yang kronis. Konsentrasi albumin plasma menurun sehingga
menjadi predisposisi untuk terjadinya edema. Produksi aldosterone
yang berlebihan akan menyebabkan retensi natrium serta air dan
ekskresi kalium.
5. Devisiensi Vitamin dan Anemia
Pembentukan, penggunaan dan penyimpanan vitamin tertentu
yang tidak memadai (terutama vitamin A, C, dan K). Gastritis
kronis dan fungsi gastrointestinal bersama-sama asupan diet yang
tidak adekuat dan gangguan fungsi hati turut menimbulkan anemia
yang sering menyertai sirosis hepatis
6. Kemunduran Mental
Kemunduran fungsi mental dengan ensefalopi dan koma hepatic
yang membakat. Karena itu, pemeriksaan neurologi perlu
dilakukan pada pasien sirosis hepatis dan mencakup perilaku
umum pasien, kemampuan kognitif, orientasi terhadap waktu serta
tempat, dan pola bicara. (Brunner & Suddarth, 2001)
2.1.4
2.1.5
Patofisiologi
Ada beberapa faktor yang terlibat dalam etiologi sirosis, konsumsi
minuman beralkohol dianggap sebagai faktor penyebab yang utama.
Sirosis terjadi dengan frekuensi paling tinggi pada peminum minuman
keras. Meskipun defisiensi gizi dengan penurunan asupan protein turut
menimbulkan kerusakan hati pada sirosis, namun asupan alkohol yang
berlebihan merupakan faktor penyebab yang utama pada perlemakan
hati dan konsekuensi yang ditimbulkannya. Namun demikian, sirosis
juga pernah terjadi pada individu yang dietnnya normal tetapi dengan
konsumsi alkohol yang tinggi
Sebagian individu tampaknya lebih rentan terhadap penyakit ini
disbanding individu lain tanpa ditentukan apakah individu tersebut
memiliki kebiasaan meminum minuman keras ataukah menderita
malnutrisi. Faktor lainnya dapat memainkan peranan, termasuk
dengan zat kimia tertentu (karbon tetraklorida, arsen atau fosfor) atau
infeksi skistosomitis yang menular. Jumlah laki-laki penderita sirosis
adalah dua kali lebih banyak daripada wanita, dan mayoritas pasien
sirosis berusia 40 hingga 60 tahun.
Sirosis Laennec merupakan penyakit yang ditandaioleh episode
nekrosis yang melibatkan sel-sel hati dan kadang-kadang berulang di
sepanjang perjalanan penyakit tersebut. Sel-sel hati yang dihancurkan
itu secara berangsur-angsur digantikan oleh jaringan parut; akhirnya
jumlah jaringan parut melampaui jumlah jaringan hati yang masih
berfungsi. Pulau-pulau jaringan normal yang masih tersisa dan
2.1.6
Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis kanker hati dibuat berdasarkan tanda-tanda dan gejala
klinik, riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik, laboratorium serta
radiologi. Peningkatan kadar bilirubin alkali fosfatase, aspartat
aminotransferase (AST: glutamic oxaloacetic transaminase/SGOT)
dan
lactic
dehidrogenase
(LDH)
dapat
terjadi.
Leukositosis
sel
darah
hiperkolesterolemia
merah),
juga
hiperkalsemia,
dapat
terlihat
hipoglikemia
dalam
dan
pemeriksaan
Penatalaksanaan Medis
ensefalopati
hepatik.
Semua
itu
merupakan
memperlambat
perjalanan
penyakit
dan
hepatik,
dokter
memberikan
kortikosteroid,
untuk
Distensi
abdomen
serta
meteorismus
(kembung),
perdarahan
10
Eliminasi
Gejala : Flatus
Tanda : Distensi abdomen, penurunan atau tidak adanya bising usus,
fase warna tanah liat, melena, dan urine gelap.
c. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia; mual /muntah
Tanda : Penurunan berat badan atau peningkatan , penggunaan jaringan,
edema umum pada jaringan,kulit kering, Ikterik.
d.
Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada kuadram kanan
atas; Pruritus; Neuritis perifer.
Tanda : Perilaku berhati-hati; focus pada diri sendiri.
e. Keamanan
Gejala : Pruritus
Tanda : Demam; Ikterik; Ekimosis; Angioma Spider.
f.
Pernapasan
Gejala : Dispnea
Tanda : Pernapasan dangkal; Ekspansi paru terbatas; Hipoksia.
