Anda di halaman 1dari 35

CASE REPORT

ABORTUS INKOMPLIT

Pembimbing :
dr. H. Refinaldi, Sp.OG
Disusun Oleh :
Greysia Manarisip
1161050154

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


PERIODE 29 FEBRUARI 7 MEI 2016
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. N
Umur
: 28 tahun
Pekerjaan
: Karyawan
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Suku bangsa : Jawa
Alamat
: Pantai Amal Lama
Masuk RS : 11 Maret 2016, jam 03:00 WITA
Tanggal periksa
: 11 Maret 2016

ANAMNESIS
Keluhan utama : Keluar darah dari jalan lahir
Keluhan tambahan :
1. Nyeri perut bagian bawah
2. Hamil 2 bulan
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
Seorang wanita datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 11 jam
SMRS. Pasien mengatakan sedang menjalani kehamilan yang telah memasuki usia 10
minggu. Ini adalah kehamilan yang pertama dan pasien tidak pernah mengalami keguguran.
Darah yang keluar banyak, bewarna merah segar sampai kecoklatan, bergumpal dan
berlendir. Awalnya darah tidak terlalu banyak, berupa bercak flek, semakin lama darah dan
gumpalan yang keluar juga makin banyak. Pasien sudah sampai mengganti pembalut lebih
dari 3 kali. Pasien mengatakan ada rasa nyeri yang dirasakan pada perut bagian bawah dan
lebih terasa nyeri saat darah keluar. Pasien mengaku 1 minggu terakhir, sering kelelahan
karena pekerjaan. Riwayat trauma disangkal. Riwayat berhubungan intim disangkal.

Riwayat Haid
Haid pertama umur : 13 tahun
Siklus haid
: Teratur
Lamanya
: 5-7 hari
Banyaknya
: ganti pembalut 2-3x
sehari
Hari pertama haid terakhir : 03 Januari
2016
Sakit saad haid : Tidak ada.
Minum
obat : -

Riwayat Perkawinan :
Menikah/ tidak menikah/ janda : menikah
Pernikahan ke berapa
: 1 kali
Lama perkawinan
: 1 tahun
Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu :
Kehamilan sebelumnya : Jumlah anak hidup
:Umur anak terkecil
:Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :
Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) :


Disangkal
Riwayat Alergi :
Disangkal
Riwayat operasi :
Pasien tidak pernah operasi
Metode Keluarga Berencana (KB) :
Disangkal

PEMERIKSAAN FISIKSta
tus
Ge
ner
alis
:
Keadaan umum : Tampak sakit
sedang
Kesadaran
: Komposmentis
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi
: 74 kali/menit
Suhu
: 36,8oC
Pernapasan
: 21 kali/menit
Tinggi badan
: 150 cm

Kepala :
Mata : Sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/THT : dalam batas normal
Leher
: KGB tidak membesar, tidak ada nyeri
tekan
Thoraks :
Payudara : dalam batas normal
Jantung : dalam batas normal
Paru : dalam batas normal
Ekstremitas:
Superior : akral hangat, edema -/-, sianosis -/-,
CRT <2
Inferior : akral hangat, edema -/-, sianosis -/-, CRT
<2

PEMERIKSAAN
OBSTETRIK
Pemeriksaan Luar
Abdomen
- Inspeksi : perut tampak datar, linea nigra (-), striae gravidarum (-)
- Palpasi : supel, nyeri tekan (+)
- Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-)
- Auskultasi : Bising usus (+) 4x/menit

Pemeriksaan Dalam
Genitalia
- Inspeksi : Tampak adanya perdarahan pervaginam (encer, warna
merah kecoklatan, ada gumpalan)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukosit : 10,4x103/mm3
Hb : 13,4 g/dl
HT : 38.0 %
Trombosit : 252x103/mm2
Pregnancy test : Positif

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ultrasonograf
Kesan : Terlihat masih ada sisa-sisa jaringan dalam
kavum uterus

DIAGNOSA KERJA :
G1P0A0 gravida 10 minggu dengan Abortus
Inkomplit

PROGNOSIS :
Kehamilan : Dubia ad malam
Persalinan : Dubia ad bonam

PENATALAKSAAN :
Pro Rawat Inap
- Infus RL 20 tpm
- pro kuretase

TINJAUAN PUSTAKA
Abortus
Inkomplit

DEFINISI ABORTUS
Kata abortus (aborsi, abortion) berasal dari bahasa Latin
aboriri yang artinya keguguran.1
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram.2

