Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi
sumber daya manusia. Salah satu masalah pokok kesehatan di negara sedang
berkembang termasuk Indonesia adalah masalah gangguan terhadap kesehatan
masyarakat yang disebabkan oleh kekurangan gizi. Kekurangan gizi
merupakan salah satu penyebab tingginya kematian pada bayi dan anak
(Hasnaeni, 2014). Gizi adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi
individu atau masyarakat, dan karenanya merupakan issue fundamental dalam
kesehatan masyarakat. Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat
kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan salah satu unsure utama
dalam penentuan keberhasilan pembangunan negara yang dikenal dengan
istilah Human Development Index (HDI)(Depkes).
Apabila anak kekurangan gizi dalam hal zat karbohidrat (zat tenaga) dan
protein (zat pembangun) akan berakibat anak menderita kekurangan gizi yang
disebut kurang energy protein (KEP). Apabila hal ini berlanjut lama maka
akan berakibat terganggunya pertumbuhan, terganggunya perkembangan
mental, menyebabkan terganggunya sistem pertahanan tubuh, hingga
menjadikan penderita KEP tingkat berat sehingga sangat mudah terserang
penyakit dan dapat berakibat kematian (Pudjiadi, 2003 dalam Hasnaeni,
2014).
Pudjiadi (2005) dalam (Veriyal, 2010) menyatakan Kurang Energi Protein
(KEP) merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting bagi
Indonesia maupun banyak negara yang sedang berkembang di Asia, Afrika,
Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Pada penyakit KEP ditemukan
berbagai macam keadaan patologis disebabkan oleh kekurangan energi

maupun protein dalam proporsi yang bermacam-macam. Akibat kekurangan


tersebut timbul keadaan KEP pada derajat yang sangat ringan sampai berat.
Menurut Jellife (1966) dalam Supariasa , I.D.Nyoman (2002) dikatakan
bahwa KEP merupakan istilah umum yang meliputi malnutrisi, yaitu gizi
kurang dan gizi buruk termasuk marasmus dan kwashiorkor.
DATA
Meskipun sekarang ini terjadi pergeseran masalah gizi dari defisiensi
makro nutrien ke defisiensi mikro nutrien, namun beberapa daerah di
Indonesia prevalensi KEP masih tinggi (> 30 %) sehingga memerlukan
penanganan intensif dalam upaya penurunan prevalensi KEP. Berbagai upaya
untuk menanggulangi kejadian KEP antara lain pemberdayaan keluarga,
perbaikan lingkungan, menjaga ketersediaan pangan, perbaikan pola konsumsi
dan pengembangan pola asuh, melakukan KIE, melakukan penjaringan dan
pelacakan kasus KEP, memberikan PMT penyuluhan, pendampingan petugas
kesehatan, mengoptimalkan Poli Gizi di Puskesmas, dan revitalisasi
Posyandu.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
C.
D.
E.
F.

G.

Pengertian Kekurangan Energi Protein


Penyebab KEP
Klasifikasi
Gejala KEP
Dampak KEP
Pencegahan

Anda mungkin juga menyukai