ISPA (ASMA) Prak.9
ISPA (ASMA) Prak.9
(INKONVENSIONAL)
ASMA
KELOMPOK GENAP
Verra melinda
Nita Soliha
Nur Holida
Arini Hidayati
M. Akbar
Cintya Eka S.
Andan Sari
Addina Zulfa
Atikah
Risky Yulianti
Nesia Mustika
Muthmainnah
Nurul Hidayah
Rohmatun Choirin
Fairusly Yulian
Rikke Prenanda
ETIOLOGI ASMA
Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas. Berbagai sel inflamasi berperan,
terutama sel mast, eosinofil, sel limfosit T, makrofag, netrofil dan sel epitel. Faktor
lingkungan dan berbagai faktor lain berperan sebagai penyebab atau pencetus
inflamasi saluran napas pada pasien asma. Inflamasi terdapat pada berbagai derajat
asma baik pada asma intermiten maupun asma persisten. Inflamasi kronik
menyebabkan peningkatan hiperesponsif (hipereaktifitas) jalan napas yang
menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat
dan batuk-batuk terutama pada malam dan/atau dini hari. Episodik tersebut berkaitan
dengan sumbatan saluran napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel
dengan atau tanpa pengobatan .
Faktor Risiko
Risiko berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor pejamu (host) dan
faktor lingkungan.
Faktor pejamu tersebut adalah:
- predisposisi genetik asma
- alergi
- hipereaktifitas bronkus
- jenis kelamin
- ras/etnik
GEJALA ASMA
Gejala pada penyakit ini bersifat episodik, seringkali reversibel dengan/atau
tanpa pengobatan. Gejala awal berupa :
Batuk terutama pada malam atau dini hari
sesak napas
Napas berbunyi (mengi) yang terdengar jika pasien menghembuskan napasnya
Rasa berat di dada
Dahak sulit keluar.
Gejala yang berat adalah keadaan gawat darurat yang mengancam jiwa. Yang
termasuk gejala yang berat adalah :
Serangan batuk yang hebat
Sesak napas yang berat dan tersengal-sengal
Sianosis (kulit kebiruan, yang dimulai dari sekitar mulut)
Sulit tidur dan posisi tidur yang nyaman adalah dalam keadaan duduk
Kesadaran menurun
PHARMACEUTICAL CARE PENYAKIT ASMA
Manifestasi Klinis
Secara Umum gejala asma yaitu
sesak napas
batuk berdahak
suara napas yang berbunyi ngik-ngik
(sering pada waktu subuh) karena
pengaruh keseimbangan hormon kortisol
yang kadarnya rendah ketika pagi dan
berbagai faktor lainnya
1.
2.
3.
4.
.
.
.
.
.
-.
-.
-.
Assesment
Ketotifen Fumarat
drp
penyelesain
drp
Ketotifen Fumarat mempunyai
efek samping Mengantuk, mulut
kering, pusing, meningkatkan
nafsu makan dan berat badan
Ketotifen Fumarat berinteraksi
dengan Obat oral antidiabetes
yang menyebabkan terjadi
penurunan trombosit, platelet.
penyelesain
Saat kie dianjurkan apoteker
memberitahu kepada pasien
tentang efek samping obat
Pemberian bersama-sama dengan
antidiabetik oral sebaiknya
dihindari.
Neo napacin
drp
penyelesain
drp
Neo napacin: mengandung
Theophylline dapat menimbulkan
gejala efek samping berupa
gangguan gastrointestinal,
takikardi, palpitasi, aritmia, nyeri
kepala, gangguan konsentrasi,
insomnia, dan kejang (USPDl,
2000; BNF, 1998).
penyelesain
Telah diketahui bahwa gejala efek
samping ini berkaitan dengan
kadar theophylline dalam darah.
Rentang terapi optimum
theophylline berkisar antara 5
15 mikro gram per ml (USPDI,
2000).
Ephedrin HCL
drp
penyelesain
Symbiocort
drp
penyelesain
Teofilin
drp
penyelesain
Ventolin (salbutamol)
drp
penyelesain
Atrovent (ipatropium
bromide)
drp
Penyelesain
Ketotifen Fumarat
Mekanisme Ketotifen
Fumarat
KETOTIFEN
Indikasi
: Konjugtifis alergi, terapi adjuvan pada pengobatan
kronik pasien anak-anak yang mengalami asma atopik yang digunakan
secara oral.
Kontraindikasi
: Hipersensitif pada obat ini atau formula dari obat
ini.
