Anda di halaman 1dari 10

Bedah Preprostetik (Matthew et al, 2001)

Tujuan dari bedah preprostetik adalah untuk menyiapkan jaringan lunak dan
jaringan keras dari rahang untuk suatu protesa yang nyaman yang akan
mengembalikan fungsi oral, bentuk wajah dan estetis. Tujuan dari bedah
preprostetik membantu untuk :
Mengembalikan fungsi rahang ( seperti fungsi pengunyahan, berbicara,
menelan)
Memelihara atau memperbaiki struktur rahang
Memperbaiki rasa kenyamanan pasien
Memperbaiki estetis wajah
Mengurangi rasa sakit dan rasa tidak menyenangkan yang timbul dari
pemasangan protesa yang menyakitkan dengan memodifikasi bedah pada
daerah yang mendukung prothesa
Memulihkan daerah yang mendukung prothesa pada pasien dimana terdapat
kehilangan tulang alveolar yang banyak.
Pilihan non bedah harus selalu dipertimbangkan (seperti pembuatan ulang gigi
tiruan, penyesuaian tinggi muko oklusal, memperluas pinggiran gigi tiruan)
sebelum dilakukan bedah preprostetik.

Etiologi perubahan struktur anatomi pada jaringan lunak dan jaringan keras
(Matthew et al, 2001)
1. Hilangnya tulang alveolar Perubahan luas dapat terjadi pada morfologi rahang
setelah gigi hilang. Tulang rahang terdiri dari tulang alveolar dan tulang basal.
Tulang alveolar dan jaringan periodontal mendukung gigi, dan saat gigi hilang,
tulang alveolar dan jaringan periodontal akan diresorbsi. Tulang alveolar berubah
bentuk secara nyata saat gigi hilang, baik dalam bidang horizontal dan vertikal.
Pada daerah posterior mandibula, tulang yang hilang kebanyakan dalam bidang
vertikal. Setelah terjadi resorbsi secara fisiologis, struktur tulang rahang yang
tinggal disebut dengan istilah residual ridge. Tulang yang ada setelah tulang
alveolar mengalami resorbsi disebut dengan tulang basal. Tulang basal tidak
berubah bentuk secara nyata kecuali ada pengaruh lokal. Struktur anatomi yang
lain dapat menjadi lebih menonjol, genial tubercle dan perlekatan ototnya dapat
menonjol pada pasien yang mengalami resorbsi alveolar mandibula yang luas.
Tori pada mandibula atau maksila dapat menyebabkan ketidak stabilan gigi

tiruan, atau dapat menyebabkan 3 trauma. Frenulum yang menonjol dapat


menyebabkan perpindahan gigi tiruan saat pergerakan lidah atau bibir. Daya
pengunyahan pada pasien dengan gigi tiruan akan diteruskan melalui gigi dan
akan diserap oleh jaringan pendukung gigi ( periodontium dan tulang alveolar ).
Pada pasien yang edentulous, daya akan digunakan oleh gigi tiruan dan akan
diteruskan melalui mukosa mulut ke tulang yang ada dibawahnya. Oleh karena
itu, gigi tiruan harus terpasang dengan baik, sehingga trauma pada mukosa dan
mulut dapat dihindari.
2. Perubahan pada profil dan bentuk muka Profil muka seperti melipat (hidung
dan dagu kelihatan saling berdekatan) setelah hilangnya gigi. Hilangnya
perlekatan otot dan dukungan sekitar bibir dapat menyebabkan timbulnya
kerutan pada wajah

