Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


A. Konsep Dasar Keluarga
1.

Keperawatan Kesehatan Keluarga.


Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan perawatan (Freeman) adalah keluarga
sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat, keluarga sebagai kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya
sendiri, masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, penyakit pada salah satu
anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut, keluarga merupakan
perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat,
perawat dapat menjangkau masyarakat hanya melalui keluarga, dalam memelihara
pasien sebagai individu keluarga tetap berperan dalam pengambil keputusan dalam
pemeliharaannya, keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk mengembangkan
potensi tiap individu dalam keluarga. Sedangkan tujuan perawatan kesehatan keluarga
adalah

memungkinkan

keluarga

untuk

mengelola

masalah

kesehatan

dan

mempertahankan fungsi keluarga dan melindungi serta memperkuat pelayanan


masyarakat tentang perawatan kesehatan.
2. Type-Type Keluarga :
a. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anakanak.
b. Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
c. Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.

f. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga.
3. Tanggung Jawab Perawat
Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai tanggung
jawab yang meliputi :
a. Memberikan pelayanan secara langsung
Pelayanan keperawatan dapat meliputi pengakajian fisik atau psikososial,
menunjukkan pemberian tindakan secara trampil dan memberikan intervensi.
Kerjasama dari klien dan keluarga serta pemberi perawatan utama di keluarga
dalam perencanaan sangaat penting untuk menjaga kesinambungan perawatan
selama perawat tidak ada di rumah. Perawat hanya memberikan perawatan
dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah lebih merupakan
tanggung jawab dari keluarga dari pada perawat. Oleh karena itu pendidikan
kesehatan menjadi intervensi yang utama dalam perawatan di rumah.
b. Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat penting
untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang
dialaminya.
c. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional lain
dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Fokus peran perawat yang yang
menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan,
menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara untuk mememuhi
kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang disusun.
d. Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama
periode waktu tertentu sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu
perawatan yang dilakukan di rumah.
e. Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini adalah
peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan masalah
pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.

B. Asuhan Keperawatan Keluarga


Asuhan

keperawatan

keluarga

merupakan

proses

yang

kompleks

dengan

menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu

sebagai anggota keluarga.


1. Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus
menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal hal yang dikaji dalam
keluarga adalah :
a. Data Umum :
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala
keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan
dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing masing
anggota keluarga serta genogram.
Type keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.
Suku bangsa. Mengkaji asal

suku bangsa

keluarga tersebut serta

mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan


Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
Status sosial ekonomi keluarga. Status social ekonomi keluarga ditentukan
oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang barang yang dimiliki
oleh keluarga.
Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi bersama sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu
namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak tertua
dari keluarga inti.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan bagaimana
tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing
masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.

c. Pengkajian Lingkungan
Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan perabotan
rumah, dan denah rumah.
Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan
komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.
Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan
dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada.
Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk sistem pendukung adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan masyarakat setempat.
d. Struktur Keluarga
Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar
anggota keluarga.
Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
Struktur peran. Menjelaskan peran dari masing masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal.
Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut
keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi Keluarga
Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau hubungan dalam keluarga dan
sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan
perilaku.

Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga menyediakan makanan,


pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan
keluarga mengenai sehat sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan
tugas perawatan keluarga yaitu :
2. Mengenal masalah kesehatan : sejauh mana keluarga mengenal fakta fakta dari
masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan yang
mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah.
-

mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat : sejauh mana


keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah masalah dirasakan,
menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan akibat dari tindakan
penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan, dapat
menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga
kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi
masalah.

merawat anggota keluarga yang sakit : sejauh mana keluarga mengetahui keadaan
penyakitnya, mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan, mengetahui sumber sumber yang ada dalamn keluarga (anggota
keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial),
mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap
keluarga terhadap yang sakit.

memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauh mana mengetahui sumber


sumber keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan,
mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antar anggota keluarga.

menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat : apakah keluarga


mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh
dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan
dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.
Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah
anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan
jumlah anggota keluarga.
Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.

f. Stres dan Koping Keluarga


Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor. Mengkaji
sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan keluarga
bila menghadapi permasalahan.
Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi disfungsional
yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
h. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
3. Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga.
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada
pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a.

Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).


Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan.

b.

Resiko (ancaman kesehatan)


Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.

c.

Potensial (keadaan sejahtera atau wellness)


Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan.
Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan.
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan
dihitung dengan menggunakan skala prioritas.
4. Perencanaan Keperawatan Keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang mencakup
tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan Kriteria dan Standar. Kriteria

dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
5. Tahapan Tindakan Keperawatan Keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal hal dibawah ini :
a.

Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan


kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan
harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

b.

Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber sumber
yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.

c.

Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan
cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.

d.

Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan


menjadi sehat dengan cara menemukan sumber sumber yang dapat digunakan keluarga dan
melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

e.

Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan


cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan membantu
keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
6. Tahap Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan
sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan
keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

Anda mungkin juga menyukai