Anda di halaman 1dari 8

1/10/2016

MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS

SURVEILANS SENTINEL HIV

HIV

AIDS

HIV (Human Immuno-deficiency


Virus):
adalah virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia
dan menimbulkanAIDS
HIV menyerang limfosit yang
disebut sel T-4 atau sel Tpenolong (T-helper), atau
disebut juga sel CD-4
Seorang pengidap HIV terlihat
biasa saja seperti halnya orang
lain karena tak menunjukkan
gejala klinis. Hal ini bisa terjadi
selama 5-10 tahun.

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome):


Merupakan kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus
yang disebut HIV.
Kerusakan progresif pada sistem kekebalan
tubuh menyebabkan pengidap HIV (ODHA)
amat rentan dan mudah terjangkit macammacam penyakit.

Kronologi HIV & AIDS

Situasi di dunia

Stadium pertama: awal terinfeksi HIV termasuk


masa window pariod (periode jendela)

Diseluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang


hidup dengan HIV yang meliputi 16 juta perempuan
dan 3.2 juta juta anak berusia < 15 tahun .

Stadium ke-dua: tanpa gejala (asimptomatik)


Stadium ke-tiga: Pembesaran kelenjar limfe
(AIDS Related Complex)
Stadium ke-empat: AIDS

Jumlah infeksi baru HIV pada 2013 sebesar 2.1 juta


yang terdiri dari 1.9 juta dewasa dan 240.000 anak
berusia <15 tahun.
Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1.5 juta
yang terdiri dari 1.3 juta yang terdiri dari 1.9 juta
dewasa dan 240.000 anakj berusia <15 tahun.

1/10/2016

Situasi di Indonesia
Di Indonesia, HIV/AIDS pertama kali ditemukan di provinsi Bali

Dua epidemi HIV/AIDS di


Indonesia

pada tahun 2013.

1) Epidemi terkonsentrasi pada kelompok tertentu


Hingga saat ini HIV/AIDS sudah menyebar di 386

kabupaten/kota seluruh provinsi Indonesia.

Tahun 2013 HIV/AIDS pertama kali ditemukan


Pada tahun 2012 dilakukan estimasi jumlah ODHA di Indonesia

dan diperoleh hasil 591.823 orang dengan penyebaran di


seluruh wilayah dan dapat dikatakan tidak ada satu provinsi
pun yang terbebas dari HIV.

Data yang dilaporkan Dinas Kesehatan Provinsi sampai

dengan Juni 2014, jumlah kumulatif pengidap HIV sebanyak


143.078 orang dan penderita AIDS sebanyak 54.018 orang.

yang disebut kelompok berisiko yakni pekerja seks


dan pelanggannya, pengguna jarum suntik atau
penasun, lelaki seks dengan lelaki (LSL), gay dan
waria; serta
2) Generalized Epidemic atau epidemi yang sudah
tingkat epidemi HIV di sebagian besar provinsi di
Indonesia pada tingkatan epidemi terkonsentrasi
kecuali Tanah Papua (Papua dan Papua Barat) yang
mempunyai status epidemi meluas rendah atau low
generalized epidemic. Prevalensi HIV di Indonesia
0.4% sementara untuk Tanah Papua sebesar 2.3%.

Penularan HIV

PMS dan HIV

Darah, air mani, cairan vagina


Melalui hubungan seksual dengan seseorang
yang sudah terinfeksi HIV
Melalui transfusi, IDUs dan kegiatan medis
dengan alat tusuk dan iris tercemar HIV
Dari Ibu ke janin/bayi-nya selama
kehamilan, persalinan atau menyusui

PMS merupakan ko-faktor penularan HIV


Penderita PMS lebih rentan terhadap HIV
Penderita PMS serta HIV akan lebih mudah
menularkan ke orang lain
Pengidap HIV menjadi rentan terhadap
berbagai penyakit termasuk PMS
Pengidap HIV yang juga PMS akan lebih
cepat menjadi AIDS

Surveilans Sentinel

Surveilans Sentinel

Sentinel Surveilans adalah kegiatan analisis


data dengan cara pengumpulan dan
pengolahan data secara terus menerus yang
dilakukan di wilayah/ unit yang terbatas atau
sempit. (Depkes RI, 2004)