Efek samping
:
Untuk indikasi kongjuntivis alergi : pada organ matanya akan mengalami
reaksi alergi, panas atau menyengat, konjungtivis, adanya kotoran mata,
mata kering, nyeri mata, kelainan pada kelopak mata, rasa gatal, keratitis,
midriasis, photophobia, ruam. Pada saluran pernafasan akan mengalami
gejala faringitis dan flu. [kejadiannya hanya 1% dari 10%]
Untuk penggunaan secara oral maka akan mengenai sistem saraf pusat
yang akan berakibat mengalami efek sedasi (8% kejadiaanya;kurang dari
pasebo), sakit kepala hanya 1% kejadiannya lalu gangguan tidur hanya
1% juga kejadiannya yg terjadi. Pada kulitnya akan mengalami ruam
(4%)dan urtikaria (1%), selain itu akan mengalami penambahan bobot
badan (5%), nyeri perut (1%), nafsu makan bertambah (1%), serta
mengalami infeksi pernafasan, flu, bengkak pada kelompak (1%). Kurang
dari 1% kejadian terjadi pusing, eritema multiforme, steven-jonson
sindrom, trombositopenia, eksitasi, xerostomia, insomnia, dan iritasi.
Dosis
:
Allergic conjunctivitis: dewasa dan anak umur 3 tahun atau
lebih adalah 1 tetes (0.025% solution ) pada matanya selama 2
kali sehari dengan interval 8-12 jam. [AHFS]
Ophthalmic: mengikuti dosis dewasa [DIH]
Atopic asthma (Note: bukan untuk serangan akut): Oral (belum
disetujui di amerika):
Anak-anak umur 6 bulan-3 tahun : 0.025 mg/kg sekali sehari atau
dalam 2 dosis terbagi selama 5 hari; untuk dosis pemeliharaan :
0.05 mg/kg 2 kali sehari
Anak-anak > 3 tahun : 0.5 mg sekali sehari atau dalam 2 dosis
terbagi selama 5 hari; pemeliharaan : 1 mg 2 kali sehari . [DIH]
Penyimpanan :
Larutan optalmik : pada suhu 25 derajat celcius
Sirup: pada suhu diatas 25 derajat celcius
Tablet: pada suhu 15-25 derajat celcius
KIE
Untuk mengobati konjungtivis alergi digunakan 1 tetes saja pada
matanya selama 2 kali sehari dengan interval 8-12 jam (pasien
dewasa dan anak-anak umur 3 tahun atau lebih)
Untuk Atopic digunakan secara per Oral (tidak boleh bersama
makanan) sekali dalm sehari selama 5 hari pemakaian (Anak-anak
umur 6 bulan-3 tahun : 0.025 mg/kg sekali sehari atau dalam 2 dosis
terbagi selama 5 hari; untuk dosis pemeliharaan : 0.05 mg/kg 2 kali
sehari), Anak-anak > 3 tahun : 0.5 mg sekali sehari atau dalam 2
dosis terbagi selama 5 hari; pemeliharaan : 1 mg 2 kali sehari . [DIH]
Selama penggunaan terapi dengan obat ini apabila terjadi reaksi
alergi seperti ruam, gatal yang parah maka segera hubung dokter.
Jika sedang atau akan menggunakan obat yang memiliki interaksi
dengan obat ini maka jangan digunakan dulu harus konsultasi dengan
dokter atau apoteker anda
Untuk penyimpanan obat ini maka yang sirupnya disimpan pada suhu
lebih dari 25 derajat, Larutan optalmik : pada suhu 25 derajat celcius,
dan Tablet: pada suhu 15-25 derajat celcius
Neo napacin
Mekanisme
Ephedrine
Meliris jaringan yang menyimpan epinefrin
dan dengan demikian menstimulasi alpha
dan beta-adrenergik; kerja panjang dan
kurang kuat dibandingkan epinefrin
Mekanisme
Theophylline
Menyebabkan bronkodilatasi, diuresis, CNS
dan stimulasi jantung, dan sekresi asam
lambung
dengan
menghambat
phosphodiesterase
yang
meningkatkan
konsentrasi jaringan siklik adenin monofosfat
(cAMP) sehingga menstimulasi katekolamin
dari
lipolisis,
glikogenolisis,
dan
glukoneogenesis dan menginduksi pelepasan
epinefrin dari sel medula adrenal
Drug Information Handbook, 17th Edition
Interaksi
Neo Napacin
Komposisi : teofilin 130 mg, efedrin 25
mg
Indikasi
: pencegahan dan terapi pada
bronkospasme dengan asma atau cronic
pulmonary disease, meringankan sesak
nafas, melonggarkan hidung tersumbat.
Kontra indikasi : hipersensitif terhadap
teofilin dan efedrin atau komponen lain
dalam formulasi.
efedrin
Alpha-Adrenergic Blockers (eg, Phentolamine):
Vasoconstricting and hypertensive effects are antagonized.
Diuretics: Vascular response may be decreased.
General Anesthetics (eg, Halothane, Cyclopropane)/Cardiac
Glycosides: The potential for the myocardium to be
sensitized to the effects of sympathomimetic amines is
increased. Arrhythmias may result with coadministration
and may respond to beta blockers.
Guanethidine: May negate antihypertensive effects.
MAOIs: Increases pressor response from vasopressors
significantly; hypertensive crisis and intracranial
hemorrhage are possible.
Rauwolfia Alkaloids, Methyldopa, Furazolidone: May result
in hypertension.
Tricyclic Antidepressants: May potentiate pressor response.
Urinary Acidifiers: May increase elimination of ephedrine.