2.2 DIAGNOSA
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolic
Batasan karakteristik:
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
Kerapuhan kapiler
Diare
Kehilangan rambut berlebihan
Bising usus hiperaktif
Kurang makan
11
Kurang informasi
Kurang minat pada makanan
Penurunan berat badang dengan asupan makan yang adekuat
Kesalahan konsepsi
Kesalahan informasi membran mukosa pucat
Ketidak mampuan memakan makanan
Tonus otot menurun
Mengeluh gangguan sensasi rasa
Mengeluh asupan kurang dari RDA (Recommended dayly allowance)
Cepat kenyang setelah makan
Sariawan rongga mulut
Steatorea
Kelemahan otot pengunyah
Kelemahan otot menelan
Faktor biologis
Faktor ekonomi
Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
Ketidak mampuan untuk mencerna makanan
Ketidakmampuan untuk menelan makanan
Faktor psikologis
Oliguria
Ortopnea
Efusi pleura
Refleks heparojugular positif
Perubahan tekanan arteri pulmonal
Kongesti pulmonal
Gelisah
Bunyi jantung S3
Penambahan berat badan dalam waktu singkat
Zat kimia
Usian yang ekstrem
Kelembapan
Hipertermia
Hipotermia
Faktor mekanik
13
Medikasi
Lembap
Imobilisasi fisik
Radiasi
Internal
14
Keletihan
Hiperventilasi
Sindrom hipoventilasi
Gangguan muskuluskletal
Kerusakan neurologis
Imaturitas neurologis
Obesitas
Nyeri
Keletihan otot pernapasan
Cedera medula spinalis
Depresi pusat pernapasan.
Lemahnya otot pernapasan.
Turunnya ekspansi paru-paru.
Biofisik
Budaya
Kognitif
Tahap perkembangan
Penyakit
Cedera
Perseptual
Psikososial
Spiritual
Pembedahan
Trauma
Terapi penyakit
6. Intoleransi aktifitas
15
Tirah baring
Kelemahan umum
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Imobilitas
Gaya hidup monoton
7. Ansietas
Definisi : Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran
yang samar disertai respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik
atau tidak diketahui oleh individu) ; perasaan takut yang disebabkan
oleh antisipasi terhadap bahaya.
isyarat
individu
untuk
bertindak
menghadapi
bencana
(NANDA, 2012).
Batasan Karakteristik :
Menurut NANDA,2012 batasan karakteristik dari ansietas adalah
sebagai berikut
1) Perilaku
a) Penurunan produktivitas
b) Gerakan yang irelevan
16
c) Gelisah
d) Melihat sepintas
e) Insomnia
f) Kontak mata yang buruk
g) Mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam
peristiwa hidup
h) Agitasi
i) Mengintai
j) Tampak waspada
2) Afektif
a) Gelisah
b) Kesedihan yang mendalam
c) Distress
d) Ketakutan
e) Perasaan tidak adekuat
f) Berfokus pada diri sendiri
g) Peningkatan kewaspadaan
h) Iritabilitas
i) Gugup
j) Senang berlebihan
k) Rasa nyeri yang meningkatkan ketidakberdayaan
l) Peningkatan rasa ketidakberdayaan yang persisten
m) Bingung
n) Menyesal
o) Ragu/tidak percaya diri
p) Khawatir
3) Fisiologis
a) Wajah tegang
b) Tremor tangan
c) Peningkatan keringat
d) Peningkatan ketegangan
e) Gemetar
17
f) Tremor
g) Suara bergetar
4) Simpatik
a) Anoreksia
b) Eksitasi kardiovaskuler
c) Diare
d) Mulut kering
e) Wajah merah
f) Jantung berdebar-debar
g) Peningkatan tekanan darah
h) Peningkatan denyut nadi
i) Peningkatan reflex
j) Peningkatan frekuensi pernapasan
k) Pupil melebar
l) Kesulitan bernapas
m) Vasokonstriksi superficial
n) Kedutan pada otot
o) Lemah
5) Parasimpatik
a) Nyeri abdomen
b) Penurunan tekanan darah
c) Penurunan denyut nadi
d) Diare
e) Vertigo
f) Letih
g) Mual
h) Gangguan tidur
i) Kesemutan pada ekstremitas
j) Sering berkemih
k) Anyang-anyangan
l) Dorongan segera berkemih
6) Kognitif
18
9. Diare
Definisi : pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk
Batasan karakteristik :
Nyeri abdomen
Sedikitnya tiga kali defekasi perhari
Kram
Bising usus hiperaktif
Ada dorongan
Faktor yang berhubungan :
20
a. Psikologis
Ansietas
Tingkat stres tinggi
b. Situasional
Efek samping obat
Penyalahgunaan alkohol
Kontaminan
Penyalahgunaan laksatif
Radiasi
Toksin
Melakukan perjalanan
Selang makan
c. Fisiologis
Proses infeksi
Inflamasi
Iritasi
Malabsorpsi
Parasit
( International, N. 2012).