Aktivitas pemantauan terhadap suatu populasi luas atau


suatu populasi tertentu yang difokuskan pada indikator
kesehatan kunci, yakni:
1. Sentinel kejadian kesehatan, yakni berupa kejadian

penyakit, kecacatan atau kematian yang dapat menjadi


tanda penting bahwa upaya preventif atau pengobatan
yang sedang dijalankan perlu melakukan perbaikan.
(Rutsein)
2. Surveilans Sentinel, yakni suatu sistem yang dapat
memperkirakan insiden penyakit pada suatu negara
yang tidak memiliki sistem surveilans yang baik berbasis
populasi tanpa melakukan survei yang mahal.
(Woodhall)

1/10/2016

Macam2 Surveilans Sentinel

Sero Surveilans Sentinel HIV


Sero Surveilans kegiatan pengumpulan data HIV

1. Sentinel Health Event (Sentinel kejadian


kesehatan)
2. Sentinel Site (klinik atau pusat pelayanan
lain yang memonitor kejadian-kejadian
kesehatan)
3. Sentinel Provider (kerjasama para
penyelenggara pelayanan kesehatan
perorangan)

Populasi Sentinel
Dasar: faktor risiko penularan HIV
Perilaku risiko tinggi:
- Penularan lewat air mani dan cairan vagina:

melalui pengambilan & pemeriksaan serum darah


Sentinel gardu jaga
pemantauan prevalensi HIV pada populasi sentinel

melalui pengambilan dan pemeriksaan serum darah


Pada tempat dimana sampel darah diambil utk

pemeriksaan rutin utk tujuan lain


unlinked anonymous (UA) pemeriksaan anti HIV

terhadap sampel darah yang diambil untuk


pemeriksaan-pemeriksaan lain, dan setelah
menghilangkan semua identitas penderita. Hasil
pemeriksaan ini tidak dapat dihubungkan kembali
dengan si penderita

Kriteria Populasi Sentinel


- Dpt diidentifikasi
- Dpt dijangkau utk survei
- Terjaminnya kesinambungan survei pd pop. tsb.

- hub. seksual dgn banyak pasangan

- Jumlah anggota pop. cukup memadai

- WPS, Waria, pria penderita IMS

- Di tempat yang secara rutin darah diambil utk


tujuan lain

- penularan lewat darah:


- pengguna napza suntik tdk steril

Sub-populasi sasaran (1)


WPS > wanita yang menjual jasa seks

- Hub seks dgn banyak pasangan & tingginya prevalens IMS


- Langsung & tdk langsung (sulit dijangkau)
- Penjangkauan: melalui kegiatan penanggulangan sifilis
Pasien pria dengan IMS > pria dengan IMS yg berobat ke
klinik kelamin
- IMS > perilaku seks berisiko dgn tdk menggunakan kondom
- Penjangkauan: klinik IMS dengan pasien pria IMS 50-100/bln
- Pendekatan: UA dari pengambilan darah utk sifilis

- Pelayanan & rencana pengembangan pelayanan


khusus

Sub-populasi sasaran (2)


Pengguna Napza Suntik (IDU Intravenous Drugs Users) >

pengguna napza suntik yg datang ke sarana kesehatan


- Penggunaan alat tdk steril secara bersama-sama
- Penjangkauan: Sarana kesehatan yg melayani pengguna
sebanyak 25-50 pasien baru/bln
- Pendekatan: UA dari pengambilan drh utk tes drh rutin (hepatitis
B/C) & informed consent
Narapidana > seseorang yg sedang menjalani hukuman di Lapas

- Seks anal tanpa kondom & penggunaa napza suntik


- Penjangkauan: Lapas dengan program pencegahan HIV
- Pendekatan: UA & Informed Consent (IC)

1/10/2016

Jumlah peningkatan kasus dari


tahun 1987 - 2014

Sub-populasi sasaran (3)


Ibu hamil pengunjung KIA > ibu hamil yg memeriksakan

kehamilannya pd klinik KIA selama periode survei


- Menggambarkan masyarakat umum
- Bila pada WPS > 5%
- Pemeriksaan skrining sifilis ibu hamil di RSU
- UA dr pengambilan darah rutin/tes sifilis

Waria penjaja seks > waria pd tempat tertentu yg melakukan transaksi

seks
- Seks anal tanpa kondom
- Dilakukan bl jml waria yg menjual jasa seks memenuhi syarat jml
sampel
- UA utk HIV/tes sifilis