Urinary Alkalinizers: May decrease elimination of ephedrine
Efek samping :
sakit kepala, insomnia, hipertensi, mual,
muntah, hiperglikemi
Perhatian :
hati-hati pemberian pada pasien dengan
hyperthyroidism, diabetes mellitus,
ischaemic heart disease, hypertension,
renal impairment, or angle-closure
glaucoma, hypertension, peptic ulcer
KIE
Digunakan untuk mengurangi sesak nafas
Cara penggunaan
Dimimum 3 x sehari 1 tablet setelah makan
Ephedrine hcl
MEKANISME KERJA
Menstimulasi reseptor alfa dan beta,
menyebabkan peningkatan detak jantung,
volum stroke tidak berubah atau diperbesar,
meningkatkan pengeluaran jantung, dan
meningkatkan tekanan darah. Menyebabkan
relaksasi otot polos dari bronkus dan saluran
GI, menstimulasi korteks serebral dan
dilatasi pupil.
A TO Z DRUG FACTS
INTERAKSI OBAT
Alpha-Adrenergic
Blockers
(eg,
Phentolamine):
Vasokontriksi
dan
efek
hipertensi diantagoniskan.
Diuretics: Respon vaskular bisa diturunkan.
MAOIs: Meningkatkan respon penekanan dari
vasopressors
secara
signifikan;
krisis
hipertensi dan hemorrhage intrakranial
mungkin terjadi.
Tricyclic
Antidepressants:
Bisa
mempengaruhi respon penekanan.
A TO Z DRUG FACTS
EPHEDRIN HCL
Informasi Obat
Pustaka
Komposisi
Indikasi
(A to Z drug Facts)
Dosis
(Drug Information
Handbook ed 17)
Kontraindikasi
(A to Z drug Facts)
Efeks samping
(A to Z drug Facts)
Symbicort
Mekanisme kerja :
Mekanisme kerja Formoterol melemaskan otot polos
bronkus dengan tindakan selektif pada reseptor beta2
dengan sedikit efek pada detak jantung. Formoterol
memiliki
efek
long-acting.
Budesonide
adalah
kortikosteroid yang mengontrol laju sintesis protein,
menekan migrasi leukosit polimorfonuklear / fibroblast,
membalikkan permeabilitas kapiler dan lisosom stabilisasi
pada tingkat sel untuk mencegah atau mengendalikan
peradangan
Interaksi
Symbiocort
A to Z drug fact
Iso indonesia vol. 44 hal, 460
Komposisi
Budesonide 80 mcg
Formoterol fumarat 4,5 mcg
Budesonide 160 mcg
Formoterol fumarat 4,5 mcg
Indikasi
Kontraindikasi
Hipersensitif
Dosis
Perhatian
Lanjutan...
Budesonide
Indikasi:
Intranasal : Manajemen gejala rhinitis alergi
musiman dan abadi pada orang dewasa dan anakanak (Rhinocort, Rhinocort Aqua); pengelolaan
nonallergic rhinitis abadi pada orang dewasa
(hanya Rhinocort)
inhalasi Oral: Untuk pengobatan pemeliharaan
asma sebagai terapi profilaksis pada orang dewasa
dan
anak-anak
dan
untuk
pasien
yang
membutuhkan terapi kortikosteroid oral untuk
suspensi asma (inhaler)
Inhalasi: pengobatan Pemeliharaan asma dan
terapi profilaksis pada anak-anak 12 mo ke 8 thn
kapsul Oral: penyakit Crohn
Lanjutan...
Kontraindikasi:
Infeksi lokal tidak diobati yang melibatkan
mukosa
hidung,
bantuan
dari
bronkospasme akut, pengobatan utama
status asmatikus atau asma akut lainnya
ketika
tindakan
intensif
diperlukan;.
Hipersensitif terhadap obat atau obat
senyawa produk Tidak direkomendasikan
untuk pengobatan rhinitis nonallergic
karena kurangnya data
Dosis:
Turbuhaler (Rhinocort) Dewasa dan Anak-anak setidaknya 6 tahun: Dosis awal Intranasal: 256
mcg / hari, diberikan sebagai 2 semprotan di setiap lubang hidung di pagi dan sore hari atau 4
semprotan di setiap lubang hidung di Pemeliharaan pagi : jumlah Terkecil diperlukan untuk kontrol
gejala (max, 4 semprot / hidung setiap hari).
Rhinocort Aqua Dewasa dan Anak-anak setidaknya 12 tahun : Semprot Mulailah dengan 64 mcg /
hari diberikan sebagai 1 semprot di setiap lubang hidung sekali sehari Pemeliharaan: Titrasi untuk
dosis efektif minimum (max, 256 mcg / hari diberikan sebagai 4 semprotan di setiap lubang hidung
sekali sehari ).
Dewasa dan Anak-anak 6 sampai di bawah 12 tahun :. Semprot Mulailah dengan 64 mcg / hari
diberikan sebagai 1 semprot di setiap lubang hidung sekali sehari Pemeliharaan: Titrasi untuk dosis
minimum efektif (max, 128 mcg / hari diberikan sebagai 2 semprotan di setiap lubang hidung sekali
sehari) .