21
b) Kekerasan pasangan
c) Hubungan yang tidak acuh dengan anggota keluarga lain
2) Minor (Mungkin ada)
a) Penyimpangan realitas berkenaan dengan masalah kesehatan
klien
b) Intoleran
c) Penelantaran
d) Agitasi
e) Agresi
f) Gangguan restrukturisasi unit keluarga
g) Penolakan
h) Depresi
i) Desersi
j) Bermusuhan
Menurut Judith M.Wilkinson, 2011 batasan karakteristik dari
ketidakmampuan koping keluarga adalah sebagai berikut
1) Subjektif
a) Depresi
b) Distorsi realitas tentang masalah kesehatan pasien (termasuk
penyangkalan ekstrem mengenai keberadaan atau keparahan
masalah kesehatan)
2) Objektif
a) Pengabaian
b) Agresi dan sikap bermusuhan
c) Agitasi
d) Melakukan rutinitas yang biasanya tidak memedulikan
kebutuhan klien
e) Perkembangan ketergantungan pasien
f) Perilaku keluarga yang menggangu kesejahteraan ekonomi atau
kesejahteraan sosial
g) Meninggalkan
h) Kebutuhan yang tidak diacuhkan
22
perawatan
terhadap
pasien
menyangkut
NANDA 2012-2014
faktor
yang
berhubungan
dari
Indeks ankle-brakhial<0,90
Perubahan tekanan darah di ekstremitas
Waktu pengisian kapiler >3 detik
Klaudikasi
Warna tidak kembali ke tungkai diturunkan
Kelambatan penyembuhan luka purifier
Penurunan nadi
Edema
Nyeri ekstremitas
Bruit femoral
Pemendekan jarak total yang ditempuh dalam uji berjalan enam
menit
Pemendekan jarak bebas nyeri yang ditempuh dalam uji
imobilitas)
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit (mis: diabetes,
hiperlipidemia)
Diabetes mellitus
Hipertensi
Gaya hidup monoton
Merokok
Aneurisme
Sirkumsisi
Defisiensi pengetahuan
Koagulopati intravaskuler diseminata
Riwayat jatuh
Gangguan gastrointestinal (mis: penyakit ulkus lambung, polip,
varises)
Gangguan fungsi hati (mis: trombositopenia)
25
INTERVENSI
1
dari
NIC
Kebutuhan Setelah
Tubuh
Definisi :
diharapkan masalah
kebutuhan metabolic
jam
ketidakseimbangan
Mengkonsentrasikan
makanan
24
keperawatan
Batasan Karakteristik :
asupan
pada
akhir hari
Disfungsi pola makanan
nutrisi
lebih
kebutuhan
dari
tubuh
terhadap
eksternal
Makan sebagai
petunjuk
respons
1. Pasien menyadari
masalah
memenuhi
kebutuhan tersebut
b. Lakukan kolaborasi
dengan
ahli
diet
untuk
menentukan
jumlah
kalori
dan
berat
badan
2. Pasien
mengungkapkan
dibutuhkan
untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi
2. Bantuan menurunkan
berat badan :
secara
verbal
mengidentifikasi
keinginan
untuk
motivasi
mm pada pria
Lipatan otot trisep > 25
badan
3. Berpartisipasi
mm pada wanita
Berat badan 20% diatas
tinggi dan kerangka tubuh
yang ideal
menurunkan berat
dalam
program
penurunan
berat
badan
4. Berpartisipasi
makan
untuk
dan
dikaitkan
dengan makan
bersama
b. Tentukan
26
isyarat
berat
dalam
program
latihan
yang
teratur
5. Menahan
badan
yang
diinginkan
c. Bantu
pasien
diri
menyesuaikan
asupan
waktu tertentu
6. Mengalami
realistis
kalori,
mengurangi
karbohidrat,
makanan
vitamin, mineral,
meningkatkan
besi
dan
kalsium
yang
adekuat,
tetapi
dengan
pasien
lemak,
zat
diet
untuk
asupan
dan
penggunaan energy
untuk
e. Anjurkan
mengganti kebiasaan
yang tidak diinginkan
tidak berlebihan
f.
disukai
Rencanakan program
latihan
fisik,
pertimbangkan
keterbatasan pasien
pasien
g. Anjurkan
untuk hadir
dalam
kelompok pendukung
penurunan
badan
Intoleransi aktivitas
Setelah
Asuhan
keperawatan
a. Tentukan penyebab
selama . x 24 jam :
keletihan:
1.
aktifitas, perawatan ,
Klien
mampu
mengidentifikasi
aktifitas dan situasi
yang
menimbulkan
kecemasan
yang
berkonstribusi
pada
27
:nyeri,
pengobatan
b. Kaji respon emosi,
sosial dan spiritual
terhadap aktifitas.
c. Evaluasi
motivasi
dan keinginan klien
berat
intoleransi aktifitas.