Jumlah Infeksi HIV yang dilaporkan menurut kelompok


umur 2010 - Sept 2014

Jumlah Infeksi HIV yang dilaporkan


menurut jenis kelamin

25000
20976

20000
16421

15648

15490

15133

15000
10000

4493

5000

3480

390 405

3113

827

0
2010

2011
<4

5-14

3587

2964
541 208 697

547 242 683

2012
15-19

20-24

759 3161058

553 234 813

2013
25-49

2014

>50
Sumber: Ditjen PPPL Kemkes RI, 2014

Jumlah Infeksi HIV/AIDS yang dilaporkan

Jumlah Infeksi HIV yang dilaporkan per


Provinsi

1/10/2016

Sepuluh provinsi yang melaporkan jumlah


kumulatif terbanyak

Case Fatality Rate AIDS yang dilaporkan

Sumber Data Surveilans


Sentinel
- Register harian dan LBI Puskesmas termasuk
pencatatan dari Puskesmas Pembantu
- Penyakit yang dicatat adalah kasus baru
- Pencatatan total laki-laki dan perempuan serta
total kunjungan
- Register rawat jalan dan rawat inap Rumah sakit
(RL2a dan RL2b)
- Pada register rawat jalan dan rawat inap RS
dicatat total laki-laki dan perempuan, total
kunjungan, dan total kematian perjenis penyakit.

Pelaksanaan SSHIV
Unlinked Anonymous (UA) pemeriksaan anti
HIV terhadap sampel darah yang diambil untuk
pemeriksaan-pemeriksaan lain, dan setelah
menghilangkan semua identitas penderita. Hasil
pemeriksaan ini tidak dapat dihubungkan
kembali dengan si penderita
Informed Consent
Frekuensi: 1x setahun
Pengumpulan sampel: setiap hari selama 2-4 bln
Jml sampel

Kerangka sampling
Perhitungan besar sampel dari estimasi
prevalens HIV

Keputusan tentang cara sampling yg sesuai


Pendekatan pemilihan sampel:
- Sampling pd tempat pelayanan kesehatan
- Sampling di lapangan
- Sampling di institusi

1/10/2016

Pemilihan sampel
Sampling pd tempat pelayanan kesehatan

- Pasien pria di klinik IMS, pengguna napza suntik di klinik


rehab, ibu hamil di KIA
- Setiap pengunjung baru sampai jml sampel terpenuhi
- IC utk tes darah
Sampling di lapangan
- WPS langsung, Waria penjaja seks di tempat-tempat
tertentu
- Pilih wisma secara acak > seluruh populasi pada wisma
terpilih menjadi sasaran survei
Sampling di Institusi
- Narapidana di Lapas
- Daftar blok dgn jml penghuni > pilih scr acak > diulang
hingga jml sampel terpenuhi
- IC utk HIV

Pengambilan spesimen > universal precaution


Pemeriksaan Lab: Strategi II > 2 reagen yang
berbeda > sensitifitas tertinggi (>99%) kemudian
spesifitas tertinggi
Kode: 0000 A B /20/P/BLN/THN
Mis: 3578 DA/25/P/8/02
Data:Daerah, sub-pop sentinel, kelompok
umur, jenis kelamin & bln/thn
Data penunjang: Darah donor PMI & TKI

Pengumpulan Data

Data kasus HIV dapat diperoleh melalui laporan hasil pemeriksaan HIV oleh
Laboratorium yang meliputi kode spesimen yaitu : Kabupaten/ Kota, subpopulasi sasaran, golongan umur, jenis kelamin, bulan dan tahun
pemeriksaan. Laporan Balai Laboratorium Kesehatan ini akan dikirimkan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dengan tembusan ke Dinas
Kesehatan Provinsi dan Ditjen PPM & PL-Dit P2ML minat Subdit AIDS& PMS
di Jakarta. Laporan hasil pemeriksaan HIV dan sifilis dikirim dengan memakai
formulir HIV-2.

Kemudian Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota mengirimkan laporan


tersebut dari kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dengan tembusan ke
Ditjen PPM & PL minat Subdit AIDS & IMS langsung setelah menerima hasil
laboratorium. Dinas Kesehatan Provinsi akan memakai Laporan Surveilans
Sentinel HIV tersebut sebagai data dasar untuk dimasukkan kedalam
program komputer SSHIV yang menjadi pusat pengolahan data surveilans
sentinel HIV di provinsi.

Data yang dikumpulkan tersebut pada umumnya bukan merupakan populasi


sasaran surveilans sentinel HIV misalnya: Data darah donor dari UTD/ UTDP
dan Data dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berangkat ke luar negeri.

