FOODBORNE DISEASE
OLEH
1. Fitriani Rahmatismi Blongkod
P1803215005
2. Wina Kurnia S
P1803215009
P1803215012
KONSENTRASI GIZI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
disease
adalah
penyakit
yang
disebabkan
karena
Kasus
AR
CFR
Orang
terpapar
2011
0,16%
(11Kasus)
18.144 orang
2012
84 Kejadian
37,66%
(3.235 kasus)
0,58% (19
kasus)
8.590 orang
2013
48 Kejadian
24,40%
(1.690 kasus)
0,71% (12
kasus)
6.926 orang
sehingga
mampu
memproduksi
toksin
yang
dapat
mencakup
gangguan-
gangguan
yang
diakibatkan
muntah, demam, sakit kepala. Pada kasus yang serius, keracunan makanan
bisa menyebabkan kematian.
Mikroorganisme yang termasuk kelompok penyebab keracunan
makanan tradisional seperti Salmonella, Clostridium, Galur E.coli
0157:H7 dan spesies Shigella. Infeksi dapat juga terjadi dengan media
toksin yang disebabkan oleh bakteri yang memproduksi enterotoksin
(toksin yang mempengaruhi transfer air, glukosa dan elektrolit) selama
kolonisasi dan pertumbuhannya dalam alat pencernaan (Handayani dan
Werdiningsih, 2010).
Menurut Santoso (2009), Infeksi
yaitu
keracunan
karena
akibat
reaksi
tubuh
terhadap
bakteri
atau
hasil-hasil
metabolismenya.
Infeksi pada konsumen setelah dikonsumsi, jenis jenis patogen ini
berkembang biak dalam alat pencernaan, karena itu menimbulkan
pengaruh atau reaksi pada konsumen. Gejala gejala konsumen umumnya
timbul setelah masa inkubasi antara 12-24 jam dan ditandai oleh gangguan
perut, sakit pada perut bagian bawah (abdominal pains), pusing (nausea),
berak berak (diarrhea), muntah-muntah (vomiting), demam dan sakit
kepala (Buckle et al., 1987).
b. Intoksikasi
Intoksikasi adalah penyakit yang disebabkan karena tertelannya
toksin dalam makanan yang sebelumnya diproduksi oleh mikroba dalam
makanan. Gejala penyakit timbul lebih cepat daripada infeksi yaitu 3-12
jam setelah makanan dikonsumsi, yang ditandai dengan muntah- muntah
hebat dan diare.
Menurut Santoso, (2009) intoksikasi yaitu apabila mikrobia
tumbuh dalam makanan kemudian memproduks zat racun (toksik) di
dalamnya, dan makanan tersebut dikonsumsi, maka toxinnya tersebut
yang menyebabkan keracunan, jadi meskipun mikrobianya sudah musnah
pada waktu pengolahan pemanasan, tetapi jika zat racunnya masih stabil
maka tetap akan potensi memberikan gejala keracunan, Contoh
mikrobanya adalah Staphylococcus yang memproduksi zat racun,
enterotoxsin dan clostridium botulinum yang memproduksi botulinin.
Ditambahkan oleh Siagian (2002), intoksikasi pangan adalah gangguan
akibat mengkonsumsi toksin dari bakteri yang telah terbentuk dalam
makanan.
Keracunan (intoksikasi) pada konsumen: dalam hal ini adalah
termakannya racun yang dihasilkan lebih dulu oleh pertumbuhan
mikroorganisme dalam bahan pangan yang mengakibatkan pengaruh pada
konsumen. Gejala gejala umumnya terlihat lebih cepat (3-12 jam) setelah
memakan bahan pangan tersebut dibandingkan dengan akibat organisme
penyebab infeksi, dan ditandai oleh sering kali muntah muntah ringan dan
berak berak (Buckle et al., 1987).
C. Jenis Mikroorganisme Penyebab Infeksi dan Intoksikasi
1. Infeksi
Menurut Buckle et al., (1987), mikroorganisme dengan kategori ini
termasuk jenis mikroorganisme yang menyebabkan keracunan
makanan
dikenal
Slamonella,
clostridium
perfingens,
Vibrio
a. Salmonella
infeksi
ini
disebabkan
oleh
bakteri
famili
2)
3)
menginvasi
epitel,
menyebabkan
radang
yang
cereus
bakteri
membentuk
spora
yang
setelah
dimasak,
yang
memungkinkan
kuman
Gejala botulism
Pertumbuhan
organisme
ini
dalam
bahan
pangan
Racun
yang
dihasilkan
kerusakan
pada
makanan
kaleng
yang
dengan
diameter
0.7
0.9
um,
melalui
makanan
yang
dikonsumsinya,
tangan,
yang
tercemar
ini
dalam
bahan
pangan
DAFTAR PUSTAKA