2.
Klien
mampu
berpartisipasi
dalam
aktifitas
fisik tanpa
disertai
peningkatan
TD,
N,
RR
dan
perubahan ECG
3.
Klien
mengungkapkan
verbal,
pemahaman
tentang
oksigen,
yang
dapat
meningkatkan
toleransi
terhadap
Klien
berpartisipasi
mampu
dalam
minimal
menunjukkan
kelelahan
respon
kardiorespirasi
terhadap aktifitas :
takikardi, disritmia,
dispnea,
diaforesis,
pucat.
e. Monitor
asupan
untuk
memastikan
ke
adekuatan
sumber
energi.
f. Monitor
respon
terhadap pemberian
oksigen : nadi, irama
aktifitas.
4.
aktifitas.
d. Monitor
nutrisi
secara
kebutuhan
untuk meningkatkan
jantung,
frekuensi
Respirasi
terhadap
aktifitas
perawatan
diri.
g. Letakkan
benda-
pada
dengan
pemenuhan
kebutuhan makanan,
cairan,
kenyamanan
digendong
untuk
mencegah
tangisan
yang
28
menurunkan
energi.
i. Kaji pola istirahat
klien
dan
adanya
faktor
yang
menyebabkan
kelelahan.
Terapi Aktivitas
j. Bantu
klien
melakukan ambulasi
yang
dapat
ditoleransi.
k. Rencanakan jadwal
antara aktifitas dan
istirahat.
l. Bantu
dengan
aktifitas
fisik
teratur
ambulasi,
posisi,
misal:
berubah
perawatan
personal,
sesuai
kebutuhan.
m. Minimalkan anxietas
dan
stress,
berikan
dan
istirahat
yang adekuat
n. Kolaborasi dengan
medis
untuk
pemberian
terapi,
sesuai indikasi
3
NIC
Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
29
selama
...x
24
diharapkan:
1. Terbebas
edema,
dari
efusi
dan anaskara
2. Bunyi
nafas
dysnpneu
3. Terbebas dari
distensi
vena
jugularis
4. Memelihara
tekanan
vena
sentral
5. Terbebas
dari
kelelahan,
kecemasan
atau
kebingungan
6. Menjelaskan
diperlukan
b. Pertshsnksn
intske
cststsn
dsn
output
ysng akurat
c. Pasang urine kateter
jika diperlukan
d. Monitor hasil
hb
masukan
indikator
kelebihan
cairan
nutrisi
k. Kolaborasi
pemberian deuretik
sesuai instruksi
l. Batasi
masukan
cairan pada keadaan
hipotermi
m. Kolaborasi
dokter
30
dengan
jika
tanda
cairan
berlebih
memburuk
n. Tentukan
riwayat
jumlah
dan
tipe
intake
cairan
dan
eleminasi
o. Tentukan
kemungkinan faktor
risiko kemungkinan
dari
ketidakseimbangan
cairan
p. Monitor berat badan
BP, HR, dan RR
q. Monitor serum dan
elektrolit urine
r. Monitor serum dan
osmolalitas urine
s. Monitor
tekanan
darah dan perubahan
irama jantung
t. Catat secara akurat
intake
dan
outputmonitor tanda
dan
gejala
dari
oedema
jaringan perifer
31
NIC
Peripheral
Sensation
cerebral
dilakukan purifier)
Setelah
tindakan
keperawatan
1. Monitor
adanya
nyeri, dengan :
panas/dingin/tajam/t
Kriteria Hasil:
umpul
2. Monitor
Mendemontrasikan
status sirkulasi yang
ditandai dengan
1. Tekanan
systole
yang
diharapkan
2. Tidak
ada
ortostatik
hipertensi
3. Tidak ada tanda
tanda peningkatan
intracranial (tidak
lebih
adanya
paretese
3. Instruksikan
keluarga
untuk
mengobservasi kulit
jika ada isi atau
laserasi
4. Gunakan
sarung
tangan
untuk
proteksi
5. Batasi gerakan pada
kepala,
leher
dan
punggung
6. Monitor
tekanan
dari
15
mmHg)
kemampuan
kognitif
kemampuan
2. Menunjukan
perhatian,
konsentrasi
tromboplebitis
9. Diskusikan
mengenai penyebab
perubahan sensasi
kemampuan BAB
7. Kolaborasi
pemberian analgetik
8. Monitor
adanya
Mendemontrasikan
32
sensai
dan
orientasi
3. Memproses
informasi
4. Membuat
keputusan dengan
benar
Menunjukkan
fungsi
utuh:
kesadran
tidak
tingkat
membaik,
ada
gerakan
gerakan involunter
5
NOC :
Pain level
Pain control
Comfort level
Nyeri akut
Setelah
tindakan
NIC :
1. Lakukan pengkajian
nyeri
komprehensif
dilakukan
keperawatan
termasuk
1. Mampu mengontrol
frekuensi,
kualitas
ketidaknyamanan
3. Bantu pasien dan
nyeri
(tahu
keluarga
penyebab