Aerosol Dewasa: inhaler oral 200 hingga 400 mcg tawaran.
Anak-anak setidaknya 6 tahun: inhaler oral 200 mcg tawaran.
Respules Anak 12 mo ke 8 thn: Inhalasi suspensi Administer oleh rute inhalasi melalui nebulizer jet
terhubung ke kompresor udara.
Anak-anak menerima bronkodilator saja: 0,5 mg / hari diberikan sekali atau tawaran dalam dosis
terbagi (max, 0,5 mg / hari).
Anak-anak yang menerima kortikosteroid inhalasi: 0,5 mg / hari diberikan sekali atau tawaran
dalam dosis terbagi (max, 1 mg / hari).
Anak-anak menerima kortikosteroid oral: 1 mg / hari diberikan sebagai 0,5 mg bid atau 1 mg sekali
Efek samping:
o KARDIOVASKULAR: Hipertensi, palpitasi, takikardia (oral)
o CNS :Sakit kepala, pusing, kelelahan, hyperkinesias, paresthesia, tremor,
agitasi, peningkatan nafsu makan, kebingungan, insomnia, gugup, gangguan
tidur, mengantuk (oral)
o Dermatologic :Jerawat, alopecia, dermatitis, eksim, gangguan kulit,
meningkatkan berkeringat iritasi (oral)
o EENT : Nasal / perdarahan, membakar, menyengat, bersin, faringitis, glositis,
infeksi telinga, vertigo, kelainan mata, penglihatan normal (oral)
o GI :mulut kering; pencernaan , mual, dispepsia, nyeri perut, perut kembung,
muntah, gangguan anus, diperburuk penyakit Crohn, enteritis, nyeri
epigastrium, GI fistula, wasir, obstruksi usus, lidah edema, gangguan gigi
(oral)
o GU : Intermenstrual perdarahan, gangguan menstruasi, disuria , frekuensi
berkemih, nokturia, hematuria, piuria (oral) Hematologi: Leukositosis, anemia,
peningkatan laju endap darah (oral) Hipersensitivitas: reaksi Segera atau
ditunda termasuk urtikaria, angioedema, ruam, bronkospasme, wajah dan
lidah edema, pruritus, mengi ; dyspnea
o METABOLIK : Hipokalemia, peningkatan berat badan (oral)
o PERNAPASAN: Peningkatan batuk, infeksi saluran pernapasan, bronkitis,
dyspnea (oral)
o LAIN: Gejala hypercorticism, nyeri punggung, nyeri, asthenia, peningkatan
protein C-reaktif, nyeri dada , edema dependent, wajah edema, gejala seperti
flu, malaise, arthritis diperburuk, kram, mialgia, moniliasis, pembilasan (oral).
Interaksi :
Jus jeruk, ketoconazole, ini dapat
meningkatkan kadar plasma budesonide,
meningkatkan efek farmakologis dan
merugikan
Perhatian:
o Kehamilan: Kategori B. Laktasi: Gunakan hati-hati karena
kortikosteroid lainnya diekskresikan dalam ASI
o anak: Tidak dianjurkan untuk anak di bawah 6 tahun, keamanan
dan kemanjuran tidak didirikan pada anak-anak untuk Entocort EC
kortikosteroid oral dapat menekan pertumbuhan pada anak-anak
dan remaja , terutama dengan dosis yang lebih tinggi dalam waktu
lama,
o Lansia : Pilih dosis dengan hati-hati, mencerminkan frekuensi yang
lebih besar dari penurunan hati, ginjal, atau fungsi jantung dan
komorbiditas ,
o Infeksi jamur: pengobatan antijamur atau penghentian terapi
kortikosteroid mungkin diperlukan hipersensitivitas: reaksi
hipersensitivitas Segera terjadi
o Imunologi : Pasien yang menerima agen imunosupresan lebih
rentan terhadap infeksi dibandingkan orang dewasa yang sehat
Jika seorang pasien terkena campak atau cacar air, pencegahan
dan pengobatan yang tepat dapat diindikasikan ketokonazol:
Dapat meningkatkan kadar plasma bila digunakan bersamaan
Gunakan dengan hati-hati.
o Efek sistemik :Gunakan hati-hati pada pasien yang memakai setiap
KIE
Sebelum inhalasi nasal, anjurkan pasien untuk meniup lembut untuk membersihkan
saluran hidung. Sebuah dekongestan topikal dapat digunakan 15 menit sebelum
pemberian untuk memastikan penetrasi yang memadai.
Membuka dan mengunci adapter hidung ke tempatnya.
Pegang inhaler tegak. Kocok.
Masukkan inhaler dalam 1 lubang hidung; menutup lubang hidung dengan menekan pada
hidung dengan jari.
Mulai menghirup melalui hidung, bernafas dan dosis menggerakkan dengan menekan
tabung itu.
Ulangi prosedur untuk lubang hidung lainnya.
Ajarkan pasien untuk membersihkan bagian plastik dengan menghapus dari aerosol
tabung dan berendam dalam air hangat dengan deterjen ringan. Biarkan bagian
mengering sebelum mengganti.