Macam-macam Abortus
Menurut Kejadiannya2 : ABORTUS
INFEKSIOSUS

HABITUALIS

SPONTAN

ABORSI

MISSED
ABORTION

PROVOKATUS

Iminens

Medisinalis

Insipiens

Kriminalis

Kompletus
Inkompletu
s

Menurut Waktu3 :

Abortus Dini

ABORSI

Trimester pertama (< 12 minggu)

Abortus
Lanjut

Trimester kedua (12-24 minggu)

Tabel Perbedaan Klinis Abortus


Ostiu
Diagno Perdaraha
Uterus
m
sis
n
uteri
Abortus
iminens

Sedikit
sedang

Abortus
insipien Sedang
s
banyak

Tertutu
Lunak
p

1,2

Besar uterus

Sesuai usia
kehamilan

Nyeri
Perut

Keluar
jaringan

Sedang Tidak ada

Lunak

sesuai atau
Terbuk
Sedang lebih kecil dari
Tidak ada
a
hebat
usia kehamilan

Abortus
Sedikit
inkompl
banyak
it

Lunak

Terbuk lebih kecil dari Sedang a


usia kehamilan hebat

Sedikit
Abortus
tidak ada
komplit

Ringan
Ada
Tertutu lebih kecil dari
atau
Lunak
(seluruhny
p
usia kehamilan tidak
a)
ada

Ada
(hanya
sebagian)

EPIDEMIOLOGI
Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam.2
Studi menyatakan kejadian abortus spontan antara 1520% dari semua kehamilan.2
Kebanyakan abortus terjadi ketika usia kehamilan < 12
minggu; hanya sekitar 4% abortus yang terjadi pada
trimester kedua dan hanya sekitar 5% abortus yang
terjadi setelah bunyi jantung janin dapat diidentifikasi. 3

ETIOLOGI
1.

Penyebab Genetik

2.

Kelainan Anatomik

3.

Autoimun

4.

Penyebab Infeksi

5.

Faktor Lingkungan

6.

Faktor Hormonal

7.

Faktor Hematologik

PATOGENESIS
Umumnya abortus spontan terjadi segera setelah kematian
janin diikuti oleh perdarahan ke dalam desidua basalis.
Selanjutnya terjadi perubahan nekrotik di daerah
implantasi, infiltrasi sel-sel peradangan akut, dan berakhir
dengan perdarahan pervaginam. Pelepasan hasil konsepsi,
baik seluruhnya maupun sebagian, diinterpretasi sebagai
benda asing dalam rongga rahim, sehingga uterus mulai
berkontraksi untuk mendorong benda asing keluar rongga
rahim (ekspulsi).3

Sebelum minggu ke-10 seluruh hasil konsepsi biasanya


dapat keluar dengan lengkap karena vili korialis belum
menanamkan diri dengan erat ke dalam desidua. Pada
minggu kehamilan 10-12, korion tumbuh cepat dan
hubungan antara vili korialis dengan desidua makin erat
sehingga abortus yang mulai di saat ini sering menyisakan
korion (plasenta).3

ABORTUS INKOMPLIT
Abortus inkomplit adalah peristiwa pengeluaran sebagian
hasil konsepsi dari kavum uteri dan masih ada sisa yang
tertinggal dalam uterus, pada kehamilan sebelum 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.2
Dasar diagnosa klinis : perdarahan yang banyak, disertai
nyeri/ kontraksi rahim, ostium internum serviks membuka
dan menjadi tempat lewatnya darah, sisa jaringan hasil
konsepsi dapat teraba dalam kavum uteri atau atau
menonjol pada ostium uteri eksternum.2,3

PEMERIKSAAN
Status Generalis:
Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun
Tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal
atau cepat dan kecil
Suhu badan normal atau meningkat
Mata dapat tampak anemis
Akral dapat teraba dingin

Pemeriksaan ginekologi :
Inspeksi vulva :
- Perdarahan pervaginam
- Ada atau tidak jaringan hasil konsepsi
- Tercium atau tidak bau busuk dari vulva
Inspekulo :
- Perdarahan dari kavum uteri
- Ostium uteri terbuka atau sudah tertutup
- Ada atau tidak jaringan keluar dari ostium
- Ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari
ostium

Vaginal Toucher :
-

Porsio masih terbuka atau sudah tertutup


Teraba tidak jaringan dalam kavum uteri
Besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan
Tidak nyeri saat porsio digoyang

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap :
Kadar haemoglobih rendah akibat anemia haemorrhagik.
LED dan jumlah leukosit meningkat tanpa adanya infeksi.
Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 3
minggu setelah abortus
USG :
Kantung kehamilan umumnya pipih dan iregular serta terlihat
adanya jaringan plasenta sebagai masa yang echogenik
dalam cavum uteri.
Pemeriksaan USG dapat digunakan untuk menentukan apakah
kehamilan viabel atau non-viabel.
Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah
janin masih hidup.