Pemeriksaan khusus Pemeriksaan radiografi berguna untuk menilai kondisi dari


tulang rahang. Panoramik foto berguna untuk mengetahui kualitas keseluruhan
dari tulang alveolar dan untuk melihat adanya sisa akar gigi atau kelainan
patologi yang lain (seperti kista rahang). Lateral cephalostat atau cephalogram
photo dapat digunakan untuk melihat hubungan skeletal antero-posterior dan
tinggi tulang alveolar bagian anterior. Periapikal photo berguna bila akan
dilakukan pengambilan sisa akar sebelum pembuatan gigi tiruan. Studi model
cetakan berguna memudahkan rencana perawatan (terutama bila terdapat
ketidak sesuaian secara skeletal) dan membantu menjelaskan rencana prosedur
bedah kepada pasien. Model wax-up dari gigi tiruan membantu untuk
memperlihatkan hasil akhir secara estetis. Penatalaksanaan sebelum
operasi(Stephens, 1997)
1. Evaluasi yang seksama terhadap pasien adalah yang terpenting dalam
menentukan apakah seseorang diindikasikan untuk pembedahan dan prosedur
perawatan apa yang paling tepat.
2. Kemampuan fisik dan psikologi pasien untuk bertoleransi terhadap protesa
konvensional harus ditentukan sejak awal dalam proses evaluasi. Beberapa
pasien tidak dapat beradaptasi dengan protesa konvensional bagaimanapun
baiknya dan cekatnya protesa tersebut.
3. Konsultasi dengan seorang prostodonsia sangat penting dalam menentukan
prosedur yang tepat menghadapi kebutuhan perawatan protetik bagi setiap
pasien.
4. Pertimbangan lainnya adalah usia pasien, fisik, status kesehatan mental,
keterbatasan keuangan, kondisi jaringan keras dan lunak dari tulang alveolar.

Prosedur perawatan yang sederhana

1. Ketidak cekatan protesa merupakan penyebab yang penting terjadinya


resorbsi tulang alveolar dan problema jaringan lunak.
2. Kerusakan kecil pada tulang dan jaringan lunak dapat mencegah kecekatan
protesa dan menyebabkan suatu protesa membutuhkan mayor rekonstruksi
bedah preprostetik. Beberapa prosedur operasi tertentu dapat berlangsung
dengan anestesi lokal untuk memperbaiki kecekatan protesa.
Tahapan bedah preprostetik Berbagai macam teknik dapat digunakan, baik
sendiri atau dikombinasi, untuk mempertahankan dan memperbaiki daerah yang
akan ditempati gigi tiruan. Secara umum ada tiga golongan dari bedah
preprostetik :
1. Bedah jaringan lunak yang mengalami hiperlpasia
2. Vestibuloplasy.
3. Tahapan pembentukan tulang .
1. Bedah Jaringan Lunak : Meliputi Papillary hyperplasia, fibrous hyperplasia,
flabby ridge, . Papillary hyperplasia merupakan suatu kondisi yang terjadi pada
daerah palatal yang tertutup oleh protesa, dimana kelihatan adanya papilla yang
multipel dan mengalami peradangan.
Fibrous hyperplasia dapat terjadi karena adanya trauma dari gigi tiruan dan
adanya resorpsi tulang secara patologis atau fisiologis sehingga menyebabkan
peradangan dan adanya jaringan fibrous diatas linggir tulang alveolar.
Flabby ridge yaitu adanya jaringan lunak yang berlebih dimana terlihat jaringan
lunak yang bergerak tanpa dukungan tulang yang memadai.
6 2. Vestibuloplasty Vestibuloplasty, suatu tindakan bedah yang bertujuan
untuk meninggikan sulkus vestibular dengan cara melakukan reposisi mukosa ,
ikatan otot dan otot yang melekat pada tulang yang dapat dilakukan baik pada
maksila maupun pada mandibula dan akan menghasilkan sulkus vestibular yang
dalam untuk menambah stabilisasi dan retensi protesa.
Vestibulum dangkal dapat disebabkan resorbsi tulang alveolar, perlekatan otot
terlalu tinggi, adanya infeksi atau trauma. Tidak semua keadaan sulkus
vestibular dangkal dapat dilakukan vestibuloplasty tetapi harus ada dukungan
tulang alveolar yang cukup untuk mereposisi N. Mentalis, M. Buccinatorius dan
M. Mylohyiodeus. Banyak faktor yang harus diperhatikan pada tindakan ini
antara lain : Letak foramen mentalis, Spina nasalis dan tulang malar pada
maksila. Macam-macam tehnik vestibuloplasty : Vestibuloplaty submukosa
Vestibuloplasty dengan cangkok kulit pada bagian bukal Vestibuloplasty dengan
cangkok mukosa yang dapat diperoleh dari mukusa bukal atau palatal 3.
Frenektomi. Frenektomi, suatu tindakan bedah untuk merubah ikatan frenulum
baik frenulum labialis atau frenulum lingualis. Frenulum merupakan lipatan
mukosa yang terletak pada vestibulum mukosa bibir, pipi dan lidah.