Stres pentingnya menggunakan obat yang diresepkan. Anjurkan pasien untuk tidak
melebihi dosis yang ditentukan.
Peringatkan pasien untuk memanggil penyedia layanan kesehatan jika tanda-tanda
hidung, mulut, atau infeksi faring berkembang.
Jika pasien sedang dikonversi dari mulut ke hidung steroid, review tanda dan gejala
insufisiensi adrenal, yang mungkin terjadi beberapa hari atau minggu setelah konversi
selesai.
Anjurkan pasien untuk menggunakan hati-hati jika luka atau cedera terjadi pada bagian
hidung. Obat dapat mencegah atau memperlambat penyembuhan yang tepat.
Informasikan pasien untuk melaporkan setiap infeksi jamur dari hidung atau tenggorokan
ke penyedia layanan kesehatan.
Lanjutan...
Anjurkan pasien bahwa obat ini harus digunakan untuk terapi pencegahan hanya, itu
tidak boleh digunakan untuk membatalkan serangan asma akut.
Anjurkan pasien yang kortikosteroid sistemik telah berkurang atau ditarik untuk
membawa kartu peringatan yang menunjukkan perlunya steroid sistemik tambahan
pada saat stres atau serangan asma berat yang tidak responsif untuk bronkodilator.
Gunakan obat ini secara teratur dijadwalkan, bahkan jika pasien tidak memiliki gejala
saat ini.
Peringatkan pasien mengambil dosis imunosupresan kortikosteroid untuk
menghindari paparan cacar air atau campak.
Menyarankan pasien untuk mencari nasihat medis segera jika terkena.
Pada pasien yang menerima bronkodilator (misalnya, isoproterenol, metaproterenol,
albuterol) terhirup harus menggunakan bronkodilator beberapa menit sebelum
inhalan kortikosteroid untuk meningkatkan penetrasi steroid.
Menyarankan pasien untuk menghubungi dokter jika sakit tenggorokan berkembang.
Anjurkan pasien dalam penggunaan yang tepat.
Menyarankan pasien untuk menghubungi dokter jika gejala tidak membaik, jika
kondisi memburuk, atau jika bersin atau iritasi hidung terjadi.
Menyarankan pasien untuk tidak mengambil obat OTC tanpa berkonsultasi dengan
dokter.
Menyarankan pasien untuk menelan kapsul (misalnya, Entocort EC); tidak
mengunyah atau menghancurkan kapsul.
Anjurkan pasien untuk menghindari konsumsi jus jeruk selama terapi Entocort EC
Lanjutan...
Formoterol fumarate
Aksi:
Melemaskan otot polos bronkus.
Indikasi :
pengobatan pemeliharaan asma jangka panjang, pencegahan bronchospasms; pencegahan
bronkospasme induced latihan; terapi bersamaan dengan short-acting beta2-agonis, terhirup atau
kortikosteroid sistemik, dan terapi teofilin, jangka panjang administrasi dalam pemeliharaan
bronkokonstriksi pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), termasuk bronkitis kronis
dan emfisema
kontra indikasi:
pertimbangan standar
Route / Dosis:
Pemeliharaan Pengobatan Asma
DEWASA DAN ANAK 5 thn: Inhalasi 12 mcg q 12 jam.
Pencegahan Latihan-Induced Bronkospasme
DEWASA DAN ANAK 12 tahun: Inhalasi 12 mcg 15 menit sebelum berolahraga diberikan pada sesekali,
dasar yang dibutuhkan.
Pemeliharaan Pengobatan PPOK
DEWASA: Inhalasi 12 mcg q 12 jam (max, 24 mcg / 24 jam).
Lanjutan...
Interaksi:
Diuretik, Steroid, Xanthine Derivatif: Semoga mempotensiasi
efek hipokalemia formoterol Nonpotassium Sparing Diuretik
(misalnya, loop atau thiazide diuretik) perubahan EKG dan
hipokalemia dapat diperburuk oleh formoterol MAOIs, trisiklik
Antidepresan, Obat Dikenal Memperpanjang QTc Interval
Formoterol mungkin mempotensiasi agen ini, meningkatkan
risiko aritmia jantung. Beta Blockers Efek dari kedua agen
dapat dihambat.
Efek samping:
KARDIOVASKULAR: Angina, hipertensi, hipotensi, takikardia,
aritmia, palpitasi CNS :. Gugup, sakit kepala, tremor, pusing,
kelelahan, malaise, insomnia, dysphoria EENT :. Rhinitis;
tonsilitis GI :. mulut kering, mual, gastroenteritis; perut nyeri;
dispepsia mETABOLIK: .. Hipokalemia; hiperglikemia; asidosis
metabolik LAIN: kram otot, infeksi dada, infeksi virus
Perhatian:
o Kehamilan: Kategori C.
o Laktasi: ANAK Undetermined : Keselamatan dan
kemanjuran pada anak <5 tahun tidak didirikan
o Kardiovaskular Efek : Sejak formoterol dapat
menghasilkan efek kardiovaskular klinis penting,
gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
gangguan kardiovaskular, insufisiensi terutama
koroner, aritmia jantung, dan hipertensi paradoks
o Bronkospasme : Jika bronkospasme paradoks
terjadi, hentikan formoterol dan terapi alternatif
lembaga akut memburuk, atau memburuk
o Asma: Penggunaan formoterol dalam kondisi ini
adalah tidak pantas.