PENATALAKSANAAN

Perbaikan keadaan umum: atasi syok akibat perdarahan


bila muncul.

Evakuasi hasil konsepsi baik dengan metode digital atau


kuretasi.

Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal,


lakukan pengeluaran plasenta secara manual.

Pemberian uterotonika

Pemberian antibiotik selama 3 hari untuk mencegah


infeksi atau jika terjadi demam pada pasien.

Secaraumumtatalaksanaaborsidibagi2,yaitu:9
a.Terapimedikasi
Terapimedikasimenggunakanmifepristoneyangdisusuldengan
penggunaan misoprostol atau mungkin hanya misoprostol saja.
Terapimedikasiinidigunakanpadaaborsidenganmasagestasi49
minggu dan lebih dari 14 minggu. Regimen lain seperti
methotrexatedisusuldenganmisroprostoljugaseringdigunakan.

Indikasipenggunaanterapimedikasi:
Pilihanpasien
Masagestasiyangkecil
Obesitas(BMI>30)tanpakelainankardiovaskular
Fibromauterus
Malformasiuterus
Riwayatbedahseviksebelumnya

Kontraindikasiterapimedikasi;
Riwayatalergimifepristone,misoprostolatauobatterapimedikasilainnya
Terapikortikosteroidjangkapanjang
Gagalginjalkronik
Kelainanpembekuandarah
IUDyangmasihterpasang
Infeksidaerahpanggulberat

RekomendasiWHOdanIPPF:
Mifeprostone200mgoraldiikutimisprostol800g3648jam
setelahnya(oral,sublingual,bukalatauintravaginal)dalamsatu
dosisataudibagimenjadiduadosis400gyangdiberikan
selang2jam)

RekomendasiFDAAmerikaSerikat:
Haripertama:Mifepristone600mgperoraldalam1kaliminum
Harikedua:Rhimunoglobin50gtidaklebihdari48jamsesudah
terjadinyatandatandaaborsipadapasiendenganRh
Hariketiga:bilaprosesaborsibelumselesaidandikonfirmasidengan
USG,berikanmisoprostol400g
Harikeempatbelas:cekkembalikeadaanaborsipasiendenganUSG
atauserumhCG.SerumhCGseharusnyaberadadibawah1.000IU/L
setelah2minggupemberianmifepristone.Bilaprosesaborsibelum
selesai,dilanjutkandenganaspirasivakum.

b.Terapibedah
Terapibedahcenderungdigunakanpadamasagestasi914minggu.
Indikasiterapibedah:
Pilihanpasien
Sterilisasi
Terdapatkontraindikasipadapemakaianterapimedikasi
Pasientidakmampudatanguntukkontrolsetelahterapimedikasi

Pendekatanterapibedahyangumumdilakukanyaitu:
1.AspirasiVakum
2.DilatasidanKuretase

WorldHealthOrganization.SafeAbortion:TechnicalandPolicyGuidanceforHealthSystems.WorldHealth
Organization.2003

KOMPLIKASI
Komplikasi pada aborsi dibagi dua antara lain:4
a. Komplikasi akut
Komplikasi ini terjadi selama prosedur atau 3 jam sesudah
proses abortus selesai:
- Perdarahan
- Luka serviks
- Perforasi uterus
- Hematometra
b. Komplikasi lanjut:
- Infeksi
- Jaringan sisa
- Syok

DAFTAR PUSTAKA
1.

Cunningham, Gary. F. 2012. Williams Obstetry. Volume 1. Edisi


23. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC.

2.

Prawirohardjo. S. 2014. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Cetakan


Kempat. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

3.

Martaadisoebrata, D. Wirakusumah. F. Effendi, Jusuf. S. 2013.


Obstetri Patologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi. Edisi 3. Jakarta;
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

4.

Morgan, M. Siddighi, S. 2004. Obstetrics and Gynecology.


Volume 1. Lippincot Williams and Willkins.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai