Anda di halaman 1dari 5

1.

1 Definisi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang di tandai oleh rasa nyeri
pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan , dan krepitasi (Doenges,
2002).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Fraktur terjadi jika tulang dikenai stres yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya
(Brunner, 1997).

Gambar 1.
Fraktur sendiri merupakan sebuah istilah medis yang berarti terjadinya patah tulang
yang ditandai dengan kondisi dimana hubungan atau kesatuan jaringan tulang terputus.
1.2 Klasifikasi Fraktur
a. Fraktur terbuka (fraktur kompleks)
Fraktur terbuka adalah fraktur yang terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar karena adanya perlukaan kulit (Arif, 1999). fraktur terbuka dibagi menjadi
tiga derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya patah
tulang yaitu grade :
1) Derajat I
Laserasi < 2 cm, fraktur sederhana, dislokasi fragmen minimal.
2) Derajat II
Laserasi > 2 cm, kontusio otot dan sekitarnya, dislokasi fragmen jelas.
3) Derajat III
Luka lebar, rusak hebat, atau hilang jaringan sekitar.
Ada beberapa jenis fraktur terbuka (fraktur kompleks) :
1. Fraktur greenstick

Fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya membengkok,
fraktur ini biasanya terjadi pada anak karena tulang anak bersifat fleksibel, sehingga
fraktur dapat berupa bengkokan tulang di satu sisi dan patahan korteksdi sisi lainnya.
Tulang juga dapat melengkung tanpa disertai patahan yang nyata(Pradip, 2005).
Fraktur greenstick terjadi ketika tulang membungkuk dan retak, bukannya
rusak sepenuhnya menjadi potongan-potongan terpisah. Jenis patah tulang paling
sering terjadi pada anak-anak karena tulang mereka lebih lembut dan lebih fleksibel
daripada tulang orang dewasa. Dalam beberapa kasus, fraktur greenstick bisa sulit
untuk didiagnosa karena mungkin tidak ada rasa sakit yang parah atau pembengkakan
dan anak menggunakan anggota tubuh dan dapat bergerak dengan sempurna. Fraktur
greenstick ringan kadang-kadang dianggap keseleo.

Gambar 2.
2. Fraktur kominutif
Fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen(multiple fraktur), garis patah
pada fraktur ini lebih dari satu dan saling berhubungan (Pradip, 2005).
3. Fraktur transversal
Fraktur sepanjang garis tengah tulang, garis patahan tulang tegak lurus. Terdapat
sumbu panjang tulang, fraktur semacam ini segmen-segmen tulang direposisi kembali
ketempat semula (Mutaqqin, 2005).

Gambar 3.
4. Fraktur oblik
Fraktur yang membentuk sudut dengan garis tengah tulang dan lebih tidak stabil
dibandingkan dengan transversal. Fraktur semacam ini cenderung sulit diperbaiki
(Arif, 2005).
5. Fraktur patologi
Fraktur yang terjadi pada tulang yang memeng telah memiliki kelainan, seringkali
terjadi setelah trauma trivial, misalnya penyakit paget, osteoporosis, atau tumor
(Brunner, 1997).
6. Fraktur stres dan lelah
Fraktur akibat trauma minor berulang dan kronis. Daerah yang rentan antara lain
metatarsal kedua atau ketiga, batang tibia proksimal, fibula, dan batang femoral (pada
pelari jarak jauh dan penari balet(Pradip, 2005).

7. Fraktur spiral
Fraktur memuntirseputar batang tulang, arah garis pada fraktur spiral memuntir
diakibatkan oleh adanya trauma rotasi pada tulang (Brunner, 1997).
8. Fraktur impaksi
Fraktur dengan fragmen-fragmen saling tertekan satu sama lain, tanpa adanya garis
fraktur yang jelas (Pradip, 2005).
b. Fraktur Tertutup (closed)
Dikatakan tertutup bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar, disebut dengan fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi.

Sedangkan menurut (Brunner, 2002), pasien dengan fraktur tertutup (sederhana) harus
diusahakan untuk kembali ke aktivitas biasa sesegera mungkin. Penyembuhan fraktur
dan pengembalian kekuatan penuh dan mobilitas mungkin memerlukan waktu sampai
berbulanbulan.
Pada fraktur tertutup, ada klasifikasi tersendiri yang di dasarkan pada keadaan
jaringan lunak sekitarnya yaitu:
1. Tingkat 0 : fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak
sekitarnya.
2. Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan
subkutan.
3. Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam
dan pembengkakan.
4. Tingkat 3 : Cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan
ancaman sindroma kompartement.
c. Etiologi
Etiologi dari fraktur menurut Price dan Wilson (2006) ada 3 yaitu:
1. Cidera atau benturan
2. Fraktur patologik
Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh
karena tumor, kanker dan osteoporosis.
3. Fraktur beban
Fraktur baban atau fraktur kelelahan terjadi pada orang- orang yang baru saja
menambah tingkat aktivitas mereka, seperti baru di terima dalam angkatan
bersenjata atau orang- orang yang baru mulai latihan lari.
Menurut Apley dan Solomon (1995) fraktur dapat terjadi disebabkan :
1. Peristiwa trauma tunggal,
2. Tekanan yang berulang-ulang,
3. Kelemahan pada tulang (fraktur patologis).
Smeltzer dan Bare (2002) berpendapat bahwa fraktur dapat disebabkan oleh adanya pukulan
langsung, gaya meremuk, gerakan muntir mendadak, dan bahkan karena kontraksi otot
ekstrem.

DAPUS
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdlranumhapsa-5402-2-babii.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39178/4/Chapter
%20ll.pdf
https://id.scribd.com/doc/85117490/KLASIFIKASI-FRAKTUR

Anda mungkin juga menyukai