Anda di halaman 1dari 2

Nama Kelompok:

1)
2)
3)
4)
5)

Esrawati Silalahi
1213052009
Indah Lestari
1213052011
Salasa Fajarani
1213052042
Yessy Ary Estiani Sutopo
1213052051
Yolanda Piolan Sari 1213052053
BK TRAUMATIS PERMASALAHAN DISIPLIN SEKOLAH
Dalam membahas pembinaan disiplin sekolah melalui pelaksanaan tata tertib
disekolah secara lebih ditail, sebagai acuhan penulis menggunakan teori belajar
kognitif Albert Bandura. Manusia belajar tingkah laku melalui peniruan dari
tingka laku seorang model yang dapat dijadikan panutan. Menurut Satiningsih,
(2007:58) secara rinci dasar kognitif dalam proses belajar ada empat elemen
penting yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran melalui pengamatan,
keempat elemen itu adalah:

1) Perhatian (attention)
Seorang harus menaruh perhatian (Atensi) supaya dapat belajar melalui
pengamatan. Seseorang khususnya menaruh perhatian kepada orang yang
menarik, populer, kompeten atau dikagumi. Contohnya, seorang siswa yang tidak
disiplin disekolah. Siswa tersebut mempunyai cita-cita menjadi seorang polisi.
Lalu, konselor mengajarkan anak tersebut untuk berlatih berdisiplin agar kelak
dapat mewujudkan cita-citanya. Kemudian konselor mengajak siswa tersebut
untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler pramuka dan paskibra. Konselor berkata
Kalau kamu ikut pramuka dan paskibra, lalu kamu mengembangkan
ekstrakulikuler tersebut kamu dapat mengikuti berbagai perlombaan dan
mendapatkan sertifakat yang dapat membantu kamu mendaftarkan polisi dan
dapat menjadikan pertimbangan atau nilai tambahnya. Tetapi, jika kamu tidak
melatih kedisiplinan kamu dari sekarang maka kamu tidak bisa mewujudkan citacitamu dan tidak ada gunanya kamu menjadi seorang yang tidak disiplin.
2) Mengingat (retensi)

Agar dapat meniru perilaku suatu model seseorang siswa harus mengingat
perilaku itu, pada fase retensi teori pembelajaran melalui pengamatan ini, latihan
sangat membantu siswa untuk mengingat elemen-elemen perilaku yang
dikehendaki sebagai misal urutan langkah-langkah suatu pekerjaan.
Jika siswa tertarik pada tahap atensi, muncul libido siswa tersebut untuk
mengetahui bagaimana caranya untuk meningkatkan disiplin sekolah dan cara
agar dapat mengikuti kegiatan ekstrakulikuler paskibra dan pramuka serta berhasil
dalam mengikuti ekstrakulikuler tersebut.
3) Produksi
Suatu proses pembelajaran dengan memberikan latihan-latihan agar membantu
siswa lancar dan ahli dalam menguasai materi pelajaran. Pada fase ini dapat
mempengaruhi terhadap motivasi siswa dalam menunjukkan kinerjanya, setelah
mengetahui dan mempelajari suatu tingkah laku, siswa juga dapat menunjukkan
kemampuanya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkat laku.
Misalnya, ketika pada tahap retensi berhasil siswa akan terlihat antusias ketika
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Hari demi hari ia akan berlatih berdisiplin
dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Ia akan menjadi rajin berlatih dan
mengerahkan segala kemampuannya dan kreativitasnya dalam baris-berbaris agar
ia dapat menjulang prestasi demi prestasi yang dapat ia raih dalam berbagai
perlombaan kegiatan ekstrakulikuler tersebut.
4) Motivasi
Memberikan dorongan atas kinerja, mempertahankan serta melaksanakan
keterampilan yang baru diperoleh siswa dengan memberikan penguatan (bisa
berupa nilai dan penghargaan/insentif (pujian)). Agar siswa harus dan terus
termotivasi untuk meniru perilaku yang telah dimodelkan.

Anda mungkin juga menyukai