KIE
TEOFILIN
MEKANISME KERJA
Merelaksasi otot polos bronkus dan menstimulasi jalannya pernafasan utama.
INTERAKSI OBAT
Allopurinol, nonselective beta-blockers, calcium channel blockers,
cimetidine, oral contraceptives, corticosteroids, disulfiram, ephedrine,
influenza virus vaccine, interferon, macrolide antibiotics (eg, erythromycin),
mexiletine, quinolone antibiotics (eg, ciprofloxacin), thyroid hormones:
meningkatkan kadar teofilin
Aminoglutethimide, barbiturates, hydantoins, ketoconazole, rifampin,
smoking (cigarettes and marijuana), sulfinpyrazone, sympathomimetics:
menurunkan kadar teofilin
Benzodiazepines and propofol: Teofilin bisa mengantagoniskan efek sedatif.
Beta-agonists:
Efek
samping
kardiovaskular
bisa
ditambahkan.
Bagaimanapun, bisa digunakan bersama untuk penambahan efek yang
bermanfaat.
Carbamazepine, isoniazid and loop diuretics: Bisa meningkatkan atau
menurunkan kadar teofilin.
A TO Z DRUG FACTS
Informasi obat
Komposisi : teofilin
Aksi : Melemaskan otot polos bronkus dan
merangsang pernafasan pusat.
Indikasi : Pencegahan atau pengobatan
bronkospasme reversibel yang
berhubungan dengan asma atau penyakit
paru obstruktif kronik . Off label:
Pengobatan apnea dan bradikardia
prematuritas ; pengurangan tremor
esensial
A to Z drug
KIE
Tekankan pentingnya tindak lanjut dengan dokter untuk memantau kadar
obat.
Jelaskan kepada pasien bahwa obat yang digunakan untuk mencegah
serangan asma dan harus digunakan terus menerus.
Jelaskan bahwa beberapa bentuk sustained release harus diambil pada
perut kosong. Produk sustained release tidak boleh dihancurkan atau
dikunyah.
Jelaskan bahwa rendah protein, diet tinggi karbohidrat dapat
meningkatkan kadar teofilin sementara tinggi protein, diet rendah
karbohidrat dan makanan arang-panggang dapat menurunkan kadar
teofilin.
Pasien waspada terhadap efek samping yang umum termasuk sakit
perut, mual, insomnia, tremor, jantung berdebar, dermatitis eksfoliatif
dan urtikaria.
Beritahu pasien untuk menghindari produk makanan yang mengandung
kafein.
Anjurkan pasien untuk tidak mengambil dosis ekstra teofilin untuk
serangan asma akut.
Menyarankan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengambil persiapan otc. (A to Z)
Ventolin
Mekanisme kerja
Adrenoseptor merelaksasi otot polos
melalui peningkatan cAMP intraseluler
yang mengaktivasi suatu protein kinase
sehingga menghambat kontraksi otot
dengan
cara
memfosforilasi
dengan
menghambat kinase rantai pendek miosin
sehingga otot polos terelaksasi.
at a glance
Interaksi
Penggunaan salbutamol dan beta 2 agonos lainnya
dengan kortikosteroid, diuretik, atau xanthines
meningkatkan risiko hipokalemia.
Martindhale 36 th
Ventoline
A to Z drug fact
Sediaan
(komposisi
)
Ventolin
Tablets: 2 mg (as sulfate), 4 mg (as sulfate)
Syrup: 2 mg (as sulfate) per 5 mL
Aerosol: Each actuation delivers 90 mcg albuterol
Solution for inhalation: 0.5% (as sulfate)
Ventolin Nebules
Solution for inhalation: 0.083% (as sulfate)
Ventolin Rotacaps
Capsules for inhalation: 200 mcg microfine (as sulate)
Indikasi
Dosis
Inhalasi Aerosol
DEWASA DAN ANAK 4 tahun ( 12 tahun untuk Proventil): 1 sampai 2 kali sehari, 4
sampai 6 jam. pencegahan bronkospasme akibat exercise : 2 kali sehari, 15 menit
sebelum exercise.
Inhalation solution. DEWASA DAN ANAK 2 tahun: 2,5 mg / dosis 3 sampai 4 kali / hari
nebulization. Anak-anak sampai 12 tahun (AccuNeb): 1,25 mg atau 0,63 mg 3 sampai 4
kali / hari nebulization.