a. Frenulum labialis Pada frenulum labialis yang terlalu tinggi akan terlihat
daerah yang pucat pada saat bibir diangkat ke atas. Frenektomi pada frenulum
labialis bertujuan untuk merubah posisi frenulum kalau diperlukan maka jaringan
interdental dibuang. Pada frenulum yang menyebabkan diastema sebaiknya
frenektomi dilakukan sebelum perawatan ortodonti . Macam-macam frenektomi :
- Vertical incision
- Cross diamond incision
- Tehnik Z Plasty

b. Frenulum lingualis yang terlalu pendek. Pada pemeriksaan klinis akan terlihat :
Gerakan lidah terbatas, Gangguan bicara , gangguan penelanan dan
pengunyahan. Frenektomi frenulum lingualis pada anak-anak dianjurkan sedini
mungkin karena akan membantu proses bicara, perkembangan rahang dan
menghilangkan gangguan fungsi yang mungkin terjadi. Sedangkan pada orang
dewasa dilakukan karena adanya oral hygiene yang buruk. Cara pembedahan
dilakukan dengan insisi vertikal dan tindakannya lebih dikenal sebagai ankilotom

4. Alveolplasty Alveoloplasty adalah prosedur bedah yang biasanya dilakukan


untuk mempersiapkan linggir alveolar karena adanya bentuk yang irreguler pada
tulang alveolar berkisar dari satu gigi sampai seluruh gigi dalam rahang, dapat
dilakukan segera sesudah pencabutan atau dilakukan tersendiri sebagai
prosedur korektif yang dilakukan kemudian.
a. Simple alveolplasty/ Primary alveolplasty Tindakan ini dilakukan bersamaan
dengan pencabutan gigi , setelah pencabutan gigi sebaiknya dilakukan
penekanan pada tulang alveolar soket gigi yang dicabut . Apabila setelah
penekanan masih terdapat bentuk yang irreguler pada tulang alveolar maka
dipertimbangkan untuk melakukan alveolplasty. Petama dibuat flap
mukoperiosteal kemudian bentuk yang irreguler diratakan dengan bor , bone
cutting forcep atau keduanya setelah itu dihaluskan dengan bone file. Setelah
bentuk tulang alveolar baik dilakukan penutupan luka dengan penjahitan. Selain
dengan cara recontouring tadi apabila diperlukan dapat disertai dengan tindakan
interseptal alveolplasty yaitu pembuangan tulang interseptal, hal ini dilakukan
biasanya pada multipel ekstraksi.
b. Secondary alveolplasty. Linggir alveolar mungkin membutuhkan recountouring
setelah beberapa lama pecabutan gigi akibat adanya bentuk yang irreguler.
Pembedahan dapat dilakukan dengan membuat flap mukoperiosteal dan bentuk
yang irregular dihaluskan dengan bor, bone cutting forcep dan dihaluskan
dengan bone file setelah bentuk irreguler halus luka bedah dihaluskan dengan

penjahitan. Pada secundary alveolplasty satu rahang sebaiknya sebelum operasi


dibuatkan dulu Surgical Guidance Yang berguna sebagai pedoman
pembedahan.
5. Alveolar augmentasi. Pada keadaan resorbsi tulang yang hebat , maka
diperlukan tindakan bedah yang lebih sulit dengan tujuan : Menambah besar dan
lebar tulang rahang, menambah kekuatan rahang, memperbaiki jaringan
pendukung gigi tiruan. Terdapat beberapa cara untuk menambah ketinggian
linggir alveolar Yaitu :
a. Dengan cangkok tulang autogenous, tulang dapat diperoleh tulang iliak atau
costae
b. Dengan melakukan osteotomi. Visor Osteotomi Sandwich osteotomi 11
c. Penambahan dengan menggunakan Hydroxilapatit. Hidroxilapatit merupakan
suatu bahan alloplastik yang bersifat Biocompatible yang dapat digunakan untuk
menambah ketinggian tulang alveolar.
6. Oral tori. Oral tori merupakan tonjolan tulang yang dapat terjadi pada
mandibula atau maksila. Oral tori merupakan lesi jinak, tumbuhnya lambat, tidak
menimbulkan rasa sakit, pada palpasi terasa keras, terlokalisir dan berbatas
jelas, etiologi belum diketahui dengan pasti tetapi beberapa ahli menduga terjadi
karena adanya proses inflamasi pada tulang. Pembedahan terhadap oral tori
jarang dilakukan , kecuali pada keadaan terdapatnya gangguan pembuatan
protesa yang tidak dapat diatasi sehingga harus dilakukan pembedahan.
Terdapat 2 macam oral tori yaitu :
a. Torus mandibularis Biasanya terdapat pada lingual rahang bawah didaerah
kaninus atau premolar kiri dan kanan, bisa single atau mulriple. Bila diperlukan
dapat dilakukan eksisi . 12
b. Torus palatinus. Torus palatinus terdapat pada palatum sepanjang sutura
palatinus media dan dapat meluas ke lateral kiri dan kanan. Ukurannya
bervariasi pada torus palatinus berukuran besar dapat mengganggu fungsi
bicara dan pengunyahan. Pembedahan dilakukan apabila terdapat gangguan
fungsi bicara dan pengunyahan.