Kompilasi Data
Semua data yang dikumpulkan dari lapangan (dari

masing-masing sub- populasi sentinel) diolah


dengan menggunakan SSHIV oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota dan Provinsi, selanjutnya Dinas
Kesehatan Provinsi akan melakukan kompilasi hasil
pengumpulan data dari lapangan dan dari Balai
Laboratorium Kesehatan Provinsi di tingkat Provinsi.
Hasil olahan ini akan dikirimkan ke Ditjen PPM& PL Dit P2ML, cq Subdit AIDS& IMS untuk dilakukan
analisis di tingkat nasional.

Analisis Data

Interprestasi Data

Di kabupaten/ kota dan provinsi pengelola program PMS

Data surveilans sentinel HIV harus


diinterpretasikan untuk menilai seberapa
cepat peningkatan atau penurunan prevalens
HIV pada berbagai sub-populasi sasaran di
daerah masing-masing (populasi sentinel).

dan HIV/AIDS melakukan analisis sederhana supaya bisa


menunjukkan tren/ kecenderungan prevalens HIV pada
setiap sub- populasi sentinel menurut waktu dan tempat
dengan menggunakan grafik-grafik sederhana. Di tingkat
pusat, data yang terkumpul dari semua daerah akan
disimpan di Subdit AIDS & PMS Ditjen PPM & PL DepKes
RI. Data tersebut akan dianalisis untuk melihat tren/
kecenderungan prevalens infeksi HIV berdasarkan
orang, waktu dan tempat dalam bentuk grafik dan
ditambahkan penjelasan.

1/10/2016

Umpan Balik Data

Monitoring - Evaluasi

Direktorat P2ML cq. Subdit AIDS& PMS akan memantau pelaporan


pelaksanaan kegiatan surveilans HIV di seluruh wilayah yang
melaksanakan kegiatan surveilans sentinel HIV.
Selanjutnya mereka akan membuat laporan singkat hasil surveilans
sentinel. Laporan singkat tersebut akan dikirimkan kepada semua pihak
yang terkait baik di tingkat nasional maupun di tingkat
provinsi/kabupaten/kota yang terkait. Dinas Kesehatan Provinsi juga
perlu membuat laporan singkat yang berasal dari kabupaten/ kota
setempat, dan mengirimkannya kepada semua pihak yang terkait di
provinsi tersebut. Laporan umpan balik tersebut memuat interpretasi
analisis data sentinel surveilans HIV:
Ringkasan hasil prevalens HIV menurut populasi sentinel dan waktu:
tren/kecenderungan peningkatan atau penurunan prevalens infeksi-HIV
pada masing-masing populasi sentinel yang dipilih pada masing-masing
wilayah.
Bila tersedia, hasil surveilans perilaku dilaporkan bersamaan hasil sero
surveilans sentinel HIV

Monitoring merupakan pengawasan rutin terhadap

Analisis dan rekomendasi tindak


lanjut SS

Prosedur

Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/kota dalam analisis dan rekomendasi


tindak lanjut adalah sebagai berikut :
- Melakukan analisis mingguan PWS penyakit potensial KLB dalam bentuk
tabel, dan grafik kecenderungan mingguan.
- Menginformasikan hasilnya pada Rumah sakit Sentinel dan non
sentinel, Puskesmas, program terkait di Dinas Kesehatan Kab/kota dan
Dinas Kesehatan Ka./kota yang berbatasan dengan PWS atau SKD KLB
serta sektor terkait.
- Melakukan analisis tahunan perkembangan penyakit, dan
menghubungkannya dengan faktor risiko, perubahan
lingkungan, perencanaan, dan keberhasilan program.
- Memanfaatkan hasil analisis untuk profil tahunan, bahan perencanaan
Dinkes Kab./kota, serta informasi program untuk Dinas Kesehatan
propinsi, Rumah sakit, laboratorium, pusat penelitian, perguruan
tinggi, Ditjen PPM & PL, serta sektor terkait di daerahnya

informasi penting dari kegiatan surveilans sentinel


yang sedang dilaksanakan dan hasil-hasil program
yang harus dicapai. Pada pelaksanaan surveilans
sentinel, monitoring dilakukan pada prosesnya
melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Kegiatan
ini dilaksanakan oleh petugas Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, BLK dan
Subdit AIDS& PMS sesuai dengan protap.
Evaluasi kegiatan surveilans sentinel dilakukan pada

tahap input, proses pelaksanaan danoutput.

Prosedur pemeriksaan darah untuk penderita AIDS


adalah yang pertama harus mengisi informed
consent yang artinya ketersediaan subjek untuk
diambil darahnya kemudian diberikan konseling
sebelum serta sesudah test terhadap subjek dan
yang terpenting harus rahasia agar subjek yag
diambil darahnya merasa nyaman dan tidak timbul
rasa khawatir misalnya tidak di beri nama bisa
langsung nama kota atau nama samaran saja.