Oral
DEWASA DAN ANAK 12 tahun: PO 2 sampai 4 mg / dosis 3 sampai 4 kali / hari. Jangan
melebihi 32 mg / hari. ANAK-ANAK 6 sampai 12 tahun: PO 2 mg / dosis 3 sampai 4 kali /
hari. Jangan melebihi 24 mg / hari. ANAK-ANAK sampai 6 tahun: PO 0,1-0,2 mg / kg /
dosis 3 kali / hari. Jangan melebihi 12 mg / hari. DEWASA DAN ANAK> 12 tahun,
diperpanjang-Release (Volmax): PO 8 mg tiap 12 jam
Sirup
DEWASA DAN ANAK > 12 tahun: 2 atau 4 mg (1 sampai 2 sdt) 3 atau 4 kali / hari. Dosis>
4 mg 4 kali / hari mungkin tepat ketika pasien gagal untuk merespon. ANAK-ANAK 6
sampai 12 tahun: 2 mg (1 sdt) 3 atau 4 kali / hari. Dosis 2 mg 4 kali / hari dapat
ditingkatkan dengan hati-hati. Jangan melebihi 24 mg / hari dalam dosis terbagi. ANAK
sampai 6 tahun: Memulai pada 0,1 mg / kg 3 kali / hari. Dosis dapat ditingkatkan 2 mg 3
kali / hari. Tidak melebihi 2 mg 3 kali / hari. Dosis dapat ditingkatkan sampai 0,2 mg / kg
3 kali / hari, tetapi tidak melebihi 4 mg 3 kali / hari. Lansia dan mereka yang sensitif
terhadap rangsangan adrenergik-b: Batasi dosis awal 2 mg (1 sdt) 3 atau 4 kali / hari.
Individualize dosis setelahnya.
Efek
samping
Precaution
Kehamilan: Kategori C.
Laktasi: Tidak diketahui.
Tenaga Kerja dan Pengiriman: Semoga menghambat
kontraksi uterus. ANAK: aerosol Albuterol dan bubuk
inhalasi pada anak-anak <4 tahun dan solusi albuterol
untuk inhalasi pada anak-anak <2 tahun belum ditetapkan.
Efek kardiovaskular: gejala Toxic dapat terjadi pada pasien
dengan gangguan kardiovaskular. CNS
Efek: stimulasi SSP dapat terjadi; menggunakan hati-hati
pada pasien dengan riwayat kejang atau hipertiroidisme.
Diabetes: Dosis penyesuaian insulin atau agen hipoglikemik
oral mungkin diperlukan.
Penggunaan berlebihan: bronkospasme paradoks dan
serangan jantung telah dikaitkan dengan penggunaan
inhalan berlebihan. Hipokalemia: Penurunan kadar kalium
telah terjadi. Toleransi: Jika dosis sebelumnya efektif gagal
KIE
Beritahu pasien untuk tidak mengunyah atau
menghancurkan kapsul.
Ajarkan metode yang tepat pada pasien
untukmenggunakan meteran-dosis inhaler.
Menyarankan pasien untuk menjaga asupan
cairan 2000 mL / hari.
Anjurkan pasien untuk tidak menggunakan
inhaler otc tanpa konsultasi dokter.
Anjurkan pasien untuk menghubungi dokter
jika gejala tidak berkurang dengan dosis
normal.
Beritahu pasien untuk melaporkan reaksi
yang merugikan atau efek samping.
ATROVENT
IPRATROPIUM BROMIDE
MEKANISME KERJA
Ipratropium
bromide
merupakan
antimuscarinic
bronchodilator.
Obat-obatan
antimuscarinic
memiliki
sifat
bronkodilator.Sistem saraf parasimpatik memainkan peran
dalam regulasi tonus bronchomotor. Senyawa amonium
kuaterner ipratropium bromida, oxitropium bromida, dan
tiotropium
bromida
adalah
antimuskarinik
utama
(antikolinergik) sebagai bronkodilator yang digunakan saat
ini; antimuscarinic mengurangi efek SSP sehingga mereka
memiliki lebih sedikit efek pada klirens mukosiliar
dibandingkan obat-obatan seperti atropin, yang dapat
menghasilkan akumulasi sekresi saluran napas bagian
bawah yang kental dan risiko penyumbatan oleh lendir pada
pasien.
Sebuah antimuskarinik mungkin merupakan bronkodilator
pilihan dalam pengelolaan penyakit paru obstruktif kronik.
Pada pasien dengan asma mereka biasanya disediakan
Interaksi obat
Indication
Bronchospasm:
Maintenance
treatment
of
bronchospasm associated with COPD, including
chronic bronchitis and emphysema, used alone or in
combination with other bronchodilators (especially
beta-adrenergics). Rhinorrhea: Symptomatic relief
of rhinorrhea associated with allergic and
nonallergic rhinitis and symptomatic relief of
rhinorrhea associated with the common cold in
patients 12 yr for aerosol and solution, 6 yr for
0.03% nasal spray, and 5 yr for 0.06% nasal spray.
Contraindication
Hypersensitivity to atropine or any anticholinergic
derivatives or to soya lecithin or related food
products.
Dosage
ADULTS: Aerosol/Inhalation: 2 inhalations (36
mcg) qid (max 12 inhalations/24 hr). Do not exceed
12 inhalations in 24 hours. Solution: 500 mcg (1
unit dose vial) administered 3 to 4 times a day by
oral nebulization, with doses 6 to 8 hr apart. The
solution can be mixed in the nebulizer with
albuterol if used within 1 hr.