nyer,
mrncari
mampu
lokasi,
karakteristik, furasi,
nonverbal
Kriteria Hasil
untuk
dan
menemukan
menggunakan
teknik
dukungan
4. Kontrol lingkungan
nonfarmakologi
yang
untuk
mengurangi
mempengaruhi nyeri
nyeri,
mencari
bantuan)
2. Melaporkan bahwa
nyeri
berkurang
dnegan
menggunakan
33
secara
pencahayaan
kebisingan
5. Kurangi
dapat
dan
faktor
presipitasi nyeri
6. Kaji tipe dan sumber
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri
(skala,
intensitas, frekuensi
nyeri
menentukan
intervensi
7. Ajarkan
tentang
teknik
non
farmakologi : napas
setelah
nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam
rentang normal
6. Tidak
mengalami
untuk
dala,
relaksasi,
distraksi,
kompres
hangat/dingin
8. Berikan
informasi
tentang nyeri seperti
gangguan tidur
penyebab
nyeri,
berapa
nyeri
lama
Risiko Perdarahan
NOC
NIC
dilakukan
tanda perdarahan
2.
Catat nilai HB dan
keperawatan
HT
sesudah
nyeri, dengan :
hematuria
dan
terjadinya
perdarahan
3. Monitor nilai
Kriteria Hasil
1. Tidak
sebelum
lab
ada
(koagulasi)
yang
dan
meliputi
PTT,
PT,
trombosit
hematemesis
4.
Monitor
TTV
2. Kehilangan darah
ortostatik
yang terlihat
3. Tekanan
darah 5. Pertahankan bed rest
selama
perdarahan
dalam batas normal
34
pemberian
pervagina
5. Tidak ada distensi
abdominal
6. Hemoglobin
hematokrit
dalam
dan
dalam
batas normal
7. Plasma, PT, PTT
dalam batas normal
produk
dan
anticoagulant
10. Anjurkan
pasien
untuk meningkatkan
intake
makanan
yang
banyak
mengandung
vitamin K
11. Hindari terjadinya
konstipasi
dengan
menganjurkan untuk
mempertahankan
intake cairan yang
adekuat
dan
pembalut feses
Bleeding Reduction
1. Indentifikasi
penyebab
perdarahan
2. Monitor
trend
pulmonary
capillary/artery
wedge preassure
3. Monitor
status
cairan
yang
penentu
pengiriman oksigen
ke jaringan (PaO2,
SaO2 dan level Hb
dan cardiac output)
5. Pertahankan patensi
IV
line
bleeding
reduction:
wound/luka
6. Lakukan
manual
preassure (tekanan)
pada
area
perdarahan
7. Gunakan ice pack
pada
area
perdarahan
8. Lakukan
pressure
dressing
(perban
yang
perdarahan
10. Monitor ukuran dan
karakteristik
hematoma
11. Monitor nadi distal
dari
36
area
yang
lukaatau perdarahan
12. Instrusikan pasien
untuk menekan area
luka pada saat bersin
atau batuk
13. Instruksikan pasien
untuk
membatasi
aktivitas
Bleeding
reduction:
gastrointestinal
1. Observasi
adanya
tubuh:
emesis,
feses,
urine,residu
lambung
dan
drainase luka
2. Monitor complete
bloodcount
dan
leukosit
3. Kolaborasi
dalam
pemberian
terapi:
lactulose
atau
vasopressin
4. Lakukan
pemasangan
untuk
NGT
memonitor
sekresi
dan
perdarahan lambung
5. Lakukan
bilas
lambung
dengan
NaCl dingin
6. Dokumentasikan
warna, jumlah dan
karakteristik feses
37
7. Hindari pH lambung
yang
dengan
ekstrem
kolaborasi
pemberian antacids
histamine blocking
agent
8. Kurangi
faktor
stress
9. Pertahankan
jalan
nafas
10. Hindari penggunaan
anticoagulant
11. Monior status nutrisi
pasien
12. Berikan cairan intra
vena
13. Hindari penggunaan
aspirin
7
Kerusakan
ibuprofen
NIC
integritas NOC
-
kulit
Tissue
Pressure Management
integrity : skin
untuk
membranes
Hemodyalisis
menggunakan
pakaian
-
Kriteria Hasil
yang
longgar
Hindari kerutan
Integritas kulit
pada
tidur
Jaga kebersihan
dipertahankan
(
temperature,
hidrasi,
pigmentasi)
tempat
sensasi
bersih
elastisitas,
38
Anjurkan pasien
mucous
akses
-
dan
dan
kering
Mobilisasi
pasien
setiap
pada kulit
Perfusi
jaringan baik
Menunjukkan
akan
-
adanyan
kemerahan
Olesakn lotion
pemahaman
atau
minyak
dalam
pada
daerah
proses
oerbaikan kulit
