4G
5G
6G
Jml
Peluang
fe
21 = 2
22 = 4
23 = 8
24 = 16
25 = 32
26 = 64
1G
1
2
2G
0G
1
2
nG
1
4
2
4
1
4
1
8
3
8
3
8
1
8
1
16
4
16
6
16
4
16
1
16
1
32
5
32
10
32
10
32
5
32
1
32
1
64
6
64
15
64
20
64
15
64
6
64
1
64
1
128
7
128
21
128
35
128
35
128
21
128
7
128
1
128
27 = 128
C0
2n
C1
2n
C2
2n
C3
2n
C4
2n
C5
2n
C6
2n
C7
2n
2n
CkN
N!
k!( N k )!
Jika kita perhatikan nilai C0, C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7 .... CN
ternyata
menghasilkan
deret bilangan unik, yang dihasilkan dari rumus
Sebagai contoh perhatikan 7 buah koin yang ditos menghasilkan deret bilangan unik
C 0, C1,
C2, C3, C4, C5, C6, C7 = 1, 7, 21, 35, 35, 21, 7, 1. Sebagai contoh kita ambil C 3 = 35 dan C4 =
35 didapat dari:
C kN
N!
7!
7!
1 2 3 4 5 6 7
C37
35
k!( N k )!
3!(7 3)! 3! 4! 1 2 3 1 2 3 4
C3 = 35 perhatikan
tabel, banyak koin 7, peluang munculnya adalah 3G maka dapat dihitung dengan rumus:
C kN
N!
7!
7!
1 2 3 4 5 6 7
C 47
35
k!( N k )!
4!(7 4)! 4! 3! 1 2 3 4 1 2 3
C4 = 35 perhatikan
tabel, banyak koin 7, peluang munculnya adalah 4G maka dapat dihitung dengan rumus:
Kemudian, apabila deret bilangan pada tabel di atas kita susun mulai dari C0, C1, C2, C3, C4, C5,
C6, C7 dan seterusnya, misal sampai C12, maka akan menghasilkan deret bilangan yang unik
membentuk kurva normal mirip dengan bilangan segitiga pascal atau bilangan fibonacci sebagai
berikut:
2
4
8
16
32
64
128
25
6
512
102
4
2048
409
6
Perhatikan deret bilangan yang diperoleh dari table distribusi peluang di atas, apabila kita
jumlahkan secara horizontal, maka didapat angka 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, 512, 1024, 2048,
dan 4096 inilah yang disebut dengan angka pembilang Ck dimana k = 0,1, 2, 3, dst sedangkan
angka penyebutnya adalah 2N dimana N adalah jumlah koin yang ditos atau N =1, 2, 3, dst,
sehingga distribusi peluang (DP) selalu sama dengan 1, yang dapat dihitung dengan rumus:
DP
N!
Ck N
Ck
N
k!( N k )!
2
Dimana Ck =
Table distribusi peluang di atas termasuk distribusi binomial dengan variable diskrit. Nilai
pecahan-pecahan pada table distribusi peluang tersebut apabila kita plot ke dalam bentuk grafik,
akan menghasilkan kurva, jika N semakin besar maka akan menghasilkan kurva mulus yang
simetris yang disebut kurva normal. Sebagai ilustrasi kita ambil deret terakhir pada Tabel 6.1
distribusi peluang di atas:
1
128
7
128
21
128
35
128
35
128
21
128
7
128
7 21 21 1 35 35 7 1
128 128 128 128 128 128 128 128
1
128