Spray 0.03 formulation: 2 sprays (42 mcg) per
nostril 2 or 3 times daily (optimum dose varies).
0.06 formulation: 2 sprays (84 mcg) per nostril 3 or
4 times daily (optimum dose varies).
Interaction
Anticholinergics: There is some potential for additive
anticholinergic effects when administered with other
anticholinergic agents.
Precautions
Pregnancy: Category B. Lactation: Undetermined. Children:
Safety and efficacy in children < 12 yr not established for
aerosol and solution; < 6 yr for 0.03% nasal spray; < 5 yr
for 0.06% nasal spray. Special risk patients: Use drug with
caution in patients with narrow-angle glaucoma, prostatic
hypertrophy, bladder neck obstruction due to increased risk
for precipitation or worsening of underlying disease. Acute
bronchospasm: Not indicated for initial treatment of acute
episodes of bronchospasm in which rapid response is
required. For relief of bronchospasms in acute exacerbations
of COPD, drugs with faster onset may be preferable as initial
therapy. The combination of ipratropium and beta agonists
in the relief of bronchospasms associated wtih COPD has
not been demonstrated to be more efficacious than either
drug
alone.
Administration/ Storage
Inhalation
Store at room temperature. Avoid excessive humidity.
Allow 1 to 2 min between inhalations.
Shake inhaler well before administration.
If patient is also receiving an inhaled beta 2-agonist, give beta2agonist before administering ipratropium.
Use spacing device (eg, Aerochamber) to facilitate intrapulmonary
deposition.
Have patient rinse mouth with water or mouthwash after each use.
Nasal spray
Initial pump priming: 7 actuations of the pump. For regular use, no
further priming is required. If not used for > 24 hours, 2 actuations
are needed. If not used for > 7 days, 7 actuations are needed.
Store tightly between 59 and 86F. Avoid freezing.
Solution
Store at room temperature. Protect from light. Store unused vials in
the foil pouch.
Assesment
Obtain patient history, including drug history and
any known allergies.
Assess respiratory status before initiation of
therapy and monitor after inhalation of
ipratropium. Therapeutic response is demonstrated
by patient's ability to breathe adequately.
If exacerbation of symptoms occurs, notify
physician.
Give patient frequent sips of water and sugarless
hard candy or gum to relieve dry mouth.
Since drug tolerance may develop with long-term
therapy, dosage may need to be increased.
Education (KIE)
Instruct patient on proper use of inhaler. Explain value of using spacing device.
Instruct patient on proper sequencing and timing if using more than one inhaled agent.
Teach patient how to determine when canister is empty and needs to be replaced.
Teach patient how to properly use the nasal spray.
Caution patient not to rely on ipratropium for acute bronchospasm.
For relief of dry mouth, suggest use of saliva substitute, practice of good oral hygiene,
rinsing of mouth after inhalation. Instruct patient to take sips of water frequently, suck
on ice chips or sugarless hard candy, or chew sugarless gum.
Caution patient to avoid spraying aerosol in eyes; temporary blurred vision may result.
Advise patients using aerosol to seek immediate medical attention if recommended
dosage does not provide relief or if symptoms worsen.
Advise patients not to use other inhaled drugs unless prescribed while taking
ipratropium inhalation aerosol.
Use a nebulizer with a mouthpiece for the solution rather than a face mask to reduce the
likelihood of the solution reaching the eyes.
Instruct patient to notify physician if condition worsens or if the following symptoms
occur: Dizziness, nausea, headache, palpitations, or cough.
Advise patient using nasal spray to avoid spraying in or around eyes. Patient should
contact physician if experiencing eye pain, blurred vision, excessive nasal dryness, or
nasal bleeding.
Advise patient that drug may cause dizziness and to use caution while driving or
performing other tasks requiring mental alertness.
TERAPI NONFARMAKOLOGI
1. Edukasi kepada pasien/keluarga untuk meningkatkan
pemahaman (mengenai penyakit asma secara umum dan
pola penyakit asma sendiri)
2. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
3. Pemberian oksigen
4. Banyak minum untuk menghindari dehidrasi terutama
pada anak-anak
5. Kontrol secara teratur
6. Pola hidup sehat
Dapat dilakukan dengan :
- Penghentian merokok
- Menghindari kegemukan
- Kegiatan fisik misalnya senam asma
6. Lanjutkan untuk bernapas dalam untuk memastikan obat dapat mencapai paruparu.
7. Tahan napas selama kurang lebih 10 detik (atau selama kondisi senyaman yang
terasa) lalu buang napas perlahan.
8. Jika membutuhkan semprotan berikutnya, tunggu sampai 30 detik, dan kocok
kembali inhaler, ulangi langkah 4 sampai 7.
9. Tutup kembali mulut inhaler dan simpan inhaler di tempat yang kering.
10. Setelah selesai, berkumur-kumur, dan catat dosis yang sudah terpakai.