dan mencegah
berulang
Mampu
melindungi
pasuien
Monitor
nutrisi pasien
Memandikan
dan
psien
mempertahank
status
dengan
an
hangat
kelembababn
kulit
dan
mobilisasi
cedera
kulit
yang tertekan
Monitor
aktivitas
terjadinya
dan
perawatan
Membersihkan,
memantau
alami
dan
meningkatkan
proses
penyembuhan
pada luka yang
ditutup
dengan
staples
Monitor proses
kesembu8han
39
area insisi
Bersihkan
area
sekitar
jahitan
atau
staples
menggunakan
-
sesuai program
Ganti
balutan
pada
Ketidakefektifan
yang
sesuai
atau
biarkan
luka
tetap
terbuka
(tidak
dibalut)
tindakan keperawatan
frekuensi
selama x 24 jam
kedalaman
dan
pasiem
usaha
dan
mampu
mengatasi
gangguan
produksi
sebagai
criteria hasil:
keefektifan
fungsi
paru
dalam
batas
normal
2. Memiliki
ekpansi
napas,
napas,
sputum
indicator
penggunaan
alat
penunjang
2. Pantau
adanya
edema
perifer,
distensi
paru
vena
yang simetris
3. Tidak
jantung
3. Ajarkan pada pasien
menggunakan
pernapasan
bibir mencucu
4. Tidak
mengalami
40
waktu
sesuai program
dilakukan 1. Kaji suara paru,
pola Setelah
nafas
interval
relaksasi
4. Atur
posisi
memaksimalkan
potensial ventilasi
pernapasan
dangkal
atau
ortopnea
5. Tidak
menggunaka
oto
9
aksesoris
untuk bernapas
NOC
Risiko Perdarahan
NIC
Bleeding
Precautions
dilakukan
tindakan 12.
Monitor
keperawatan selama ... x
tanda
ketat
tanda
perdarahan
nyeri, 13.
Catat nilai HB
mengalami
dengan :
Kriteria Hasil
sesudah
8. Tidak
terjadinya
ada
perdarahan
Monitor
nilai
hematuria
dan 14.
lab (koagulasi) yang
hematemesis
9. Kehilangan darah
meliputi PT, PTT,
yang terlihat
trombosit
10.
Tekanan darah 15.
Monitor
TTV
dalam batas normal
ortostatik
16.
Pertahankan bed
sistol dan diastole
11.
Tidak
ada
rest
selama
perdarahan
pervagina
12.
Tidak
perdarahan aktif
17.
Kolaborasi
ada
distensi abdominal
13.
Hemoglobin
dan
hematokrit
dalam
produk
pemberian
darah
frozen plasma)
dalam batas normal 18.
Lindungi pasien
14.
Plasma,
PT,
dari trauma yang
PTT dalam batas
dapat menyebabkan
normal
perdarahan
41
19.
Hindari
aspirin
dan anticoagulant
21. Anjurkan
pasien
untuk meningkatkan
intake
makanan
yang
banyak
mengandung
vitamin K
22. Hindari terjadinya
konstipasi
dengan
menganjurkan untuk
mempertahankan
intake cairan yang
adekuat
dan
pembalut feses
Bleeding Reduction
14. Indentifikasi
penyebab
perdarahan
15. Monitor
trend
yang
42
17. Monitor
penentu
pengiriman oksigen
ke jaringan (PaO2,
SaO2 dan level Hb
dan cardiac output)
18. Pertahankan patensi
IV
line
bleeding
reduction:
wound/luka
19. Lakukan
manual
preassure (tekanan)
pada
area
perdarahan
20. Gunakan ice pack
pada
area
perdarahan
21. Lakukan
pressure
dressing
(perban
yang
perdarahan
23. Monitor ukuran dan
karakteristik
hematoma
24. Monitor nadi distal
dari
area
yang
lukaatau perdarahan
25. Instrusikan pasien
untuk menekan area
luka pada saat bersin
atau batuk
26. Instruksikan pasien
untuk
43
membatasi
aktivitas
Bleeding
reduction:
gastrointestinal
14. Observasi
adanya
tubuh:
emesis,
feses,
urine,residu
lambung
dan
drainase luka
15. Monitor complete
bloodcount
dan
leukosit
16. Kolaborasi
dalam
pemberian
terapi:
lactulose
atau
vasopressin
17. Lakukan
pemasangan
untuk
NGT
memonitor
sekresi
dan
perdarahan lambung
18. Lakukan
bilas
lambung
dengan
NaCl dingin
19. Dokumentasikan
warna, jumlah dan
karakteristik feses
20. Hindari pH lambung
yang
dengan
ekstrem
kolaborasi
pemberian antacids
histamine
blocking
agent
21. Kurangi faktor stress
44
22. Pertahankan
jalan
nafas
23. Hindari penggunaan
anticoagulant
24. Monior status nutrisi
pasien