Dental Implant
Dental Implant
Dental implant adalah gigi palsu (dari bahan sintetik) yang dipasang ke
dalam mulut pasien melalui tindakan pembedahan kecil, sehingga gigi palsu
ini tertanam ke dalam tulang rahang. Dengan demikian gigi palsu ini dapat
berdiri sendiri tanpa mengganggu ataupun bertumpu pada gigi-gigi lain yang
masih sehat. Dental implant adalah gigi tiruan yang paling mirip dengan gigi
asli. Bahan yang dipakai terbuat dari titanium yang bersifat bio-innert

dengan jaringan tubuh (tulang).

Bagaimana implant ini berfungsi?


Setelah terpasang (tertanam) dan menyatu di dalam tulang rahang, implant
disambung dengan mahkota gigi buatan. Dengan demikian gigi palsu ini
tidak perlu dilepas atau dibuka untuk dibersihkan seperti gigi palsu
konvensional. Biaya pemasangan implant memang lebih mahal dibanding
gigi palsu biasa tapi implant memiliki kelebihan karena sangat mirip dengan
gigi asli.
Apa saja kelebihan implant dibandingkan dengan gigi tiruan lain?
Implant merupakan gigi tiruan yang paling menyerupai gigi asli. Juga kuat,
stabil, dan berfungsi seperti gigi asli

Implan merupakan solusi jangka panjang. Implan dapat bertahan lebih lama
dibandingkan dengan gigi tiruan jenis lain yang maksimal bertahan 10 tahun.
Tidak perlu khawatir implan terasa tidak nyaman atau terasa longgar saat
mengunyah makanan, berbicara ataupun tertawa
Implan mempertahankan bentuk wajah dan senyum anda. Tanpa gigi,
wajah akan terlihat lebih tua dan terkesan sedih. Menjaga bentuk dan
kesehatan tulang.
Berbicara lebih mudah dibandingkan dengan memakai gigi tiruan lepasan.
Gigi implant tidak akan berlubang.

Siapakah yang dapat dipasang dental implant?


Bila seseorang ingin dipasang dental implant maka pertama-tama ia harus
mengunjungi dokter gigi untuk dievaluasi. Umumnya kondisi pasien harus
sehat, tulang rahangnya cukup tebal dan kebersihan mulutnya baik.
Keberhasilan dental implant akan menurun bila pasien mempunyai kebiasaan
bruxism, menderita penyakit kronis seperti diabetes tak terkontrol atau pada
pasien yang perokok atau peminum.
Bagaimana prosedur pemasangan implant?
Implant umumnya dipasang ke pasien dengan menggunakan anestesi lokal
tanpa melupakan prinsip-prinsip sterilisasi dan setelah itu pasien mendapat
medikasi yang optimal.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses penyembuhan?
Setelah terpasang, implant memerlukan waktu untuk proses osseointegrasi
(menyatu dengan tulang), yang memakan waktu antara 2-9 bulan. Ini
tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: daya penyembuhan
pasien, kualitas tulang, dan penggunaan graft.
Bagaimana tingkat kesuksesan implant ini?
Saat ini tingkat kesuksesan rata-rata mencapai 95% bila implant dipasang di
rahang bawah dan 85% bila dipasang di rahang atas.

Anda mungkin juga menyukai