Prosedur

Prosedur

Cara pencatatan kasus surveilans AIDS yaitu yang pertama

Pelaporan kasus surveilans AIDS yaitu dengan


menggunakan formulir dari laporan penderita
positif AIDS yang kemudian laporan kasus ini
dikirim secepatnya tanpa menunggu suatu
periode waktu dan harus dilaporkan pada saat
menemukan penderita positif AIDS bisa
melalui fax atauemail untuk sementara tetapi
kemudian disusul dengan data secara tertulis.

malakukan pemeriksaan fisik terhadap penderita yang


mencurigakan terkena AIDS seperti terdapat 2 tanda mayor
serta 1 tanda minor, kedua yaitu pemeriksaan laboratorium
untuk menguatkan dugaan terhadap penderita, selanjutnya
pemeriksaan laboratorium akan menghasilkan data apakah
penderita positif AIDS atau tidak. Apabila penderita positif
menderita AIDS maka wajib mengisi formuir penderita
AIDS agar semua kasus dapat dilaporkan baik yang sudah
meninggal atau yang masih hidup, untuk yang sudah
meninggal meskipun sebelumnya sudah lapor pada saat
meninggal juga wajib lapor, karena penguburan mayat
positif AIDS berbeda dengan yang biasa.

1/10/2016

Manajemen Data
Setiap tk administratif utk advokasi & perencanaan >>

Program SSHIV

Kompilasi & pelaporan: kab kota > propinsi > pusat >> global
Analisis data: kab/kota & propinsi scr sederhana utk

menunjukkan kecenderungan prevalens HIV & Pusat

Dasar analisis data:

- Membandingkan point prevalens utk trend analysis


- Membandingkan analysis dr masing-masing populasi
sentinel
Interpretasi:
Perubahan prevalens HIV utk tiap pop sasaran > prioritas
Estimasi jml HIV di masa depan
Umpan balik: pelaksanaan surv & hsl interpretasi data surv.

SSP (Survei Surveilans


Perilaku)
Perkembangan surveilans epidemiologi
Memantau perilaku sebagai salah satu faktor
risiko penyakit
Sistem surveilans perilaku yang sudah
berkembang di Indonesia adalah Survei
Surveilans Perilaku (SSP):
mementingkan penggunaan data tentang perilaku

untuk mendapatkan informasi dan menjelaskan tren


HIV pada populasi
Data perilaku juga dibutuhkan untuk merencanakan
dan mengevaluasi dampak dari HIV.

SSP di Indonesia

INDIKATOR KUNCI SSP

Prop:
Sumut, Riau, DKI, Jabar, Sulut, Papua, Sumsel, Ja
teng, Maluku dan Jatim (Kota Surabaya)
Populasi: Pria & wanita risiko tinggi HIV
Sasaran: WPS (langsung & tdk langsung), Sopir &
kernetnya, pelaut & nelayan, remaja
Mendekati surv generasi kedua
Unlinked Anonymous
Survei dan Surveilans IMS
Survei dan surveilans perilaku

% pernah mendengar HIV/AIDS


% mengetahui cara pencegahan dengan kondom
% pernah berhubungan seks dengan WPS dalam setahun terakhir
% mempunyai lebih dari 1 pasangan seks dalam setahun terakhir
Rata-rata jumlah tamu/pelanggan yang dilayani dalam seminggu
terakhir
% menggunakan kondom pada seks komersial terakhir
% selalu menggunakan kondom pada seks komersial dalam
setahun terakhir untuk pria dan seminggu terakhir untuk WPS
% pernah menggunakan narkoba suntik
% yang mengalami gejala IMS dalam setahun terakhir
% berobat ke petugas kesehatan bagi yang mengalami gejala
PMS dalam setahun terakhir

DATA SURVEILANS HIV


Surveilans Biologis

Sentinel serosurvei pada sub populasi


Screening HIV pada darah donor
Screening HIV pada pekerja
Screening HIV pada populasi umum
Screening HIV pada populasi khusus

Surveilans Perilaku

Survei cross-sectional pada populasi


umum
Survei cross-sectional pada populasi
khusus (populasi berisiko)

SURVEILANS
GENERASI KEDUA

Sumber Data lain

Surveilans HIV dan AIDS


Data kematian
Surveilans penyakit menular
seksual, surveilans TB

Anda mungkin juga menyukai