25. Berikan cairan intra
vena
26. Hindari penggunaan
aspirin
10
Ansietas
ibuprofen
NIC
NOC
a. Anxiety
self- Anxiety
control
Reduction
(penurunan kecemasan)
b. Anxiety level
a. Gunakan
c. Coping
pendekatan
Kriteria Hasil :
menenangkan
a. Klien
mampu
yang
b. Nyatakan
dengan
mengidentifikasi
jelas
harapan
dan
terhadap
mengungkapkan
pasien
gejala cemas
pelaku
c. Jelaskan
b. Mengidentifikasi,
semua
mengungkapkan
yang
dan menunjukkan
selama prosedur
tehnik
untuk
mengontrol cemas
c. Vital sign dalam
batas normal
d. Postur
ekspresi
tingkat
dirasakan
d. Pahami prespektif
pasien
terhadap
situasi stress
e. Temani
pasien
tubuh,
untuk memberikan
wajah,
keamanan
menunjukkan
45
dan
dan
mengurangi takut
f. Dorong
untuk
keluarga
menemani
berkurangnya
kecemasan
anak
g. Lakukan
back/
neck rub
h. Dengarkan dengan
penuh perhatian
i. Identifikasi tingkat
kecemasan
j. Bantu
pasien
mengenal
situasi
yang menimbulkan
kecemasan
k. Dorong
pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan, persepsi
l. Instruksikan pasien
menggunakan
teknik relaksasi
Berikan
obat
untuk
mengurangi kecemasan
11
Resiko
ketidakseimbangan
elektrolit
Fluid balance
Fluid management
Timbang
Hydration
Nutritional Status :
popok/pembalut jika
Food and Fluid
diperlukan
Intake
Pertahankan catatan
Kriteria Hasil :
Mempertahankan
urine output sesuai
intake
dan
output
yang akurat
Monitor status hidrasi,
jika diperlukan
Tekanan
darah,
kemungkinan
tranfusi
Persiapan
untuk
tranfusi
Hypovolemia
Management
Monitor status cairan
termasuk intake dan
output cairan
Pelihara IV line
Monitor tanda vital
Monitor respon pasien
terhadap penambahan
cairan
Monitor berat badan
Dorong pasien untuk
menambah intake oral
Pemberian cairan iv
monitor adanya tanda
dan gejala kelebihan
47
volume cairan
Monitor adanya tanda
gagal ginjal
12
Diare
NOC
NIC
Setelah dilakukan
1. Evaluasi
efek
asuhan keperawatan 1
samping pengobatan
x 24 jam diharapkan
terhadap
kesiapan untuk
meningkatkan nutrisi
dapat tercapai dengan
Kriteria Hasil :
1. Feses
berbentuk,
daerah
mengalami
diare
4. Menjelaskan
penyebab diare dan
rasional tindakan
5. Mempertahankan
turgor kulit
untuk menggunakan
obat antidiare
3. Instruksikan pasien
atau keluarga untuk
mencatat
jumlah,
gastrointestinal
2. Ajarkan
pasien
warna,
frekuensi
intake
makanan
yang
masuk
5. Identifikasi
faktor
turgor
ada
tinggi
kalori
jika memungkinkan
11. Instruksikan untuk
menghindari laksatif
12. Monitor persiapan
13
Ketidakmampuan
NOC
koping keluarga
a. Family
Disable
b. Parenting,
Impaired
keluarga
dalam
mengenal
masalah (misalnya
c. Therapeutic
penatalaksanaan
Regimen
konflik kekerasan,
Management,
kekerasan seksual)
Ineffective
b. Dorong partisipasi
d. Violence : Other
Directed, Risk for
Kriteria hasil :
pemberi
keluarga
semua
dalam
pertemuan
kelompok
a. Hubungan
c. Dorong
Asuhan
keluarga
untuk
pasien : interaksi
memperlihatkan
dan
kekhawatiran
hubungan
yang
positif
antara
dan
pemberi
penerima
asuhan
untuk
dan
membantu
merencanakan
perawatan
pascahospitalisas
b. Performa pemberi
d. Bantu memotivasi
asuhan perawatan
keluarga
langsung
berubah membantu
:penyediaan
pasien beradaptasi
perawatan
dengan
kesehatan
49
a. Bantu
dan
untuk
persepsi
stressor,perubahan,
perawatan
personal
yang
tepat
kepada
pemenuhan
anggota keluarga
oleh
hidup
pemberi
perawatan
e. Dukungan emosi :
keluarga
memberikan
c. Kesejahteraan
penenangan,
pemberi asuhan :
penerimaan,
derajat
dorongan
persepsi
positif mengenai
status
kesehatan
dan
kondisi
dan
selama
periode stress
b. Memfasilitasi
partisipasi keluarga
kehidupan
dalam
pemberi
emosi
perawatan primer
pasien
d. Potensial
perawatan
dan
fisik
c. Dukungan keluarga
ketahanan
Pemberi Asuhan :
nilai,
faktor
tujuan keluarga
yang
meningkatkan
perawatan
meningkatkan
minat
d. Panduan
kontinuitas
Kesehatan
oleh
dan
Sistem
:
memfasilitasi lokal
pemberi
pasien
perawatan
penggunaan
keluaarga
dalam
pelayanan
periode
waktu
kesehatan
yang lama
50
mengganggu
dan
yang
sesuai
e. Koping keluarga :
e. Mendorong pasien
tindakan keluarga
untuk mengelola
social
stressor
komunitas
yang
dan
membebani
f. Mendorong pasien
sumber-sumber
mencari
keluarga
spiritual,
f. Normalisasi
jika
diperlukan
keluarga
kapasitas
system
keluarga
dalam
g. Bantu
dalam
mengklarifikasi apa
yang
rutinitas
harapkan
dan
anggota
keluarga
mempertahankan
mereka
dan
mengembangkan
strategi
lain
untuk
mengoptimalkan
Caregiver Support
fungsi
h. Menyediakan
jika
ada
anggota keluarga
informasi penting,
advokasi,
dan
atau
dukungan
yang
dibutuhkan
untuk
mengalami
ketunandayaan
g. Mampu mengatasi
masalah keluarga
h. Mencari bantuan
keluarga
jika
perlu
perawatan
untuk memenuhi
kebutuhan
anggota keluarga
j. Mampu
menyelesaikan
tanpa
kekerasan
k. Memperlihatkan
primer
stabilitas finansial
konflik
memfasilitasi
kesehatan
i. Mencapai
51
dorongan
fleksibilitas peran
l. Mengungkapkan
peningkatan
kemampuan untuk
melakukan koping
terhadap
perubahan dalam
struktur
dan
dinamika keluarga
m. Mengungkapkan
perasaan
yang
tidak terselesaikan
n. Identifikasi
gaya
koping
yang
bertentangan
o. Partisipasi dalam
pengembangan
dan implementasi
rencana
perawatan.
NOC
a. Caregiver
Stressors
b. Family
Coping,
Disable
c. Parenting,
Impaired
d. Parental
Role,
Conflict
e. Therapeutic
Regimen
Management,
Ineffective
52
Kriteria Hasil :
a. Keluarga
tidak
mengalami
penurunan koping
keluarga
b. Hubungan pasien
pemberi
kesehatan adekuat
c. Kesejahteraan
emosi
pemberi
asuhan kesehatan
keluarga
d. Koping
keluarga
meningkat
e. Normalisasi
keluarga
yang
meningkat
f. Performa
baik
asuhan
dan
langsung
53
yang
pemberi
langsung
tidak
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronik yang dicirikan dengan distorsi
arsitektur hati normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-nodul
regenerasi sel hati, yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal. Penyebab
dari sirosis hepatis yang sering adalah Malnutrisi, Alkoholisme, Kegagalan
jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatica, Virus hepatitis,
penyakit Wilson, Zat toksik. Tanda dan Gejala dari Sirosis Hepatis terdiri dari
Pembesaran hati, Obstruksi Portal dan Asites, Varises Gastrointestinal ,
Edema, Devisiensi Vitamin dan Anemia, dan Kemunduran mental, Diagnosis
54
Penatalaksanaan
Medis
penyakit
Sirosis
Hepatis
adalah
3.2 Saran
Sebagai penulis makalah ini kami menyarankan kepada pembaca maupun
kepada mahasiswa/tenaga kesehatan yang lain untuk mempelajari dengan
baik dan benar mengenai penyakit meningitis ini, karena penyakit ini tidak
jarang ditemukan dalam kehidupan bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC
Doenges, Marilynn E, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :
EGC
Ester,Monica. 2001 . Keperawatan Medikal Bedah Pendekatan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta : EGC
Price, Sylvia A, dkk. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta : EGC
NANDA. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA Jilid 2. Yogyakarta: Medi Action
NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: EGC
55
56